NovelToon NovelToon
Stuck On You

Stuck On You

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintamanis / CEO / Cinta Seiring Waktu / Cinta Murni
Popularitas:2.2k
Nilai: 5
Nama Author: _Sri.R06

Kehidupan Agnia pada awalnya dipenuhi rasa bahagia. Kasih sayang dari keluarga angkatnya begitu melimpah. Sampai akhirnya dia tahu, jika selama ini kasih sayang yang ia dapatkan hanya sebuah kepalsuan.

Kejadian tidak terduga yang menorehkan luka berhasil membuatnya bertemu dengan dua hal yang membawa perubahan dalam hidupnya.

Kehadiran Abian yang ternyata berhasil membawa arti tersendiri dalam hati Agnia, hingga sosok Kaivan yang memiliki obsesi terhadapnya.

Ini bukan hanya tentang Agnia, tapi juga dua pria yang sama-sama terlibat dalam kisah hidupnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon _Sri.R06, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Situasi Macam Apa Ini?

Siang ini, matahari cukup trik di atas sana. Rasanya, angin yang bertiup pun tak berhasil memberikan rasa sejuk akibat panas yang terasa. Untuk menghilangkan rasa kering ditenggorokan, di kursinya, Agnia sudah memesan minuman dingin dengan rasa jeruk yang untungnya berhasil menghilangkan dahaga.

Saat ini, wanita itu berada di sebuah kafe dengan seorang teman baru di kampusnya—Angela. Mereka telah membuat janji untuk mengerjakan tugas bersama setelah sebelumnya mencari materi yang dibutuhkan dari berbagai sumber.

“Kamu serius tidak ingin memesan minuman?” tanya Agnia.

Angela yang sedang fokus pada laptopnya mendongak, dia tersenyum sebelum akhirnya menggeleng pelan. “Tidak, nanti saja. Aku belum haus,” katanya.

Agnia mengangguk sebagai tanggapan, kembali meminum jus jeruknya sebelum akhirnya kembali pada laptop miliknya itu.

Suasana kafe itu cukup nyaman, ditambah lagi, dengan bantuan pendingin, membuatnya terasa sejuk. Namun, suasana yang tercipta justru terasa lebih hangat. Entah dari pencahayaan yang terlihat, atau tenangnya suasana kafe siang itu.

Agnia juga sempat memesan makanan ringan untuk menemani mereka saat mengerjakan tugas, tentu saja, dia tidak bisa lebih fokus tanpa sesuatu untuk dimakan.

Tidak sampai empat puluh menit setelahnya, Agnia akhirnya bisa meregangkan otot-otot tubuhnya yang terasa kaku dan sakit. Tugasnya telah selesai, mungkin hanya tinggal merevisi beberapa poin yang masih dirasa kurang nanti.

“Kamu selesai?” Angela bertanya saat melihat Agnia sudah menutup laptopnya.

Agnia mengangguk. Dia memakan kentang goreng yang baru saja di sajikan. “Iya, masih ada waktu tiga hari. Aku bisa memperbaiki yang kurang nanti.”

Sebenarnya, Agnia sudah memahami setiap poin dari tugas yang diberikan. Dia juga sudah membaca banyak buku di perpustakaan yang bisa dijadikan referensi. Jadi, singkatnya Agnia hanya tinggal mengetikkannya saja.

“Kamu sudah selesai?” tanya Agnia, namun saat itu dia melihat Angela menggeleng dengan ringisan kecil.

“Waktu kita masih banyak, pelan-pelan saja,” kata Agnia. Angela membalasnya dengan anggukan ringan.

Namun, 5 menit setelahnya, mereka tidak lagi disibukkan dengan tugas kampus. Angela memutuskan untuk istirahat, dan kini mereka berbincang ringan mencari tahu tentang satu sama lain.

Sebenarnya, bagi Agnia, Angela adalah tipe orang yang lembut dan baik. Tampilannya terlihat sederhana, dengan kacamata bulat tebal yang bertengger di hidungnya. Agnia juga mulai memperhatikan, Angela lebih sering mengepang rambutnya. Mereka memang belum lama kenal, namun rasanya kebiasaan mereka cukup cocok meskipun banyak perbedaan.

Tidak lama, terdengar bunyi lonceng dari pintu kafe, menandakan kedatangan pengunjung baru. Dan entah mengapa, saat tanpa sengaja Agnia berbalik untuk melihat ke arah pintu itu, 3 orang wanita yang memasuki kafe juga melihat ke arah meja Agnia dan Angela.

Awalnya, Agnia merasa mungkin dia salah paham. Namun, tanpa sengaja dia melihat ke arah Angela, dan wajah wanita itu malah menunjukkan raut ketakutan.

Agnia mengernyit, sebelum kemudian mengangkat sebelah alisnya. “Kenapa?” tanyanya. Saat itu dia hanya melihat Angela menggeleng setelah mencuri pandang pada 3 wanita yang ternyata sudah berhenti tepat di samping mereka.

Agnia mendongak, dan dia semakin bingung setelah melihat ketiga wanita itu ternyata hanya menatap ke arah Angela dengan sorot merendahkan di sana.

Sesekali salah satu dari mereka akan berbisik pada yang lainnya kemudian berakhir tertawa kecil seolah sedang mengejek Angela yang jelas-jelas mereka tatap dengan aneh.

“Heh, cupu!”

“I-iya?” Angela menjawab dengan kepalanya yang terus tertunduk.

Sementara itu Agnia tersentak mendengar panggilan yang diberikan tiga wanita itu untuk Angela.

“Minggir dong—Ah elah.” Saat itu juga salah satu dari mereka mendorong tubuh Angela dengan kasar nyaris membuat wanita itu terjatuh. Setelah melihat kursi Angela kosong salah satu dari wanita itu duduk di sana, dia masih menatap Angela dengan tatapan merendahkan itu.

Agnia yang saat itu hendak menegur langsung terhenti saat matanya bersitatap dengan Angela, wanita itu menggeleng panik membuat Agnia mau tidak mau harus menahan diri.

“Kamu, minggir!” Wanita lain dengan rambut yang di cat coklat terang tampak menunjuk pada Agnia.

Saat itu, jelas Agnia menolak. Dia bukan seorang penurut. Jadi, wanita itu hanya menatap tenang dengan sebelah alis yang terangkat.

“Minggir!” Wanita itu kembali berkata, kini membuat dua wanita lainnya menatap penuh tanya pada Agnia.

“Dari awal, ini adalah tempat kami, kamu tidak memiliki hak untuk membuatku pergi!” tukas Agnia, nada suaranya masih terdengar tenang namun itu berhasil menyulut amarah wanita ber-cat rambut coklat terang tadi.

Nyaris saja Agnia mendapatkan jambakan pada rambutnya. Namun, Angela berhasil menghentikan itu dengan menahan tangan wanita sebelumnya, hingga membuatnya ditatap dengan tajam.

“Jangan! Biarkan Agnia. Dia tidak tahu apapun. Aku akan melakukan apapun untuk kalian, tapi lepaskan Agnia, ya?” Angela menarik tangan itu begitu erat, mengguncangkannya hingga membuat wanita tadi risih dan langsung menghempas tangan Angela dengan kasar.

“Oke, bukan masalah. Sekarang aku mau … sesuatu yang dingin, bisakan?”

Seketika itu Angela mengangguk atas permintaan wanita yang duduk di kursinya.

“Aku juga mau, sekalian sama camilan, ya,” kata wanita lain yang dari tadi belum bertindak apapun. Lagi-lagi Angela mengangguk.

“Sama,” kata wanita yang sebelumnya berselisih dengan Agnia.

Namun saat Angela akan pergi, Agnia sudah berdiri dan menahan tangannya. “Tidak perlu menjadikan diri kamu rendah di depan mereka.” Agnia berkata pelan, namun jelas bisa di dengar oleh Angela juga ketiga orang itu.

“Kalian punya kaki, kan? Pergi sendiri, bisa?”

Angela di tempatnya sudah menatap panik pada Agnia, dia takut Agnia akan mendapat masalah karena membantunya.

“Kita pergi sekarang.” Agnia hendak membawa Angela pergi namun terhenti saat salah satu dari orang-orang itu menahan lengannya dengan kuat.

“Apa kita punya masalah sebelumnya?” tanya wanita yang sebelumnya duduk di kursi Angela.

Mereka saling berhadapan, wanita itu tampak memiliki fitur wajah penindas, cantik memang, namun keangkuhannya masih tercetak jelas di sana.

“Aku tidak pernah memiliki masalah dengan orang lain, kecuali mereka yang mencarinya sendiri,” jawab Agnia, dia dapat melihat wanita itu mengeraskan rahang.

“Bia, udahlah. Jangan basa-basi lagi, tampar aja sekalian!” wanita dengan polesan make up paling tebal itu sudah bersungut penuh semangat, namun saat itu Agnia sedikit mengernyit. Melihat wanita itu, rasanya dia tidak asing.

Saat itu, wanita bernama Bia itu tersenyum kecil. Kemudian dia terkekeh sambil telapak tangannya yang kini menepuk pelan pipi Agnia, seolah memperingati wanita itu. “Kau memiliki kepercayaan diri yang bagus, tapi sayangnya … seharusnya tidak gunakan saat berhadapan dengan kami,” ujar Bia, yang diangguki yang lain.

Agnia sementara itu menghela napas, dia menepis tangan Bia di pipinya.

“Jangan karena kalian memiliki sesuatu yang melindungi kalian, kalian justru bertindak seenaknya. Dunia … tidak selalu berputar di sekeliling kalian.” Agnia kini hanya fokus menatap pada Bia. “Siapa yang tahu, di masa depan, kamu bisa saja terjatuh di lumpur hanya karena salah mengambil jalan?”

Namun kejadian itu begitu cepat, sesuatu yang basah dan lengket mengenai bagian depan pakaiannya. Ternyata, Bia yang sedari awal sudah begitu emosi tidak bisa lagi menahan diri. Jadi, dia tidak segan menyiramkan jus jeruk milik Agnia yang masih tersisa setengah hingga membasahi pakaian wanita itu, dan sedikit menciprati sebagian dari wajah Agnia.

“Oops! Tanganku licin.” Bia menyeringai penuh kemenangan, terakhir menatap sengit pada Agnia yang masih terlihat tenang dengan keadaan dirinya yang sudah kacau.

“Kita pergi,” perintah Bia, setelahnya ketiga wanita itu pergi begitu saja meninggalkan semua kekacauan yang telah mereka buat.

“Ya ampun … Agnia, kamu tidak apa-apa, kan?” tanya Angela, pelupuk matanya hampir mengeluarkan cairan bening.

Agnia tersenyum kecil, bermaksud menenangkan. “Aku baik-baik saja, bajuku hanya basah sedikit. Aku akan ke kamar mandi dulu. Kamu duluan saja, ya. Ini—” Agnia mengeluarkan 5 lembar uang berwarna merah, menyerahkan pada Angela, ia lantas melanjutkan, “sampaikan maafku untuk pemilik kafe, karena sudah mengganggu ketenangan semua orang.” Agnia kembali tersenyum, saat itu dia melihat wajah lesu Angela setelah menganggukkan kepalanya.

“Aku akan menyusulmu setelah selesai dengan ini—” Agnia hanya memberi isyarat pada pakaiannya yang sudah kotor.

Dia kemudian mengambil tote bag berisi laptop dan beberapa barang lain, sebelum pergi ke toilet untuk membersihkan pakaiannya.

***

Agnia terdiam lama di depan kaca wastafel toilet, dia pandangi pakaiannya yang sudah persih itu, namun tetap saja. Kini pakaiannya bertambah basah.

Kemudian bayangan itu terlintas begitu saja di ingatannya. “Aku ingat, wanita itu … adalah orang yang sama yang aku dan Windy temui di perpustakaan. Pastas saja terasa tidak asing,” gumam Agnia. Dia ingat, wanita dengan riasan paling tebal itu. Saat itu Agnia dan Windy tanpa sengaja memergoki dia dengan pacarnya yang sedang berbuat mesum di perpustakaan. Bahkan saat itu, Windy juga terlibat perselisihan dengan dia.

Itu artinya, Agnia memiliki masalah yang kedua dengan mereka. Saat itu, Agnia sadar, jika mereka adalah 3 wanita yang paling populer di kampus seperti yang pernah Windy bilang.

Agnia kembali menghela napas, setelah ini entah apakah hidupnya di universitas impiannya ini masih bisa tenang seperti sebelumnya atau tidak.

Setelah kembali melihat bayangan tubuhnya di cermin yang sudah lebih baik dari sebelumnya. Agnia pun berniat keluar dari toilet setelah sebelumnya sekali lagi membasahi wajahnya guna mendinginkan otaknya yang terasa panas.

Baru saja dia hendak melangkahkan kakinya keluar dari toilet wanita, jantungnya hampir dibuat melompat keluar melihat seorang pria asing sudah berdiri di sana sambil bersandar pada tembok.

Berniat mengabaikan karena mungkin saja pria itu sedang menunggu kekasihnya atau orang yang dia kenal yang berada di toilet wanita, namun dibuat gagal karena orang itu kini benar-benar menghalangi jalan Agnia hingga wanita itu mengerutkan kening merasa kebingungan.

“Kenapa—”

Agnia terkesiap saat sesuatu tiba-tiba terlempar ke arahnya.

“Pakai.” Suara bernada dingin itu terdengar, mungkin dia kesal karena melihat Agnia hanya diam memandangi hoody yang diberikan pria itu

Agnia terdiam, tidak mengerti dengan tingkah pria asing di depannya. “Hah?” Akhirnya hanya itu kata yang keluar dari bibir Agnia.

“Punya telinga, kan?” Pria itu menatap tanpa minat, lantas kembali berbicara, “Pakai,” ulangnya, dengan nada malas.

Agnia jelas saja tidak mau, dia tidak mengenal pria itu. “Tidak perlu,” katanya.

Pria itu lantas menatap Agnia lebih lama. “Tembus.”

Butuh waktu 5 detik untuk Agnia mengerti maksud pria itu, hingga secepat kilat Agnia langsung memeluk hoody yang diberikan sebelumnya dan menutupi area pakaiannya yang basah, Agnia menatap waspada pria itu. Namun selanjutnya, pria itu langsung pergi begitu saja seolah tidak merasa terganggu sama sekali dengan tatapan Agnia sebelumnya.

1
Jam Jam
ceritanya bagus ka, dilanjut ya kak. Semangaaat
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!