Saksikan perjalanan seorang gadis yang tidak menyadari apa yang telah disiapkan takdir untuknya. Seorang gadis yang berjuang untuk memahami konsep cinta sampai dia bertemu 'dia', seorang laki-laki yang membimbingnya menuju jalan yang lebih cerah dalam hidup. Yuk rasakan suka duka perjalanan hidup gadis ini di setiap chapternya.
Happy Reading 🌷
Jangan lupa likenyaa💐💐💐
Semoga kalian betah sampai akhir kisah Alsha🌷 Aamiin.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Febby Eliyanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 21. Tuhan itu Baik
...Assalamualaikum guys!! Sebelum baca, bantu support yaa dengan follow, Like, vote dan komen di setiap paragraf nya!! Karena support kalian sangat berarti bagiku💐Makasiiii!🌷...
...••••...
...🌷Happy Reading 🌷...
...•...
...•...
...•...
..."Sumber kebaikan yang tiada tara."...
Suara gemericik air pancuran menyambutku di pagi yang cerah ini. Meskipun kemarin tubuhku terkapar karena bola, hari ini aku bangkit dengan semangat. Karena ini adalah hari kedua sosialisasi program OSIS di kelas X. Aku harus tetap hadir ke sekolah, lagian keadaanku saat ini sudah membaik. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan.
Aku segera bersiap, memakai seragam lengkap dengan jas almamater hitam yang membanggakan dengan logo sekolah. Saat aku membuka jendela untuk menghirup udara pagi yang segar, pandanganku tertuju pada seseorang yang berdiri di bawah sana. Siapa yang pagi-pagi udah nungguin aku? Perasaan aku gak mesen grab.
Aku turun perlahan dari tangga, langkah demi langkah menghantarkan aku menuju lantai bawah. Di dalam hati, pertanyaan muncul seperti teka-teki yang menggelayuti pikiranku. Siapa yang menungguku di luar sana? Keenan? Sepertinya gak mungkin, mengingat semalam.. aku sama dia berantem.
Keenan Aksara: besok gak usah masuk sklh
Alsha: Loh? Kenapa? Aku udah sembuh kok..
Keenan Aksara: No, Sheena.
Alsha: Keenan.. besok aku masih ada sosialisasi proker OSIS
Keenan Aksara: I don't want you to get messed up again, okay?
Alsha: Gak bakal terjadi apa-apa kok Keenan..
Keenan Aksara: I'm still freaking, you know.
Alsha: Tapi aku gapapa, Keenan..
Keenan Aksara: STUBBORN GIRL!😌
Alsha: Keenan, besok setelah pulang sekolah, aku mau ke RS, jenguk kak Devan, kamu mau ikut?
Keenan Aksara: What? Ngapain jenguk dia.
Alsha: Aku mau tau keadaannya..
Keenan Aksara: Gak perlu tau.
Alsha: Yaudah aku sendirian aja ke RS nya
Keenan Aksara: GAK BOLEH PERGI SENDIRIAN!
Alsha: terus?
Keenan Aksara: aku jemput.
Alsha: Jadi, kamu mau ya ikut ke RS
Keenan Aksara: Gak mau. Kita langsung pulang aja.
Alsha: Ayolah Keenan, kamu gak boleh gitu..
Keenan Aksara: dia udah bikin kamu pingsan, kamu masih mau jenguk? NGAPAIN.
Alsha: Gapapa.. aku pengen tau keadaannya
Drt! Drt!. Tiba-tiba Keenan menelvonku
Kamu ngapain mau jenguk dia sih!
Aku cuma pengen tau keadaannya, Keenan..
Gak usah tau, udah, stop, dia itu udah jahat ke kamu!
Mungkin dia gak sengaja, Keenan..
Sheena, udah ya, gak usah ngajak debat malam-malam.
Keenan..
Tidur sana, udah malem!
TUT TUT. Panggilan berakhir. Dia yang menutupnya.
Aku ber-hm pelan setelah mengingat kejadian semalam. Sebenarnya aku gak tau siapa siswa yang dibuat Keenan masuk RS, setelah Ghisel cerita, ternyata dia adalah ketua OSIS yang sekarang, kak Devan. Aku gak enak, apalagi bentar lagi aku menjabat jadi pengurus OSIS, mau gimana lagi? Aku harus tetap jenguk kak Devan, gimanapun caranya.
Aku melangkah keluar dari gerbang pada pagi yang masih muda, sekitar pukul enam lebih. Di bawah cahaya yang merambat perlahan, aku terkejut melihat Rey, dengan tubuh yang menghadap matahari terbit, wajahnya dipancarkan oleh cahaya pagi yang lembut, membuatnya semakin manis ketika tersenyum padaku. Eh? Ngapain dia disini?
"Pagi, Alsha." sapa Rey lebih dulu sebelum aku bertanya
Aku membalas senyumannya, "Pagi juga Rey."
"Kamu ngapain disini?" tanyaku, sambil melirik seseorang yang duduk anteng di dalam mobil, dia melihatku dengan tatapan seperti biasanya, dingin.
"Jemput lo." jawab Rey sambil tersenyum ramah
"Hah?"
"Ayo All." ucap Rey yang telah membukakan pintu mobilnya.
"Eh, engga usah deh, aku--" kalimatku belum selesai, mendadak muncul seorang pria berjaket kulit hitam yang mengagumkan. Kombinasi kaos hitamnya memberikan sentuhan misterius pada penampilannya yang sudah sempurna. Dengan gaya rambut comma hair, membuat pesonanya tak terbantahkan.
"Dia bareng gue," ucapnya, tanganku ditarik dengan tegas. Semuanya terjadi begitu cepat. Aku disuruh segera masuk ke dalam mobil yang terparkir tepat di belakang mobil Rey, dan sebelum aku sempat bereaksi, dia sudah menginjak gas. Mobil meluncur pergi, meninggalkan Rey yang masih berdiri di sana dengan ekspresi kebingungan di wajahnya. Sebelum kami benar-benar menjauh, aku sempat melihat dari dalam mobil cowok aneh itu menatap tajam ke arah pria yang saat ini bersamaku, Keenan Aksara.
"Belum sehari aku gak masuk sekolah, udah digodain aja sama cowok lain." tiba-tiba suara Keenan terdengar, meskipun pandangannya tetap ke depan, tapi aku bisa mendengar kekesalan dari nadanya.
"Aku udah bilang gak mau tadi.." sahutku
"Tetep aja." cetus dia
"Keenan, ini masih pagi loh."
"Kamu yang mulai." nada Keenan sedikit kesal
Aku mengangkat kedua alisku, kenapa aku yang disalahkan? Orang mereka sendiri yang tiba-tiba datang jemput aku ke rumah. Bibirku mengkerut, sedikit kesal. Keenan menoleh, tiba-tiba dia memperlambat laju mobilnya.
"Kenapa malah ikutan kesal, hm?" ujarnya, aku tidak menjawab, memalingkan pandanganku ke arah kaca mobil, memperhatikan lalu lintas di luar, bdmd!
Keenan terkekeh pelan, "Gemes banget, jadi pengen nafkahin." Aku melotot ke arahnya, ini masih pagi loh, dasar! Dia malah tertawa.
---
Di dalam perpustakaan yang sunyi, suasana hening terasa begitu mendalam. Setelah sosialisasi proker OSIS selesai, anak-anak memilih menghabiskan waktu istirahat mereka dengan bermain di lapangan, ngobrol dengan teman sebangku di kelas, ada juga yang menggosip di kantin. Bosan. Aku ber-huft pelan, tidak ada Aline, tidak ada Keenan, sepi banget rasanya. Jadi aku memilih untuk mengungsi ke perpus, tempat di mana aroma kertas dan kesendirian menciptakan suasana yang menenangkan bagi jiwa yang resah. Di antara rak-rak penuh dengan buku, aku menemukan sebuah novel yang menarik. Aku duduk dengan tenang, membiarkan kata-kata mengantarku ke dalam petualangan yang tak terduga.
"Mending baca ini." Tiba-tiba seseorang menyodorkan sebuah buku dengan cover berwarna pink. Aku yang sedari tadi sibuk membaca setiap kalimat dari novel fantasi itu mendongak, dia?
"Dari bunda." ucapnya lagi
Aku mengambil buku darinya, Pribadi Muslimah Ideal, itu judul bukunya.
...
...
Dia duduk di depanku, menatapku, tatapannya saat ini gak sedingin biasanya.
"Isi bukunya emang bagus." tiba-tiba dia berbicara lagi.
"Kamu udah baca?" tanyaku
Dia mengangguk. Kalo dia udah bilang bagus, berarti bukunya beneran bagus.
Mataku membesar, aku, Alshameyzea Afsheena, gadis yang sangat penasaran dengan isi buku yang belum kubaca. Tanganku langsung membuka halaman buku itu, menuju ke daftar isi.
Wanita Muslimah Bersama Tuhannya
Komitmen Memakai Busana Muslimah
Wanita Muslimah Bersama Dirinya
Wanita Muslimah Bersama Kedua Orang Tuanya
Wanita Muslimah Bersama Suaminya
....
Aku mengerutkan keningku, "Bukannya buku ini khusus untuk perempuan ya?"
"Laki-laki juga butuh." jawabnya dengan santai
"Buat?"
"Bimbing istri" jawaban dia membuatku terpaku sebentar
"Kenapa ngeliatin gue segitunya? Ada yang salah sama ucapan gue?
Aku menggeleng cepat, pandanganku beralih ke arah lain.
Dalam keheningan di antara kami setelah beberapa menit, tiba-tiba pertanyaan yang biasanya aku ajukan muncul kembali. "Bunda kamu kenapa baik ke aku?"
"Masih mau denger jawaban yang sama?"
Aku membuang napasku kasar, hendak beranjak dari tempat dudukku, mau ngembalikan novel yang ku pinjam tadi. Daripada harus Deket dia yang bikin darahku naik terus.
"Gue juga gak tau kenapa bunda nyuruh gue buat deketin Lo." ucapan cowok aneh itu membuatku berhenti, aku gak jadi berdiri.
Dahiku terlipat, menatap cowok yang duduk di depanku ini. Dengan jas almamater yang dikenakannya, membuatnya terkesan rapi dan serius. Saat mata kami bertemu, ada kilatan keingintahuan di matanya. Akupun juga bertanya-tanya, kenapa bundanya nyuruh dia deketin aku?
Tiba-tiba cowok aneh itu berdehem pelan, "Lupakan." Membuat pandanganku buyar
"Nanti sepulang sekolah, gue mau jenguk Devan, ketua OSIS. Mau ikut?"
Aku mengangguk antusias, sambil tersenyum, "Mau banget!"
Lalu cowok itu mendekatkan wajahnya ke arah ku, "Kalo gak nyebelin, manis juga." kalimatnya membuat senyumku pudar. Dia pun langsung berdiri, meninggalkan aku yang masih tercengang.
Drt! Tiba-tiba ada wa masuk.
Shaka. : Nanti, gue tunggu di parkiran.
Senyumku terbit setelah membaca pesan darinya. Tumben?
---
"Maaf ya, dek," ucap Kakak kelas itu dengan suara parau, penuh dengan penyesalan yang mendalam. Wajahnya.. dipenuhi memar yang menciptakan bayangan-bayangan gelap di kulitnya yang biasanya cerah.
Dulu, dia adalah kakak kelas yang tersohor di SMAN Cendana berkat jabatannya sebagai ketua OSIS. Namanya melambung ketika kepiawaiannya berhasil mengangkat prestasi sekolah ke puncak yang baru. Program-program inovatif yang diciptakannya tidak hanya memberikan sentuhan kreatifitas yang baru, tetapi juga memberikan pengaruh yang dalam bagi kehidupan sekolah. Pak Iwan selalu bangga padanya, bahkan namanya sering disebut sebagai teladan bagi para siswa lainnya setiap pak Iwan jadi pembina upacara.
Namun sejak munculnya cowok yang berdiri tepat disampingku saat ini, Arshaka, namanya tidak lagi bergema di kalangan juniornya. Kehadiran Arshaka semakin mengaburkan jejak kepopulerannya, terutama setelah Arshaka meraih prestasi gemilang di tingkat nasional dengan meraih dua medali emas, baik dalam bidang akademik maupun non-akademik. Kejayaannya pun semakin memudar menjelang berakhirnya masa jabatannya sebagai ketua OSIS. Tapi bagaimanapun juga, namanya akan selalu terkenang di SMAN Cendana.
Saat ini kami bertiga sedang menjenguknya, Aku, Rey dan cowok aneh itu. Meskipun kata teman-teman dia sengaja nendang bola ke arahku, tapi aku gak peduli. Aku mengangguk pelan sambil tersenyum, "Iya kak."
Drt! Tiba-tiba hp ku bergetar, menandakan ada wa masuk.
Keenan Aksara: ada dimana?
Alsha: Maaf Keenan, aku gak bisa pulang sama kamu sekarang
Keenan Aksara: ada dimana?
Aku gak mungkin bilang ke Keenan kalo lagi di RS, bisa-bisa dia marah. Udahlah, mending gak usah dibalas pesannya.
Drt! Drt! Drt! Panggilan masuk dari Keenan, setelah tau aku diemin beberapa menit pesannya.
Drt! Drt! Drt! Aku gak mau nerima.
Drt! Drt! Drt!
"Hp Lo." ucap cowok aneh itu sambil melirik ke hp yang aku pegang sejak tadi. Aku harus gimana? Aduh! Aku bingung. Maaf Keenan. Tanganku langsung mengusap ikon berwarna merah.
Setelah menjenguk Kak Devan, kami memutuskan untuk kembali pulang. Di parkiran, saat Rey dan cowok aneh itu hendak memasuki mobil, aku masih berdiri di luar. Suasana sekitar membuat pikiranku melayang jauh. Keenan pasti marah besar, aku tidak bisa membayangkan ekspresinya gimana.
"Ngapain jadi patung disitu?" ucap cowok aneh itu, dia melangkah ke arahku, sedangkan Rey sudah masuk ke dalam mobil.
"Aku pulangnya naik grab aja." jawabku
"Kenapa? Takut ada yang marah?"
Aku terdiam. Emang ada. Keenan. Dia pasti sudah marah.
"Gak usah takut." ucapnya lagi, membuatku mendongak ke arahnya
"Ada gue." tangannya telah menarik lenganku, membuatku nurut dengan langkahnya.
"Lo duduk di belakang?" tanya cowok aneh itu ke Rey
Rey mengangguk, "iya, kenapa?"
"Berarti Lo duduk disini." ucap cowok aneh itu padaku, sambil mengarahkan di tempat duduk depan. Hah? Aku dan Rey terkejut.
"Lo budeg?" ucapnya lagi, matanya mengisyaratkan agar aku segera masuk ke dalam mobil. Baiklah, saat ini aku ga mood berdebat dengan cowok aneh itu, sebenernya aku gak terima dibilang budeg, enak aja. Tapi pikiranku saat ini dipenuhi dengan wajah Keenan. Dia pasti beneran marah.
"All, kenapa Lo waktu itu gak ikut LSM?" Rey memecah keheningan dalam mobil
"Aku gak sempat daftar, Rey. Ada kendala waktu itu."
Rey manggut-manggut, "Oh, tapi lo bakal ikut lomba cerdas cermat sains gak?"
"Tentu." jawabku
"Wah, nanti kita bakal ketemu lagi All, bukan sebagai teman, tapi sebagai lawan." ucap Rey sambil tertawa kecil
Aku menoleh ke belakang, tersenyum ke arahnya.
"Shaka juga ikut kok. Pasti." tambah Rey, yang membuatku menoleh ke arahnya
"Sayang banget kalo gak ikut." ucapku
"Iya, dia pinter, sains? Pasti bakal mudah banget baginya." puji Rey
Aku terdiam, aku akui cowok aneh itu emang pintar. Dia kemaren berhasil membawa nama baik sekolah lagi. Juara satu. Wah, seandainya aku ikut di lomba itu, apa aku bisa mengalahkannya?
"Mudah, kalo kita belajar." akhirnya dia nyahut, bergabung dalam obrolan
"Tapi kadang kan ada tuh yang emang pinter dari lahir." ucap Rey
"Mitos. Everything's a learning curve. Ibarat pisau yang tumpul, dia perlu diasah." sergah cowok aneh itu
Aku juga setuju. Mengangguk dalam hati.
"Menurut Lo All?" tanya Rey padaku
"Aku setuju, segalanya emang perlu belajar. Karena belajar adalah petualangan yang memikat, seperti menjelajahi hutan belantara pikiran kita. Setiap langkah adalah kesempatan untuk menemukan harta karun pengetahuan yang mengubah pandangan kita terhadap dunia. Melalui belajar, kita tidak hanya memperluas wawasan kita, tetapi juga membuka pintu menuju pertumbuhan pribadi yang tak terbatas.
Di dalam buku-buku dan pengalaman hidup, kita menemukan cerita-cerita yang menginspirasi dan pelajaran yang berharga. Setiap kata yang kita pelajari membawa kita lebih dekat kepada pemahaman yang lebih dalam tentang diri sendiri dan tempat kita dalam dunia ini. Belajar memberi kita alat untuk meraih impian dan menghadapi tantangan dengan keyakinan yang lebih besar.
Ini adalah perjalanan yang tak pernah berakhir; setiap hari membawa peluang baru untuk belajar, tumbuh, dan berkembang. Dengan tiap langkah maju, kita membentuk jalan menuju masa depan yang lebih cerah dan penuh makna. Jadi, mari kita teruskan perjalanan ini dengan semangat, karena belajar adalah kunci untuk membuka pintu menuju potensi yang tak terbatas dalam hidup kita."
PROK PROK PROK! Suara tepuk tangan dari Rey, "Keren All, gue gak expect Lo bakal jelasin sedetail itu. Lo beneran keren!" ucapnya
"Bukan aku yang keren, Rey. Tapi Tuhan. Otak kita itu merupakan anugerah ilahi. Sebuah karunia yang misterius dari Sang Pencipta. Di dalamnya tersemat segala kecerdasan dan kemampuan yang luar biasa. Meskipun kita sering memuji kecerdasan dan pencapaian kita sendiri, sejatinya kita hanyalah perantara bagi kebijaksanaan yang telah dititipkan kepada kita." Sahutanku membuat cowok aneh itu menoleh, mata kami bertemu. Lalu ia kembali fokus menyetir, senyumnya terbit sedikit, aku bisa melihatnya dengan jelas dari samping.
...BERSAMBUNG...
...#alshameyzea...
...#alsha...
...#keenan...
...#aboutme...
...#fiksiremaja...
...#arshaka...
...#rey...
...------...
Assalamu'alaikum, Hellow guys!! Bantu support yaa dengan follow, Like, Vote, dan komen di setiap paragraf nya!! Makasiiii!🌷💖
Mari kepoin cerita kami di ig: @_flowvtry
Salam kenal dan selamat membacaa. Semoga betah sampai akhir kisah Alsha! Aamiin.💖
Komen sebanyak-banyaknya yaaa!!!
Eh? Kalian mau kasih saran dan kritikan? Boleh banget!!
Thanks udah mau bacaa bab iniii sampe akhir!!💐
jd pengen baca terus menerus.
ditunggu updatenya kaak