Sekuel (Mommy untuk baby Arsha)
Pricillia Myliarno Ricardo gadis cantik berusia 24 tahun.Dibuang ibu kandung saat kecil dan di rawat oleh wanita yang ia anggap adalah ibu kandungnya.
Dan jatuh cinta pada seorang pria tampan namun semua yang ia rasakan harus sirna setelah kejadian satu malam yang merubah hidupnya.
Yuk simak ceritanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Novi Zoviza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 27.
"Max...Daddy ingin bicara denganmu dan ini serius," ucap Bastian menghampiri tempat kerja anaknya di tempat kebugaran.
Maxime yang sedang fokus pada laptopnya memeriksa laporan keuangan bulan ini menoleh pada Daddy-nya sembari membuka kaca mata bacanya.
"Ada apa Dad?," tanya Maxime.
"Ini tentang adikmu," jawab Bastian.
Maxime mengerutkan keningnya."Adik...?," gumam Maxime.
"Iya. Emily," jawab Bastian menatap ekspresi wajah Maxime yang terlihat datar dan tampak bingung. Ia memang sudah memberitahukan pada Maxime enam tahun yang lalu tentang Emily tapi pria itu tidak begitu menanggapinya.
"Kenapa dengan Emily, Dad?. Apakah dia sudah di temukan?," tanya Maxime. Ia memang sudah diberitahu oleh Daddynya tentang Emily namun belum ada sekalipun ia bertemu dengan adiknya itu.
Melihat ekspresi wajah Maxime, anaknya ini tidak terlibat dalam rencana Mommynya."Sudah...dia berada di Valencia," jawab Bastian.
"Lalu?," tanya Maxime yang tidak mengerti dengan ucap Daddy-nya.
Bastian terlihat menghela nafas beratnya."Max... apakah kamu keberatan jika Daddy memberikan sebagian harta Daddy yang akan Daddy warisan padamu untuk Emily sebanyak 40%?," tanya Bastian. Ia ingin meminta pendapat anak sulungnya karena selama ini Maxime tahu ia adalah anak tunggal yang akan mewarisi seluruh harta kekayaannya.
"Daddy...aku tidak tertarik sama sekali dengan warisan dari Daddy. Aku bisa sukses dengan caraku sendiri," jawab Maxime.
"Tidak Max.Kamu anak laki-laki satu-satunya Daddy yang akan mewarisi kekayaan Daddy. Daddy berharap kamu bisa mengelola perusahaan yang Daddy bangun dari nol. Dan Daddy hanya izin ke kamu untuk memberikan 40% kekayaan Daddy pada Emily," ucap Bastian.
"Dad...aku tidak memiliki basic di bidang yang Daddy geluti. Mungkin Emily bisa," jawab Maxime dengan santainya.
"Tidak Max. Kamu pasti bisa jika kamu mau untuk belajar. Hanya kamu yang Daddy harapkan untuk menggantikan Daddy di perusahaan. Untuk Emily, suaminya nantinya tidak akan mengizinkannya bekerja," ucap Bastian.
"Oh ya Max...Daddy sengaja memintamu untuk mengambil alih perusahaan agar Grandma mu bisa berhenti untuk menganggu Emily. Selama ini kenapa Daddy tidak bisa menemukan keberadaan Emily ternyata itu ada ikut campur tangan Grandma mu yang membuat orang-orang yang Daddy percaya untuk tidak mencari adikmu tidak pernah kembali dengan bermacam alasan," sambung Bastian.
Maxime tahu Grandmanya memang tidak bisa menerima kehadiran Emily di tengah-tengah keluarga mereka tapi ia cukup terkejut jika Grandmanya ada kaitannya dengan adiknya yang sulit di temukan oleh Daddynya.
"Oh ya sekalian Daddy ingin kamu meluangkan waktumu karena Daddy berencana untuk mempertemukan kamu dengan Emily namun sebelum itu Daddy harus menyelesaikan permasalahan Grandma mu," ucap Bastian.
"Aku akan meluangkan waktuku Daddy. Aku juga ingin bertemu dengan Emily," jawab Maxime.
"Kamu serius Max?," tanya Bastian.
"Iya...,"angguk Maxime.
***
"Yovan....kamu mengerjai Mama?", teriak Maya.
Yovan menjauhkan ponselnya dari telinganya saat mendengar teriakan dari Mamanya. Ia tahu ini akan terjadi tapi pria itu malah tersenyum jahil.
"Apa maksud Mama?," tanya Yovan pura pura polos dan tidak tahu apa-apa.
"Sampai di Indonesia, Mama akan tarik telinga kamu," ucap Maya.
"Apa salahku Ma?," tanya Yovan.
"Dimana Emily. Kalian sudah bertemu kan? dan saat ini Emily sudah di Indonesia. Pantas saja kamu santai saja saat Mama mengajak kamu ke sini," jawab Maya.
"Ma--
"Yovan...ih...," geram Maya yang benar-benar di prank anak sendiri.
"Ma...Maafkan aku. Tapi sebaiknya Mama liburan di sana dulu. Aku sudah mentransfer sejumlah uang ke rekening Mama agar Mama bisa berlibur disana," jawab Yovan.
"Tidak. Mama tau kamu tidak ingin Mama mengganggu waktumu dengan Emily bukan," ucap Maya.
"Daddy...aku sudah siap, ayo!," ucap Kafka tiba-tiba menghampiri Yovan yang sedang teleponan dengan sang ibu.
"Daddy?. Yovan--
Klik
Yovan mematikan panggilan teleponannya secara sepihak. Yovan tahu saat ini Mamanya pasti menggerutu karena ia mematikan begitu saja panggilan telepon mereka. Tapi ia punya alasan untuk itu, Iya tidak ingin mamanya mengomelinya karena tiba-tiba saja Kafka memanggil daddy padanya.
"Kafka kamu sudah siap?. Mana Mommy?," tanya Yovan pada Kak kaya sudah tampak rapi sementara ia tidak melihat keberadaan Emily. Pagi ini ia dan Emily berencana akan mendaftarkan Kafka pada sekolah barunya yang tidak jauh dari Kompleks Perumahan.
"Tuh...," tunjuk Kafka kepada Emily yang sedang menuruni tangga.
Yovan tersenyum tipis melihat Emily pagi ini terlihat begitu sangat cantik. Iya benar-benar merasa tidak sabar untuk segera menghalalkan Emily. Ia menatap Emily tanpa berkedip sedikitpun saat Emily berjalan dengan begitu anggun menghampirinya.
"Cantik...," puji Yovan membuat Emily tersipu malu.
"Apaan sih Mas," jawab Emily mengalihkan tatapannya ke arah lain. Ia tidak kuasa melihat tatapan Yovan kepadanya.
"Daddy...ayo!," ucap Kafka menarik tangan Yovan. Ia tidak sabar untuk kembali bersekolah dan bertemu dengan teman-teman barunya di sini.
"Ayo...," jawab Yovan mengikuti langkah kecil Kafka keluar dari rumah di ikuti Emily dari belakang.
Yovan mengabaikan ponselnya yang terus berdering saat ia dan Emily dalam perjalanan menuju sekolah baru Kafka. Saat ini mamanya terus berusaha untuk menghubunginya untuk mencari jawaban dari jasa penasarannya.
"Mas ponsel kamu terus berdering. Kenapa tidak diangkat?," tanya Emily.
"Oh itu, itu pasti Mama yang yang menghubungiku," jawab Yovan.
"Lalu kenapa tidak diangkat Mas?," tanya Emily.
"Nanti saja Emily, Aku sedang menyetir mobil dan aku tidak ingin membahayakan kalian dengan mengangkat telepon saat berkendara," jawab Yovan.
"Benar itu telepon dari Mama kamu Mas?,".tanya Emily menatap Yovan dengan tetap penuh selidik.
"Kamu tidak percaya sama aku?," tanya Yovan meraih ponselnya yang ada disaku jas lalu memperlihatkannya pada Emily.
"Angkat saja Mas! siapa tahu penting," jawab Emily.
"Mama kalau sudah menelepon pasti lama sayang. Dan aku tidak ingin membahayakan kalian apalagi jalanan saat ini sedang macet. Nanti aku akan menghubungi Mama kembali," ucap Yovan.
Emily mengangguk pelan dan tidak mau memaksa Yovan untuk mengangkat panggilan teleponnya. Wanita itu menatap lurus pada jalannya ia lewati.
"Sayang kamu kenapa?. Tidak percaya sama aku?," tanya Yovan melihat perubahan sikap Emily padanya.
"Tidak ada apa-apa ," jawab Emily.
Yovan menggenggam jemari tangan Emily dengan tangan kirinya." Percayalah aku tidak akan pernah mengkhianati cinta kita. Oh ya kapan kamu siap untuk menikah denganku?," tanya Yovan.
"Aku ingin ketemu dengan Daddy dan Mommy sebelum kita menikah Mas. Tapi masalah di sini aku tidak bisa bertemu dengan Daddy," jawab Emily.
"Aku janji akan bantu kamu bertemu dengan Daddy kamu begitu juga dengan Mommymu,". ucap Yovan.
...****************...
tp knp hrs berkeyakinan lg kak oThor? gmn nyatuinnya jal?
btw maxime ngebayangin siapa ya pas mandi itu 🤔