NovelToon NovelToon
DITALAK Karena Mendesah

DITALAK Karena Mendesah

Status: sedang berlangsung
Genre:Selingkuh / Cerai / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati
Popularitas:4.6k
Nilai: 5
Nama Author: Dian Herliana

Dirga sangat mencintai Maya. Ia tidak ingin bercerai meski Maya menginginkannya. Ia selalu memaklumi Maya yang bertingkah seenaknya sejak Dirga kehilangan pekerjaan dan membuat keluarga mereka terpuruk.
Tapi suara desahan Maya di ponsel saat ia menghubunginya merubah segalanya.
Apa mereka akan tetap bercerai atau -lagi lagi- Dirga memaafkan Maya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dian Herliana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 4

"Kamu tetap terlihat cantik, May!"

"Bullshit! Badan polos gini? Nggak ada satupun yang nyantel di badanku ini!" Maya menunjuk lehernya, pergelangan tangannya, juga jari jemarinya.

Dirga menghela nafas. Hatinya perih. Ia merasa menjadi suami yang tiada daya untuk memenuhi keinginan istrinya.

"Tapi Kita masih cukup makan, May. Disyukurin aja, ya?"

"Apaan! Itu juga Kita masih sering minta sama Ibu! Aku malu, Pa! Kamu nggak malu? Kamu memang nggak tau malu!"

Plakk!

Apa pertengkaran mereka berhenti karena Dirga tidak dapat mengendalikan amarahnya dengan menampar Maya?

"Maaf, May. Aku nggak bermaksud nampar Kamu."

Apakah Dirga memang suami yang lemah?

Pertengkaran mereka berhenti kalau itu diartikan dengan tidak ada teriakan Maya lagi karena ia akan bergegas pergi keluar dan menghilang untuk beberapa saat.

Seperti saat ini. Tapi ini kali yang paling lama.

Dirga menyulut rokok yang kedua dan menghisapnya. Dadanya sudah sesak karena asap rokok dan rasa gusar.

"Kamu nyebat rokok lagi? Kalau habis, bisa beli lagi?" terdengar teriakan Maya. Ternyata ia belum tidur.

Kali ini Dirga bersikap tak peduli. Asap rokop mengepul tinggi ke udara karena Dirga menghembuskannya ke atas seraya menghentakkan nafasnya dengan kasar.

Maya juga ingin bersikap tak peduli. Tapi hatinya sebenarnya sedang bahagia dan merasa exited. Ia mengambil tas yang tadi ia lemparkan dan mengambil segepok uang dan membawanya ke depan lalu melemparkannya di hadapan Dirga.

Bluk!

"Nih, lihat!" Dirga terkejut.

"Uang siapa ini, May?" matanya melotot.

"Uang siapa, itu nggak penting, Pa! Yang penting Aku nggak mau susah lagi!"

"Apa maksud Kamu?"

"Bukan hanya itu uang yang Aku punya. Di tas masih banyak lagi!" tandas Maya.

"Tapi.. Darimana.."

"Aku sekarang akan jualan uang seperti Putri." Hah? Dirga membelalakkan matanya.

"Kamu mau jadi rentenir?"

"Apalah itu namanya!"

"Tapi itu nggak boleh, May!"

"Nggak boleh sama siapa?"

"Allah, May! Allah mengharamkan riba!"

"Alaah! Kamu jadi sok alim gitu, Pa? Kamu sholat aja bolong - bolong!" Dirga merasa tertampar.

"Tapi seenggaknya Aku nggak melanggar laranganNya!"

"Oh, ya? Lalu Allah nolongin Kita saat Kita susah begini? Enggak, 'kan?"

"May! Istighfar!"

Maya mendengus. Ia meraih uang yang tadi ia lemparkan.

"Mau nggak mau, suka nggak suka, Aku akan tetap menjalankan usaha ini, Pa. Mumpung ada yang mau percaya sama Aku."

"Siapa? Si Putri itu?" Maya mendecih.

"Putri itu sama seperti Aku. Nggak punya modal!"

"Lalu siapa? Hati - hati Kamu berurusan sama orang asing, May!"

"Orang asing itu udah bikin Putri seperti sekarang. Apa Dia kelihatan susah? Enggak, 'kan?"

Dirga mengerti. Maya mendapat modal dari orang yang juga memberi modal pada Putri. Dan istrinya akan mendapatkan penghasilan dari membungakan uang.

Dirga merasakan hatinya diremas,

"Aku suamimu, May! Aku melarangmnu menjalani usaha ini!"

Maya melipat kedua tangannya di dada.

"Boleh! Akan Aku kembalikan uang ini asal.."

Maya membungkukkan badannya, mendekatkan wajanya pada wajah suaminya yang masih duduk.

"Asal apa?" tanya Dirga tak sabar.

"Asal Kamu bisa membahagiakan Aku!" Maya mendengus seraya menegakkan kembali tubuhnya. Lalu ia bergegas kembali ke kamar. Meletakkan uang itu lagi di dalam tasnya.

Dirga meremas rambutnya.

'Aku baru tahu kalau Kamu bisa seperti itu, May?'

**************

Dirga merasa direndahkan tanpa sanggup membela diri. Harga dirinya terbanting sudah. Tak ada yang dapat dibanggakan lagi.

Sehari sebelumnya,

Ning nong!

Maya berjalan tertatih keluar dari kamar.

Ning nong!

"Iyaaa! Sebentaaar!"

Ning nong!

'Nggak sabaran amat, sih?'

Seraut wajah bening tertangkap oleh mata Maya saat pintu terbuka.

"Mbak Putri? Ada apa?"

"Kamu kok nanyanya gitu, sih? Aku 'kan jemput Kamu, May?"

"Oh, iya - ya."

Maya sesaat tersadar.

"Ayo masuk, Mbak! Maaf, rumahku lagi berantakan." Putri tidak menolak. Maya membuka pintunya lebih lebar. Ia sendiri mundur dengan sedikit tertatih. Putri langsung menyadari itu dan melihat perban di kaki Maya.

"Kakimu kenapa, May?"

"Nggak. Nggak papa." Maya meminta Putri untuk duduk.

Putri menahan Maya yang ingin bergegas ke belakang.

"Mau kemana, May? Sini duduk sama Aku dulu."

"Aku mau buatin minum dulu."

"Nggak usah. Aku habis makan dan minum di rumah." Putri meraih tangan Maya dan mengajaknya duduk.

Maya melirik pergelangan tangan Putri yang dihiasi gelang yang sangat cantik.

"Kamu enak, Mbak. Pagi - pagi gini udah makan." sedang dirinya hanya makan angin.

"Ini udah siang lho, May." Putri mengibaskan tangannya karena merasa gerah. Lagi - lagi Maya menangkap kalung di leher Putri. Ia mengeluh.

"Udah siang, ya? Aku malah belum makan apa - apa." Maya tersenyum pahit. Putri mengelus lengan Maya.

"Susah amat, sih!" katanya mencoba bercanda. Maya tersenyum pahit lagi.

"Udah siang, nih. Ayok siap - siap."

"Kita jadi, ya?"

"Lah, kan Kamu yang mau? Aku kan cuma nganterin."

"Tapi Aku.." Maya terlihat ragu. Putri menjadi tak sabaran.

"Kenapa lagi? Dari kemarin nggak jadi terus. Terlalu banyak yang Kamu pikirin, sih!" Maya mengeluh lagi. Ia membayangkan kemarahan Dirga.

"Katanya Kamu ingin seperti Aku." Putri meraba kalungnya. Juga gelangnya. Lalu jari jemarinya dilambaikan seperti orang yang sedang menari. Menampakkan cincin - cincinnya. Padahal ia mendapatkan semua itu dari mantan suaminya, bukan dari hasil berjualan uang.

Maya menelan salivanya. Rasanya sudah lama sekali ia tidak merasakan kebahagiaan itu.

"Kalau berangkat sekarang, Aku bisa pulang hari ini, nggak?" Putri sejenak berpikir.

"Bisa, lah. Kalau Kita nggak ngelantur kemana - mana lagi."

"Apa besok aja, ya?"

"Udah! Ayok siap - siap!" Putri menggiring Maya ke kamarnya. Besok - besok terus malah nggak jadi.

Maya memilih pakaian yang simpel tapi berkelas. Bagaimanapun Ia dulu mampu membeli baju - baju bermerek.

Putri membantunya mengoleskan make up di wajahnya agar tidak lagi membuang waktu karena hari semakin siaing.

"Aku beresin belakang dulu ya, Mbak." Maya teringat pada kekacauan yang ia buat tadi.

"Apa lagi?" sergah Putri tak sabar. Ia mengikuti Maya yang berjalan tertatih ke belakang.

"Buset, dah!" mata Putri membesar.

"Kamu habis ngapain?" Maya tidak menjawab. Meski kakinya menghambatnya untuk bergerak lebih cepat tapi ia dapat segera membersihkannya.

"Sudah, 'kan? Ayoklah?!" desak Putri. Maya mengangguk dan mengambil tasnya. Ia harus berangkat sebelum anak - anak pulang. Ia tidak mau ada hambatan lagi.

Mereka meluncur dengan mobil Putri.

Putri melirik Maya dengan senyum dikulum. Maya sudah berhasil masuk dalam jaringannya.

"Kamu mikirin apa lagi, sih?" Putri pura - pura bersungut.

"Aku.. Mikirin.." Maya berhenti.

"Mikirin apa?"

"Gimana Aku ngegantiin bensin Kamu, ya?" Tidak mungkin Putri mengantarnya dengan gratisan.

"Gampang! Bayarnya nanti kalau Kamu udah punya uang aja."

"Nggak papa kalau lama?"

"Nggak papa, lah. Kita kan tetanggaan. Kamu mau lari kemana, sih?" Putri tertawa lepas. P

Dengan mengantar member baru seperti Maya, ia akan mendapatkan komisi yang lumayan. Cukuplah buat ganti bensin.

Di dunia ini mana ada sih yang gratisan?

********************

1
Ma Em
Thor tolong selamatkan Nara biarkan dia sembuh dari penyakitnya dan bisa lepas dari si benalu Gery biarkan Gery menikah dgn Maya dan segera jadi gembel setelah cerai dari Naya semoga pak Handoko segera tau kelicikan menantunya
Ma Em
Buat Pelajaran untuk Gery Thor dan semoga Nara menggugat cerai Gery biarkan Gery dan Maya bersatu
Ma Em
Semoga Dirga dan Nara bisa segera bertemu kembali dan untuk Nara cepat lepaskan Gery agar Nara bisa segera bersatu dgn Dirga dan biarkan si Gery dgn Maya agar Gery bisa merasakan hidup susah setelah pisah dgn Nara.
Ma Em
Sudahlaj Nara tinggalkan Gery lelaki yg tidak tau diri sdh hidup numpang
Agus Tina
pisah aja sama gery.
Dian Herliana: makasih, Kakak. love you 😍
total 1 replies
Agus Tina
bagus ceritanya
Agus Tina
Mampir, kayaknya bagus ceritanya ... lqbjut thor
Ma Em
Aku mendo,akan sekali kalau Dirga berjodoh dgn Nara biarkan si Gery dipecat jadi menantu , hidup cuma numpang sama mertua saja belagu biarkan Maya merasakan bagaimana hidupnya setelah bersama Gery
Ma Em
Dirga cepatlah ceraikan Maya dan mungkin Dirga bisa bertemu lagi dgn Nara dan berjodoh
Ma Em
Semoga Dirga mendapatkan pengganti Maya perempuan yg baik dan sayang sama keluarganya terutama anak anaknya.
Ma Em
Gery menikahlah kamu dgn Maya tapi nanti hidup mu pasti jadi pengangguran karena kala ketahuan mertuamu kamu pasti dipecat jadi menantu, Gery hidup kamu saja numpang sama mertua tapi belagu.
Ma Em
sudahlah Dirga lebih baik kamu ceraikan saja Maya pasti kamu akan mendapatkan istri pengganti Maya wanita yg baik sedangkan si Maya skrg dia lagi sama Gery yg ternyata si Gery itu menjadi CEO itu perusahaan mertuanya nanti kalau ketahuan sama istri dan mertuanya juga pasti ditendang dan Gery jadi gembel biar Maya tau rasa wanita yg tdk pernah bersyukur punya suami baik bertanggung jawab malah disia siakan
Dian Herliana: makasih Kakak supportnya
total 1 replies
Gladys
Perasaan campur aduk. 🤯
Lucielxv
terpukau dengan plot yang rumit namun teratur.
Dian Herliana: makasih, Kak/Smile/
total 1 replies
Pandaherooes
Seperti bacaan impianku! 💭
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!