Serra Valentino. Gadis itu tidak pernah menduga jika hidupnya akan berubah 180° setelah dijebak oleh kakaknya. Serra melewati satu malam bersama pria asing dan kehilangan mahkotanya yang paling berharga. Namun Serra berada di kamar yang salah. Dia tidur bukan dengan pria hidung belakang yang telah disiapkan oleh kakaknya, melainkan seorang penguasa.
"Menikahlah denganku, aku akan membantumu untuk balas dendam!!"
Serra kemudian menikah dengan laki-laki asing itu. Dan dia membantunya untuk membalas dendam pada keluarganya. Lelaki itu membantu Serra menghancurkan orang-orang yang telah menghancurkan hidupnya. Namun seiring berjalannya waktu, rahasia besar pun terungkap jika sebenarnya Serra bukanlah putri kandung dari mereka yang selama ini dia anggap sebagai orang tuanya. Melainkan putri dari seorang wanita yang sangat kaya raya dan berpengaruh.
Lalu bagaimana hidup Serra setelah menikah dan menjadi istri seorang penguasa? Kebahagiaan atau penderitaan yang akan dia dapatkan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lusica Jung 2, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Diusir
"DASAR MUR*HAN!!!"
Plakkk...
Sebuah tamparan keras mendarat mulus di pipi kanan gadis itu. Serra tidak tau apa yang terjadi sampai-sampai kepulangannya disambut dengan t*mparan keras oleh sang ayah.
Serra memegangi pipinya yang baru saja ditampar oleh ayahnya dan menatap paruh baya itu penuh tanya. "Pa, apa-apaan kau ini?! Kenapa kau menamparku tanpa sebab?" Tanya Serra meminta penjelasan.
Tuan Valentino kemudian melemparkan puluhan lembar foto kearah Serra dengan marah. "Kau tanya kenapa?! Buka matamu lebar-lebar dan lihat apa yang telah kau lakukan!!" Bentak tuan Valentino murka.
Serra kemudian memunguti semua foto-foto itu dan matanya membelalak terkejut. "Pa, ini tidak seperti yang kau bayangkan. Kau hanya salah paham. Foto ini tidak benar, aku dijebak. Lagipula aku tidak mungkin melakukan hal memalukan seperti itu. Pa, aku mohon percaya padaku." Mohon Serra. Namun tak dihiraukan oleh tuan Valentino.
Nyonya Amber keluar sambil membawa semua barang-barang milik Serra lalu melemparnya kearah gadis itu. "Pergi kau dari rumah ini. Rumah ini tidak layak ditempati oleh gadis murahan sepertimu!!"
"Ma!!" Teriak Serra. "Kenapa kau juga, aku ini putrimu, putri kandungmu. Tapi kenapa kau selalu memperlakukanku seperti orang lain?!"
"Diam kau anak pembawa s!al. Aku tidak pernah merasa telah melahirkan anak sepertimu. Pergi dari rumah ini dan jangan pernah kembali lagi!!"
Serra menyeka air matanya. "Baik jika memang itu yang kalian inginkan, tapi lihat dan tunggu saja. Suatu hari nanti aku pasti akan kembali sebagai neraka kalian semua. Aku akan menghancurkan dan membuat hidup kalian menderita. Tunggu saja!!" Serra menarik kopernya dan membawanya pergi meninggalkan kediaman orang tuanya.
Dalam hatinya Serra bersumpah akan membalas perbuatan mereka semua. Apa yang dia alami hari ini pasti akan Serra kembalikan pada mereka suatu saat nanti. Dia akan membuat mereka semua membayar perbuatannya hari ini berpuluh-puluh kali lipat. Dan Serra akan memastikan mereka merasakan hidup bagaikan di neraka. Dan itu adalah sumpahnya.
-
-
Sebuah mobil mewah tiba-tiba berhenti di depan Serra ketika gadis itu hendak menyebrang jalan. Seorang laki-laki berpakaian formal dan berkacamata keluar dari balik kemudi lalu menghampirinya.
"Nona, Tuan Muda ingin bertemu dengan Anda. Dan beliau menunggu di dalam mobil."
Mata Serra memicing. "Tuan Muda? Siapa?" Dia memastikan.
"Anda akan tau setelah masuk ke dalam mobil," jawabnya.
Karena penasaran pada si Tuan Muda. Kemudian Serra masuk ke dalam mobil tersebut. Seorang lelaki berdarah China tengah menatapnya dengan tatapan dingin dan datar. Wajahnya sangat tampan namun juga terlihat cantik diwaktu bersamaan.
Dan Serra tau betul siapa orang ini, dia adalah salah satu pebisnis muda asal negeri tirai bambu yang sukses diusianya yang masih terbilang sangat muda, 27 tahun.
Lelaki itu memberi isyarat pada Serra supaya masuk ke dalam mobilnya.
"Langsung saja pada intinya. Aku adalah pria yang di Hot*l bersamamu semalam. Sebenarnya bukan dirimu target dari mereka. Mereka salah Terget dan memasukkanku ke dalam kamar yang salah. Dan aku ingin membuat kesepakatan denganmu." Pria itu membuka menoleh dan menatap langsung ke dalam sepasang mutiara Hazel itu.
Mata Serra memicing. "Kesepakatan seperti apa? Lalu apa keuntungan yang bisa aku dapatkan dari kesepakatan itu?" Tanya gadis itu.
"Menikahlah denganku, dan sama-sama kita hancurkan orang-orang itu. Kau baru saja terusir dari rumahmu bukan, ini adalah kesempatan yang bagus untukmu." Ujar pria itu.
"Kau menyelidikiku?" Serra menatap pria itu dengan tatapan menyelidik.
"Tidak juga. Hanya sekedar tau saja. Aku akan memberimu waktu untuk berpikir, jika kau setuju, aku bisa memberikan kekuasaan padamu untuk menjadi seorang penguasa, bagaimana?"
Serra menyeringai. "Kedengarannya menarik, dan sangat sayang jika sampai di lewatkan. Baiklah aku setuju, dan aku juga memiliki sebuah syarat untukmu."
"Katakan."
"Aku masih memikirkannya dan akan ku-beritahukan syaratku nanti. Lalu kapan kita akan menikah? Apakah kau akan mengadakan sebuah pesta yang sangat besar atau~"
"Tidak ada pesta!!" Pria itu menyela cepat. Lalu dia memberikan sebuah akta nikah pada Serra. "Kau dan aku sekarang sudah menjadi suami-istri, dan pernikahan ini sah dimata hukum dan agama." Jelasnya memaparkan.
Serra tertawa. Sungguh lucu, tanpa ada upacara dan lain sebagainya, tiba-tiba dirinya menjadi istri orang. Rasanya semua ini seperti mimpi, tapi yang terjadi dan dia alami ini bukankah mimpi, melainkan sebuah kenyataan.
"Sangat luar biasa. Benar kata orang, jika uang itu berkuasa. Karena jika ada uang, apa yang tidak mungkin bisa menjadi mungkin. Dan akta nikah ini adalah buktinya. Karena kita sudah menikah dan menjadi suami-istri, aku harap hubungan ini bisa berjalan dengan baik."
Pria itu menatap Serra dengan serius. "Tapi jalan yang nantinya akan kau lalui tidaklah mudah. Kau akan berhadapan langsung dengan kakekku, karena dia akan menjadi orang pertama yang menentang pernikahan ini. Karena dia ingin supaya aku menikah dengan cucu dari sahabatnya."
Serra mengangkat bahunya acuh. "Bukan masalah, lagipula itu adalah perkara yang mudah. Aku tidak terbiasa membiarkan orang lain menindasku, meskipun keluargaku sendiri sering kali memperlakukanku dengan buruk!!" Terang Serra.
"Baguslah, itu artinya yang aku nikahi bukanlah wanita bodoh yang tidak mengerti apa-apa. Frans, jalan." Perintah pria itu pada sang asisten pribadi.
Frans mengangguk. "Baik, Tuan Muda." Jawabnya.
.
.
Mereka tiba disebuah mansion mewah. Sebuah bangunan bergaya Eropa klasik yang memiliki tiga lantai. Bangunan mewah yang jauh dari keramaian kota, bisa dibilang itu adalah satu-satunya bangunan yang berdiri di sebuah tanah yang memiliki luas puluhan hektar ini.
Serra menatap kagum bangunan berlantai tiga itu. Mansion ini 10X lebih besar dari rumahnya. Sangat mewah dan elegan, seperti rumah-rumah yang berada di negeri dongeng.
"Tunggu, jadi ini rumahmu dan disini aku akan tinggal mulai sekarang?" Serra menatap pria itu. Dia mengangguk.
"Ya, dan hidup barumu baru saja di mulai, Nona. Frans, bawa barang-barangnya ke kamar utama." Perintah pria itu.
Frans mengangguk. "Baik, Tuan Muda." Ucapnya dan pergi begitu saja. Frans membawa koper itu menuju kamar sang majikan yang ada di lantai dua mansion mewah ini.
Serra menahan lengan pria yang sejak beberapa waktu lalu itu menjadi suaminya. Dia belum tau siapa nama pria ini. "Aku masih belum tau siapa namamu. Bisakah kau memberitahuku?" Serra menatap pria di depannya itu penuh harap.
Pria itu menatap Serra dengan intens dan langsung ke dalam mata Hazel-nya. Dan di tatap sedalam itu membuat Serra gugup setengah mati. Dia membuang muka untuk menghindari kontak mata tersebut.
"Namaku adalah, Lucas Xiao!!"
-
-
Bersambung.