Hidup kamu selama ini sudah enak, jadi mama mau kamu merelakan suamimu untuk kakakmu, dan kamu ambil suami kakakmu yang tidak berguna itu!" ucap seorang wanita paruh baya yang tak lain adalah mama tirinya pada Natalie, anak keduanya di keluarga Jonathan.
"Maksud mama aku disuruh bertukar suami dengan kakak?"
Bagai disambar petir disiang hari, Nathalia yang baru saja pulang kerja harus mendengar permintaan sang mama yang terdengar aneh. Namun disini Nathali tidak bisa menolak permintaan konyol ibu sambungnya, hingga mau tidak mau Nathali harus merelakan suami yang menikahinya satu tahun yang lalu untuk sang kakak dan menikah dengan suami kakaknya yang dingin dan juga cuek. Abian namanya.
Bagaimanakah perjalanan pernikahan Nathali dan Abian? ikuti yukkk
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Miss Mia Novita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Rumah sakit
"Aku mohon maafkan aku, Pa." kata Jesika dengan menundukkan wajahnya.
Jonathan yang mendengar pengakuan dari Jesika membuat pria paruh baya itu mengambil nafasnya dalam. "Kamu harus pertanggung jawab kan apa yang telah kamu perbuat, Jes. sekalipun itu terjadi karna ketidak sengajaan, tapi kamu salah karna tidak bertanggung jawab dan pergi begitu saja" balas Jonathan.
"Iya, pa. Nanti setelah Jesi melahirkan, Jesi akan pertanggung jawabkan apa yang sudah Jesi lakukan. Jessi akan menyerahkan diri ke polisi. tapi apa papa mau merawat anak Jesi nanti?"kata Jesika. wanita itu menghawatirkan anak nasib anaknya jika nanti sudah menyerahkan diri ke polisi.
"Ada Riko, dia kan ayah dari anakmu" balas Jonathan yang belum tau jika anak yang ada dalam kandungan Jesika adalah anak Dave, bukan Riko.
"D...dia bukan anak mas Riko, pa. tapi anaknya Dave, selingkuhan Jesi" kata Jesika seraya menundukkan wajahnya.
Jonathan yang mendengar itu menggeleng, tidak pernah menyangka jika hubungan Jessika dengan Dave sudah sejauh itu.
"Jesika...Jesika..kalau sudah seperti ini bagaimana? bukankah selama ini papa selalu memperingatkan untuk menjadi anak baik-baik. tapi kamu malah mengikuti jejak mamamu. kalau sudah seperti ini kamu sendiri yang repot" balas Jonathan menggeleng menatap pada Jesika.
Selama belasan tahun, Jonathan selalu memperlakukan Jesika seperti anaknya sendiri. bahkan pria itu memberikan kasih sayang yang tidak kalah besar untuknya. Tapi siapa sangka jika mamanya sendiri yang sudah menjerumuskan Jesika dalam masalah karna didikannya yang terlalu bebas.
Disaat Jonathan masih mengobrol dengan Jesika didepan kantor polisi, tiba-tiba saja ponselnya berdering, ada panggilan masuk dari Rendra. melihat nama Rendra yang tertera di sana membuat Jonathan segera mengangkat panggilan itu.
"Halo, Ren. ada apa?"
"H...halo, om. Bin...Bintang, om. Bintang"
"Bintang kenapa? kalau ngomong itu yang bener"
"Keadaan Bintang melemah, om. sekarang aku sama Nana sedang menuju rumah sakit jakarta sesuai perintah dokter Vano"
"Astagfirullah, rumah sakit mana?"
"Pelita hati, om tolong urus dulu pendaftaran Bintang disana"
"Baiklah"
sambungan telponpun terputus.
Jonathan melajukan cepat mobilnya menuju rumah sakit pelita hati. selain untuk mendaftarkan Bintang, dia juga harus mendaftarkan Bintang agar bisa segera mendapatkan donor jantung.
"Ada apa, pa?" tanya Jesika ketika melihat Jonathan melajukan cepat mobilnya
"urgent. anaknya Nana kritis"
"Apa, memangnya Nana punya anak?"
"Baru dua Minggu yang lalu melahirkan. Tapi anaknya mempunyai penyakit jantung bawaan. dan sekarang kondisinya memburuk. tolong kamu cari donor jantung dari media sosial untuk bayi" terang Jonathan sembari terus fokus mengemudi.
"Astagfirullah.. Jessi coba tanya teman-teman Jesi. siapa tau mereka ada kenalan orang"
Jesika mencari pendonor untuk Bintang melalui media sosial.
Satu jam sudah berlalu, Jonathan dengan gelisah menunggu ambulance yang membawa Bintang dari rumah sakit Surabaya, disana juga sudah ada dokter Vano yang menunggu kedatangan mereka.
"Siapkan apa yang tadi saya minta, pasien sudah sampai" perintah Vano pada suster yang ada di sampingnya"baik, dok" balas suster itu kemudian berjalan cepat menuju ruangan ICU.
"Dokter Vano, tolong selamatkan anak saya" ucap Nathali yang terdengar begitu lirih. Melihat keadaan Bintang yang sejak tadi semakin memburuk membuat tangis wanita itu pecah di sepanjang perjalanan..
"aku akan mengusahakan yang terbaik, untuk Bintang. Kamu bantu doa semoga Bintang bisa segera mendapatkan pendonor. namanya sudah aku daftarkan dan akan disegerakan" balas Vano mengambil alih Bintang dari dekapan Nathali. membawa Bintang masuk keruangan ICU.
Rendra yang melihat keadaan Nathali membuat pria itu mendekat
"Percayalah, semua akan baik-baik saja" ujar Rendra memeluk Nathali dan menenangkan wanita itu seperti biasa.
Jesika yang melihat Nathali membuat wanita itu mendekatinya"Na...maafkan aku" kata Jesika pelan, membuat Nathali mengangkat wajahnya menatap pada Jesika"Na, tolong maafkan aku, aku mohon. tolong maafkan apa yang sudah pernah aku perbuat" kata Jesika lagi. berharap Nathali mau memaafkan kesalahan yang selama ini dia lakukan.
senyap...Nathali masih diam tak menjawab perkataan kalimat yang baru saja terlontar dari mulut Jesika. Nathali menoleh pada sang papa seakan bertanya kenapa wanita itu bisa ada disana.
"Aku tau apa yang sudah aku perbuat salah besar, Na. tapi aku mohon, maafkan aku. aku menyesal" kata Jesika lagi
"tolong jangan ganggu ketenangan hidupku lagi, kak. Aku sudah nggak sekuat dulu"balas Nathali dengan air mata yang terus mengalir menghawatirkan keadaan Bintang.
"Nggak, Na. aku nggak akan mengganggu ketengan hidup kamu lagi, aku hanya ingin minta maaf atas semua kesalahan yang sudah pernah aku perbuat dulu" kata Jesika dengan penuh penyesalan.
"Cukup jangan ganggu hidupku lagi, kak. Aku sudah lelah berurusan denganmu lagi" balas Nathali kemudian kembali menatap pada pintu yang masih tertutup rapat.
Disaat yang bersamaan pula, Jesika merasakan kontraksi karna memang sudah masuk di hpl yang sudah di tetapkan oleh dokter.
"Perut aku sakit sekali" ucapnya sembari memegang perut bawahnya. Cairan keluar dan membuat Jonathan memanggil dokter.
"Sepertinya kamu mau melahirkan" kata Jonathan "dokter, tolong" gumamnya.
Tubuh Jesika dibawa kedalam ruangan IGD untuk dilakukan penanganan. Dan tak butuh waktu lama, seorang dokter keluar dari ruangan IGD dengan wajah yang tak bisa ditebak.
"Keluarga Jesika" panggil dokter itu"saya papanya, dok. Bagaimana keadaan Jesika dan anaknya?" tanya Jonathan yang masih mengakui Jesika sebagai anak.
"Ibu Jesika baik-baik saja. Tapi.." dokter itu menggantungkan perkataannya dengan helaan nafas terdengar.
"tapi apa?"
"Tapi anak yang dia lahirkan meninggal dunia, pak." Terang dokter itu
"Inalillahi,"
"Kemungkinan besar bayi itu sudah meninggal sejak dua hari yang lalu, pak. Akibat tekanan atau depresi yang dialami ibunya" terang dokter itu lagi kemudian kembali masuk menghampiri Jesika yang masih tidak sadarkan diri karna sempat di suntik induksi sebanyak dua kali.
Di tempat yang sama, seorang pria sejak tadi menatap kearah ruangan ICU, Memperhatikan Nana yang ada dalam dekapan Rendra dengan Isak tangisnya.
Deg
"Nana....siapa pria itu?" ucapnya terus memperhatikan Nathali dengan Rendra di depan ruangan ICU. hatinya berdenyut nyeri melihat pemandangan didepan sana.
tak berselang lama Vano keluar dari ruangan ICU dan mengatakan jika keadaan Bintang sedikit membaik walaupun masih membutuhkan donor jantung secepatnya.
Abian pergi dari sana karna ponselnya berdering. sebentar lagi dia harus melakukan meeting penting. oleh karena itu Abian pamit lebih dulu setelah memastikan Vania melahirkan anaknya dengan selamat.
"Siapa pria itu? apa mungkin dia adalah orang yang sudah berhasil merebut hati Nana" batin Abian dan sesekali menoleh kebelakang.
Jangan lupa like sama komennya ya. bentar lagi Nathali sama Abian bakal ketemu🤭
