NovelToon NovelToon
Hati Yang Terluka, Jiwa Yang Kuat

Hati Yang Terluka, Jiwa Yang Kuat

Status: tamat
Genre:Tamat / Konflik etika / Slice of Life
Popularitas:17.3k
Nilai: 5
Nama Author: Detia Fazrin

"Hati yang Terluka, Jiwa yang Kuat" adalah sebuah kisah mendalam dan emosional tentang kekuatan dan ketahanan di tengah badai kehidupan. Di tengah konflik pernikahan yang menghancurkan, Lula berjuang untuk menemukan kekuatan baru setelah dikhianati oleh suami dan sahabatnya.

Di sisi lain, putrinya, Puja, berhadapan dengan tekanan di sekolah, menghadapi dinamika persahabatan yang rumit, dan berjuang untuk mempertahankan integritasnya dalam dunia yang penuh dengan pengkhianatan. Dengan keberanian dan tekad yang kuat, Lula dan Puja menghadapi tantangan besar, saling mendukung dalam perjalanan mereka menuju penemuan diri dan keadilan.

Temukan kekuatan hati yang tulus dan hubungan yang menginspirasi dalam cerita ini, di mana setiap langkah mereka menuju kebahagiaan dan kebenaran adalah perjuangan yang layak diikuti.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Detia Fazrin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Jejak Cinta yang Terpendam

...»»————> Perhatian<————««...

...Tokoh, tingkah laku, tempat, organisasi profesi, dan peristiwa dalam cerita ini adalah fiktif dan dibuat hanya untuk tujuan hiburan, tanpa maksud mengundang atau mempromosikan tindakan apa pun yang terjadi dalam cerita. Harap berhati-hati saat membaca....

...**✿❀ Selamat Membaca ❀✿**...

Hari-hari berikutnya

Rina semakin tidak suka jika Pratama menemui Puja atau bertemu dengan Lula. Dia merasa bahwa setiap kali Pratama bersama Puja, dia semakin jauh dari dirinya. Akhirnya, pada suatu malam, Rina berbicara kepada Pratama tentang keinginannya untuk pindah kembali ke kampung halaman.

Rina, "Pratama, aku tidak suka tinggal di kota ini. Aku merasa tidak nyaman, dan aku juga ingin fokus merawat Ibu di kampung. Lagipula, aku punya kabar baik."

Pratama terkejut, "Apa itu, Rina?"

Rina, "Aku hamil, Pratama. Aku ingin kita pindah ke kampung supaya aku bisa merawat diri dan bayi kita dengan lebih baik, dan juga merawat Ibu."

Pratama terdiam sejenak. Mendengar Rina hamil seharusnya membuatnya sangat senang, tapi ada perasaan berat di hatinya. Namun, dia tahu bahwa sebagai suami, dia harus mendukung istrinya.

Pratama, "Aku mengerti, Rina. Kalau itu yang terbaik untuk kita dan bayi, aku setuju kita pindah ke kampung."

Dengan berat hati, Pratama pun setuju untuk mengikuti keinginan Rina. Dia merasa sedih karena harus meninggalkan Puja dan kenangan masa lalunya di kota ini.

...***...

Pada suatu sore, sebelum mereka pindah, Pratama meminta izin untuk bertemu Puja di rumah Lula. Ketika dia tiba, dia melihat Lula dan Puja sedang menyiram tanaman di halaman rumah. Melihat mereka, dia tiba-tiba teringat masa lalunya dengan Lula.

Flashback

Di masa lalu, ketika Lula hamil oleh Puja, Pratama dan Lula sering menghabiskan waktu di sore hari untuk merawat tanaman mereka.

Pratama, "Lula, lihat bunga mawar ini. Indah sekali, seperti kamu."

Lula tertawa, "Terima kasih, Pratama. Kamu juga pandai merawat tanaman ini."

Mereka tertawa bersama, menikmati kebersamaan yang sederhana namun penuh kebahagiaan. Pratama ingat bagaimana mereka saling berjanji untuk selalu mencintai dan mendukung satu sama lain.

Lula, "Pratama, janji ya, kita akan selalu bersama, merawat keluarga kita dengan penuh cinta."

Pratama, "Aku janji, Lula. Aku akan selalu ada untuk kamu dan anak kita."

Mereka pun saling berpelukan, merasakan cinta yang begitu mendalam. Setiap kali mereka merawat tanaman, mereka berbagi cerita dan mimpi tentang masa depan mereka bersama.

Ketika Puja lahir, kebahagiaan mereka bertambah. Mereka selalu menghabiskan waktu bersama, melihat perkembangan Puja yang tengah belajar berjalan.

Pratama, "Lula, lihat! Puja sudah bisa berdiri sendiri!"

Lula tersenyum, "Iya, dia begitu cepat tumbuh besar."

Mereka berdua selalu ada di sana untuk mendukung setiap langkah pertama Puja. Betapa bahagianya mereka saat mendengar Puja mengucapkan kata "Ibu" dan "Ayah" sambil bertepuk tangan.

Puja dengan gembira, "Ibu! Ayah!"

Pratama, "Kita berhasil, Lula. Puja begitu menggemaskan."

Lula, "Iya, dia adalah anugerah terbesar kita."

Momen-momen itu adalah yang paling indah dalam hidup mereka, penuh dengan tawa, cinta, dan kebahagiaan yang tulus.

Kembali ke Masa Kini

Melihat Lula dan Puja bersama, Pratama merasakan kerinduan yang mendalam. Dia ingat tawa dan kebahagiaan yang pernah mereka rasakan. Tawa Puja dan Lula sekarang mengingatkannya pada momen-momen indah itu.

Pratama berjalan mendekat dan disambut oleh Puja dengan senyuman lebar.

Puja, "Ayah, lihat! Kami sedang menyiram tanaman. mirip seperti kita dulu ya?"

Pratama tersenyum, "Iya, mirip sekali. Kalian berdua mengingatkanku pada masa lalu."

Lula mendekat, menyadari bahwa Pratama sedang bernostalgia.

Lula, "Pratama, senang melihatmu di sini. Bagaimana kabar Rina?"

Pratama, "Dia baik. Kami akan pindah ke kampung. Dia sedang hamil."

Lula terkejut mendengar kabar tersebut, tapi dia tetap tersenyum.

Lula, "Selamat, Pratama. Itu kabar baik."

Pratama, "Terima kasih, Lula. Aku hanya ingin bilang bahwa aku akan selalu merindukan saat-saat seperti ini dengan Puja."

Lula, "Puja juga akan merindukanmu. Tapi ingat, kita selalu bisa menjaga hubungan ini untuk kebaikan Puja."

Pratama merasakan dorongan emosional untuk memberikan sesuatu yang spesial kepada putrinya. Dia merogoh tasnya dan mengeluarkan sebuah tas sekolah yang lucu dan menarik, yang dia tahu Puja sangat inginkan.

Pratama, "Puja, ayah punya sesuatu untukmu. Ayah lihat kamu selalu tertarik pada tas ini waktu kita di mall."

Puja terharu dan senang, "Terima kasih, Ayah! Tas ini lucu sekali! Ayah selalu tahu apa yang aku inginkan."

Pratama memeluk Puja erat.

Pratama, "Ingat, Puja. Kamu harus jadi anak yang baik, ya. Selalu nurut sama Ibu Lula."

Puja, "Iya, Ayah. Aku janji."

Pratama kemudian berbalik kepada Lula.

Pratama, "Terima kasih, Lula, karena sudah merawat Puja dengan penuh kasih sayang. Kamu adalah ibu yang luar biasa, mendidik Puja menjadi anak yang baik dan sopan santun, yang cerdas dan pintar."

Lula tersenyum lembut.

Lula, "Terima kasih, Pratama. Aku hanya melakukan yang terbaik untuk Puja."

Mereka bertiga menghabiskan beberapa waktu lagi bersama sebelum Pratama harus berpamitan. Saat Pratama hendak pergi, Puja berteriak.

Puja, "Ayah, aku akan merindukanmu dan adik kecil yang akan lahir!"

Pratama melambaikan tangan, dengan perasaan campur aduk di hatinya, dia pun pergi bersama Rina. Perasaan nostalgia dan cinta yang mendalam terhadap Puja dan Lula akan selalu ada dalam hati Pratama, meskipun jalan hidup mereka kini berbeda.

Pratama tahu bahwa cinta dan kenangan itu akan selalu ada di hatinya.

...***...

Ketika malam pun datang, Puja mengetuk pintu kamar ibunya dengan pelan. Lula, yang sedang duduk di tepi ranjang sambil menatap jendela, berbalik dan tersenyum saat melihat anak perempuannya.

"Puja, masuklah," kata Lula lembut.

Puja mendekat dan tanpa berkata apa-apa, memeluk ibunya erat-erat. Lula merasakan kehangatan pelukan anaknya dan memejamkan mata, meresapi momen itu.

"Terima kasih, Bu," bisik Puja sambil menahan air mata. "Terima kasih karena selalu ada untuk Puja."Lula mengelus rambut Puja dengan penuh kasih.

"Kamu tahu, Ibu selalu ada untukmu. Apapun yang terjadi."

Puja menarik napas dalam-dalam, mencoba menenangkan perasaannya. "Bu, Puja sedih. Beberapa kali Puja telpon ayah, yang jawab bukan ayah tapi Ibu Rina. Dan Ibu Rina langsung nutup telponnya, cuma bilang dia sibuk."

Lula merasakan hatinya tercekat mendengar kata-kata Puja. Ia menarik napas panjang, mencoba menenangkan diri sebelum menjawab.

"Maafkan Ibu, sayang. Ibu tahu ini tidak mudah untukmu. mereka... mungkin memang sedang sibuk,"

Puja memandang wajah ibunya dengan mata berkaca-kaca. "Kenapa harus begini, Bu? Kenapa semuanya jadi berantakan?"

Lula menghapus air mata yang mulai mengalir di pipi Puja. "Kadang, dalam hidup, ada hal-hal yang terjadi di luar kendali kita. Tapi yang penting, kita tetap bersama dan saling mendukung."

Puja mengangguk pelan. "Puja cuma mau ayah kembali seperti dulu, Bu."

Lula merangkul Puja lebih erat. "Kita semua ingin yang terbaik, sayang. Kita akan melalui ini bersama-sama. Ibu janji."

Malam itu, dalam pelukan hangat ibunya, Puja merasa sedikit lebih tenang. Meskipun dunia di sekitarnya berantakan, cinta dan dukungan dari ibunya memberikan kekuatan untuk menghadapi hari esok.

1
Amelia
wuih panas henteu.... haredang.. haredang
Amelia
kejutan.... hahaha
Amelia
ih perempuan egk tahu malu...
Amelia
jangan mau.....
Amelia
puja anak yg hebat, kuat...❤️❤️❤️
Fa🍁: Iya Puja berusaha untuk tetap kuat
total 1 replies
Amelia
ih sirik aja....
Amelia
so sweet...
Amelia
kasian puja.. bagaimana nanti ya .
Adico
😡😡😡😤😤😤rencana yang tak ada habisnya
Adico
semangat thor
Mamah Tati
sedih
Amelia
love love tuh....
Amelia
alex cemburu tuh...
Adico
hai puja... apa kabar pujsan hatiku.
Fa🍁: .... baik baik saja pujaan hati
total 1 replies
Amelia
duh kamu terlalu bodoh Tiara....😔😔
Mamah Tati
i see
Mamah Tati
WTF si Rina balik LG ke cerita?! mau apa LG,,
Mamah Tati
Tiara balik LG ama Rey. Puja jd sama si Varo wadidaw
Mamah Tati
o begini ceritanya y
Mamah Tati
terlalu kbnyk konflik, udh sih akhiri saja kebongkar dh rahasia si queen itu, lama bgt mlh tmbh si Alex psikopat ?!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!