Kisah tentang Muhammad Athar Fauzan Zayn dan Shaquilla Arini , mereka dua orang asing yang terpaksa menikah, ... namun Allah begitu baik dengan menumbuhkan rasa cinta di antara kedua nya ...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Julia And'Marian, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 18
Athar melangkah kan kaki nya memasuki kamar milik nya . Sebelum tidur , Athar ingin mengguyur tubuh lelah nya terlebih dahulu , sungguh tubuh nya terasa sangat lelah , bukan hanya tubuh milik nya saja , namun pikiran nya juga lelah .
Setelah melepas semua pakaian yang melekat di tubuh atletisnya , Athar langsung menghidupkan air shower , membiarkan air itu menjatuhi tubuh nya , Athar memejamkan kedua bola mata nya . Menikmati air itu mengalir membasahi tubuh nya .
Bersama dengan air yang mengalir itu Athar bisa merasakan sedikit beban yang ada di dalam diri nya mengalir bersama dengan air itu .
Bukan semata hanya untuk meredakan rasa lelah nya , tapi Athar juga meredakan emosi yang sedari tadi membuncah di dalam diri nya .
Athar tidak pernah se-emosi ini . Selama diri nya bernafas, Athar selalu mampu mengendalikan emosi nya .
Ajaran ayah , kakek dan semua orang yang ada di dalam kalangan pondok pesantren ini selalu membuat nya menjadi manusia yang lebih tenang lagi . Mengendalikan hawa nafsu di dalam diri nya , menjadikan diri nya selalu bersifat hati-hati dalam segala sesuatu .
Dan hari ini , tepat nya tadi , entah mengapa Athar tidak mampu mengendalikan sesuatu yang sudah diri nya jaga dan tanam sedari kecil . Athar lepas kendali , hingga diri nya nyaris hampir menghabisi pria itu.
Salah kah Athar ? Jika diri nya marah , ketika melihat wanita yang sudah resmi menjadi istri nya itu hampir di lecehkan oleh pria lain .
Bahkan jika diri nya tadi datang terlambat sedikit saja , mungkin Quila sudah menjadi milik pria asing itu .
Sedangkan Athar ? Selama menikah , berpegangan tangan saja tidak pernah .
Dan masalah nya bukan hanya di situ , tapi Athar tengah berpikir keras bagaimana memberikan keyakinan pada gadis yang tengah terbaring di ranjang rumah sakit itu . Gadis itu terus menerus bersikeras agar Athar mau menikahi nya .
Bahkan kata ayah nya tadi , ketika Alifa sudah terbangun dari tidurnya , hal yang pertama Alifa tanyakan hanya lah Athar . Dan terlebih Alifa hampir menyelakai diri nya kembali , ketika Abi nya mencoba memberikan pengertian pada nya .
Harus apa sekarang Athar ? Rasa nya sangat banyak hal yang telah terjadi .
Setelah agak rileks, Athar langsung meraih handuk yang menggantung di sana , melangkah kan kaki nya keluar dari dalam kamar mandi , Athar langsung masuk ke dalam walk in closed .
•
Cklek
Pintu ruangan kerja milik Athar di buka , ya setelah berganti pakaian tadi , niat diri nya setelah mandi ingin langsung merebahkan tubuh letih nya tadi , namun urung ketika Athar mengingat jika diri nya , masih harus memeriksa laporan kantor milik ayah nya . Karena besok , Athar harus masuk kembali seperti biasanya . Soal masalah yang menimpa diri nya , Athar mencoba untuk melupakan nya sejenak ,
" Assalamualaikum Thar , bunda boleh ngomong ?" Tanya bunda Lydia sambil melangkah kan kaki nya mendekati sang putra yang sedari tadi tersenyum menatap ke arah sang bunda .
"Wa'alaikum salam Boleh bunda " sahut Athar , dan langsung bangkit dari duduk nya , menyuruh sang bunda duduk di kursi yang di duduki oleh nya tadi . Sedangkan Athar duduk bersimpuh di bawah sang bunda , dengan kepala nya di letakkan di atas pangkuan sang bunda , membuat bunda Lydia terkekeh melihat nya . Padahal di dekat nya ada kursi , tapi putra nya itu malah duduk di bawah nya .
Ya Athar melakukan nya karena rindu dengan sang bunda . Athar ingin mencurahkan semua kegelisahan yang di pendam oleh nya . Walaupun tidak mengatakan nya , namun dengan cara seperti ini , rasa nya Athar lebih tenang .
"Udah besar juga masih manja " ledek bunda Lydia .
Athar merengut . "Athar kan tetap anak bunda . Anak bungsu bunda , jadi enggak salah nya anak bungsu manja bunda " sahut Athar .
"Iya , iya deh , tapi lucu ya , udah jadi ustadz juga manja kayak gini sama bunda nya . Enggak cocok lah Athar , kalau ayah kamu lihat pasti kebakaran jenggot nanti "
"Biarin ! Ayah udah gedek juga , ngalah dong sama aku "
"He apa maksud kamu ?" Suara berat seseorang dari ambang pintu membuat Bunda Lydia dan Athar menoleh , mereka berdua tersenyum ketika melihat ayah Arsyad datang dengan wajah yang sudah bertekuk .
"Bangun kamu ! Dia istri saya . Jangan seperti itu " ucap ayah Arsyad sambil berkacak pinggang menatap sengit ke arah Athar .
Athar mendengus kesal . "Aku anak nya kalau ayah lupa " sahut nya tidak mau kalau , dan hal tersebut semakin membuat ayah Arsyad menggeram kesal .
"Tapi --"
"Udah , udah jangan ribut " sela bunda Lydia yang melihat anak dan suami nya akan ribut random ,
"Mumpung ada ayah di sini , sini deh , kita ngobrol bareng , bunda mau tanya sama Athar . " Lalu menoleh ke arah sang suami , "duduk bang " ucap nya .
Ayah Arsyad mengangguk kan kepala nya , lalu menarik kursi yang ada di dekat nya dan menundukkan diri nya di sana .
"Athar , tadi sebelum masuk ke dalam kamar , ayah udah ngomong kan sama kamu ?" Tanya bunda Lydia .
Athar mengangguk kan kepala nya , diri nya masih mengingat obrolan singkat dengan sang ayah tadi ketika diri nya baru sampai di rumah.
Bunda Lydia menghembuskan nafas nya kasar , mengelus kepala Athar yang masih ada di pangkuan nya dengan sayang . "Bagaimana pendapat kamu ?"
Athar menggeleng kan kepala nya . Dan hal tersebut membuat bunda Lydia dan ayah Arsyad menghela nafas nya panjang .
"Kamu laki-laki Athar ! Ayah tidak mengajarkan kamu seperti ini . Bangun , tatap ayah dan bunda. Kita harus selesaikan malam ini juga . Kamu harus mengambil keputusan . Apa pun itu ayah dan bunda akan menghargai keputusan kamu , dan kita akan sama-sama mencari jalan yang terbaik untuk semua masalah ini " ucap ayah Arsyad tegas .
Athar mendongak , menatap wajah sang ayah .
"Yah, apa enggak bisa besok aja ?" Tanya Athar , sungguh diri nya malam ini sangat lelah , jika Athar di suruh untuk memikirkan hal ini lagi , Athar tidak akan sanggup .
"Ayah beri kamu waktu setelah shalat subuh . Malam ini jangan tidur , minta lah petunjuk kepada Allah . Bagaimana pun kita tidak boleh menundanya Athar . Ada perasaan seseorang yang menunggu di sini . Ayah tidak mau kamu menjadi pria pengecut . Kamu seorang ustadz . Kamu akan menjadi pemimpin kelak di pondok pasantren Al-Husein ini . Ayah percaya sama kamu , belajar lah dari sekarang , bagaimana mengambil keputusan tanpa tergesa-gesa , dan selalu berserah diri pada Allah . " Ucap ayah Arsyad .
"Ayah bukan nya membebani diri kamu Athar , tapi kita harus bertindak segera demi keselamatan Alifa . Alifa semakin di luar batas . Ayah yakin kamu bisa mengatasi nya Athar . "
"Jika kamu sudah memiliki jawaban nya , datang lah pada ayah kapan pun , tapi ayah minta sesudah shalat subuh , kamu harus segera memiliki jawaban nya. " Sambung ayah Arsyad . Lalu setelah nya mengajak bunda Lydia pergi .
Sebelum pergi bunda Lydia meraih tangan Athar dan menggenggam nya dengan erat . Senyum tulus terpancar di raut wajah wanita cantik itu . "Bunda percaya sama kamu sayang . Apa pun itu , bunda akan selalu mendukung mu " ucap nya lembut .
"Assalamualaikum "
"Wa'alaikum salam "
Athar mengangguk kan kepala nya . Menatap kepergian kedua orang tua nya dengan sendu .
•
•
•
"What ? Papi enggak salah tuh ngasih pilihan hm ? Dua , dua nya enggak Quila banget " celetuk Quila sambil menggeleng kan kepala nya .
Satu jawaban Quila saat mendengar Papi nya menyuruh diri nya memilih . Ya Quila langsung menolak nya lah , lagian itu pilihan yang sangat mustahil jika Quila pilih salah satu nya .
Ya mustahil ...
Tinggal bersama Athar pria yang berstatus suami dadakan nya itu , tidak mungkin , apa lagi tinggal berdua saja .
Masuk ke dalam pasantren. ? Mimpi apa Quila , selama hidup nya diri nya , mana mungkin Quila di sana . Apa lagi harus belajar di pondok pasantren , pakai pakaian tertutup aja baru kemarin . Ini harus setiap hari Quila pake pakaian seperti itu. Huuu enggak mungkin lah .
Quila akan menolak nya dengan keras . Apa pun itu , hidup bebas nya akan hilang , jika Quila memilih salah satu nya .
Quila tidak akan bisa main bersama Salma lagi .
Quila tidak akan bisa keluar masuk club' lagi .
Quila tidak akan bisa balapan motor lagi , yang mana itu adalah hobi nya selama ini , menghilangkan semua beban pikiran yang selalu memenuhi kepala nya .
Haruskah Quila berakhir seperti ini saja ?
Haruskah diri nya kembali lemah seperti dulu .
Oh tidak . Quila tidak akan mau hal itu terjadi kembali . Cukup Shaquila Arini yang dulu , yang sering menangis , dan meratapi nasibnya .
Shaquila yang dulu sudah lama mati . Dan tergantikan dengan Quila yang tegar dan kuat ...
"Quila enggak mau papi !!! Enggak mau tinggal sama Athar , maupun masuk pasantren , is enggak cocok banget sama cover-ran model Quila kayak gini "
Papi Hadi menghembuskan nafas nya kasar, lalu kemudian tersenyum miring sangat tipis . .
"Terserah ! Keputusan papi sudah bulat ! Dan tidak terbantahkan kembali . Kamu mau tidak mau harus ikuti apa pun itu . Sekarang kamu tinggal pilih salah satu nya ." Tegas Hadi .
"Tapi Pi --"
"Kali ini tidak ada bantahan Shaquila !" Tekan Hadi , membuat Quila menghela nafas nya kasar , lalu setelah nya Hadi melangkah kan kaki nya berlalu pergi . Hadi tidak mau berlama-lama di sana , yang membuat nya akan goyah jika nanti mendengar rengekan dari Quila .
Hadi kali ini harus bersikap tegas , diri nya tidak akan membiarkan sesuatu yang buruk terjadi pada putri semata wayangnya itu . Tidak akan ....
Dan untuk malam ini , diri nya yang sudah kecolongan karena Quila di culik , Hadi tidak akan bisa memaafkan diri nya sendiri . Hadi tidak akan membiarkan hal seperti itu terjadi kembali .
Hadi pastikan itu . Dan akan memastikan itu . Diri nya akan memperketat pengawasan terhadap Quila .
•
•
•
Benar malam ini malam yang terasa sangat panjang untuk Athar , Athar mengikuti saran dari sang ayah , Athar malam ini tidak akan tidur .
Menggelar sajadah nya , Athar langsung shalat , diri nya ingin lebih mendekat kan diri nya pada sang pencipta . Athar ingin mengetahui jawaban mana yang sekira nya nanti diri nya dapatkan .
Setelah shalat , Athar mengangkat kedua telapak tangan nya menengadah , berdoa . Memohon pertolongan pada Allah .