Hasna Sandika Rayadinata mahasiswa 22 tahun tingkat akhir yang tengah berjuang menyelesaikan skripsinya harus dihadapkan dengan dosen pembimbing yang terkenal sulit dihadapi. Radian Nareen Dwilaga seorang dosen muda 29 tahun yang tampan namun terkenal killer lah yang menjadi pembimbing skripsi dari Hasna.
" Jangan harap kamu bisa menyelesaikan skripsi mu tepat waktu jika kau tidak melakukan dengan baik."
" Aku akan membuat mu jatuh hati padaku agar skripsi ku segera selesai."
Keinginan Hasna untuk segera menyelesaikan skripsi tepat waktu membuatnya menyusun rencana untuk mengambil hati sang dosen killer. Bukan tanpa alasan ia ingin segera lulus, semua itu karena dia ingin segera pergi dari rumah yang bukan lagi surga baginya dan lebih terasa seperti neraka.
Akankan Hasna berhasil menggambil hati sang dosen killer?
Atau malah Hansa yang terpaut hatinya terlebih dulu oleh sang dosen?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon IAS, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
MHDK 20. Senjata Makan Tuan
Hasna bersungut sungut saat kembali ke apartemen bersama Radi. Ia benar benar kebingungan harus berbuat apa sekarang ini.
" Pak ... Bapak tanggung jawab nih. Huh ... Saya pusing nih pak. Bunda bapak pengen kita cepet nikah. Oh no ... "
Radi diam saja, dia sendiri bingung harus apa. Orang tuanya mendesakkan nya untuk segera menikahi Hasna. Bagaimana bisa menikah, gumam Radi.
" Pak ... Pak Radi, jangan diem aja dong . Ini gimana solusinya."
Radi masih diam, fokusnya berubah ke arah bibir Hasna yang dari tadi mengomel tiada henti. Bahkan selama di mobil pun gadis itu terus mengomel membuat Radi pusing.
" Pak, pak Radi ih. Nyebelin."
Radi pun mendekat, ia mengikis jarak antara dirinya dan Hasna.
Cup ... Dosen itu sudah tidak tahan melihat bibir Hasna yang bergerak gerak membuatnya sangat gemas. Ia pun mengecup bibir gadis itu sekilas. Hasna hanya membelalakan matanya mendapat serangan dari Radi.
" Pak ... Bapak apa apaan sih. Oh good ciuman pertama gue."
" Kalau berisik lagi saya cium kamu sekali lagi."
Hasna seketika menutup mulut dengan kedua tangannya. " Dasar dosen gendeng, tanpa aba aba dia nyium aku seenaknya. Awas nanti aku bales."
" Saya pusing bin bingung Has, jadi stop ngomelnya atau saya benar benar membungkam mulut kamu dengan bibir saya ini. Saya lagi mikir gimana caranya bisa bebas dari suruhan orang tua saya."
" Lagian bapak, ngapain nyuruh saya pura pura jadi pacar bapak kan kacau jadinya sekarang. Tuh lihat kan, malah orang tua bapak nafs* bener mau jadiin saya mantu. Haduuuh nggak kebayang deh jadi istri bapak. Udah dingin, kaku, datar, haish komplit sudah."
Seeet, Radi langsung melesat. Ia mengungkung tubuh Hasna yang tengah duduk di sofa. Hasna seketika menjadi takut saat melihat mata tajam Radi. Ia menelan saliva nya dengan kasar.
" Pak, bapak mau apa?"
" Saya ... Saya mau kamu."
" Ma-maksud bapak?"
Radi semakin mendekatkan wajahnya ke wajah Hasana. Kini jarak keduanya hanya sejengkal saja. Jantung Hasna semakin tidak karuan.
"Haaah ... Kamu buat saya nggak bisa ngapa ngapain."
Radi menjatuhkan tubuhnya di samping Hasna. Sedangkan Hasna ia langung menghela nafas kelegaan. Gadis itu segera beranjak dan berlari memasuki kamar.
Brak ... Hasna menutup pintu lalu bersandar di sana. Ia memegangi dadanya yang masih berdetak kencang.
" Kenapa, kenapa gue kecewa pak Radi nggak jadi ngapa ngapain. Astagfirullaah otak lo Has ... Sepertinya otak lo udah konslet. Mandi gue harus segera mandi biar otak gue jernih dan nggak ngebayangin hal yang aneh aneh."
Di luar Radi memukul mukul keningnya dengan tangannya yang mengepal. Dia kembali mengingat hal tadi.
" Kenapa aku berani nyium gadis sembrono itu. Ya ampun nanti dikiranya aku om om mesum lagi. Astagfirullaah ... Aku harus menjauhi gadis itu. Tapi kalau aku tinggal khawatir juga. Ya paling tidak jaga jarak saja. Itu lebih baik."
🍀🍀🍀
Sedangkan di rumah Sekar tertawa tidak ada habisnya mengingat kelakuan sang putra sulung. Andra dan Jani hanya menggelengkan kepalanya melihat kelakuan snag ibu.
" Bund ... Kenpaa sih."
" Hahaha geli aja lihat kakak mu Jan."
" Maksud bunda?"
" Kalian berdua dengerin baik baik ya. Tapi jangan sampai bocor. Kalau bocor kalian berdua akan menerima akibatnya."
Andra dan Jani mengangguk patuh. Aryo hanya bisa mengikuti permainan sang istri.
" Begini Andra, Jani. Kak Radi itu mau bunda jodohin sama anak teman bunda yang sudah meninggal. Tapi Kak Radi menolak, katanya dia sudah punya pacar. Ya sudah dong bunda pasrah jika memang kakak sudah punya pacar berarti bunda akan membatalkan perjodohan ini ... Tetapi ... "
Sekar menggantung ucapannya membuat Andra dan Jani sungguh penasaran.
" Tetapi apa bund ... "
" Iya apa bund ..."
" Tetapi ternyata wanita yang di bawa Radi itu adalah anak temen bunda itu."
" Apa ... ??"
" Maksud bunda, Hasna itu adalah anak temen bunda yang mau dijodohin sama kakak begitu."
" Yups benar ... "
" Dan ayah yakin Radi itu nggak bener bener pacaran sama Hasna. Kayaknya dia minta Hasna untuk pura pura jadi pacarnya."
" Ko ayah tahu."
Aryo tersenyum mendengar pertanyaan Jani. Jelas ia tahu, gerak gerik Radi di kampus dia sangat tahu.
" Karena Hasna itu adalah mahasiswa yang sedang bimbingan sama kakak kalian. Dan ayah sudah dengar rekaman Silvya yang di mana Hasna sangat kesal dengan ke killer an Radi. Jadi bisa diambil kesimpulan bahwa mereka tidak dalam hubungan pacaran."
Andra dan Jani tertawa terbahak bahak. Mereka berdua tidak menyangka kakaknya yang cerdas itu bisa terjebak oleh permainannya sendiri.
" Terus bunda sama ayah mau bersikap bagaimana."
" Ya kalau bunda mah mau ngedukung cinta mereka sampai menikah. Wajib menikah malah."
" Hahaha ... Kak Radi ... Kak Radi, senjata makan tuan. Niat hati menghindari perjodohan eeeh ketemu juga sama yang dijodohin malah diaku akui pacar lagi."
Semua sungguh geli mengingat ekspresi Radi yang begitu syok saat Sekar menyuruh menikah dengan Hasna cepat cepat.
" Tapi sekali lagi awas kalau kalian bocor."
Ancam sang bunda yang hanya diacungi jempol oleh kuda putra putri mereka yang masih jomblo itu.
" Oh iya kok kayaknya kak Radi nggak pulang ya dua hari ini."
" Eh iya Jan, bunda baru nyadar. Apa mungkin dia di apartemen nya kali ya."
" Iya lah bund. Dimana lagi dia berada. Pasti di lagi kencan tuh sama buku bukunya yang seabrek itu. Hiiih dasar cowok kaku."
Aryo memicingkan matanya mendengar ucapan sang bungsu. Ia pun menarik satu sudut bibirnya.
" Terus bagaimana dengan kuliah mu Jan. Ayah dapat banyak laporan lho tentang mu."
" Oh ya Allaah, Jani lupa Jani ada tugas. Maaf ya Jani permisi dulu bye bye."
Sekar dan Aryo hanya menggelengkan kepalanya pelan. Lalu Aryo membuang nafasnya kasar.
" Kenapa yah, Jani bikin ulah lagi?"
" Haish ... Ayah bingung sama adik mu itu. Benar benar diluar ekspektasi. Ayah pusing banyak dosen yang laporan Jani sering bolos kuliah dan sering tidak mengerjakan tugas kuliah."
Andra mengangguk paham. Diantara keempat anak Aryo si bungsu ini memang lain dari pada yang lain. Terlebih kecerdasannya sangat jauh dibanding ketiga kakak nya. Namun baik Aryo maupun Sekar tidak menyinggung hal tersebut di depan anak anaknya. Mereka berdua yakin Jani pasti memiliki hal yang istimewa dilain bidang akademik.
TBC