Keyz tanpa sengaja menelan Kristal Kehidupan milik Gabrielle dan Lucifer sehingga dia memiliki dua kekuatan dahsyat pada dirinya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ady Irawan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
UnderWord
Cuma sesaat saja Keyz pingsan, namun bagi dia itu terasa sangat lama. Bau belerang dan asap hitam memenuhi gua. Sehingga dia sama sekali tidak bisa melihat apa-apa.
“Arg. Sakit!” Keyz mengerang kesakitan. “Ibu. Tiffany, Tassa? Kalian baik-baik sa....” saat itulah Keyz tersadar bahwa tangan kanan yang dia pakai menarik ibunya telah tertimbun longsor. “Sialll!!! Ibu... Tiffany... Tassa...!!! Aaarrrggg...!!!”
Ibu dan kedua adiknya telah tertimbun longsor. Itu yang Keyz yakini.
Hampir satu jam Keyz berusaha mengeluarkan tangan kanannya yang tertimbun. Begitu berhasil, tangannya patah, hampir hancur. Tapi, dia masih tetap menggenggam tangan ibunya yang kini telah terlepas dari tubuhnya.
“Waaa... Tidak!!! Ibu!!!! Jangan tinggalkan aku!!!” dia memeluk tangan ibunya erat-erat.
Nex
Butuh waktu cukup lama sehingga akhirnya Keyz sedikit tentang. Dia memutuskan untuk pergi dari sana. “Aku harus pergi dan mencari pertolongan.” Kata Keyz pelan.
Dia berjalan sempoyongan dalam kegelapan gua. Peta yang diberikan oleh ayahnya telah hilang entah ke mana, mungkin peta itu tertimbun longsor. Dia berjalan tanpa arah.
Nex
Beberapa jam kemudian, Keyz mulai terbiasa dengan kegelapan. Dia samar-samar mulai bisa melihat di dalam kegelapan. Dia melihat banyak hewan pengerat seukuran kucing dewasa. Dengan sisa tenaganya, dia berusaha untuk menangkap tikus itu. Setelah berhasil, dia langsung memakannya hidup-hidup.
Setelah mendapatkan kembali kekuatannya, Keyz melanjutkan perjalanan. Ke mana? Entah, dia pun tidak tahu ke mana dia pergi, apalagi sang penulis. :P
Perjalanan itu begitu sangat menyiksa Keyz. Bukan hanya karena hampir tidak ada makanan. Dia juga sama sekali tidak menemukan air, tapi, adakah air di bawah tanah?
Dia tidak tahu sudah berapa lama berjalan di dalam kegelapan gua. Yang pasti, sudah beberapa hari. Tapi Keyz tidak menyadari hal itu karena tidak ada apa pun yang bisa menjadi acuan waktu.
Nex
Beberapa hari kemudian, menurut hitungan sang penulis. :P Keyz melihat ada sebuah cahaya samar di kejauhan. Dengan semangat empat lima. Keyz berlari menuju cahaya itu.
Semakin dekat, dan dekat. Manusia? Kerdil? Bersayap? Dan bercahaya?
“Hahaha. Hai.” Sapa Keyz. Mahluk kecil itu tubuhnya tertimbun batu seukuran telapak tangan pria dewasa. Tapi, dengan ukuran badannya yang kecil. Batu itu tampak seukuran tubuhnya.
“Apanya yang hai?” kata mahluk aneh itu. “Cepat tolong aku. Berat..”
“Namaku Keyz. Kamu?” Keyz masih bengong melihat ke arah mahluk aneh itu.
“Flip.!” Teriaknya. “Sudah, jangan bengong saja. Cepat singkirkan batu ini. Beratt!!”
“Ah. Ma.. maaf.” Keyz mengangkat batu itu. “Kamu manusia? Kenapa bisa sekecil ini? Kamu bersayap. Kamu juga bercahaya. Kamu...”
“Manusia? Jangan samakan aku dengan mahluk hina seperti kalian. Aku Flip. Dan aku adalah Pixy.”
“Pixy? Pengharum ketek itu? Setahuku, Pixy di dunia lama adalah....”
“Bodoh! Aku Pixy. Sejenis Peri! Dunia lama? Apa masih ada manusia tersisa di dunia atas? Setahuku, manusia sudah dimusnahkan oleh dewa karena ketamakan mereka. Ka.. kamu.. manusia?”
“Ya. begitulah. Ayahku pernah bercerita, Dia bilang, dia berasal dari dunia lama. Dunia lama yang tenggelam oleh banjir....”
“Selamat tinggal. Terima kasih sudah menolongku.” Film berusaha terbang menjauh saat Keyz bercerita. Namun... “Adadaddada..” Keyz menangkapnya sebelum dia sempat menjauh.
“Kenapa kamu mau pergi? Kamu tidak suka manusia seperti aku?”
“Mahluk lain tidak ada yang suka dengan yang namanya manusia!” Kata Flip. “Tolong, lepaskan aku.”
“Tidak. Nanti kamu kabur lagi.” Keyz mengikat Flip dengan tali ikat pinggangnya. “Aku sendirian disini. Sudah sangat lama.”
“Berapa lama?”
“Entah lah, aku tidak bisa menghitung hari semenjak aku masuk ke dalam gua ini.”
“Aku juga sudah beberapa hari ini tertindih batu itu.”
“Aku tidak tanya.”
“Berisik bodoh! Lepaskan aku. Aku tidak mau dekat-dekat dengan mahluk terkutuk sepertimu!”
“Apa maksudmu?”
“Manusia telah beberapa kali menciptakan kehancuran di muka bumi. Kalian selalu berperang satu sama lain. Menciptakan polusi udara. Merusak alam. Saling membunuh, dan saling menghina! Kalian mirip iblis!”
“Ta, tapi aku tidak pernah berperang sama sekali. Aku...”
“Tadi, kamu bilang kamu keturunan dari manusia dunia lama kan?”
“Ya..”
“Jadi masih ada manusia yang tersisa di atas kan?”
“Ya...”
“Asal kalian tahu. Lebih dari sepuluh tahun yang lalu. Manusia di laknat oleh dewa. Dewa mengirimkan bencana kepada kalian supaya kalian punah dari muka bumi ini karena dewa sudah muak sama kalian.”
“Tapj aku bukan dari dunia lama. Aku lahir di dunia baru...”
“Sama saja bodoh!! Kamu keturunan manusia dunia lama. Jadi, kamu memiliki darah terkutuk dari manusia dunia lama.!”
Keyz membaringkan Flip di atas batu tempat dia menemukannya, lalu menindihnya dengan batu yang menindih tubuh Flip.
“Eh?? Apa ini?” kata Flip dengan nada bingung.
“Aku menyesal telah menolong mu. Aku kan manusia laknat. Cari pertolongan orang lain saja.” Keyz meninggal Flip di sana. Mulai beranjak pergi.
“Tu.. Tunggu!! Tuan Keyz.. Maaf.. Tidak.. jangan tinggalkan aku..!!!”
Nex
“Maafan haahuu..” Flip menangis sejadi jadinya. “Hihak hahi... Hihak hahi... Hwee...”
“Berjanjilah kamu akan setia menjadi bawahan ku...” Kata Keyz.
“Hahu hanhii..”
Nex
“Kenapa kamu bisa berada di sini?” tanya Keyz setelah dia mengambil batu yang menindih tubuh Flip.
“Aku sebenarnya ingin pergi dari sini. Aku bersama kaumku. Tapi, saat terjadi ledakan. Gua menjadi runtuh, saat kami berusaha mencari jalan keluar. Saat itulah aku terpisah dengan yang lain, dan sialnya aku tertimpa reruntuhan. Kamu tahu sendirilah, bagaimana akibat ulah manusia yang tidak menjaga alam?
Tempat tinggal kami sebelumnya berada di hutan-hutan tropis. Tapi, akibat banjir itu. Hutan benar-benar musnah.
Tapi, sebelum terjadinya banjir, ada malaikat yang memberi tahu semua makhluk hidup selain hewan dan manusia kalau akan ada bencana besar. Maka dari itu, kami pergi dan berlindung di bawah tanah.
Banjir baru saja surut, tapi kalian masih tetap saja melakukan perang dan saling bunuh membunuh. Kalian benar-benar bodoh.... Maaffff” Flip melihat Keyz melotot ke arah dia.
“Awalnya kami hidup dengan tenang di bawah tanah.” Lanjut Flip. “Tapi, beberapa bulan terakhir ini, ada segerombolan manusia yang berkeliaran di sekitar tempat tinggal kami. Kami merasa terancam, maka dari itu kami memutuskan untuk pergi dari tanah ini.”
“Ke mana tujuan kalian? Apa masih ada kelompok manusia lain selain yang ada di atas sana?”
“Ke tanah lain. Tidak ada kelompok yang lain. Setahuku, Cuma yang sekarang ada di atas sini sajalah manusia yang tersisa.”
“Dimana itu?”
“Di seberang lautan luas.”
“Ha? Laut? Apa masih ada air di muka bumi ini?”
“Ada, tapi tidak di atas daratan. Di bawah tanah banyak sekali air. Makanan juga.”
“Antarkan aku kesana. Aku haus, sudah beberapa hari ini aku tidak minum.”
“Tapi, aku harus segera menyusul kaumku.”
“Anggap saja sebagai tanda terima kasih karena telah aku tolong.”
Nex
“Ano...” Flip memandang Keyz dengan tatapan polos. Flip dengan berat hati mengantar Keyz mencari air. Tapi...
“apa?” jawab keyz.
“Sepertinya kita tersesat....” Flip nyengir kuda kepada Keyz saat dia melotot ke arahnya.
“Ha? Jangan bercanda, kita sudah berjalan selama beberapa jam. Atau seharian.”
“Akibat ledakan yang dibuat oleh manusia. Sepertinya kondisi gua ini mengalami perubahan. Lihat, banyak longsoran di sana-sini.”
“Astaga. Kepalaku sudah mau pecah. Aku benar-benar kehabisan cairan tubuh. Sudahlah, kamu boleh pergi. Susul kawanmu, kamu tidak bisa di andalkan.”
“Apa? Maksudmu aku ini tidak berguna? Heeh?”
“Pergilah. Aku mau tidur saja. Siapa tahu nanti pas bangun, kondisiku sudah mendingan. Nanti aku cari air sendiri saja.”
“Terserah. Aku pergi.”
“Silahkan.” Keyz bersandar ke dinding gua.
“Aku pergi sekarang.”
“Ya. Hati-hati.” Dia mulai memejamkan matanya.
“Aku beneran pergi.”
“Berisik. Sana pergi jangan berisik terus. Kepalaku semakin nyut-nyutan bodoh.” Setelah berdebat dengan Flip, Keyz terjatuh, dan mulai tertidur.
Nex
Saat Keyz terbangun, dia merasakan pusingnya semakin hebat. Selain dehidrasi, dia juga kehilangan banyak darah. Sungguh ajaib dia tidak mati saat dia tertidur.
“Ayah? Apa yang harus aku lakukan?” Kata Keyz yang di tujukan kepada dirinya sendiri. “Aku tersesat, haus, dan sepertinya aku hampir mati. Maaf, tidak bisa memenuhi keinginan ayah.”
Keyz mencoba untuk berdiri, saat itulah dia merasakan tubuhnya kebas semua. Tulangnya seperti tidak memiliki sendi.
Dia meraba seluruh bagian tubuhnya, saat tangannya memegang bagian dada, dia memegang benda aneh. Itu....
“Hei. Apa yang kau lakukan?” Flip tidur dengan nyenyak di balik baju Keyz.
“Hoaemmm..” Flip meregangkan tubuhnya. “Hei Keyz. Selamat pagi. Siang? Malam? Apalah artinya. Kita tidak tahu waktu.”
“Ga usah ngelantur. Ngapain kamu tidur di balik bajuku? Aku kan sudah mengizinkan kamu pergi.”
“Waktu kamu pingsan. Aku sudah pergi kok. Tapi, ternyata, sendirian itu menyeramkan. Makanya aku kembali lagi.”
“Bodoh. Bisa saja aku tadi mati. Kamu ga usah repot-repot lagi kan?”
“Aku sudah menghentikan pendarahan di tanganmu yang putus.”
“Ha?” Keyz melihat ke arah tangannya yang hilang. Bekas luka? Hilang? Tidak ada darah?
“Aku Cuma bisa menyembuhkan saja. Tidak bisa mengembalikan tanganmu utuh seperti semula.” Flip meregangkan tubuhnya lagi. “Aku masih mengantuk. Aku mau tidur lagi.”
“Hei. Apa maksudmu dengan menyembuhkan?”
“Aku bisa melakukan sedikit sihir penyembuhan... Ah, nanti saja. Aku mengangguk. Otakku masih belum jalan. Kamu bisa menggunakan tubuhku sebagai pengganti lampu penerangan. Selamat tidur.” Dan Flip tertidur pulas seketika.
“Oi, oi, oi... Cih, dasar mahluk aneh.”
Nex
Dengan hati-hati, Keyz menaruh Flip di atas kepalanya. Cahaya dari sayap Flip sungguh sangat membantu dia. Cahayanya tidak terlalu terang, tapi berkat itu, Keyz bisa melanjutkan perjalanannya. Tapi kemana dia akan pergi?
Gua semakin bercabang, semakin menurun, dan semakin gelap. Udara semakin dingin dan lembab yang membuat Keyz merasa semakin pusing.
Langkahnya semakin lemah dan gontai saat dia melewati jalan yang kanannya ada sebuah dinding gua, dan sebelah kirinya ada jurang yang sangat dalam.
Ada suara gemuruh dari bawah jurang itu. Keyz yakin dibawah sana ada aliran sungai bawah tanah. Dia mengangkat Flip tinggi-tinggi, lalu melongok ke bawah jurang berupaya untuk melihat dan memastikan apa yang dia pikirkan.
Saat dia melihat ke bawah, rasa pusing Keyz semakin hebat. Dia terjauh, dan terpelosok kedalam jurang itu.
“Waahhhh...” Keyz berteriak sekeras-kerasnya sehingga membangunkan Flip dari tidurnya.
“Waahhh!!!!” Flip ikut berteriak.. “Ada apa? Ada apa?” Saat itulah dia tersadar bahwa dia sedang terjatuh kedalam jurang. “Wahhh.. kita jatuh...!!!! Tidaaakkkk!!! Tolong!!!! Helep!!!.... Eh, aku kan bisa terbang.” Lalu, terbang lah dia. Sedangkan Keyz, dia terjatuh ke dalam kegelapan jurang.
Nex
“Byur!!” Keyz terjatuh di sungai bawah tanah yang alirannya sangat deras. Tubuhnya terseret, dan timbul tenggelam tak berdaya. Terbentur bebatuan. Dia sadar, dan berusaha untuk meraih apapun yang bisa dia pegang. Batu dia raih, gagal, karena batu itu sangat licin. Berpegangan kepada batang kayu, tapi patah karena sudah terlalu lama terkena air.
Keyz menelan banyak air sungai itu. Dia bersyukur rasa dahaga sudah terobati, tapi yang menjadi masalah sekarang adalah, dia sama sekali tidak bisa berenang.
Sekitar dua ratus meter dari titik dia terjatuh. Tubuh Keyz membentur batu sungai dengan sangat keras. Dia merasakan beberapa tulangnya patah. Rasa ngilu menjalar ke seluruh tubuhnya. Di tambah dinginnya air sungai itu yang sedingin es, membuat Keyz semakin merasakan ngilu yang luar biasa.
Dia hampir pingsan ketika dia sadar kalau didepan sana ada sebuah batang pohon yang melintang di atas sungai itu.
“Aku harus bisa meraih batang pohon itu.” Kata Keyz lirih.
Batang itu sudah dekat.
Dekat.
Dan sangat dekat.
Keyz meraih batang pohon itu, tapi ternyata batang pohon itu terlalu tinggi untuk dia raih.
Tubuh Keyz melewati batang kayu itu dan terseret lebih jauh lagi.
Beberapa ratus meter kemudian, ujung sungai terlihat. Disana... Air terjun...
“Hahaha. Kali ini, aku benar-benar akan mati.” Kata Keyz. Dia sudah pasrah.
Dia terhempas jatuh di air terjun itu. Dia merasakan sangat lama terjatuh sampai-sampai dia berpikir kalau dia terjatuh ke dalam inti bumi.