Di tengah gemuruh ombak kota kecil Cilacap, enam anak muda yang terikat oleh kecintaan mereka pada musik membentuk Dolphin Band sebuah grup yang lahir dari persahabatan dan semangat pantang menyerah. Ayya, Tiara, Puji, Damas, Iqbal, dan Ferdy, tidak hanya mengejar kemenangan, tetapi juga impian untuk menciptakan karya yang menyentuh hati. Terinspirasi oleh kecerdasan dan keceriaan lumba-lumba, mereka bertekad menaklukkan tantangan dengan nada-nada penuh makna. Inilah perjalanan mereka, sebuah kisah tentang musik, persahabatan, dan perjuangan tak kenal lelah untuk mewujudkan mimpi.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon F3rdy 25, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
ROAD TO ROCK ISLAND 2 REGIONAL JATENG
Minggu malam tiba, udara di venue terasa bergetar dengan semangat dan adrenalin. Ini adalah malam puncak, malam yang menentukan.
Dari 10 band yang tampil di final regional Jawa Tengah, hanya dua yang akan mendapatkan tiket ke 34 besar nasional di Jakarta.
Semua band terlihat tegang dan penuh harapan. Mereka tahu betul bahwa malam ini akan menentukan apakah mereka melangkah ke tahap berikutnya atau pulang dengan tangan kosong.
Di belakang panggung, Dolfin Band sedang bersiap-siap. Ayya terlihat berusaha menenangkan dirinya.
"Oke, kita sudah sampai sejauh ini. Tinggal satu penampilan lagi," katanya sambil menarik napas panjang.
"Jangan tegang, Ayya. Gue yakin kita bisa," ujar Ferdy sambil menyentuh bahu Ayya, memberikan dorongan moral.
“Bener kata Ferdy, yang penting kita kasih semua yang kita punya di atas panggung. Abis itu terserah hasilnya,” timpal Puji sambil merapikan gitarnya.
Tiara yang berdiri tak jauh dari sana tersenyum kecil, "Gue udah bayangin kalo kita bisa ke Jakarta, pasti seru banget! Tapi sekarang, fokus dulu sama malam ini, ya."
Damas dan Iqbal sibuk memeriksa alat mereka satu kali lagi, memastikan semuanya dalam kondisi prima.
Semua instrumen sudah dipersiapkan dengan matang. Di luar, gemuruh sorakan penonton semakin memuncak saat MC naik ke panggung, bersiap memulai acara.
"Selamat malam, Semarang! Sudah siap untuk grand final ROCK ISLAND REGIONAL JAWA TENGAH?!" teriak MC dengan gaya nyentrik khasnya. Penonton bersorak riuh.
"Malam ini kita akan menyaksikan penampilan 10 band terbaik yang akan memperebutkan 2 tiket ke grand final Rock Island di Jakarta!"
Suasana venue semakin panas saat empat band pertama naik ke panggung satu per satu.
Penampilan mereka begitu enerjik, penuh semangat dan kejutan, membuat penonton terpukau. Dolfin Band yang menunggu di belakang panggung tak bisa menghindari rasa tegang yang semakin menggelayuti mereka.
Setelah penampilan band keempat usai, MC kembali naik ke panggung dengan senyuman lebar di wajahnya.
“Dan sekarang, penampilan berikutnya, band yang sudah membuat kota Cilacap bangga... sambutlah, **Dolfin Band**!”
Teriakan penonton menggema, sorakan semakin keras ketika nama Dolfin Band disebutkan. Mereka dengan cepat naik ke panggung.
Ferdy memulai dengan intro keyboard yang halus, membangun atmosfer sebelum Ayya melantunkan bait pertama dengan vokal penuh emosi.
Lantunan gitar Damas dan Puji memecah suasana, membawa penonton ke dalam gelombang musik yang menghentak.
Penonton yang tadinya berdiri diam kini ikut melompat dan berjoget, mengikuti irama musik yang mereka mainkan.
Lagu-lagu yang dibawakan Dolfin Band malam itu penuh energi, dan Ayya berhasil mengajak penonton untuk ikut bernyanyi bersama.
"Kita bikin malam ini nggak akan terlupakan, Semarang!" seru Ayya di tengah lagu, dan seketika teriakan penonton semakin kencang.
Tiara dan Iqbal menjaga ritme yang ketat, membuat groove semakin mantap.
Setiap ketukan drum dari Iqbal menghentak kuat, seakan menghentikan waktu, sementara Tiara dengan bass-nya memberikan pondasi yang kokoh bagi lagu-lagu mereka.
Penampilan mereka malam itu sungguh memukau, setiap anggota band memberikan yang terbaik dari kemampuan mereka.
Setelah selesai membawakan lagu terakhir, Dolfin Band mengucapkan terima kasih kepada penonton. Mereka turun dari panggung dengan napas yang masih tersengal, namun ada senyum puas di wajah mereka.
“Gue rasa kita berhasil bikin penonton pecah!” seru Iqbal dengan napas masih terengah-engah.
"Lo liat nggak tadi? Gila, penonton ikut nyanyi semua!" Ayya menambahkan sambil memegang tangannya yang gemetar karena adrenalin.
Puji mengangguk, “Itu penampilan terbaik kita. Apapun hasilnya nanti, gue bangga banget sama kita semua.”
---
Setelah semua band tampil, tibalah saat yang paling mendebarkan pengumuman hasil.
Semua band berkumpul di atas panggung, termasuk Dolfin Band.
MC kembali ke panggung dengan wajah serius, membuat suasana semakin menegangkan.
“Oke, teman-teman, inilah saat yang kita tunggu-tunggu. Malam ini, dari 10 band yang sudah tampil, hanya dua band yang akan mendapatkan tiket menuju grand final di Jakarta. Apakah kalian siap?”
Penonton bersorak, tapi di antara para peserta, suasana terasa sangat tegang.
Mereka saling melirik satu sama lain, berharap nama band mereka yang akan disebutkan.
“Baiklah, langsung saja. Di urutan kelima... **The Pupinks** dari Purwokerto!” MC mengumumkan dengan tegas.
The Pupinks tersenyum dan saling merangkul, meskipun mereka tidak lolos ke dua besar, mereka tetap bersyukur bisa masuk lima besar.
“Di urutan keempat... **The Clique** dari Magelang!”
Sorakan dari para pendukung The Clique terdengar, meski mereka juga tahu perjalanan mereka berhenti di sini.
“Di urutan ketiga... **Extreme** dari Wonosobo!”
Sekali lagi, penonton bersorak. Tapi, ketegangan masih terus meningkat. Kini, tinggal dua nama lagi yang akan disebutkan, dan hanya dua band yang akan melangkah ke Jakarta.
MC melanjutkan dengan gaya dramatis,
“Dan di urutan kedua yang akan melaju ke grand final Rock Island di Jakarta adalah........"
Suara musik menambah debara ln jatung jeng... jeng... jeng...
" **The Broto** dari Semarang!”
Tepuk tangan dan sorakan membahana. The Broto melompat-lompat kegirangan di atas panggung, merayakan keberhasilan mereka masuk ke 34 besar.
Sekarang hanya tersisa enam nama band yang ada diatas panggung.
Dolfin Band berdiri di sana dengan jantung berdebar kencang.
Mereka saling bertukar pandang, harapan dan ketegangan memenuhi wajah mereka.
Penonton juga ikut menahan napas, menunggu pengumuman terakhir.
MC mengambil napas panjang sebelum mengucapkan,
“Dan band terakhir yang akan menemani The Broto ke Jakarta adalah.........
Suara musik menambah ketegangan jeng... jeng... jeng...
"**Dolfin Band** dari Cilacap!”
Seketika, sorakan pecah di seluruh venue.
kembang api yang menyala terang menghiasi langit malam, mempertegas momen kemenangan mereka.
Para anggota Dolfin Band berpelukan satu sama lain, tak percaya bahwa mereka berhasil melaju ke babak nasional.
Ferdy tak bisa menahan senyumnya, “Kita berhasil! Kita ke Jakarta, guys!”
Ayya memeluk Ferdy erat. “Gue nggak nyangka! Ini gila banget!”
Puji dan Tiara saling berpelukan sambil tertawa, sementara Iqbal dan Damas berteriak kegirangan. Semua euforia malam itu terasa seperti mimpi yang jadi kenyataan.
---
Setelah pengumuman selesai dan kembang api mulai mereda, mereka semua duduk di belakang panggung, masih terengah-engah namun penuh kebahagiaan.
“Kalian keren banget tadi, Ayya, Ferdy, semua. Gue nggak nyangka kita bisa sampai sejauh ini,” ucap Tiara sambil tersenyum lebar.
Ayya mengangguk. “Iya, tapi ini baru permulaan. Kita masih harus bertarung di Jakarta.”
“Betul,” kata Ferdy sambil mengangguk setuju. “Perjalanan kita masih panjang. Jakarta itu bukan main-main. Semua band terbaik dari seluruh Indonesia bakal kumpul di sana.”
“Dan kita salah satunya,” sahut Iqbal dengan penuh percaya diri.
Damas yang duduk di sudut sambil merapikan gitarnya tersenyum kecil. “Tapi yang pasti, malam ini kita nikmati dulu kemenangan kita. Besok kita baru mikirin Jakarta.”
Mereka semua tertawa, setuju dengan Damas. Malam itu terasa panjang dan penuh suka cita. Para crew juga ikut merayakan kemenangan tersebut. Namun, di balik kebahagiaan itu, ada perasaan tanggung jawab yang besar. Mereka tahu bahwa Jakarta akan menjadi panggung yang lebih besar dan lebih menantang.
Ferdy kemudian menatap langit yang masih tersisa beberapa kembang api kecil di ujungnya. "Kita berhasil sampai sini, tapi perjalanan kita belum selesai. Kita harus bisa lompat lebih tinggi lagi."
Ayya yang duduk di sebelahnya tersenyum lembut. "Kita pasti bisa. Dengan kerja keras dan kebersamaan, gue yakin kita bisa bikin sejarah di Jakarta."
Malam itu ditutup dengan tawa, semangat, dan harapan besar yang terbentang di depan mereka. Tapi, perjuangan baru saja dimulai. Rock Island di Jakarta sudah menanti, dan mimpi mereka untuk menjadi yang terbaik semakin dekat. Kini, Dolfin Band hanya tinggal dua langkah lagi dari panggung besar yang bisa mengubah hidup mereka selamanya.
---
Apakah mereka mampu menggapai mimpi mereka? Nantikan kelanjutannya di bab berikutnya!
saya Pocipan ingin mengajak kaka untuk bergabung di Gc Bcm
di sini kita adakan Event dan juga belajar bersama dengan mentor senior.
jika kaka bersedia untuk bergabung
wajib follow saya lebih dulu untuk saya undang langsung. Terima Kasih.