NovelToon NovelToon
Stole My Rain

Stole My Rain

Status: sedang berlangsung
Genre:Diam-Diam Cinta
Popularitas:5.7k
Nilai: 5
Nama Author: Ega Endrawati

Aku Revina.

Aku adalah orang yang tidak pernah menyangka jika perjalanan cinta ku akan berjalan seperti ini.

Aku kira, cinta itu hanya menyenangkan saja, ternyata cinta juga ada sedih nya. Di dalam cinta ada marah nya, ada kecewanya, ada kebohongan nya, bahkan ada pengkhianatan yang amat sangat menyakitkan.

Kenapa tidak pernah ada orang yang menceritakan sisi buruk dari rasa cinta ?

Kenapa mereka hanya menceritakan sisi bahagianya saja ?

Jika tau akan serumit ini, aku tidak akan pernah coba-coba untuk main-main dengan rasa cinta,sampai pada akhirnya aku akan siap menerima segala konsekuensinya.

Aku sudah terlanjur masuk kedalam sebuah perangkap yang hanya akan menenggelamkan ku di dalam kekelaman nya. Aku harus mencari jalan sendiri, mencari jalan terang untuk terbebas dari rasa cinta ini

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ega Endrawati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 27

Kita sampai di depan Lobby hotel besar yang berada di daerah Jimbaran ini. Ini bukan lagi hotel,tapi seperti Resort besar. Ketika kami akan menuju kamar kami pun,kami semua di antarkan dengan mobil khusus hotel disini. Sepanjang menuju kamar kami,aku tak henti-hentinya menatap pemandang laut lepas di sekitar hotel sana,dan juga taman-taman indah yang begitu hijau dan begitu asri tertata begitu baik di setiap sudut.

Kami sampai di depan kamar kami. Aku kira kamar hotel itu,akan menyatu dengan pengunjung-pengunjung lain nya tapi ternyata tidak. Aku sudah bilang ini Resort termewah yang pernah aku lihat.

Begitu pintu kayu itu dibuka,kita di suguhkan dengan private garden yang begitu authentic di sekitat resort pribadinya. Lalu kami berjalan melewati taman kecil itu untuk menuju resort private kami. Om Bima membuka pintu resort itu dan lagi-lagi aku di buat takjub oleh isi dalam rumah yang begitu terlihat nyaman dan megah ini ketika Om Bima membuka pintunya. Ini tidak tampak seperti hotel,tapi tampak seperti rumah pribadi dengan kemewahan di dalam nya.

“Tunggu sampai kamu melihat belakang tempat ini” ucap Mama setelah melihatku yang begitu tercengang dengan senyuman yang merekah di wajahku.

Aku langsung menuju bagian belakang rumah ini. Lagi dan lagi aku terpaku dengan kolam yang ada di bagian belakang rumah ini,dengan pemandangan laut lepas yang ada di hadapan ku. Aku tak sanggup mengedipkan mata melihat lautan samudera yang begitu luas ada di depan mataku. Aku benar-benar terharu dengan pemandangan ini. Aku kira pemandangan seperti ini hanya bisa aku saksikan di dalam lukisan saja,ternyata sekarang aku benar-benar melihat keindahan nya dengan mata ku sendiri.

Aku mengeluarkan handphone ku dan aku mulai mengabadikan pemandangan ini di dalam handphon ku,bahkan aku mau memamerkan semua ini kepada group chat teman-teman ku.

Setelah aku menikmati pemandangan sekitar aku langsung di minta Om Bima memilih kamar.

“Aku boleh pilih kamar sendiri?” Tanya ku tak percaya.

“Boleh. Kamar ini kan ada 4,jadi masing-masing punya kamar sendiri”

Aku membulatkan mataku dan menatap Mama dengan bahagia.

“Seneng kan ? Apa Mama bilang,kamu pasti ga akan nyesel udah ikut Mama liburan” ledek Mama.

Aku memutar tubuh ku seolah sedang mencari kamar mana yang akan aku tempati.

“Aku boleh tidur di kamar dekat kolam ga Om?” Tanya ku dengan malu.

“Boleh”

“Yess” heboh ku sambil terus meloncat kecil dan menarik koper ku masuk ke dalam kamar yang berada tepat di hadapan kolam renang,sehingga aku bisa menikmati pemandangan indah di kamar ku setiap saat. Karena bagian dinding yang menghadap kolam,terbuat dari full kaca tembus pandang,dan jika aku mau menutupnya,aku tinggal menutup tirai yang amat besar itu.

Setelah aku mandi dan bersiap untuk keluar dengan pakaian pantai ku,aku mendengar seseoranh ada yang berenang di kolam renang. Aku menyingkapkan tirai ku sedikit dan mengintipnya.

David. Dengan bertelanjang dada,dia berenang dengan begitu lihainya dari ujung sampai ke ujung kolam. Ketika dia bangkit dari kolam,aku begitu bisa melihat tubuhnya yang sangat atletis itu. Setiap lekukan tubuhnya membuat dia begitu gagah,bahkan wajahnya yang basah pun menambah dia terlihat sangat tampan. Dia sexy sekali. Lalu aku mengerjapkan mataku lalu kembali menutup tirai itu. Aku mengetuk kepalaku.

“Bego. Kok bisa tiba-tiba terpesona gitu sih?!” Umpat ku kepada diri sendiri.

Lalu aku keluar dari kamar tanpa memperdulikan David yang ada di kolam renang. Aku sempat meliriknya dengan dingin lalu pergi meninggalkan nya. David melihat ku dengan bingung,lalu dia memakai handuknya dan masuk ke dalam kamar yang ternyata berada tepat di hadapan ku.

Aku keluar dari hotel ku dan berjalan-jalan di sekitar sana dengan pakaian ku yang sedikit minim. Ya,pakaian ku pasti akan aku sesuaikan dengan dimana aku akan berlibur. Aku memakai baju pantai dengan atasan berwarna putih longgar yang memperlihatkan bagian perut indahku,lalu bagian bawah aku pakaikan selendang panjang bercorak bunga yang hanya sekedar ku ikat,untuk menutupi kaki ku. Aku gerai rambut panjang ku,dan aku berjalan begitu anggun melewati setiap pemandangan indah yang hendak ku lewati.

Aku melihat ada sebuah Caffe pribadi di sekitar resort. Lalu kau berjalan kesana dan duduk di salah satu kursi kayu yang menyuguhkan pemandangan lebih indah dari sini.

“Mau pesan apa nona?” Tanya seorang pelayan sambil menyodorkan sebuah menu kepadaku.

“Boleh aku liat-liat dulu” pinta ku.

“Tentu. Nanti bisa panggil saja pelayan yang ada di dekat anda”

“Baik. Terimakasih” manis ku.

Angin laut begitu kencang,sehingga membuat rambut ku terus menerus melayang dan membuat ku merasa anggun sekali.

Seseorang duduk di samping ku. Entah siapa pria itu,tapi dia sengaja duduk di samping ku dengan sebuah minuman di tangan nya. Dia memakai baju kemeja berwarna hijau gelap,lalu celana pendek berwarna hitam. Wajahnya pun terlihat seperti orang luar,dan tatapan nya penuh dengan godaan.

Aku berusaha tak memperdulikan nya.

“Mau aku pesankan minum?” Tanya nya.

“Kamu pelayan disini?” Ledek ku sambil terus membuka buka menu yang ada di tangan ku tanpa melihatnya.

“Tentu bukan. Aku juga pengunjung”

“Oh” ketusku.

“Aku menawari kamu untuk aku traktir minum”

“Tenang. Aku punya uang untuk beli sendiri” jawab ku sambil menatapnya sambil memberikan senyuman mautku.

“Simpan uang kamu untuk nanti. Biar aku yang bayarkan minuman kamu”

“Mungkin kamu yang harus simpan uang kamu,untuk kamu goda wanita lain nanti” sahutku,namun kali ini dengan menatap dia begitu tajam.

“Sombong sekali. Aku bisa mengganti uang sewa hotel kamu selama sebulan jika kamu mau”

“Oya?” Tantang ku dengan penuh keberanian.

“Kenapa kamu tidak sewa perempuan aja untuk bisa kamu ajak berduaan tanpa harus mengganggu ketenangan aku disini”

“Kamu tidak tau siapa aku kan?” Tanya nya berusaha menakutiku.

“Aku tidak peduli siapa pun kamu”

“Aku bukan orang baik”

“Aku bisa lihat itu”

“Aku bisa melukai orang tanpa melihat gender nya”

“Betul kah?”

“Iya”

Kita terus saling menantang tanpa terlihat ada yang mau mengalah satupun.

“Kalau begitu cari lawan yang seimbang dengan kamu” ucap seseorang yang tiba-tiba duduk di samping ku.

Aku bisa tahu dari suaranya. David. Aku masih menatap tajam laki-laki pengganggu itu dan tersenyum meledek,seolah aku sudah menang dengan kehadiran David di belakang ku. Laki-laki itu menatap tubuh David sebentar,lalu pergi meninggalkan kami berdua.

Aku kembali menatap pemandangan indah di hadapan ku,lalu melirik David.

“Lagi apa kamu?”

“Lagi nontonin kamu berantem sama orang asing”

Aku melengkungkan bibirku.

“Kamu emang berani banget ya?” Ucap nya entah dia sedang memujiku atau malah meledek ku.

“Aku paling ga suka ketenangan aku di ganggu”

“Iya. Aku tau” jawab nya.

“Kenapa harus pake pakaian kaya gini sih?” Tanya nya terdengar risih melihat pakaian ku.

“Kenapa?” Tanya ku sambil mengerutkan keningku,menatap dia seolah berkata ‘terserah ku saja’

“Kamu tau kita lagi di atas tebing dan di pinggir pantai. Udah pasti angin besar kan ? Siang gini juga lagi panas-panas nya”

“Namanya juga beachwear. Masa ia aku harus pake pakaian panjang sama celana panjang sih?” Tanya ku dengan ketidak mungkinan itu.

Lalu tidak berselang lama ada dua orang seperti berpasangan tengah memakai jaket dan celana panjang nya seolah mereka kedinginan.

David menahan tawanya. Dia menutup wajahnya untuk bisa tertawa tanpa menyinggung orang yang tengah dia tertawakan. Aku jadi ikut tertawa karena nya.

“Heh bisa bisanya ya kamu ketawain orang” ucap ku memukul kecil lengan nya sambil ikut tertawa dengan hal lucu yang baru saja terjadi.

1
vivian
Support up thor semangattttt
tyan_01
Up thor
vivian
Love you thor
venna
Terusan nya gimanaa ???
Anonymous
Bagus thor😇
Ms. No name
Ayo up thor upp
venna
Lanjut thor semangat 🤩
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!