NovelToon NovelToon
Become The Duke'S Adopted Daughter

Become The Duke'S Adopted Daughter

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Time Travel / Mengubah Takdir / Fantasi Wanita / Bullying dan Balas Dendam
Popularitas:72.7k
Nilai: 5
Nama Author: Atiiqah Alysia Hudzaifah

Maulidya Alissa Agraham, atau yang kerap disapa Lidya, gadis 20 tahun yang mati ketika menjalani sebuah misi. Hidupnya yang dipikir sudah berakhir justru malah terbangun di raga seorang gadis didunia lain yang dikenal buruk dalam beretika. Sikapnya yang pemalu dan tidak percaya diri membuatnya diolok-olok oleh bangsawan lain.

Namun sebuah perubahan terjadi ketika gadis itu terbangun dari pingsannya. Sikapnya tiba-tiba berubah menjadi tegas dan tidak mudah ditindas membawa kehebohan besar diseluruh Kekaisaran. Mereka yang menghinanya dulu kini berlutut memohon ampunan. Para pelayan yang merendahkannya terbujur kaku dengan kepala yang terpisah. Ditambah lagi, kedatangan Lidya saat itu membawa banyak perubahan sejarah di seluruh Kekaisaran.

Misinya adalah menjadi wanita terkaya disana

Namun apadaya jika semua laki-laki justru tertarik padanya?

Dan, takdir? Apakah benda ini benar nyata?

Semua keanehan ini..

Tidak masuk akal

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Atiiqah Alysia Hudzaifah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

27 | Niat Jahat

Drap.. drap..

"Tamu ya.." Gumam Lidya kemudian menoleh "Mey kau kenal dengan mereka?" Tanyanya.

Meylin menoleh "ehmm ya.. mereka cukup terkenal jadi tentu saja saya mengenalnya." Jawab Meylin kemudian membuang muka. Lidya hanya menatapnya penuh arti lalu berlalu tidak peduli.

'Kenapa mereka datang secepat ini? Seharusnya masih 2 tahun lagi untuk mereka menunjukkan muka.' Batin Meylin khawatir kemudian ikut menyusul Lidya yang sudah berada jauh didepannya.

Tok tok tok

"Masuk"

Ceklek

Tap tap tap

Lidya masuk begitu pula dengan Meylin yang senantiasa mengikuti di belakangnya. Terlihat Alverd bersama dua orang perempuan sedang duduk menatap dirinya.

Alverd sendiri menatapnya tenang dan terkesan lembut sedangkan yang lainnya menatapnya dengan tatapan yang errr sinis?

Lidya mendekat tidak mempedulikan tatapan kedua orang itu. Lagipula siapa mereka, kenal saja tidak.

"Kemari" Titah Alverd menepuk sofa disebelahnya. Lidya dengan senang hati menurutinya. Lidya duduk, diikuti Meylin yang berdiri tidak jauh dari mereka, tepatnya disamping hendrick.

Mereka-- Hendrick dan Meylin saling melempar senyum. Hendrick menunduk lalu berbisik "kau mengenal mereka?" Tanyanya ketika melihat tatapan benci yang Meylin lemparkan pada 2 perempuan itu ketika masuk.

Meylin diam kemudian mengangguk "tidak ada yang tidak mengenal bangsawan gagal seperti mereka, bukan?" Ucap meylin pelan, takut ejekannya didengar orang lain.

Hendrick terlihat terkejut lalu kembali bertanya "kau tidak takut orang-orang akan mendengarmu, anak kecil?"

Meylin lantas menggeleng "saya pastikan hanya anda yang mendengarnya, paman."

Mendengarnya membuat Hendrick menipiskan bibirnya, dia menggerutu pelan "Apa aku se-tua itu untuk dipanggil paman?"

Kembali pada Lidya

"Jadi, apa tujuan mu kemari?" Tanya Alverd dingin.

Mendengar pertanyaan to the point tersebut, Wanita itu hanya tersenyum "ayolah apakah tidak ada basa basi seperti yang biasa dilakukan teman lama?" Katanya.

Jujur, meski Lidya tidak mengenal mereka berdua, terutama gadis berambut coklat susu yang ia duga seumuran dengan Gricella dan sejak tadi menatapnya dengan senyuman, Lidya tetap tidak menyukai mereka. Entah kenapa feeling nya mengatakan, mereka berdua punya niat buruk disini.

Lidya jadi mengingat ucapan Meylin sebelumnya.

'Mereka ingin merebut sumber uangku? Maksudnya Duke, ayahku? Apa yang bisa mereka lakukan untuk itu?' pikirnya

'Jangan bilang, seperti yang kupikirkan?'

Kembali pada Alverd, dia mendengus mendengar ucapan yang dilayangkan wanita dedepannya "kau tau waktuku tidak sebanyak itu untukmu."

Wanita itu terkekeh lembut "Aku.. hanya rindu padamu. Apakah salah bila aku ingin bertemu denganmu untuk melepas kerinduan ini. Kau tau bukan, ini menyakitkan." Katanya dengan wajah memelas

Tanpa bisa ditahan, bulu kuduk Lidya berdiri. Dia lantas menatap horor wanita aneh yang sejak tadi menggoda ayahnya 'ucapan yang sangat menggelikan!'

Alverd terlihat tidak terusik "Jika kau tidak memiliki urusan yang jelas, segeralah angkat kaki. Sebelum aku memerintahkan kesatria ku untuk mengusirmu." Ancamnya tidak main-main

"Ayolah Al~ kupikir kau seperti ini karena masih marah dengan kejadian masa lalu. Lebih baik kau lupakan itu dan kembali bersamaku." Katanya mendayu-dayu.

Lidya mengernyit jijik mendengarnya. Tapi tunggu 'masalalu? Ada hubungan apa mereka sebenarnya?'

Duke menatapnya semakin tajam "sikapku dulu dan sekarang tidak ada hubungannya dengan apapun." Desisnya

Wanita itu terdiam lalu terkekeh pelan "baiklah baiklah aku mengalah." Dia lantas menutup mulutnya dengan kipas yang dibawanya "kita tidak akan pernah tau isi pikiran dari duke berdarah dingin ini. Jadi biar kuberitahu tujuanku." Dia menoleh kearah gadis disebelahnya. "Ini putriku" gantungnya lalu melirik Lidya dengan senyum miring "bersama Rowend"

H e n i n g ~

Tidak ada balasan apapun dari ayahnya, namun Lidya menyadarinya

'Suasana berubah semakin dingin, atau ini hanya perasaanku saja?' pikirnya. Lidya lalu melirik duke melalui ujung matanya.

Datar seperti biasa. Lalu datang dari mana aura tidak enak ini. Tanpa sadar Lidya melirik kearah wanita didepannya yang wajahnya mengeras.

Kenapa?

Atau karena wanita itu berharap mendapatkan suatu reaksi dari ayahnya? Namun sebaliknya, Alverd malah biasa saja?

Sebenarnya ada hubungan apa mereka dulu?

Wanita itu, Rosellia mencoba tersenyum. Tanpa ada yang menyadari, tangannya terkepal dibawah sana "sepertinya dia seumuran dengan putrimu Al."

Duke mengkerut nampak tidak suka "lalu?"

"Bukankah mereka belum berkenalan? Ada baiknya kita membuat hubungan manis untuk mereka lalu berteman. Kudengar putrimu belum memiliki teman. Itu sangat disayangkan Alverd, anak seumuran mereka sangatlah membutuhkan teman yang seumuran karena itu aku membawa putriku untuk berteman dengannya."

Dia tersenyum lembut kearah Lidya lalu menyuruh anaknya untuk mendekat "Bella, ayo perkenalkan dirimu."

Anak itu bangkit, tersenyum lalu mendekati Lidya. Dia mengapit ujung gaunnya seraya menunduk hormat. Dari penilaian Lidya, anak itu masih banyak kesalahan dalam salam hormatnya

"Perkenalkan namaku Isabella Troustila karena kita seumuran kamu bisa memanggilku Bella. Jangan terlalu formal dan terbiasalah denganku. Semoga kita bisa berteman dengan baik." Ucapnya tanpa melunturkan senyumannya. Lidya hanya menatapnya datar sambil menilai.

Lidya menatapnya dari atas kebawah lalu diam-diam menatap tepat dimatanya. Tak lama kemudian, dia mendengus

'Palsu' pikirnya

Lidya bangkit dari duduknya lalu memberi hormat dengan benar ala kaum bangsawan "senang bertemu denganmu nona Isabella, namaku Gricella Laverna de Velvord aku berharap kita bisa berteman dengan baik kedepannya, tapi maaf untuk sekarang kita belum sedekat itu jadi aku akan memanggilmu Lady Troustila"

Isabella terlihat tersentak lalu cepat-cepat membalas "tapi Ella, bukankah orang tua kita saling mengenal? Jadi seharusnya.."

"Maaf menyela, lady Troustila. Memang benar orang tua kita saling mengenal, tetapi untuk kita sendiri baru bertemu hari ini. Kurasa akan sangat canggung bila tiba-tiba memanggil nama dekat. Bukan begitu?"

Tepat sasaran

Diam diam duke tersenyum tipis sedangkan Rosellia menggeram marah. 'Beraninyaa...' batinnya marah. Dan hal itu disadari Lidya

Lidya tersenyum miring "Apa ada masalah nyonya ..."

Rosellia tersentak, ia menoleh kearah duke yang menatapnya dingin lalu cepat cepat menjawab "a--apa maksudmu? Kalau kamu ingin seperti itu yasudah kami tidak punya kuasa untuk menolak" ucapnya gelagapan. Rosellia berdehem pelan lalu melanjutkan "La--lagipula kami kesini untuk memberimu ini" Rosella menyuruh putrinya untuk cepat memberikannya. Lalu dengan gugup Isabella menyerahkan sebuah undangan kepada Lidya.

Isabella tersenyum "ini undangan minum teh untukmu. Kuharap kamu datang. Akan ada banyak anak seumuran kita disana, jadi bagus untuk mencari teman!" Katanya ceria.

Lidya menatap undangan itu tanpa menerimanya "tapi aku tidak butuh teman" ceplosnya tanpa mengalihkan pandangan dari undangan itu.

Senyum Isabella luntur "apa?" beonya.

Lidya menoleh kearah duke lalu bersikap seolah masih anak-anak "ayah, perlukah Ella memiliki teman? Selama ini Ella sudah terbiasa sendiri, jadi Ella pikir tanpa teman 'pun Ella bisa hidup." Ucapnya yang membuat semua orang terkejut.

"Apa ini anak umur 13 tahun?"

"Yang benar saja!"

"....."

Semua diam masih tidak menyangka Lidya akan berkata begitu. Duke berdehem pelan, ia menepuk pelan kepala putrinya.

"Menurutmu memang tidak membutuhkan teman, tapi di umurmu yang masih belia, teman sangat dibutuhkan di masa depan terutama untuk membangun relasi." Ucapnya lalu berhenti sejenak

Padahal Lidya memang sudah tau sejak awal. Dia hanya berniat mempermalukan 2 perempuan didepannya. Jadi dia hanya diam menatap Isabella yang merasa menang dibelakang sana sebelum kebahagiaan sesaat nya dihancurkan oleh kata-kata Alverd selanjutnya.

"Tapi bila kamu memang tidak menginginkannya, ya tidak usah diterima. Lagipula aku kaya, suatu saat merekalah yang akan mengejarmu, bukan sebaliknya" Lanjut Alverd tanpa dosa.

Lidya terdiam sebentar mendengar kalimat tak terduga yang keluar dari mulut ayahnya. Dia lantas menahan senyum melihat wajah Isabella yang menjadi kusut dibelakang sana. Isabella meremat undangan ditangannya kuat. Tapi tak berselang lama ia tersenyum lagi

"Oohh Ella tidak ingin ikut ya.. yasudah.. padahal Bella pikir kita bisa mencari teman bersama disana.." ujarnya memasang tampang sedih "Tapi kalau memang Ella tidak ingin, yasudah, Bella tidak bisa memaksa." Ucapnya sedih lalu berniat menyimpan undangan yang ada ditangannya.

Namun sebelum undangannya disimpan kembali, sekali lagi Lidya mencoba melihat dengan jelas undangan itu, setelah yakin akan sesuatu, dengan cepat dia menyambar undangan itu sebelum Isabella berhasil menyimpannya.

Melihat wajah protes Isabella, Lidya tersenyum simpul "Ayahku sendiri yang berkata ini baik untukku, jadi kenapa ku tolak. Tidak buruk juga memiliki beberapa teman." Lidya tersenyum tanpa dosa.

Isabella diam-diam mengepalkan tangannya namun tetap mencoba untuk tersenyum ria. "Yasudah nanti kita berangkat bersama ya?! Bella nanti membawa kereta yang besar agar kita bisa-"

"Tidak perlu lakukan itu. Aku akan berangkat bersama ayahku nanti." Potongnya cepat lalu Lidya menoleh kearah duke "apakah boleh?"

Alverd tersenyum lalu mengusap kepalanya. "Tentu saja, semua untuk mu, sayang."

'Apa?'

Isabella merasa tidak Terima "T-tapi ibuku berkata laki-laki tidak diperbolehkan datang, jadi bagaimana-"

"Siapa yang berani menolak kedatanganku?" Potong Alverd tajam.

Isabella gelagapan. Tubuhnya sedikit bergetar lalu memilih kembali duduk bersama ibunya.

Rosellia yang sudah menahan kekesalannya dari tadi sontak meluapkannya "cukup! Tidakkah kau berlebihan pada anakku?!"

Alverd mengangkat sebelah alisnya merasa tidak bersalah "memang apa yang kulakukan?" Tantang Alverd remeh.

Rosellia menatap Alverd tak percaya lalu menunjuk Alverd dengan berani "Teganya kau?!" Katanya marah. Tanpa babibu Alverd mencengkram telujuk itu lalu mematahkan nya tanpa ragu

"Arghh!!" Pekik Rosellia kesakitan

"Siapa kau berani menentangku?" Geram Alverd tanpa melepaskan genggaman nya. Rosella meringis kesakitan. Jarinya benar-benar patah

"Ibuu!" Teriak Isabella lalu berlari mendekati ibunya.

"Paman Al apa yang membuat paman membenci ibuku? Padahal ibu sudah baik pada paman, Aaakh!!"

"Jangan panggil aku dengan sebutan itu." Desis Alverd marah "atau kau ingin bernasib sama seperti ayahmu?" Ancamnya yang mana berhasil membuat Isabella melotot ketakutan

"TIDAK!!"

Duke mendengus kesal "karena itu pergi dari sini dan bawa ibumu sebelum pedang ku bertindak." Alverd lalu menoleh kearah Lidya "ayo putriku, kita kembali." Ajaknya seraya mengulurkan tangan

Lidya dengan senang hati menerima uluran itu "ayo ayah kita pergi."

Isabella berhasil menahan tangisnya sejak tadi dan sebelum mereka keluar dari ruangan itu, suara Rosellia kembali terdengar "kupikir kau sudah melupakanku Alverd! Tetapi ternyata sebaliknya! Kau masih sekesal itu hingga kau tega melakukan ini pada kami!"

Mereka berhenti, tidak, Alverd yang berhenti. Sedangkan Lidya menatap wanita itu horor. Apa? Kepercayaan diri macam apa itu. Dan lagi, apa maksud dari kata 'melupakanku' itu, mereka pernah bersama? Jika itu memang benar...

Lidya lalu menatap miris Alverd disampingnya. Tidak disangka, selera ayah angkatnya bisa serendah ini.

Menyadari tatapan aneh yang dilayangkan putrinya karena ucapan wanita itu, membuat Alverd menggeram marah, namun sebelum dia memberi pelajaran pada Rosellia, Lidya menahannya.

"Sudahlah ayah.. tidak ada gunanya meladeni mereka. Lagipula kita juga tidak mengerti bahasa hewan, jadi buat apa didengarkan. Beberapa anjing jika menggonggong tidak akan menggangu kehidupan kita." Ujarnya tanpa dosa.

Rosellia dan Isabella melongo tidak percaya, sedangkan Alverd? Sejenak dia terdiam menatap heran putrinya, tak lama kemudian, senyum bangga terpatri dibibirnya

"Belajar dari mana kamu?"

Lidya menatap polos "entahlah, kata-kata itu terpikir begitu saja dikepalaku."

Mereka melotot tidak percaya melihat duke yang tertawa. Apa? Duke berdarah dingin ini tertawa?

Pria gila yang dingin?

Tangan pedang iblis?

Dewa perang kekaisaran?

Manusia kutub di Benua Barat?

Pria berhati es?

Apakah benar julukan itu miliknya?

Mereka meragukan penglihatan mereka, apalagi hendrick yang terkena shock mendadak. Sedangkan Meylin hanya menatapnya tanpa berkedip.

Dia bingung dan mencoba berpikir keras 'Ini benar-benar berubah dan tidak ada kejadian ini sebelumnya!'

Menyadari dirinya menjadi pusat perhatian, Alverd kembali dalam mode cool nya

"Selagi suasana hatiku baik, lebih baik kalian pergi sebelum aku berubah pikiran." Ancam Duke serius.

Mereka berdua gemetar ketakutan mendengar suara rendah yang keluar dari mulutnya. Tanpa menunggu waktu lama, dengan cepat mereka bangkit dan segera pergi dari sana.

"Ingatlah untuk tidak datang kemari, atau aku tidak akan menahan diriku lagi." Ucap Alverd penuh peringatan yang mana bisa didengar oleh mereka yang masih berada di dekat pintu.

Ketika mereka pergi, Meylin yang memang berada disamping pintu 'pun berbisik "jadi pelajaran dan perlu diingat ya nyonya. Dimana tempatmu berpijak, disitulah langit dijunjung." Bisiknya pelan yang mana hanya mereka berdua yang berhasil mendengar.

Hal itu membuat Rosellia marah dan berjalan semakin cepat. Bahkan seorang pelayanan kecil yang umurnya bahkan lebih muda dari putrinya 'pun berani mengancamnya.

'Lihat saja nanti!'

...-oOo-...

"ARGHHHH"

PRANG

"Sialan!!"

"S-sudahlah bu.. kita... Sshh... tinggal mencari rencana lain... Ja--jangan seperti ini terus..." Isabella terlihat sangat ketakutan menenangkan ibunya yang mengamuk.

"Rencana?! Rencana apa yang kau maksud ha?!! Semuanya gagal! Kau pasti lihat sendiri bukan bagaimana cara anak itu memberi salam?! Itu sempurna! Sedangkan kau masih jauh dari kata sempurna, Sialann!!!" Rosella menggila, semua barang yang masuk dalam penglihatannya ia hancurkan.

PRANGG

"Lihatlah wajahnya yang cantik itu! Padahal dia hanya anak beruntung yang diangkat Alverd menjadi anaknya! Apa yang dipikirkan orang itu hingga mengangkat anak yang tidak tau asal usulnya menjadi anaknya!? Itu membuat rencanaku gagal total!! Aargghhhh"

PRANGG

"AKHHH"

Isabella menutup matanya terkejut, dia menangis ketakutan. Kaca yang tepat berada disebelahnya hancur tak bersisa karena terkena lemparan ibunya.

"I-ibu.. ibu jangan seperti ini..."

Rosellia menunjuk Isabella marah "Diam kau anak sialan!! Karena kau juga rencanaku gagal!!" Rosellia dengan kejam mendorong putrinya tanpa rasa bersalah

"AKHHH" Bella terjatuh akibat dorongan dari sang ibu. Dia semakin meringis melihat darah yang keluar di lengannya karena terkena pecahan kaca.

"SEHARUSNYA DULU AKU TIDAK PERLU MEMPERTAHANKAN MU MENJADI ANAKKU. SEHARUSNYA AKU BIARKAN SAJA ROWEND KETIKA DIA MEMINTA ANAK. SEHARUSNYA AKU MENGGUGURKANMU SAAT ITU!!"

"Akhhh ibu!! Ibu jangan bu!" Teriaknya merangkak memohon dibawah kaki ibunya.

"Apa? Kau berani melawanku?" Tanyanya melotot

"T--tidak bu, bukan begitu. A-aku punya rencana bu! B--bagaimana bila diacara itu, Gricella kita permalukan. Pasti paman Alverd akan marah saat nama baiknya dicoreng akibat anak angkatnya itu." Usulnya ragu. Apapun akan ia ucapkan asal keluar dari situasi ini

Rosellia terdiam, ia terlihat menimang usulan anaknya 'benar juga, kenapa aku tidak terpikirkan rencana itu.' Dia melirik anaknya beberapa detik, lalu tersenyum. Amarahnya seketika meluap menyadari masih ada kesempatan untuknya membalas dendam

"Itu ide bagus, untungnya disaat seperti ini kau berguna ya." Pujinya sedikit nyelekit. Bella tersenyum paksa, namun tak berselang lama senyumannya kembali luntur

"karena itulah mulai saat ini aku akan mengajar mu semakin keras! Aku tak akan Terima jika namaku dipermalukan sekali lagi. Kau harus menjadi yang paling bersinar disana..." dia mendekati anaknya lalu mengelus pipinya lembut.

Gleg

Bella memandang ibunya ngeri. Dia bertanya ragu "j-jadi aku harus apa?" Rosella berhenti mengelus. Ia langsung mencengkram pipi anaknya kasar.

"Akhhh" teriak Bella kesakitan. Meskipun kasar dan menyakitkan, Rosellia masih tau diri untuk tidak melukai wajah cantik putrinya

"Anak bodoh! Kau masih bertanya apa yang harus kau lakukan?! Sialan! Bagaimana bisa aku melahirkan anak bodoh sepertimu!!" Sentaknya lalu menghempaskan pipi anaknya.

Karena hal itu, Bella terlempar kebelakang. Dia kembali menangis kesakitan. Dan memandang takut ibunya yang mendekat.

Rosellia menunduk menatap dingin putrinya lalu menepuk pipi anaknya pelan "kau dengar ini baik-baik, aku tidak akan mengulangnya dua kali. Kau akan menjadi gadis tercantik di acara itu dengan bekal etika yang sempurna. Gaunmu akan kubelikan yang paling mahal. Jadi jangan mempermalukanku saat diacara nanti. Kau paham?"

Bella mengangguk cepat "p-paham ibu"

Rosella mengangguk puas "bagus!"

Dia kemudian bangkit berniat meninggalkan anaknya "mulai sekarang aku akan memenuhi jadwalmu dengan semua pelajaran yang ada. Jangan sekali-kali kau berniat bolos atau aku akan langsung menghukummu dengan hal yang jauh lebih menyakitkan dari ini." Katanya lalu benar-benar pergi meninggalkan anaknya sendiri diruangan ini.

Isabella luruh kelantai, dia menangis dan menatap benci kedepan "hikss sialan! Ini gara-gara kau Gricella.. aku pasti akan membuat mu menderita."

"Tunggu saja nanti!"

...-oOo-...

Sedangkan disisi Gricella atau Lidya sendiri sedang bersantai dibalkon kamarnya sembari memikirkan kejadian tadi. Dia memegang pucuk kepalanya yang dielus duke beberapa saat lalu.

"Kami benar-benar sudah terlihat seperti ayah dan anak." Gumam Lidya yang mana kembali mengingat kejadian dimana keluarganya kecelakaan, yang membuatnya harus kehilangan kedua orang tuanya.

Seingatnya saat itulah kali terakhir kalinya ia merasakan elusan ayahnya dulu. Lidya tersenyum miris memikirkannya "apa aku sudah menganggap Alverd ayahku? Apa mungkin secepat ini?"

Lidya memandang keatas langit, memperhatikan bintang-bintang yang bertaburan dimalam ini "Dad.. daddy gak ngerasa dihianati kan? Kenapa bisa gini Dad? Padahal cuma daddy ayah satu-satunya yang Lidya miliki." Lidya memejamkan matanya sejenak, rasa sesak didadanya kembali terasa.

"Kalian apa kabar disana, pasti lagi bahagia ya, Mom, dad?" Kembali membuka matanya lalu berucap pasti.

"Udah lah, gak ada gunanya sedih sekarang. Ada masalah yang mesti diselesain. Gua harus bahagia disini, demi Ray dan semuanya."

Lidya bangkit dari duduknya lalu berjalan ke pembatas balkon "Akan ku tunjukkan kecantikan sebenarnya dari tubuh ini. Tidak akan kubiarkan kalian meremehkan Gricella lagi, karena sekarang Gricella sudah berubah menjadi Gricella yang bisa membuat kalian bertekuk lutut dibawah kekuasaannya."

Terlihat binar serius pada matanya "Dan awal sebenarnya adalah acara itu. Aku akan jadi yang paling bersinar nanti, liat saja."

"Aku penasaran, kejutan apa yang akan kudapat disana?"

.

.

.

To be Continued_

Halo.. sudah mulai ada nih teka-teki di episode ini.

Ada yg sudah bisa nebak gak

1
Wulansari Fiona Serhalawan
ya ampun thor,lama banget upnya,aku tungguin smpe mau jamuran loh thor😩! aku smpe hampir amnesia krna author kelamaan up. double up donk thor atau klu nggk tenble up deh sklian thor,bener nggk sih nulisnya🤔🤣! dalam hati author "nih pembaca gue 1 ini maruk bener ya,udh protesnya bejibun malah minta up tenble lagi. kaga tau apa gue mikir jln critanya ampe nggk tidur sma mkn yg bener" bener nggk sih thor,maaf klu salah🤣🤣🤣
Lylysifah
cepet sembuh thor yaa.. cerita mu akan selalu kutunggu
sansan
semoga cepat sehat ya thorr... bisa update lagi... ak mau otw baca.. Nemu novel ini langsung baca info penting dulu... 🤭🤭 takutnya Hiatus apa gimana gt...
Ita Xiaomi
Maaf kk klo bs jgn gunakan kata ini. Kasar banget.
akyyaa_
Biasa
Viona Syafazea
bener banget.. 🤣🤣🤣
Nadine Wulans
ku tunggu up nya kak yg panyang biar puasss lanjutt🌹
Dewi Ansyari
Season 2 jadi penasaran deh 🤔
Dewi Ansyari
AQuarium di bilang laut dalam kotak 🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣Lucu banget Leo namanya
Dewi Ansyari
Wah luar biasa rancangan baju-bajunya benar bagus dan cantik
Dewi Ansyari
Wow nama Ella sudah di sebut hebat .semuanya pasti terkejut hingga ingin muntah darah🤣🤣🤣🤣🤣
Dewi Ansyari
siapa sebenarnya laki2 berambut perak itu jadi penasaran deh 🤔
Dearest
semoga lekas sembuh ya othor yang imut²...
gak sabar baca ceritanya lagi.

tapi tolong banget nih untuk konfliknya gak usah terlalu banyak n ribet karna aq bakal skip kalo udah terlalu kompleks konfliknya.

get well soon ya bebep
Chauli Maulidiah
isabela itu sp thor? koq aku lupa ya..

btw, cepet sembuh ya thor. biar bs liat aksi si lidya lagi..
Dewi Ansyari
Gracella di lawan 🤣🤣🤣🤣 dasar Isabella bodoh
Kartika Lina
syafakillah ya thor,, gws,, semangat 💪💪💪 kusetia menunggu update an nya 🤭🤭🤭
febri_2474
get well soon ya thor, ttp semangat
ana azizah
karakter nya ga se wow yg di prolog
kirain bakal beneran kejam
tapi yg ada malah kebalikannya, naif, banyak mikir doang ga gerak
Dewi Ansyari
Kenapa selalu panggil Lidya kan udah pindah di mensi jadi namanya Gricella
Kartika Lina
kebayang kepala othor ngebul demi memuaskan kita para readers yg bawel selalu minta update,, keren pisan othor mah lah,, uhuyy pisan 👍👍😍😍😍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!