Setelah setahun menjalani pernikahan Palsu, Rendi tidak tahu jika Devi mengandung putranya. Lalu bagaimana kelanjutan hubungan Dev dengan Rendy setelah kelahiran putranya itu??
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mommy Zahra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Save me
Ku lihat seorang anak tampak masih betah di tempat duduknya. Bukannya pulang ia malah mengeluarkan mainannya dan mulai bermain di kelas, membuat ku penasaran.
"Kamu tidak pulang?"
Anak itu menggeleng.
"Kenapa?"
"Karena ayah dan ibuku sibuk, aku tidak mau pulang kalau sopirku yang menjemput ku," jawab anak itu
Benar saja, saat aku lihat seorang pria memasuki kelas, gadis kecil itu segera berlari dan bersembunyi.
"Jangan beritahu aku di sini," ucapnya kemudian masuk kedalam lemari.
Seorang pria bertubuh tegap memasuki kelas dan menanyakan tentang bocah itu padaku.
"Selamat siang Bu, apa nona Adelia sudah keluar kelas?" tanya pria itu
"Maaf bapak siapa?" tanyaku
"Aku sopirnya, kebetulan aku bertugas untuk menjemputnya," jawab pria itu
"Maaf saya guru baru di sini, jadi aku belum hafal semua anak-anak,"
Lelaki itu mengedarkan pandangannya dan mencari ke sudut ruangan. Saat tak menemukan siapapun di sana ia pun berpamitan.
Melihat Sang Sopir keluar bocah itu keluar dari dalam lemari.
"Jika kamu tidak mau dijemput oleh sopir, lalu kamu pulang dengan siapa?" tanyaku
"Aku bisa pulang sendiri," jawab gadis kecil itu kemudian mengambil tas sekolahnya.
Karena tak tega aku pun menawarkan diri untuk mengantarnya pulang dan ia pun tidak keberatan.
Siang itu aku mengantar gadis kecil itu menggunakan taksi.
Betapa terkejutnya aku saat mengetahui rumah tinggal gadis kecil itu.
"Rumah Mas Rendy, apakah dia anak Mas Rendy??"
"Rumah kamu dimana?" tanyaku sebelum memesan taksi
"Jalan Teuku Umar no 19,"
*Deg!!
Seketika alamat rumah itu mengingatkan aku dengan seseorang. Mas Rendy, ya...setahuku rumah dia di sana, di Jalan Teuku Umar no 19. Ah tapi tidak mungkin, rumah di jalan itu kan banyak, tidak mungkin dia anak Mas Rendy bukan.
Aku masih berpikir positif saat itu. Aku merasa tidak mungkin dia anak Mas Rendy secara wajahnya sama sekali tak mirip dengannya.
Namun betapa terkejutnya aku saat taksi berhenti di depan sebuah mansion mewah yang tidak asing bagiku .
Tidak salah lagi cuma itu adalah rumah Mas Rendy. Rumah dimana dulu aku pernah tinggal dan merajut harapan.
"Terimakasih banyak Miss sudah mengantarku pulang," ucap gadis itu berpamitan
"Sama-sama,"
"Apa miss tidak mau mampir ke rumah ku?" tanyanya lagi
"Terimakasih sayang, aku tidak mau menganggu waktu istirahat mu dengan ayah bundamu," tolak ku
"Tenang saja, aku selalu di rumah sendirian. Mamih dan Daddy selalu pulang malam, jadi tidak masalah jika Miss bersama Al main Ke rumahku," jawab bocah itu kemudian menarik lenganku
Akupun tak kuasa menolaknya. Sepertinya benar yang diucapkan oleh Adelia. Rumah ini masih sama, tak ada yang berubah sedikitpun hanya saja sekarang terpajang photo pernikahan Rendy dengan istrinya Naila.
Begitupun dengan photo-photo Adelia.
Gadis kecil itu membawaku ke kamarnya dan menunjukkan semua mainan yang ia punya.
Ia tampak senang bermain dengan Al, aku hanya mengawasi keduanya dari kejauhan.
Seorang asisten rumah tangga membawakan makanan untuknya.
"Selamat menikmati," ucapnya ramah
"Terimakasih," jawabku
Al dan Adel tampak menikmati camilan tersebut.
"Adel, Miss mau numpang ke kamar kecil boleh?" tanyaku
"Iya, toiletnya ada di sana!" tunjuk Adel
Aku segera menuju ke toilet.
Saat aku keluar ku dengar suara teriakan Adel yang membuat aku segera berlari keluar dari toilet.
"Sakit!" teriaknya
"Dasar bocah nakal, sudah berapa kali aku peringatkan jangan pernah kabur saat di jemput. Kau tahu akibatnya jika kamu hilang!" teriak seorang wanita sambil memukuli Adel
"Ampun, aku tidak aka melakukannya lagi!"
"Hei jangan pukul Adel, dia kesakitan!" seru Al berusaha menghentikan wanita itu
Namun wanita itu bukannya berhenti malah mendorong Al hingga jatuh.
"Dasar bocil, jangan ikut campur!"
*Brakkk!!
"Al!" aku langsung menghampiri Al dan membantunya bangun
"Miss tolong aku!" teriak Adel membuat ku Iba
Siapa wanita itu, kenapa dia begitu galak dan kasar kepada Adel, apa dia ibunya??.
Tapi tidak mungkin, dia bukan Naila. Jika dilihat dari seragam yang dipakainya dia seperti seorang asisten rumah tangga..
"Stop jangan pukuli dia lagi!" seruku membuat wanita itu langsung berhenti memukuli Adel
"Siapa kau!" serunya dengan mata membulat memperhatikan ku
"Aku guru Adel, kebetulan hari ini aku yang mengantarnya pulang?" jawabku
Seketika Adel langsung berlari padaku dN memeluk ku erat.
"Jangan mengaku-ngaku, aku tidak pernah melihat mu di sekolah?" jawab wanita itu
"Benar, karena aku guru baru dan baru mengajar hari ini,"
"Oh, jadi kau ingin menjadi mata-mata sekarang. Kau ingin mencari uang dengan mengadukan aku nanti hah, dasar penjilat!" hardik wanita itu
"Maaf aku tidak pernah ada keinginan untuk menjilat apalagi untuk mendapatkan uang, maaf gajiku sudah lebih dari cukup untuk menghidupi keluarga ku. Dan satu lagi, sebaiknya kamu juga hati-hati karena aku bisa saja melaporkan mu kepada orang tua Adel karena sudah menyakitinya," jawabku
"Silakan saja, kita lihat saja apa mereka percaya padamu atau padKu? Jawabnya kemudian pergi meninggalkan aku
Aku melihat Adel begitu ketakutan sehingga membuat ku harus memenangkannya.
"Jangan takut sayang Miss ada di sini, aku akan melindungi mu," ucapku
"Miss tolong bawa aku pergi dari sini, aku tidak mau tinggal di sini, aku takut!" seru Adelia
"Tentu saja aku tidak akan meninggalkan mu, apa kamu ingin aku menghubungi orang tuamu?" tanyaku
Adel menggelengkan kepalanya.
"Kenapa?" tanyaku
"Mereka tak pernah peduli denganku?" jawabnya getir
"Mana mungkin ada orang tua seperti itu," jawab ku
"Tentu saja tidak mungkin, tidak ada satupun orang tua di dunia ini yang tidak sayang dengan buah hatinya,"
Maka adel pun kemudian membuka pakaiannya. Dan tentu saja aku kembali dibuat terkejut olehnya saat il melihat beberapa logam di beberapa luka keban di seluruh tubuhnya.
"Ya Tuhan, siapa yang melakukannya??" tanyaku
"Merry !" jawab Adel
"Kalau begitu berikan nomor, telepon ayahmu Aku ingin menghubunginya!" seruku
Adel pun segera memberi nomor ponsel Rendy.
"
pantas saja mereka mendukung kesaksian Devi
giliran perselingkuhannya dengan Nayla terbongkar eeeh dia langsung pura-pura sok alim dan merasa jika semua aset yang ia terima itu adalah murni miliknya
soookooor
rasain noooh
kok jadi curiga neeeh