Halima Hartono itulah namaku.
Umur 21 tahun
Status janda anak 1
Dengan berat hati aku menerima perceraian dari suamiku, dan saat itu juga aku keluar dari rumah Besar mantan suamiku bersama Putri semata wayang ku.
Pulang ke rumah ke orangtua aku malu, karena aku yang mau nikah muda.
Dengan uang seadanya aku tinggal di sebuah kota kecil, sengaja aku cari dekat pasar, karena pikirku di pasar gampang cari uang.
Aku dapat sebuah kios yang cukup luas, ukuran 4x6, harganya setahun 30 juta, aku ambil dengan bayar 6 bulan.
Disinilah aku berada, di pasar Rakyat Sukamaju, karena sudah lama kios tidak disewa jadinya kotor
Saat membersihkan ruangan itu aku menemukan sebuah Cincin yang akan merubah kehidupan ku, bagaimana kisah-kisah hidupku silahkan ikuti ceritanya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jhon Dhoe, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 27. The Brotherhood Familly
Halimah melihat kedua sopir pelaku perampokan, sedang berada di dalam mobil box, tapi warnanya berbeda.
Diam-diam, Halimah menembak jarum, tepat pada roda depan dan belakang, mobil yang sedang parkir di bawa pohon itu tiba-tiba berbunyi berbunyi desis angin.
Setelah sebelah kiri, Halimah berjalan dan menembak lagi kearah roda depan dan belakang, kembali desis angin berbunyi.
Kini empat roda mobil box itu perlahan-lahan kempes, begitu juga mobil yang satunya, kedua sopir itu hanya saling pandang.
Halimah tersenyum tipis dan kembali ke kiosnya, dia memandang barang-barang nya sudah mulai habis, dan sng kasir sedang menghitung uang.
Tepat jam 1 siang, kasir itu menyetor, uang yang mereka dapat hampir 300 ratus juta, untuk receh sekitar 2 juta, tetap berada di laci.
Halimah memberikan mereka masing-masing karyawannya 100 ribu, kemudian dia beranjak dan menuju parkiran.
Kini dia telah berada di sekolah Putranya, yang saat ini berada di kelas 7, para terkagum-kagum dengan semangat Kenziro.
Seperti pada jam pertama, ketika dia disuruh menjelaskan soal matematika, dia menjelaskan dan juga menulis, tangan kecilnya begitu lincah menulis dengan sangat rapi, sambil bersuara memberikan penjelasan.
Bukan hanya pintar, guru dan murid juga kagum dengan tulisan Kenziro.
"Ziro, terimakasih, kami lebih mudah memahami nya, ucap salah satu siswa di kelas itu.
"Syukurlah kalau kakak-kakak semua bisa mengerti, maaf ya kakak-kakak jika penjelasan Ziro terlalu cepat, balas Kenziro.
"Pak Guru, Bapak jadi saksi, mulai hari ini kami anak-anak kelas 6 A+ Akselerasi, mengangkat Kenziro Aditya sebagai saudara kami, ucap ketua Kelas.
"Hahaha, bapak senang mendengarnya, nanti bapak laporkan ke wali kelas kalian, ucap Guru matematika.
Kenziro sendiri dia meneteskan air matanya hingga semua temannya yang kini menganggap nya saudara, terkejut.
'Dek, kenapa kamu menangis, apa kamu tidak suka kami jadi saudaramu, ucap Ketua Kelas.
"Bukan kak, Ziro bahagia, dan berterimakasih, pada kakak semuanya, Ziro tak memiliki banyak teman di Jakarta, karena hanya hidup berdua dengan Bunda, ucap Kenziro.
Namanya anak-anak dia tidak memiliki teman, dirumahnya hanya ada dia dan 2 orang pelayan, serta pak sopir, dari hanya sibuk dengan membangun game miliknya, lagian dia tidak pernah melihat ibunya keluyuran gak jelas.
"Sekarang kami adalah saudaramu, ada apa-apa telpon saja, jangan sungkan, tak peduli Ziro kaya atau miskin, yang penting kita bisa saling memperhatikan, ucap ketua kelas yang masih berusia 10 tahun.
Kenziro memang yang termuda, di kelas itu memang hanya sedikit muridnya, 10 orang saja, tapi isinya para Jenius, dan pelajaran 2 x lebih berat dari yang reguler, yang isi kelasnya berjumlah 25 orang.
"Terimakasih kak, kapan-kapan datanglah main kerumahku, ucap Kenziro.
"Oh jelas itu dek, kami juga ingin belajar bersamamu, ucap ketua kelas itu.
"Baik kak, Ziro akan membantu kakak semuanya, Atut saja waktunya dan datang kerumahku, ucap Kenziro.
Guru matematika itu, sengaja tak melanjutkan pelajaran nya, dia tidak ingin kebahagiaan murid-muridnya terganggu.
Seorang jenius harus di beri kebebasan, dalam artian positif, apalagi saat ini adalah momen yang baik, mengangkat menjadi saudara adalah hal baik, jadi mereka di masa depan bisa saling menopang, dan pasti akan bersaing dengan baik, pikir Guru itu.
"Kakak-kakak semuanya, hari ini, Ziro akan mentraktir kalian semua, dan bagaimana kalau kita giliran, kata Bundaku, silahturahmi akan semakin erat saat kita berada di meja makan, ucap Ziro.
"Baiklah, kami ikhlas menerima kebaikan Ziro, dan apakah kalian setuju? tanya ketua kelas itu.
Namun ada 1 orang siswi perempuan yang tak menjawab, dia hanya menunduk, dia berasal dari panti asuhan, jadi dia tidak punya uang, untuk mentraktir mereka, dia masih berumur 8 tahun dan sebelum kedatangan Ziro, dialah yang termuda.
"Saudari Martina, maafkan kami, bukan niat kami menyinggung mu, kami tau kamu anak panti, dan kami menerima keberadaan mu dengan senang hati, soal giliran traktir, kamu jangan tersinggung, saat tiba giliran mu, kami semuanya akan patungan untuk bayar makan kita semua, tapi tetap menggunakan nama kamu, jangan merasa rendah diri bersama kami, ucap seorang siswi, anak pasangan dokter terkenal.
"Terimakasih, saya berjanji, akan membalasnya saat saya sukses di masa depan, ucap Martina.
"Baiklah, kita semuanya, walau kelak kita terpisah, tapi ingat baik-baik, sejak hari ini kita semua bersaudara, dan siapapun yang Sukses duluan, wajib membantu teman kita dan mendorongnya agar maju bersama kita, Saya namakan persaudaraan kita ini dengan The Brotherhood Familly, bagaimana tanya ketua kelas itu.
"Kami setuju dan Ketua Kelas adalah pemimpinnya, ucap mereka, dan kebetulan ketua kelas itu paling tua di antara mereka.
"Baiklah, saya bersedia memimpin Persaudaraan kita, ucap Vincent.
"Bapak bangga dengan kalian, bapak hanya bisa berdoa bagi kalian, dan bapak akan menjadi guru paling berbahagia saat satu persatu dari kalian berada puncak kesuksesan, Ucap guru matematika itu.
"Amin, Kami Mohon Bapak Napitupulu agar menjadi penasehat, bersama ibu Ibu wali kelas kami, ucap Mereka.
"Hahahaha, dengan senang hati, bapak akan siap mendampingi kalian, ucap Pak Guru itu.
Guru yang terkenal kiler, bisa menjadi lembut, karena terharu dengan sikap anak didiknya itu.
Kenziro sudah memikirkan, akan menghasilkan kepada ibunya agar mengadopsi Martina, untuk menjadi kakaknya, ada rasa nyaman di hati Kenziro saat duduk sebangku dengan Martina.
Dia juga secara tak sengaja, mendengar makian dari orang panti asuhan, saat menelpon Martina yang terlambat pulang.
Halimah juga kadang kesepian, tidak ada teman ngobrol sesama wanita.
Di kantin, kelas Kenziro, di buat kagum, karena jarang-jarang siswa lain, melihat para Jenius duduk bersama dan saling bercanda, biasanya, Para Jenius selalu menyendiri, kalaupun punya teman, itu tidaklah banyak.
"Hey bro, kamu lihat itu, dia masih berumur 6 tahun, di SD dia hanya ikut setahun, dan langsung SMP, adikku saat ini tertahan di kelas 6, ucap seorang siswa SMP kelas 1 juga, tapi yang reguler.
"Wow, sungguh sangat cerdas dia itu, ucap siswa yang lain.
Tak terasa jam sekolah sudah berakhir, dan Halimah sudah menunggu di tempat parkir.
"Wah putra ganteng Bunda, kayaknya lagi berbahagia, ucap Halimah, selesai Kenziro menyapa dan mencium tangannya.
"Hati ini di kelas, sungguh sangat baik, teman-teman Ziro semuanya baik-baik dan kami sekarang bersaudara, ucap Kenziro sambil menceritakan kronologisnya.
"Bagus itu nak, Bunda senang dan bangga mendengarnya, jawab Halimah.
"Tapi Bunda, Ziro boleh gak minta 1 permohonan, ucap Kenziro.
"Apa itu Sayang, penasaran Halimah.
numpang nanya nih... kan sempat panji taruhan dg sepupuny hingga nikah dg halimah dan punya anak. apa si jessy ini y?
ingat, jika dmasa datang jangan dcari y...(aplg kalo butuh bantuan)
sukses selalu