Mengkisahkan seorang pria dewasa yang menyukai seorang gadis muda yang masih berumur 20 tahun. Jatuh cinta pada pandangan pertama saat sang pria tidak sengaja melihat aksi peduli sang perempuan yang menolong seorang nenek dari tabrak lari di sebuah jalan yang cukup ramai.
PENASARAN KELANJUTANYA ... YUK LANJUT BACA KISAHNYA !!!!!
JANGAN LUPA TINGGALKAN JEJAK YA_^
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon BadBaby_grils, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 27: Officer
" KAU DAN PARK JIMMY belum menikah, kan? "
Pertanyaanya, dari mana Taejun tahu dan begitu yakin? Bagaimana bisa laki-laki itu mengatakan hal yang sebenarnya adalah kebenaran? Eun Hye masih terdiam dan belum mau menjawab sama sekali.
" Eun hye, benarkan? " Taejun masih menunggu Eun hye menjawab pertanyaan darinya, meski pun perempuan itu lebih memilih untuk bungkam. Keadaan yang tak memungkinkan membuat Taejun kini menatap ke arah kantor polisi dan mendapati Jimmy disana. Laki-laki itu sudah keluar.
" Eun Hye-ssi aku tak peduli jika kalian sudah menikah atau tidak. " Taejun selanjutnya terlihat mengeluarkan sesuatu dari saku celannya dan itu ternyata sebuah kartu nama. " Tapi jika ada sesuatu, hubungi aku. Ini kartu namaku."
Perkataan itu adalah hal terakhir yang Eun Hye dengar sebelum TAejun pergi dan menyelipkan kertas itu di jendela mobil. Dia tidak tahu kenapa Taejun tiba-tiba memberikan kartu namanya. Taejun seolah-olah tahu jika Eun Hye sedang tidak baik-baik saja dan membutuhkan pertolongan. Laki-laki itu seperti memberi jalan untuk Eun Hye agar bisa menjauh dari Jimmy.
Eun Hye pun hanya bisa menggenggam kertas kecil itu dan merematnya. Beberapa menit dalam posisi itu, dia sadar seseorang membuka pintu. Tentu saja itu Jimmy. Buru-buru tangan Eun Hye sigap menyembunyikan kertas itu di bawah pahanya. Di sampingnya Jimmy duduk sambil memasang seat belt. Sekuat tenaga, Eun Hye mencoba meredakan ketegangannya.
" Aku pikir polisi sialan itu akan datang lagi dan mencuri kesempatan untuk mengobrol denganmu." jimmy menatap Eun Hye yang gugup. " Ternyata dia tidak ada. Padahal aku sudah menyiapkan senjata untuk menembak kepalanya."
perkataan itu seolah-olah hanya gertakan, tapi Eun Hye tahu jika jimmy tak pernah main-main akan ucapannya. Dia tak menjawab dan itu membuat Jimmy menatapnya curiga.
" Kenapa kau terlihat gugup? "
Eun hye berusaha menyembunyikan kegugupannya meski gagal.
" Aku tidak apa-apa. "
Jimmy tak percaya begitu saja aakan perkataan Eun Hye. Meski begitu, dia lebih memilih untuk melupakannya dan bersiap untuk menyetir. " Kau tak pandai menyembunyikan ekpresimu. Tak apa-apa, pada akhirnya nanti aku pasti akan tahu dengan sendirinya."
Mendengar itu dada Eun Hye berdegup berkali-kali lipat. Ucapan Jimmy terdengar seperti sebuah ancaman yang menakutkan bagi Eun Hye. Eun Hye benar-benar merasa takut, dia harus bisa menyembunyikan kartu nama Taejun agar Jimmy tak menemukannya.
\*\*\*\*\*\*
" Kau mencari tahu melalui rekan kerja dan para tetangga di tempat tinggal Eun Hye untuk memastikan mereka tidak menikah? " ujar Nam Yoon yang terkejut akan pengakuan Taejun.
Bukan tanpa Alsan jika TAejun melakukan itu. Bukan tanpa alsan juga kenapa dia begitu mencurigai Jimmy. Taejun tahu tentang Jimmy berdasarkan data yang Nam Yoon punya dan dari sanalah Taejun merasa perlu mencari tahu kebenarannya.
Sebenarnya, jika bertentangan dengan apa yang seharusnya dia lakukan, tapi Taejun sadar jika sepertinya dia memang harus lebih peka terhadap sesuatu.
" Kau terlalu ikut campur, Taejun. " Nam Yoon yang menyadari keingintahuan Taejun pun memperingatinya.
" Aku hanya ingin tahu. " belanya
" Ya, selalu saja hal itu yang kau katakan sampai kau tak sadar jika kau terlalu ikut campur. Lagi pula apa untungnya bagimu?" papar Nam Yoon.
" Hyung, ini masalah serius. Orang seperti Jimmy itu berbahaya." ungkap Taejun.
" Memang dia orang seperti apa " tantang Nam Yoon.
" Kau masih bertanya saat kau sudah tahu faktanya? " ucapnya Taejun dengan sedikit emosi.
Nam Yoon pun tak bisa berkata- kata. Setelah Jimmy menunjukan dokumen pernikahan, rasa curiga di awal sudah terpatahkan. " Taejun dengar, dia tidak gila, aku hanya bercanda memanggil gil-"
" Aku tahu "
Nam Yoon mulai jengah. Masalahnya, ini bisa jadi bumerang bagi Taejun karena mencampuri urusan orang lain. Lagi pula, Jimmy sudah mendapatkan surat kebebasannya.
" kau benar-benar tak mau mendengarkan ku?" Tanya Nam Yoon yang tak di jawab oleh Taejun. " Hai, kim Taejun, ada apa denganmu ? Atau jangan-jangan .... Kau menyukai Eun Hye?" papar Nam yoon.
TAejun hanya menatap Nam yoon tanpa mau membalas perkataan nam Yoon.
" Benarkah? Kau menyukainya? "
" Jangan bercanda. Aku bahkan tak mengenalnya."
" Lalu kenapa ? Kau mau bertingkah seperti pahlawan baginya dan pada akhirnya dia akan memujimu?"
Taejun masih abai.
" Kau benar-benar ingin menjadi pahlawan di mata Eun Hye yang mengungkap kejahatan yang tak pernah terpikirkan-".
"HYUNG!!!!!!"
Nam Yoon membeku. Dia berniat bercanda, tapi entah kenapa Taejun malah membentaknya. Nam Yoon juga melihat mata Taejun berkaca-kaca.
" Aku tak mau ada kejadian seperti ini lagi. Kau tak akan mengerti. Aku tak bisa diam lagi, cukup adik perempuanku saja yang aku abaikan. Jangan lagi ada orang lain."
\*\*\*\*\*\*
Emosi Jimmy sekarang cenderung baik, selama Eun Hye tidak membantah, laki-laki itu seolah siap memberikan apa pun untuknya. Benar, jika sebelumnya dia selalu memberi tatapan tajam menyeramkan, kini mulai menampakkan senyumnya. Hal ini terjadi semenjak Eun Hye tak pernah lagi melawan Jimmy dan mereka " MENIKAH ". Jimmy benar-benar memperlakukan Eun Hye seolah dia adalah istrinya meski perempuan itu sama sekali tak menganggapnya. Jimmy merasa bahagia yang sesungguhnya, lebih tepatnya menciptakan kebahagiannya untuk dirinya sendiri.
" Duduk. " jimmy baru saja menarik kursi untuk Eun Hye. Hari ini, laki-laki itu mengajak Eun hye makan malam romantis dengan lilin dan alunan musik yang tenang.
" Kau suka? " Jimmy menatap Eun Hye . " Makan yang banyak. " Ucap Jimmy dengan lembut.
" Bagaimana ? Makanannya enak? " tanya Jimmy dengan menatap Eun Hye dengan senyum yang tak pernah pudar dari bibirnya.
Eun Hye hanya mengangguk sambil menikmati makan malamnya dengan tenang.
" Semuanya hanya untuk Istriku. "
Mendengar kata itu, Eun Hye mendadak mengubah raut wajahnya. Suasana hatinya menjadi tak jelas, meski mereka sama-sama tahu tak ada pernikahan sama sekali. Eun Hye melihat jari manis Jimmy dan ternyata dia masih mendapati cincin yang dia sematkan kemaren.
" Habiskan makananya. " tak ada yang berbicara setelah itu, mereka sibuk menikmati makanan. Tapi beberapa lama terdiam dalam keheningan, Jimmy tiba-tiba berbicara. " Aku senang bisa mengajakmu kesini. Ngomong-ngomong, polisi itu tak datang menemuimu lagi?"
Eun Hye yang tahu maksud polisi yang Jimmy sebutkan adalah Kim Taejun.
" T-Tidak. " ungkapnya sedikit gugup.
" Untung saja, kalau tidak sudah aku bunuh dia." Ucap Jimmy dengan tegas dan tanpa beban.
Eun Hye tentu saja tak menjawab, dia takut salah ucap dan mungkin malah membuat Jimmy murka.
" Aku baru saja mendapatkan surat bebas lapor dari polisi." ungkapnya dengan senyum.
Eun Hye yang mendengar itu menghentikan pergerakannya sejenak.
"Kau tahu kenapa aku berurusan dengan mereka, kan?" ucap Jimmy sambil memandang Eun Hye.
Eun Hye pun menggeleng.
" Kau seharusnya tahu, Aku di awasi karena aku di tuduh membunuh ayah angkatku." jelasnya dengan tenang dan tanpa beban .
Eun Hye kini menatap nanar Jimmy.
"Ya, Itu benar, aku memang membunuh ayahku. Aku tak merasa bersalah, lagi pula dia juga tak menyayangiku." ungkapnya.
Beberapa menit yang lalu Eun hye merasakan hal yang tak biasa dengan Jimmy, tapi sekarang, laki-laki itu kembali menunjukkan sisi menakutkannya lagi.
" Aku pikir hanya laki-laki tua itu yang baik. Tapi ternyata tidak, semua sama saja. BUSUK!!. " Kini, pandangan Jimmy mengarah kepada Eun hye. " Kau sudah melihat catatanku, kan? Aku menulis nama Ayah angkatku disana. Dan kau sudah tahu apa yang akan terjadi." jelasnya.
Setelah itu, tak ada jawaban sedikit pun dari Eun Hye. Pandangan matanya kosong, dia memikirkan nasibnya sendiri karena namanya juga tertulis disana.
" Tapi tenang, belum saatnya. Aku akan sangat puas membunuhmu jika rasa dendamku sudah hilang, aku akan membuatmu menyesali semuanya. Nanti ... Setelah aku yakin jika aku harus membunuhmu. " Jimmy menatap Eun Hye . Seharusnya dia tahu jika perkataan yang baru saja keluar adalah kebohongan besar yang Jimmy ucapkan. Bukan karena belum saatnya, tapi karena Jimmy memang tak bisa melakukan itu. Jika saja dia bisa, dia sudah membunuh Eun Hye dari awal. Tapi sayangnya, dia lebih membutuhkan kehadiran Eun Hye dari pada kematian perempuan itu.