Karena perjodohan, Rania bisa menikah dengan Adrian, pria yang menjadi cinta pertamanya. Namun sayang, pernikahan impian Rania jauh dari pernikahan yang saat ini dia jalani.
Setelah melewati dua tahun pernikahan, kekasih Adrian yang bernama Alexa kembali dari luar negeri. Itu berarti sudah tiba waktunya Rania untuk melepaskan Adrian dengan bercerai dari pria itu.
Bagaimana kehidupan Rania setelah dua tahun menikah?
Apakah dia rela melepaskan Adrian? Atau Adrian yang justru tidak rela melepaskan Rania?
Yuk ikuti ceritanya di Dua Tahun Setelah Menikah
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bunaya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 27. Terluka
Banyak hal yang harus Rania persiapkan untuk pertemuannya dengan para pemegang saham Pradipta Group. Salah satunya meyakinkan para pemegang saham, bahwa pewaris Pradipta Group bukan hanya dirinya. Ada Ansel yang juga putra dari bunda Naura.
Rania dan Ansel sama-sama tahu, tidak mudah untuk membuat mereka bisa menerimanya. Terutama bagi mereka yang ingin menyingkirkan Rania dari Pradipta Group. Pasti tidak menginginkan keberadaan Ansel juga.
Tapi Rania dan Ansel sudah menyiapkan semua yang mereka butuhkan, agar Ansel bisa memimpin perusahaan tersebut. Sudah sejak awal, Rania tidak ingin menduduki posisi ceo. Dia bahkan rela memberikan posisi itu pada Adrian, asalkan tetap bercerai.
"Mau kemana Non?" tanya mbok Asih. Mereka baru saja menyelesaikan makan malam dan Rania bergegas pergi meninggalkan meja makan, setelah menghabiskan makanannya.
Setelah pembicaraan mereka kemarin, mbok Asih tidak sekalipun melepaskan Rania dari pengawasannya. Wanita tua itu takut Rania sedih dan terpukul, setelah mengetahui apa yang sebenarnya terjadi pada kedua orang tuanya.
"Ara mau duduk di teras sebentar Mbok, cari angin." jawab Rania.
"Jangan lama-lama yan Non. Angin malam tidak baik untuk kesehatan." balas mbok Asih mengingatkan.
"Iya Mbok." jawab Rania lalu berlalu dari hadapan pengasuhnya itu.
Berdiri di teras depan rumahnya, Rania menatap langit malam. Dia berharap bisa melihat kedua orang tuanya yang tengah memperhatikan dirinya yang kesepian. Keduanya tersenyum, menyemangati Rania bahwa semua akan baik-baik saja. Namun sayang, semua hanya angan-angan Rania saja yang merindukan mereka.
"Lihatlah, bahkan bintang dan bulan pun enggan menampakkan diri mereka." gumam Rania begitu melihat langit gelap tanpa cahaya bintang dan sinar rembulan.
Menjatuhkan tubuhnya di bangku yang ada di teras. Rania duduk merenung. Selama ini dia pikir hidupnya baik-baik saja. Rania tidak menyangka begitu banyak hal yang tidak dia ketahui. Ayahnya sangat pandai menyimpan rahasia. Mungkin karena profesi ayahnya sebagai pengacara, yang harus bisa menjaga rahasia klien yang dia bela. Sehingga terbawa dalam kehidupan pribadi.
Rania mencoba mengingat perjalanan hidupnya. Ditinggal ibu Naura di usia yang masih sangat kecil, tentu saja itu sangat menyedihkan. Namun tidak berarti Rania kehilangan kasih sayang. Ayah Rahadi mampu meposisikan dirinya sebagai orang tua tunggal yang baik dan selalu ada untuk putri satu-satunya.
Lalu di usia menginjak belasan, ibu Saras masuk kedalam kehidupan ayah Rahadi dan Rania. Tidak buruk, karena kehadiran ibu Saras, membuat Rania memiliki orang tua yang utuh. Hidupnya jadi lebih sempurna, walau terkadang sering terjadi perselisihan diantara mereka.
Rania bahagia, meskipun keluarga mereka hanyalah keluarga sederhana dan biasa-biasa saja. Namun dalam kesederhanaan kehidupannya itu, Rania mendapatkan banyak kasih sayang dan cinta. Itu sudah lebih dari cukup bagi Rania.
Itu dulu! Sekarang semua berubah Setelah dirinya tiba-tiba diperkenalkan sebagai pewaris Pradipta Group dan memiliki kendali penuh dalam mengambil keputusan untuk perusahaan tersebut.
Mata Rania mulai terbuka. Selama ini banyak hal besar yang ayahnya sembunyikan. Bahkan cinta pertama Rania itu rela melepaskan profesinya sebagai pengacara, demi melindungi dirinya. Semua itu agar Rania tidak berakhir sama seperti nenek dan ibunya. Sayangnya, justru nyawa ayahnya yang direngut oleh wanita yang bernama Angel, dengan alasan sakit hati.
"Angel selalu menyimpan iri dan dengki pada bibi Naura."
Rania mengingat ucapan Aryan kemarin siang. Angel merasa tuan Adnan lebih memperhatikan saudaranya Naura dari pada dirinya. Karena itulah, Angel setuju membantu ibunya untuk membuat bunda Naura menderita. Mereka tidak tahu, selama ini mereka hidup dari uang bunda Naura. Itu juga alasan mengapa tuan Adnan terlihat lebih menyayangi bunda Naura.
Rania merasa tidak habis pikir. Hanya karena merasa tidak adil, Angel sampai tega melenyapkan ibunya. Namun penjelasan Aryan selanjutnya, membuat Rania mendapatkan jawaban. Semua karena cinta bertepuk sebelah tangan.
"Apa hubungan ayah dan Angel?" tanya Rania pada Aryan, kemarin siang.
"Tidak ada. Paman mengenal Angel hanya sebagai saudara bibi. Paman bahkan tidak pernah tahu jika Angel menyukainya. Sampai suatu hari Angel mendatangi paman dan mengungkapkan perasaanya."
"Ayah menolak pernyataan cinta Angel." ucap Rania menyambung cerita Aryan.
Aryan mengangguk, "Cinta tak berbalas itulah yang terjadi. Dan Angel melampiaskan kekesalannya pada bibi Naura, wanita yang di cintai paman." ucap Aryan lagi.
"Jadi bukan karena ingin menguasai Pradipta Group dia melenyapkan nyawa bunda?" tanya Rania.
"Tentu saja mengambil alih kembali Pradipta Group menjadi prioritas pertama Angel dan ibunya. Mereka kesulitan ekonomi begitu tuan Adnan lengser dari kursi sebagai pemimpin Pradipta Group. Mereka pikir dengan menyingkirkan bibi Naura, mereka bisa kembali mengambil alih Pradipta Group. Mereka tidak tahu jika bibi sudah menikah dan memiliki kamu." jawab Aryan kembali menjelaskan.
Kematian Naura, mengungkap keberadaan Rania. Tidak ingin terjadi sesuatu pada putrinya. Maka, ayah Rahadi memutuskan untuk merahasiakan Rania sebagai pewaris Pradipta Group. Dibantu tuan Widodo.
"Masalah cinta bertepuk sebelah tangan itu hal berbeda. Kebetulan saja bibi adalah orang yang paman cintai." ucap Aryan lagi melanjutkan ceritanya.
Yang menjadi pertanyaan Rania, Kenapa Angel melenyapkan ayahnya? Bukankah wanita itu mencintai ayahnya?
Belum ada yang bisa menjawab pertanyaan Rania. Aryan sendiri masih mendalami kasus ini. Kali ini mereka harus bisa membawa Angel dan ibunya kedalam penjara.
"Kenapa duduk di luar malam-malam begini? Sendirian lagi!" ucap Harsa menegur Rania.
Rania yang terkejut hanya bisa tersenyum, tanpa menjawab apa-apa. Dia justru balik bertanya pada Harsa.
"Abang baru pulang kerja?" tanya Rania begitu melihat penampilan Harsa yang masih menggunakan outfit kantoran.
"Habis makan malam dengan klien di resto yang tidak jauh dari sini." jawab Harsa.
"Sini duduk temani Ara!" balas Rania.
Harsa mendekat. Mengusak rambut Rania dengan gemas, setelahnya barulah dia duduk di samping Rania.
"Sedang memikirkan apa?" tanya Harsa.
Rania bersandar di bahu Harsa, "Ara kangen ayah sama bunda." jawab Rania yang belum ingin berbagi cerita tentang keluarganya pada Harsa. Untuk saat ini, cukup dia, Aryan dan Cinta saja yang tahu.
"Mau Abang antar mengunjungi mereka?" ucap Harsa menawarkan.
"Ara bisa pergi sendiri. Jalan kaki pun bisa." jawab Rania yang tidak ingin merepotkan Harsa.
"Abang mau minum apa?" ucap Rania lagi.
"Nanti saja. Abang bisa ambil sendiri." balas Harsa, lalu meraih tangan Rania untuk dia genggam.
"Abang akan selalu ada untuk kamu, kapanpun kamu ingin membagi beban itu." ucap Harsa yang tahu Rania masih engan berbagi dengannya. Rania mengangguk.
Keduanya beralih membahas proyek pembangunan perumahan milik Rania. Harsa terkekeh begitu Rania akhirnya tahu bahwa pak Wildan adalah karyawan di perusahaan miliknya.
Terlalu asik bercerita, tidak sadar jika malam sudah semakin larut. Harsa melihat benda bulat yang melingkar di tangannya, sudah cukup lama mereka mengobrol. Dari yang serius sampai hal yang receh.
"Sudah malam, Abang pulang dulu." ucap Harsa.
"Hati-hati Bang!" Harsa mengangguk lalu mengecup kening Rania. Untuk saat ini biarlah Rania mengira kecupan sayangnya ini sebagai kecupan seorang kakak pada adiknya. Saatnya tiba, Harsa akan menyatakan perasaannya.
Harsa meninggalkan kediaman Rania. Namun baru beberapa meter, lewat kaca spion, Harsa melihat seseorang masuk ke pekarangan rumah Rania. Harsa kembali mepikan kendaraannya. Dia turun dan berlari.
"ARA MASUK! ucap Harsa mengingatkan wanita yang dicintainya itu.
Namun sayang, peringatan Harsa terlambat. Bahkan kalah keras dengan suara tembakan yang mengarah pada Rania.
Harsa memukul orang yang menembak Rania. Namun sial, orang itu berhasil meloloskan diri. Harsa bisa saja mengejarnya. Namun Rania lebih penting saat ini, karena kekasih hatinya itu terluka.
Rania bisa melihat Harsa yang berlari ke arahnya. Dan setelah itu semua menjadi gelap.
"Ara....!" panggil Harsa berkali-kali.
"Buka matamu Ara!" ucap Harsa lagi. Namun Rania sudah tidak merespon apa-apa.
Tahu membangunkan Rania hanya sia-sia saja, Harsa memutuskan untuk membawa Rania ke rumah sakit.
"Non Ara kenapa, Den?" tanya mbok Asih pada Harsa.
"Ada orang menembaknya Mbok." jawab Harsa.
"Kunci semua pintu dan jendela Mbok, kita bawa Ara ke rumah sakit." ucap Harsa lagi.
...☆☆☆...
d tnggu crta slnjtnya.....ttp smngtttt.....
sehat selalu author
btw,rena ush mlai brubah kya'ny... jd lbih baik lnjutin aja prnikahan klian,sma2 bljr dr kslhan msa lalu....
bkannya bhgia,tp mlah mkan ati tiap hri....
adrian ko bs sih pnya istri ky gt????
Btw....slmt y rania....yg ni pst baby gir....
udh ktmu sm psangn msing2 y,trs udh bhgia pula.....
Ksusnya mama ana sm ky yg aku alami dlu....tp mau gmn lg,toh ayhku jg udh ga ada....mskpn smp skrng msh pnsran,brp bnyk uang yg mreka ambil dr alm ayhku dlu????scra kn aku msih kcil,jd ga tau apa2....