Mempunyai Bos yang super galak, jutek, nyebelin dan kampret banget mungkin tak pernah terpikirkan oleh Safea Alexander apalagi harus terjebak dalam menjalankan pernikahan terpaksa pada kesepakatan?Berawal dari Safea Alexander yang tak sengaja mengetahui rahasia Bosnya yang bernama Lucas Dirgantara itu, kini dirinya harus berakhir menjadi istri dari Tuan Lucas.
Ini adalah cerita sekretaris konyol dalam menghadapi Bos nya yang galak. Rasanya udah jatuh ke timpa tangga pula. Dapatkan Safea bertahan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dwiezy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Perdebatan Safea Dan Asisten Alex.
"Apa benar ini Pak Lucas yang dulu?" tanya Pak Hendra di dalam hatinya. Lalu, dia menganggukkan kepalanya tanda ia setuju.
Ya, bagaimana mungkin Pak Hendra itu tidak merasa heran, baru kali ini seingatnya dia di ajak untuk makan siang bersama lagi dengan Bos besarnya. Lucas Dirgantara, lelaki dingin datar dan kaku tapi sayangnya memiliki wajah yang tampan dan rupawan serta memiliki tubuh indah yang memanjakan mata siapa saja yang melihatnya.
"Ayo," Lucas berjalan terlebih dahulu di depan di ikuti oleh Safea dan Pak Hendra yang berada di belakang, mereka kemudian duduk di salah satu bangku yang kosong di sana dan pegawai rumah padang tersebut menghampiri mereka dengan membawakan buku menu.
"Silahkan!" Lucas mengambil buku menu tersebut dan memberikannya kepada Safea, membuat wanita itu menjadi bingung.
"Pilihkan makanan saya?" perintah Lucas.
"Hah?"
"Ayo?!"
"Iya, Pak."
Safea pun langsung melihat - lihat menu tersebut, hingga pilihannya itu jatuh pada dendeng balado yang terlihat sangat menggiurkan dan menggugah selera.
"Saya mau pesen dendeng balado aja, Pak. Apa Pak Lucas juga suka?" ucap Safea dan Lucas pun menganggukkan kepalanya tanda setuju dengan Sekretarisnya itu.
"Kalau Pak Hendra bagaimana? Apa mau dendeng juga?" Safea bertanya menatap ke arah Pak Hendra yang terlihat segan untuk duduk bersama dengan Safea, terlebih lagi dengan Lucas sang Bos.
"Iya, samain aja Bu, Safea." ucap Pak Hendra menjawabnya dengan bercampur bingung dan malu saat memanggil Safea dengan sebutan Ibu.
"Oke. Kita pesan dendeng baladonya tiga porsi ya, Mbak?" ucap Safea dan pegawai itu menganggukkan kepalanya, lalu mencatat pesanan Safea.
"Untuk minumannya?" pegawai itu kembali bertanya.Safea pun melirik ke arah Lucas dan juga Pak Hendra, lalu kembali melihat buku menunya "Jus jeruk ajalah, Mba." ucap Safea singkat, lalu pegawai itu menganggukkan kepalanya lagi dan segera berlalu dari sana.
"Bu Safea suka sama dendeng balado ya?" tanya Pak Hendra yang di jawab anggukan kepala dari Safea.
Lama mereka terdiam, hingga pesanan makanan mereka pun akhirnya datang, semuanya terlihat sangat antusias untuk memakan makanan khas padang tersebut, dengan citra rasa khas membuat siapa saja akan ketagihan jika memakannya.
***
"Safea.." panggil Asisten Alex singkat yang baru saja keluar dari ruangannya berdiri di depan meja kerja Safea.
"Iya? Ada apa, Pak?" tanya Safea sigap dan langsung berdiri dari duduknya menyambut Alex.
"Kamu di panggil ke ruangannya Pak Lucas sekarang." perintah Alex.
Ya, Lucas dan Safea kini mereka berdua sudah kembali lagi ke kantor, setelah makan siang bersama tadi selesai dan pemantauan proyek pun berakhir.
Tok.. Tok.. Tok.
"Permisi Bos, boleh saya masuk?" tanya Safea setelah sudah sampai di depan pintu.
"Masuk!" Sahut Lucas.
"Katanya tadi Pak Bos manggil saya? Ada apa ya?" tanya Safea saat sudah masuk kedalam ruangan CEO.
"Nanti kamu temenin saya, ya?" Lucas bertanya dengan hati - hati karena takut sektretarisnya itu akan menolak dirinya.
"Temani kemana, Pak?" tanya Safea memandang ke arah Lucas heran, karena setahu dirinya Lucas tidak punya jadwal keluar kantor.
"Temani saya untuk datang ke reuni SMA ku dulu, buat kamu jadi pasangan saya." Lucas mengatakan hal tersebut dengan langsung membuat Safea berpikir sejenak.
"Kalau saya menolak, gimana?" tanya Safea membuat raut wajah Lucas langsung berubah.
"Tidak ada penolakan!" Ucap Lucas dengan tegas membuat Safea mencebikan bibirnya.
"Kalau tidak ada penolakan kenapa pake tanya - tanya, Pak Bos?" ucap Safea kesal.
"Tidak apa-apa."
"Lama - lama gue sleding juga nih orang?" ucap Safea di dalam hati.
"Kalau sudah tidak ada kepentingan lagi saya permisi, Bos!" Ucap Safea kemudian melangkah masuk ke ruangan Asisten Alex untuk meminta pendapatnya tentang reuni pesta.
"Ada apa, Safea?" tanya Asisten Alex saat Safea tiba - tiba masuk kedalam ruangannya.
"Begini, apa mesti saya ikut acara reuni SMA nya Bos juga, asisten Alex? Bukankah hanya Pak Lucas saja yang datang ke acara reuni itu?" tanya Safea saat masuk ke dalam ruangan Alex.
"Apa kamu tidak lelah membantah, kamu ingin melihat Bos Lucas marah lagi padamu? Apa salahnya sekali - kali menurut, Safea?"
"Bukan begitu, saya hanya bingung saja. Mau ngapain saya disana, saya rasa posisi saya tidak begitu penting. Lagipula untuk menghadiri acara seperti itu. Bukankah saya harus mengenakan pakaian yang bagus. Saya tidak memiliki pakaian yang pantas untuk di pakai. Saya takut, kalau nanti malah membuat Bos Lucas malu di hadapan teman-temannya itu." jelas Safea memberikan alasan penolakan.
"Udah selesai nge bantahnya! Kalau ya, saya baru akan bicara!" Tukas Alex dengan nada kesal.
"Iya, Asisten Alex!" Sahut Safea sambil menundukkan kepalanya.
"Dengar, penting gak pentingnya kamu di perusahaan ini. Jika Bos bilang kamu harus ikut ya kamu ikut. Bukankah sejak awal sudah saya jelaskan. Itu kenapa saya bilang, jam kerja kita itu tidak sama dengan pegawai yang lainnya. Dan masalah pakaian, nanti kita akan pulang lebih cepat. Untuk membelikanmu pakaian yang pantas. Jadi saya harap, kamu tinggal menurut saja. Jangan selalu membantah, saya itu lelah selalu melihatmu dan bos yang selalu berdebat." Alex berbicara tegas.
"Hmm.. Baiklah, Asisten Alex. Tapi gaji saya tidak akan di potong kan. Karena nanti Pak Bos akan membelikan saya pakaian? Jujur saja saya itu tidak bisa boros karena saya perlu uang. Jadi saya mohon, jangan potong gaji saya. Bukankah itu keinginan kalian yang mau membelikan pakaian untuk saya?!" Terang Safea ketakutan.
"Tentu saja, apa kamu pikir Pak Bos akan melakukan hal itu. Bahkan untuk membelikanmu toko pakaian saja Pak bos itu sangat mampu. Apa mungkin hanya untuk membelikan beberapa pakaian, Pak bos harus memotong gajimu. Ternyata pikiranmu itu sangat picik ya!" Ejek Alex akan pemikiran Safea.
"Bu- bukan begitu maksud saya, Asisten Alex? Itu karena Bos Lucas yang sepertinya tidak menyukai saya, makanya saya berpikir begitu. Bukan karena Bos tidak mampu, anda selalu salah tanggap dengan saya. Saking saya takut, karena selalu salah di mata Pak Bos. Bahkan kejadian beberapa hari yang lalu tentang penggunaan kartu kredit perusahaan saya saja takut. Saya takut, nantinya akan di mintai pertanggungjawaban. Makanya saya selalu berhati-hati!" jelas Safea dengan nada suaranya yang sedikit kesal.
"Di bilangin kamu malahan menceramahi saya! Memangnya kamu itu tidak bisa ya, untuk satu kali saja untuk berpikir positif pada Bos. Kenapa kamu itu selalu berpikir buruk tentangnya. Apa kamu pikir Bos itu tidak waras? Hingga akan selalu melakukan hal yang ada di dalam pikiranmu itu!" tegas Alex.
***
Hay... hay! Kalian yang sudah baca Bab ini jangan lupa kasih likenya dong untuk author.D
Kalau ada yang mau ngasih 🌷atau ☕ juga boleh kok hehehe. Seperti biasa author juga mau mengingatkan pada para reader ku. Yuk, kasih sajen votenya untuk author. Komentarnya juga jangan sampai lupa yah~
Author selalu menunggu komenan dari kalian loh😁
