NovelToon NovelToon
ARTI DARI KESERIUSAN

ARTI DARI KESERIUSAN

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Romantis / Cintapertama / Cinta Murni / Romansa
Popularitas:751
Nilai: 5
Nama Author: kak ryamel

"mel aku serius mau jadi pacara ku?"

"se..serius kamu rud?"

"aku serius mel"

"aku ga tau harus bagai mana, jika kita pacaran bisa saja kita asing dan aku ga mau itu"

"bukan kah pertemanan ini juga akan menjadi asing mel"

"Rudi!!!.. ini bukan hanya sekedar kita yang akan menjadi asing!"

"terus?"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon kak ryamel, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

arti dari keseriusan 24

"bapak aja yang perbaiki semua, bapak yang buat semua nya jadi begini. Kenapa aku juga ikut memperbaiki ny" ucap Rudi membuang muka dari ayah nya.

 "Rudi...."

 "sudah lah pa" Rudi memotong ucapan ayah nya "mending bapak urusin anak kebanggaan bapak noh" ucap Rudi menunjuk Aji yang memegang setir mobil.

 "rudi tolong sekali aja kasi bapak kesempatan sekali lagi"

 Rudi tertawa dia menggelengkan kepalanya kesal dengan perkataan ayah nya "hahh, memangnya bapak sempat melihat aku? sudah lah, sebelum emosi ku meluap mending bapak bawa BAJINGAN itu pergi" ucap Rudi menatap ke arah aji dengan tatapan sinis.

 Ayah nya hanya bisa berbalik dan pergi, di wajah nya terlihat tertuang kekecewaan yang tak bisa di jelaskan.

 Bang Iwan datang saat mobil pak Tarno bergerak "kamu enggak apa-apa rud?" tanya bang bang Iwan dengan cemas.

 "enggak apa-apa, bang" jawab Rudi memalingkan wajah nya mengusap air mata yang baru keluar saat ayah nya berbalik badan.

 "kak!" Lina membuka pintu.

 Rudi menahan sesak di dada nya berusaha terlihat baik baik saja di depan adik nya.

 Dia membuat topeng menyembunyikan wajah aslinya, dia menutupi luka-luka nya dengan senyuman adik nya. Dia tidak begitu kuat namun dia memiliki obat untuk semua luka yang di derita nya.

 Rudi tertawa kecil "siap-siap gih, kita mau belanja kan hari ini"

 Lina tersenyum, hatinya lega melihat kakak nya baik-baik saja "oke siap kak"

****************

Rudi dan Lina kembali dari belanja mereka menunggu mobil yang membawa barang mereka datang. Rudi duduk di ruang tamu, dia menatap ke sekeliling nya "huhhh" dia menghela nafas "apa tidak ada nasib yang lebih baik dari ini" gumam Rudi bertanya pada diri nya sendiri.

 Ring ring

 hp nya berbunyi. Dia mengangkat telpon itu.

 "halo!"

 "Rudi!! Kamu bisa ke kantor sekarang" ucap dino dari telpon.

 "bisa sih tapi aku masih ada urusan" ucap Rudi yang menunggu mobil yang membawa barang belanjaan nya.

 "enggak bisa sekarang ya? penting soalnya"

 "oke aku ke sana sekarang"

 tut tut tut. Telpon di matikan.

 "dek!" Rudi memanggil adik nya.

 Lina menghampiri rudi "kenapa kak"

 "aku ada kerjaan mendadak. Kamu bisa tunggu barang nya sampai?"

 Lina terdiam dia menatap wajah kakak nya yang masih terlihat seperti orang kelelahan.

 "idah mau kerja kak? enggak bisa besok" ucap Lina yang khawatir melihat wajah lesu kakak nya.

 "urusan mepet dek. Bisa gak? sudah aku kabarin bang Iwan juga kok, nanti kalau barang nya datang dia ke sini" ucap Rudi mengenakan jaket nya.

 Lina hanya mengangguk sambil tersenyum.

 Rudi pergi ke kantor pak Amir. Setiba nya di sana Rudi di tunggu dino di depan pintu masuk.

 "jadi apa urusan penting nya?"

 "ada investor untuk kita"

 "bagus dong" ucap Rudi tersenyum bahagia mendengar pernyataan dino.

 "investor nya mau ketemu"

 "bukan nya sudah ada kamu" ucap Rudi.

 "dia mau ketemu kamu?"

 Rudi bingung mendengar dino, setau nya investor hanya akan mengenal dino yang sudah terkenal karena selalu ikut dengan ayah nya.

 "kapan dia mau ketemu?"

 "sekarang?"

dino mengangguk. Dan menunjukkan ruangan tempat pertemuan.

saat memasuki ruangan Rudi terdiam, wajah datar dengan tatapan sinis menatap ke arah orang yang duduk di kursi.

Rudi berusaha melupakan masalah nya, dia tersenyum dan menjabat tangan investor nya.

"Terimakasih pak menjadi investor kami, kami akan berusaha semaksimal mungkin untuk mensukseskan ini" ucap Rudi memaksa wajah nya tersenyum dan menatap wajah ayah nya.

mendengar ucapan rudi pak tarno merasa kecewa, dia berharap bisa membantu putra nya namun dia tidak mendapatkan hasil yang baik.

"din! masih ada yang belum kamu katakan padanya" bisik Rudi pada dino yang duduk di samping nya.

"sudah semua, rud. dari tadi ngebet banget mau ketemu kamu"

Rudi mengangguk-angguk paham dengan situasi nya, dia menatap wajah ayah nya yang seperti orang minta di kasihani di mata Rudi.

"dino. bisa kasi waktu aku bicara 4 mata dengan nya" ucap Rudi meminta pada dino.

Dino hanya mengangguk lalu keluar ruangan itu.

"rud ...... " pak Tarno terdiam.

Rudi mengangkat tangan kanan nya membuat pak tarno terdiam. Dia menyandarkan badan nya.

"heuhhh" Rudi menghela nafas menenangkan dirinya "mau ngancam bakal batal buat investasi kalau aku dan lina ga mau pulang?" ucap Rudi dengan nada datar.

Pak Tarno hanya terdiam dengan wajah suram.

"pak aku bukan tipe orang yang membawa masalah pribadi ke dalam pekerjaan, di sini kita sebagai rekan kerja tidak ada sangkut pautnya dengan masalah keluarga" ucap Rudi dengan lembut berusaha tidak membuat kebisingan.

"aku harus bagaimana supaya kamu mau pulang"

"apa bapak bisa memukul wajah kakak seperti memukul ku" ucap Rudi dengan tersenyum lebar.

Pak Tarno terdiam mendengar ucapan rudi. Dia bimbang dengan semua perkataan yang ingin dia keluarkan dari mulut nya.

"bapak bisa?" tanya Rudi lagi dengan tatapan yang penuh amarah. Namun dia tetap berusaha tidak terbawa emosi.

"rud! Pikirkan adik mu yang kamu jauh kan dari bapak dan ibu mu!"

"hahaha hergh" Rudi tertawa kecil dia seperti orang yang tidak lagi memiliki perasaan di depan ayah nya "apa bapak pikir Lina ingin tinggal bersama bapak? Ha! Apa bapak sama ibu perhatian sama Lina? Enggak, semua enggak pernah Lina rasakan. Dan itu semua karena siapa?. Bapak tau kan!" Rudi berdiri dan berjalan menuju pintu.

"Rudi!!!" pak Tarno ikut berdiri dan hendak mengejar Rudi.

Rudi sekali lagi mengangkat tangan kanan nya "aku akan mempertimbangkan untuk pulang di saat aku bisa melupakan yang telah aku dan lina alami selama berada di rumah itu" ucap Rudi membuka pintu.

Dia membuat wajah palsu dengan senyuman nya. Dada nya kembali terasa sesak. Tangan nya gemetar.

"bagaimana rud" tanya dino dengan wajah tegang.

Rudi tersenyum dan menepuk pundak dino "aku ingin bicara dengan pak Amir dia ada di atas kan?"

dino mengangguk.

"lebih nya aku serahkan padamu!" ucap Rudi menepuk 2 kali pundak dino memberinya semangat.

Di ruangan pak Amir.

"om aku mau bicara"

"apa ini tentang masalah keluarga mu?"

Rudi terkejut mendengar ucapan pak Amir yang tahu dengan keadaan keluarga nya.

"iya om" ucap Rudi duduk di kursi di depan meja kerja pak Amir.

"aku sudah mengetahui semua nya tentang keluarga mu, Indra memberitahukan nya padaku"

Rudi hanya mengangguk mengerti dengan maksud pak Amir. Dia merasa risih saat mendengar pak Amir mengetahui tentang privasi nya dari om indra karena Rudi adalah tipe orang yang tidak membeberkan masalah keluarga nya kecuali dengan orang terdekat nya.

"aku turut prihatin padamu rud" ucap om indra dengan wajah kasihan menatap Rudi.

Rudi sedikit menggelengkan kepala nya "maaf om aku tidak suka di kasihani, aku sudah memiliki kelebihan untuk di kasihani om"

"hahaha!!" pak indra tertawa lebar mendengar ucapan rudi "apa kamu tau burung elang meninggalkan anak nya di saat dia sudah layak untuk menjadi raja langit. Dia belajar dari diri nya sendiri untuk menjadi raja langit" om indra berdiri dan berjalan menatap keluar jendela.

Rudi hanya terdiam melihat belakang om indra yang menyapa keluar jendela.

"itulah kamu, aku selalu terkesima dengan mu"

"hahhhh!!" Rudi kaget mendengar ucapan pak Amir yang terkesima padanya "apa yang membuat om terkesima dengan orang yang tak berpendidikan seperti ku?"

"kamu mengalahkan ku, rud!" pak Amir berbalik dan berjalan ke arah rudi.

Rudi terdiam dengan wajah bingungnya.

"semua yang ku dapat kan itu pemberian dari orang terdahulu ku, aku hanya meneruskan. Dan menghabiskan banyak uang hanya untuk pendidikan ku demi meneruskan ini semua. Sementara kamu membangun dengan bermodal kepercayaan diri dan pengalaman" pak Amir berdiri tegap di depan Rudi yang duduk di kursi.

"aku masih tidak mengerti apa yang om maksud" ucap Rudi sedikit mendorong kursinya ke belakang.

"Rudi! sangat di sayangkan jika kamu terus berada di lingkungan seperti ini. Jadilah bagian dari keluarga flower hotel" ucap pak Amir dengan tatapan serius nya.

1
ℨ𝔞𝔦𝔫𝔦 𝔞𝔫𝔴𝔞𝔯
bisa aja thor
ryamel: hihi.....

makasih kak udah baca🤗🫡
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!