NovelToon NovelToon
Alone

Alone

Status: sedang berlangsung
Genre:Keluarga
Popularitas:11.7k
Nilai: 5
Nama Author: NurFitriAnisyah

Arkan Pratama, putra kedua dari pasangan Azel dan Renata. Dia adalah anak tengah yang keberadaannya seringkali di abaikan oleh mereka. Tidak seperti kakak dan adiknya yang mendapatkan kasih sayang dan perlakuan yang berbeda dari orang tuanya. Hingga....

Penasaran?
Akankah Arkan mendapatkan kasih sayang dari keluarganya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon NurFitriAnisyah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Alone 9

“Gue berhasil membuat adik gue bahagia, lantas mengapa gue menangis. Apakah ini air mata kebahagian.” Batin Arkan berjalan pulang.

Hujan turun setelah Arkan berjalan beberapa langkah menuruni bukit. Hingga dirinya memutuskan untuk berjalan pulang ke rumah yang jaraknya tidak terlalu jauh.

Di saat orang yang dia sayangi di selimuti oleh kebahagian dengan semua pengorbanan yang dirinya lakukan. Arkan hanya bisa menangis di tengah derasnya air hujan, untuk melepas kepergian wanita yang sangat ia cintai.

Begitu mudah baginya untuk membuat orang lain bahagia. Namun, dirinya tak pandai membahagiakan dirinya sendiri. Baginya kebahagiaan orang yang dia sayangi adalah kebahagiannya juga. Meskipun hal itu juga yang membuat dirinya terluka sendirian.

Skip di Mansion 🏠

Arkan pulang dengan tubuh basah kuyup akibat hujan yang turun dengan derasnya. Baru saja ingin menapakkan kakinya di lantai depan teras rumah, Arkan mendengar pekikan yang tak asing lagi baginya.

“Berhenti!” Bentak Azel.

“Kau mau masuk ke dalam Mansion dengan baju basah seperti itu, Hah?! Dimana otakmu?”

“Ayah, bisakah ayah memelukku? Anakmu ini sedang tidak baik-baik saja.”

Mengabaikan bentakan Azel, Arkan malah meminta untuk di peluk oleh sang ayah dan merentangkan kedua tangannya.

“Apa kau sudah gila? Kau ingin memeluk ku dengan tubuh basah mu itu? Cepat masuk lewat pintu belakang!!” Teriak Azel.

“Ayah... saat ini anakmu ada di fase yang begitu sulit, dan sudah berada di titik terendah dalam hidup. Ayah... aku butuh bahu untuk bersandar saat ini.” Ujar Arkan lemah.

“Tidak perlu drama, hidup masih jadi beban orang tua saja sok mengeluh sulitnya hidup. Dasar anak jaman sekarang!” Umpat Azel.

“Ayah benar, Aku lupa jika diri ini masih menjadi beban keluarga. Harusnya Aku bersyukur, bukannya mengeluh. Tapi Ayah... apakah tidak boleh jika Arkan ingin Ayah memberikan kehangatan seperti yang Ayah berikan pada anak ayah yang lain?” Ujar Arkan dengan suara yang makin lemah.

“ARKAN PRATAMA!!”

Plak!

Satu tamparan mendarat tepat di pipi Arkan. Arkan menyentuh pipinya yang terasa kebas karena tamparan dari sang Ayah.

“Dengar! Ayah tidak pernah sekalipun membeda-bedakan kalian. Ayah memperlakukan kalian semua itu sama.” Ujar Azel.

“Ah... lupakan saja, perkataanku Ayah. Lebih baik sekarang Ayah masuk ke dalam rumah, Aku tidak ingin Ayah sakit karena meladeni ku.” Ujar Arkan menahan agar air matanya tidak jatuh di depan sang ayah.

Mendengar jawaban sang anak, membuat Azel menatap Arkan dengan tatapan yang sulit diartikan dan kemudian masuk ke dalam rumah.

“Mengapa hanya bentakan dan pukulan yang Aku dapatkan? Aku hanya butuh bahumu untuk bersandar, satu hal yang sangat sederhana. Namun mengapa begitu sulit untuk Aku dapatkan? Aku tak mungkin bisa selamanya kuat Ayah. Mengapa kau begitu keras padaku...” Pikir Arkan melihat punggung sang ayah perlahan menghilang memasuki mansion mereka.

Arkan mendengarkan perintah ayahnya agar dirinya masuk lewat pintu belakang dengan tubuh basah kuyup nya dia memutari kediaman yang cukup besar itu, sebelum akhirnya dirinya masuk ke kamar tidurnya.

Di dalam kamarnya, Arkan menangis sejadi-jadinya dan merintih akibat sakit yang sejak tadi di tahannya. Hingga dirinya tak tahan lagi dan jatuh di lantai kamarnya.

“Obat- Aku butuh obatku.” Arkan menyeret tubuhnya sekuat tenaga untuk mengambil obatnya yang ada di laci meja.

Setelah bersusah payah, Arkan akhirnya bisa meraih laci meja dan mengambil obat miliknya. Dan segera menuangkan obat itu ke telapak tangannya. Dan Arkan tertidur di lantai setelah meminum obatnya.

...ℱℱℱℱℱℱℱℱℱℱℱℱℱℱℱℱℱ...

Jam menunjukkan pukul 09:30 wita.

Arhan keluar dari kamar dan melirik ke arah kamar milik Arkan yang berada tepat di samping kamarnya. Semalam saat dirinya tertidur, Arhan mendengar seseorang yang sedang menangis dan merintih kesakitan, entah itu nyata atau hanya mimpi. Karena saat dirinya benar-benar tersadar dari tidurnya untuk mencari tahu, suara itu telah menghilang.

“Apa bang Arkan masih tidur?” pikir Arhan dan membuka perlahan pintu kamar Arkan.

Arhan mengintip sedikit dari celah pintu. Dirinya melihat sang kakak yang tidur meringkuk tergeletak di lantai.

“Astaga Abang! Kenapa dia tidur di lantai?” Arhan bertanya-tanya mengapa Arkan tidur dilantai.

Arhan memutuskan untuk masuk ke kamar sang kakak. Arhan menghampiri Arkan dan duduk di sampingnya.

“Bang... bangun, Bang.” Ujar Arhan sambil menyentuh pelan tubuh Arkan.

“Bang, Bang Arkan. Abang tidak boleh tidur disini, bangun Bang.” Kali ini Arhan sedikit mengeraskan suaranya, karena Arkan tidak merespon sama sekali.

Tiba-tiba pandangan Arhan terfokus pada obat-obatan yang berserakan di tangan sang kakak. Dirinya mulai berpikir yang tidak-tidak.

“Bang! Bangun Bang! Lo kenapa Bang?” Ujar Arhan yang mulai panik.

“Arhan? Lo sedang apa di sini?” Ucap Arkan dengan suaranya yang serak dengan mata yang masih terpejam.

“Abang ngapain tidur di lantai? Nanti kalau Abang sakit, gimana?” Ujar Arhan dengan mata yang mulai berkaca-kaca.

“Abang sudah sakit, Han. Sakit secara mental dan juga fisik.” Batin Arkan.

“Kenapa Bang, apa Abang pusing?” Tanya Arhan yang melihat Arkan menekan-nekan keningnya.

“Yah... sedikit, tidak perlu khawatir.” Bohong Arkan.

Arkan yang sebenarnya merasakan sakit dan nyeri di sekujur tubuhnya hingga dirinya bahkan sulit untuk membuka mata.

“Abang pasti masuk angin, gara-gara tidur di bawah. Lagian ngapain sih Abang tidur di lantai?”

“Cerewet. Sudah keluar sana! Abang mau mandi.”

“Gue ini khawatir sama Abang, malah di bilang cerewet! Terus ini kenapa obat berserakan begini?”

“Ehm... Abang lupa buat tutup obatnya, terus mungkin gak sengaja kesenggol saat Abang tidur.” Dalih Arkan yang tidak ingin adiknya cemas.

“Obat apa itu Bang?”

“Ya Allah, cerewetnya. Kapan Abang mandinya kalau Lo interogasi terus?”

“Ini obat tidur, Lu mau?” Bohong Arkan.

“Enggak ah, terimakasih.” Balas Arhan.

Mendengar balasan Arhan membuat Arkan tersenyum karena menganggap tanggapan adiknya itu lucu.

“Yasudah mandi sana gak pakai lama, nanti gue tinggal.” Ujar Arhan melangkah keluar.

“Iya. Tutup kembali kamar Abang setelah Lo keluar!” Ujar Arkan.

Arkan berdiri secara perlahan dari duduknya dan berjalan dengan hati-hati serta menjaga keseimbangannya agar sang adik tidak curiga. Arkan berusaha tetap kuat dengan kondisinya yang sebenarnya tidak baik-baik saja.

“Kenapa Gue merasa Abang menyembunyikan sesuatu dariku.” Gumam Arhan di depan pintu kamar Arkan.

...ℱℱℱℱℱℱℱℱℱℱℱℱℱℱℱℱℱ...

1
IR WANTO
taiiii
IR WANTO
kok dokter pada tolol
IR WANTO
tolol lc goblog...
Nunu Hasan
orang tua y kaya iblis.egois tida tau malu
Nunu Hasan
biarturasa kelurga itu
Nunu Hasan
mudah bapa y jatoh dari kapal terbang.tapi bapa y ajah jangan sama orang lain...
❤️⃟Wᵃf🥑⃟Apri_Zyan🦀🐧
happy ending...😁😁
❤️⃟Wᵃf🥑⃟Apri_Zyan🦀🐧
kenapa harus meninggal thor..duh kapan bahagianya arkan
❤️⃟Wᵃf~알레나 (Alenα) ⍣⃝కꫝ 🎸
alhamdulillah sudah ada perubahan dalam diri Arkan, Cita-cita dan harapan dia sudah terwujud, tinggal menyambut kebahagiaan bersama keluarga nya
❤️⃟Wᵃf~알레나 (Alenα) ⍣⃝కꫝ 🎸
syukur deh mimpi membawa perubahan, tinggal Arif aja nih yang masih sinis terhadap Arkan
❤️⃟Wᵃf~알레나 (Alenα) ⍣⃝కꫝ 🎸
ampuunnn thoorr ternyata ini cuma mimpi, air mata udah menetes 🚶🏻‍♀️🚶🏻‍♀️
tapi syukur deh, semoga dengan mimpi itu sang ayah bisa merubah sikap nya sama Arkan
❤️⃟Wᵃf~알레나 (Alenα) ⍣⃝కꫝ 🎸
menyesal kah sekarang ketika melihat Arkan sudah tak berdaya
dan buat bunda jangan hanya bisa menyalahkan saja kau juga sama 🤧
❤️⃟Wᵃf~알레나 (Alenα) ⍣⃝కꫝ 🎸
ternyata Arkan donorin ginjal nya buat Arif dan lagi dia koma, itu pula yang menyebabkan Arkan tidak menjenguk atau memberikan semangat buat Arif.
duh kalau Arif tau pasti nyesel banget itu, Arkan udah berkorban buat dia
❤️⃟Wᵃf🥑⃟Apri_Zyan🦀🐧
alone alone alone...
arkan selalu sendiri padahal memiliki keluarga yang lengkap
❤️⃟Wᵃf🥑⃟Apri_Zyan🦀🐧
bisa aja nih Arkan, kalau memang suka bilang dong jangan diam bae
bbip20
Banyakkk banyak banget yg kamu dan keluarga g tau tentang Arkan
bbip20
Tapi emng selalu menjadi pertanyaan buat aku, kenapa? kenapa anak tengah/kedua tuh di gituin? di beda2in. rasanya tuh kit heart bangettt, punya keluarga tpi kyk sendirian 😭
🍁𝐀𝐑𝐀❣️💋🅚🅙🅢👻ᴸᴷ
Arkan jangan meninggal dulu, kamu harus kuat ayo bangun lah Arkan ada Rafi yang menunggu mu😭😭😭
🍁𝐀𝐑𝐀❣️💋🅚🅙🅢👻ᴸᴷ
Tidak mungkin.... ini hanya mimpi kan😭😭😭
🍁𝐀𝐑𝐀❣️💋🅚🅙🅢👻ᴸᴷ
Semoga berubah beneran ayahnya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!