Terpaksa Menikahi Bos Galak

Terpaksa Menikahi Bos Galak

Hasil Laporan

Hari itu, Safea terlihat sangat cantik dan mempesona dengan balutan blazer berwarna coklat yang membalut blouse putih miliknya, dan celana bahan yang berwarna serupa dengan blazernya menggantung apik di pinggang ramping miliknya itu. Dan sebuah name tag tersemat di dada kirinya bertuliskan Safea Alexander.

"Pagi Safea, kamu cantik sekali hari ini?" ujar salah seorang karyawan senior yang cukup dekat dengannya saat bertemu Safea di depan lift.

"Ah, terima kasih, Bu Linda." balas Safea dengan senyuman manis yang terpatri di wajahnya. Safea pun membungkuk sopan sebelum masuk kedalam lift yang terbuka dan setelah itu, Safea langsung memencet lantai 15 dan membiarkan lift itu akhirnya berjalan naik ke atas.

Ting!

Suara pintu lift pun terbuka. Dan Safea pun menghentikan langkahnya saat akan berjalan menuju keruangannya itu. Karena dirinya tak sengaja melihat ke arah Bosnya yang juga baru keluar dari lift khusus untuk Presdir.

"Pagi Pak," sapa Safea saat melihat bosnya itu sudah berada di kantor.

Namun yang di sapa hanya melirik ke arah Safea sekilas dan sepertinya enggan membalas sapaan dari Safea, malahan Presdirnya itu berjalan acuh.

"Idih, mentang - mentang ganteng sombong banget." gerutu Safea pelan.

Kemudian, Safea pun melanjutkan langkahnya dan masuk kedalam ruangannya yang letaknya tidak terlalu jauh dari ruangan CEO. Saat memasuki ruangan, Safea pun melihat jika kedua rekan kerjanya sudah duduk di kubikel masing - masing. Safea lalu mendudukkan dirinya di kursi sekertaris lalu mulai menyalakan komputer miliknya dan memulai aktivitas kerjanya. Dan beberapa menit kemudian Safea merasakan kehadiran seseorang di kubikel kerjanya.

"Pagi Safea, apakah berkas laporan yang pak Lucas minta sudah kamu kerjakan?" tanya Alex, asisten pribadi dari Lucas yang tak kalah ganteng juga dari Bosnya itu.

"Sudah saya kerjakan, Pak." jawab Safea.

"Bagus. Nanti jangan lupa ya, kamu kasih laporan itu keruangannya Pak Lucas langsung."

"Baik Pak."

Alex pun melangkah pergi meninggalkan kubikel Safea.

***

"Bunga, proposal yang kemarin udah kamu kirim ke Bu Linda, kan?" tanya Safea. Dan Bunga pun langsung memutar kursinya menghadap ke arah Safea. Karena kubikel mereka memang letaknya berdekatan.

"Udah," jawabnya.

Safea mengangguk lalu melanjutkan pekerjaannya yang sempat tertunda lagi.

"Kemarin si Bos minta cash in report ke gue?" ucap Bunga tiba- tiba.

Safea mengernyit. "Terus?"

Bunga nampak berdecak. "CK! Gak peka amat, Bu! Gue minta data forecast dan budget nya." ucap Bunga mendengus kesal.

"Oh itu toh, kalau bicara makannya yang jelas. Nanti aku kasih filenya ke kamu, terus tinggal salin aja."

"Tapi Safea, kamu tahu gak sih kalau Pak Alex itu sangat tampan kan, tidak seperti Bisma." Bisma yang mendengar ucapan dari Bunga pun sedikit tersedak lalu mengerang protes.

"Hei - hei, kenapa namaku juga di bawa - bawa ke percakapan kalian yang tidak menyenangkan itu?" tapi tentu tidak di dengarkan oleh kedua gadis itu. Mereka menatap satu sama lain. Seolah mengabaikan keberadaan Bisma yang mengomel tidak terima.

"Tampan dan hot seperti Tuan Gray yang ada di film?" tanya Safea dengan kedua alisnya yang turun naik.

"Sangat! Hanya bedanya jika Tuan Gray itu dingin dan tidak pernah berpacaran sedangkan Pak Lucas terkenal dengan keplayboyan nya!" Seru Bunga antusias. Dia terlihat lebih senang saat sedang membahas topik yang seperti ini. Padahal itu baru rumor saja jika CEO mereka itu seorang playboy dan belum terbukti kebenarannya.

"Hmm, Minggu ini kira - kira siapa lagi yang bakalan di marahi oleh Pak Bos?" tanya Bisma.

"Mungkin aja kamu yang bakal di marahi Pak Lucas, Bis." kata Bunga sambil tersenyum puas.

"Bunga, kenapa kamu gak coba nulis novel aja?" tanya Bisma tiba - tiba.

"Apa hubungannya obrolan kita dengan menulis novel?"

"Karena daya imajinasimu cukup bagus."ucap Bisma.

"Gaje banget." jawab Bunga.

Ketika mereka sedang asyik mengobrol, suara interkom berbunyi dan itu berasal dari mejanya. Dan Safea pun langsung menekan sebuah tombol untuk mendengarkannya.

"SAFEA!! Laporan bulanan kamu kemana? Kenapa belum juga di antarkan ke ruangan saya, Hah? Bukankah tadi Alex sudah menyampaikan tentang laporan itu?" ucap Lucas dengan nada suara yang terdengar marah dan kesal.

"Iya Pak! Segera, saya langsung menuju ke ruangan Pak Lucas. Tadi saya ngobrol sebentar jadi lupa."

"Jangan ngobrol terus! Kamu tahu kan, aku itu gaji kamu sebagai sekertaris sangat mahal. Jangan malas - malasan kalau masih mau kerja sebagai sekretaris ku!" Ucap Lucas dari sebrang interkom dengan nada suaranya yang sedikit tinggi. Kemudian Lucas pun mengakhiri interkom itu.

"Ya Allah ya Tuhanku. Bunuh bosku sendiri dosa nggak sih? Baru ngobrol beberapa menit aja udah di hitung." keluh Safea pelan. Kemudian Safea pun melirik ke arah jam tangannya dan hal itu semakin membuatnya lebih terkejut.

"ADUH GAWAT! Ternyata aku udah telat setengah jam dari waktu yang di minta Pak Alex tadi! Pantas saja tadi si Bos itu suaranya udah kaya macan galak."

Safea pun kemudian langsung berlari menuju ke ruangan CEO. Ya, pasalnya Safea tidak ingin jika Bosnya itu mengeluarkan suara nuklirnya yang bisa saja membumi hanguskan segala laporan yang sudah ia susun dengan susah payah itu. Dan Safea sejujurnya sangat takut jika nantinya akan di berhentikan dari pekerjaannya karena kesalahannya ini.

Tok.. Tok.. Tok.

Safea mulai mengetuk pintu ruangan CEO nya itu. Dadanya bergemuruh dan keringat dingin mulai perlahan keluar dari keningnya dan di tambah lagi dengan wajahnya pucatnya saat mendengar suara sahutan dari dalam.

"Ya masuk!" Terdengar sahutan dari dalam. Suaranya jelas - jelas teramat dalam.

Safea menarik nafasnya perlahan lalu membuka pintu ruangan atasannya itu dan langsung masuk kedalam.

"Selamat siang, Pak. Maaf, saya terlambat untuk memb-" ucapan Safea terhenti saat Bosnya itu langsung memotong ucapannya.

"Tutup lagi pintunya! Terus kamu minta maaf dari luar!"

"Hah?" Safea mengerjap tak mengerti saat mendengar perintah dari Bosnya itu. Tetapi, demi menyelamatkan sisa gajinya pada akhirnya Safea pun menuruti perintah bos nya itu.

"Pak Lucas, maafkan saya karena sudah datang terlambat ya, Pak!" Teriak Safea dari luar. Sebenarnya Safea juga malu saat melakukan hal seperti ini karena para karyawan berada di sekitar ruangan itu pasti bisa mendengarnya.

"Ulangi! Karena saya tidak mendengar apa yang kamu ucapkan tadi!" ucap Lucas memberikan perintah pada Safea lagi.

Ampun! Ingin rasanya aku mengambil pisau dapur dan menodongkannya langsung ke arah Bosnya itu.

"Kenapa sih, harus kayak gini! Lagi pula aku juga bukan lagi anak TK! Menyebalkan!" gerutu Safea di dalam hati.

"Pak Lucas, saya minta maaf. Saya janji tidak akan telat lagi memberikan laporannya."

Ceklek.

Bersamaan dengan suara teriakanku, akhirnya pintu ruangan CEO itu pun terbuka kembali. Dan tampaklah wajah tampan Bosnya itu tapi sayangnya berhati iblis.

Safea merasa sedikit risih saat Bosnya itu menatap ke arahnya sambil mengamati dirinya dari ujung kaki sampai ke ujung kepala.

"Kamu sudah makan?" tanya Lucas tiba - tiba.

"Sudah Pak."

"Kalau begitu, kamu bisa lanjut kerja lagi. Silahkan!" Ucapnya, sambil mengambil laporan yang ada di tangan ku kemudian kembali menutup pintunya.

"Tapi pak, saya-"

Brak!

Tiba - tiba saja, Lucas langsung menutup pintu ruangannya dengan cukup keras tepat di depan matanya.

"Apa? Jadi aku di suruh cepat - cepat kesini, cuma di giniin aja? Astaghfirullah, Subhanallah, Allahuakbar!" gerutu Safea dengan nada suaranya yang terdengar cukup kesal dengan segala tingkah Bos nya itu.

***

Hay... hay! Kalian yang sudah baca Bab ini jangan lupa kasih like nya dong untuk author.D

Kalau ada yang mau ngasih 🌷atau ☕ juga boleh kok hehehe. Seperti biasa author juga mau mengingatkan pada para reader ku. Yuk, kasih sajen vote nya untuk author. Komentarnya juga jangan sampai lupa yah

Terpopuler

Comments

Warnity Thewe Cuttee

Warnity Thewe Cuttee

maaf thor kyanya cwe nya kurang imut 🙏🤗

2024-07-18

0

Mbing

Mbing

kayanya seru nih

2024-06-26

0

lihat semua
Episodes
1 Hasil Laporan
2 Perdebatan Bos Dan Sekretaris
3 Bertemu Teman Lama
4 Gara - Gara File Meeting
5 Apanya Yang Manis?
6 Gara - Gara Sumpah
7 Kekesalan Safea
8 Tentang Lucas Dirgantara
9 Di Ajak Makan Siang
10 Jantung Saya, Pak?
11 Hukuman Lagi
12 Gara - Gara Kopi
13 Hasil Informasi
14 Curhat Dengan Nenek
15 Pertemuan Viona Dan Safea
16 Bersama Revan
17 Si Macan Galak
18 Suara Perut
19 Gadis Kecil
20 Rahasia Sang CEO
21 Kembali Berseteru
22 Surat Perjanjian
23 Bertemu Para CEO
24 Di Antar Pulang Bos.
25 Kedatangan Safea
26 Mengunjungi Proyek Hotel
27 Perdebatan Safea Dan Asisten Alex.
28 Datang Ke Salon
29 Menuruti Perintah Bos
30 Pesta Reuni SMA
31 Meminta Jadi Pacar Beneran
32 Peringatan Untuk Safea
33 Di Ajak Makan Siang
34 Pak Bos Tua!
35 Ke Sekolah Viona
36 Tidak Ada Alasan
37 Keterkejutan Lucas
38 Main Teka - Teki
39 Gombalan Lucas
40 Memastikan Perasaan
41 Minta Di Suapin.
42 Rencana Lucas
43 Kelakuan Safea
44 Perdebatan
45 Kekesalan Lucas.
46 Lucas Mabuk
47 Usaha Safea
48 Salah Paham.
49 Keputusan Besar
50 Fitting Baju Pengantin
51 Tambahan Kontrak Pernikahan
52 Berpamitan
53 Insiden Ciuman
54 Tingkah Aneh Safea
55 Hari Pernikahan
56 Acara Resepsi
57 Kucing Garong
58 Dasar Menyebalkan!
59 Kepergok
60 Di Sengat Tawon
61 Perdebatan
62 Di Tuduh Pelakor
63 Membangunkan Lucas
64 Rencana Lucas
65 Video Call
66 Kepulangan Lucas
67 Bodo Amat.
68 Pergi Berbelanja
69 Pasar Malam
70 Lucas Sakit
71 Tingkah Lucas
72 Merawat Lucas
73 Cemburu
74 Hadiah Dari Lucas
75 Sarapan Yang Canggung
76 Perdebatan Suami Istri
77 Drama Pinjem Handphone
78 Nonton Film
79 Mendiamkan Lucas
80 Kejutan Dari Lucas
81 Kepergok
82 Di Ajak Dinner
83 Keseriusan Lucas
84 Permintaan Lucas
85 Kekesalan Viona
86 Aduan Safea Ke Ibu Mertuanya
87 Menginap Di Rumah Ibu Mertua
88 Gara - Gara Sambel Bakso
89 Belum Siap
90 Ucapan Sayang Lucas
91 Drama Suami Istri
92 Mengajak Safea Berlibur
93 Ulah Lucas
94 Saling Menyalahkan
95 Viona Demam
96 Viona Ngambek.
97 Salah Paham.
98 Tidak Ingin Pulang
99 Mencari Safea
100 Meminta Hakku
101 Kita Pulang Bersama
102 Merawat Viona
103 Jangan Menggodaku
104 Memberikan Hukuman
105 Begitu Menggemaskan
106 Kelakuan Lucas
107 Menyusun Rencana.
108 Mengantar Ke Sekolah
109 Pulang Terlambat.
110 Sepupu Lucas Yang Menyebalkan.
111 Kedatangan Ibu Mertua
112 Tidak Bisa Menolak
113 Pergi Ke Kota D
114 Kondisi Safea
115 Permintaan Viona
116 Pergi Ke Taman
117 Cemburunya Lucas
118 Kekesalan Safea
119 Peringatan Dari Lucas
120 Rencana Lisa Dan Ibunya
121 Ke Pasar Malam
122 Perkelahian
123 Menghapus Jejak
124 Buku Harian Safea
125 Simpananmu!
126 Menghubungi Seseorang
127 Kelepasan Bicara
Episodes

Updated 127 Episodes

1
Hasil Laporan
2
Perdebatan Bos Dan Sekretaris
3
Bertemu Teman Lama
4
Gara - Gara File Meeting
5
Apanya Yang Manis?
6
Gara - Gara Sumpah
7
Kekesalan Safea
8
Tentang Lucas Dirgantara
9
Di Ajak Makan Siang
10
Jantung Saya, Pak?
11
Hukuman Lagi
12
Gara - Gara Kopi
13
Hasil Informasi
14
Curhat Dengan Nenek
15
Pertemuan Viona Dan Safea
16
Bersama Revan
17
Si Macan Galak
18
Suara Perut
19
Gadis Kecil
20
Rahasia Sang CEO
21
Kembali Berseteru
22
Surat Perjanjian
23
Bertemu Para CEO
24
Di Antar Pulang Bos.
25
Kedatangan Safea
26
Mengunjungi Proyek Hotel
27
Perdebatan Safea Dan Asisten Alex.
28
Datang Ke Salon
29
Menuruti Perintah Bos
30
Pesta Reuni SMA
31
Meminta Jadi Pacar Beneran
32
Peringatan Untuk Safea
33
Di Ajak Makan Siang
34
Pak Bos Tua!
35
Ke Sekolah Viona
36
Tidak Ada Alasan
37
Keterkejutan Lucas
38
Main Teka - Teki
39
Gombalan Lucas
40
Memastikan Perasaan
41
Minta Di Suapin.
42
Rencana Lucas
43
Kelakuan Safea
44
Perdebatan
45
Kekesalan Lucas.
46
Lucas Mabuk
47
Usaha Safea
48
Salah Paham.
49
Keputusan Besar
50
Fitting Baju Pengantin
51
Tambahan Kontrak Pernikahan
52
Berpamitan
53
Insiden Ciuman
54
Tingkah Aneh Safea
55
Hari Pernikahan
56
Acara Resepsi
57
Kucing Garong
58
Dasar Menyebalkan!
59
Kepergok
60
Di Sengat Tawon
61
Perdebatan
62
Di Tuduh Pelakor
63
Membangunkan Lucas
64
Rencana Lucas
65
Video Call
66
Kepulangan Lucas
67
Bodo Amat.
68
Pergi Berbelanja
69
Pasar Malam
70
Lucas Sakit
71
Tingkah Lucas
72
Merawat Lucas
73
Cemburu
74
Hadiah Dari Lucas
75
Sarapan Yang Canggung
76
Perdebatan Suami Istri
77
Drama Pinjem Handphone
78
Nonton Film
79
Mendiamkan Lucas
80
Kejutan Dari Lucas
81
Kepergok
82
Di Ajak Dinner
83
Keseriusan Lucas
84
Permintaan Lucas
85
Kekesalan Viona
86
Aduan Safea Ke Ibu Mertuanya
87
Menginap Di Rumah Ibu Mertua
88
Gara - Gara Sambel Bakso
89
Belum Siap
90
Ucapan Sayang Lucas
91
Drama Suami Istri
92
Mengajak Safea Berlibur
93
Ulah Lucas
94
Saling Menyalahkan
95
Viona Demam
96
Viona Ngambek.
97
Salah Paham.
98
Tidak Ingin Pulang
99
Mencari Safea
100
Meminta Hakku
101
Kita Pulang Bersama
102
Merawat Viona
103
Jangan Menggodaku
104
Memberikan Hukuman
105
Begitu Menggemaskan
106
Kelakuan Lucas
107
Menyusun Rencana.
108
Mengantar Ke Sekolah
109
Pulang Terlambat.
110
Sepupu Lucas Yang Menyebalkan.
111
Kedatangan Ibu Mertua
112
Tidak Bisa Menolak
113
Pergi Ke Kota D
114
Kondisi Safea
115
Permintaan Viona
116
Pergi Ke Taman
117
Cemburunya Lucas
118
Kekesalan Safea
119
Peringatan Dari Lucas
120
Rencana Lisa Dan Ibunya
121
Ke Pasar Malam
122
Perkelahian
123
Menghapus Jejak
124
Buku Harian Safea
125
Simpananmu!
126
Menghubungi Seseorang
127
Kelepasan Bicara

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!