NovelToon NovelToon
Becoming A Poor Princess

Becoming A Poor Princess

Status: tamat
Genre:Romantis / TimeTravel / Tamat / Cinta Paksa / Transmigrasi ke Dalam Novel / Kutukan
Popularitas:1.8M
Nilai: 4.7
Nama Author: Itha Sulfiana

Diana Steel yang baru saja menemukan sang tunangan bersama sahabat baiknya tengah berselingkuh, kembali pulang ke rumah dengan perasaan yang hancur. Diperjalanan, seorang Nenek tua menawarinya membeli sebuah novel tua bersampul hijau yang terlihat aneh di mata Diana.

Karena desakan sang Nenek dan rasa kemanusiaan yang tinggi, akhirnya Diana pun membeli novel yang menurut Nenek adalah novel yang mampu merubah kehidupan Diana. Apakah Diana percaya? Tentu tidak. Namun, kenyataan lain menampar Diana selepas menuntaskan cerita novel itu dalam satu malam. Dipagi hari berikutnya, dia terbangun di tempat lain dengan identitas sebagai Putri Diana Emerald. Sosok gadis malang, yang terasing sejak kecil dan malah akan berakhir mati ditangan suaminya sendiri, yaitu Kaisar Ashlan.

Menyadari hidupnya diambang bahaya, Diana memutuskan untuk menciptakan alur yang baru untuk kisahnya sendiri. Dia akan membuat Kaisar Ashlan jatuh cinta terhadapnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Itha Sulfiana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Sihir yang mendadak muncul

Bab 16

"Terima kasih banyak, Nona. Jarang sekali ada Nona bangsawan seperti Anda yang mau menjenguk dan memberi kami bantuan seperti ini,"ucap seorang nenek tua dengan sumringah, yang hanya hidup berdua bersama sang suami yang menderita kelumpuhan di sebuah gubuk reyot. Tubuh keduanya begitu ringkih. Tulangnya hanya berbalut kulit seolah tanpa daging. Hal itu membuat Diana begitu terenyuh. Ingin rasanya ia menangis menyaksikan kondisi para rakyat miskin yang terselip diantara megah dan mewahnya keadaan Ibukota.

"Kalian hanya hidup berdua?" tanya Diana dengan mata berkaca-kaca.

Sang Nenek yang sedang menyuapi suaminya sepotong roti pemberian Diana menoleh sambil tersenyum getir. "Dulu kami mempunyai seorang putra. Tapi, dia gugur ketika sedang berperang. Tepatnya, 7 tahun lalu," jawabnya dengan suara bergetar.

"Lalu, siapa yang mencari nafkah untuk kalian?"

Sang Nenek tersenyum lagi. Ia menggeleng. "Tidak ada. Hanya ada seorang keponakan yang sesekali membawakan makanan. Itu pun, tidak setiap hari karena kondisinya juga serba kekurangan. Sama seperti kami."

"Jika dia tidak datang, bagaimana kalian akan makan?"

"Kami... terpaksa berpuasa." Sang Nenek berusaha terlihat tegar. " Atau tidak, Nenek akan berusaha mencari makanan sisa ditempat sampah. Itu pun, kadang hanya bisa untuk makan Kakek."

"Apa pihak kerajaan tidak pernah mengulurkan bantuan?"

"Tidak, Nona! Mana perhatian para petinggi itu kepada kami. Jangankan memperhatikan nasib kami, mengetahui keberadaan kami saja sepertinya mereka tidak."

Hati Diana mencelos mendengar penuturan sang Nenek. Benci semakin tertanam dihati yang ditujukan untuk Ashlan. Apakah lelaki itu memang sedemikian kejam? Bukan hanya terhadapnya tetapi juga terhadap rakyatnya. Padahal, seharusnya Raja yang berkuasa besar itu mampu memuliakan jasa para prajuritnya yang gugur di medan perang. Jika tak mampu membiayai semua anggota keluarga, setidaknya berilah mereka santunan sesuai kondisi ekonomi masing-masing.

Setelah memberi bantuan pasokan makanan kepada sepasang lansia itu, kini Diana kembali menyaksikan anak-anak bermain ditengah perayaan. Baju lusuh yang robek di sana-sini tak menyurutkan kebahagian mereka menikmati parade. Tawa riang mereka yang begitu polos sedikit memberi penghiburan tersendiri bagi Diana. Setidaknya, Diana masih bersyukur tidak kelaparan dan mampu tidur ditempat yang nyaman. Tidak seperti anak-anak itu dan pasangan lansia tadi yang harus bertarung dengan rasa lapar dan kedinginan nyaris setiap hari.

"Kak Diana, ayo ikut bermain!" Seorang bocah lelaki meneriaki Diana untuk ikut bermain kejar-kejaran bersama anak-anak yang lain.

"Baik, ayo!" angguk Diana antusias.

"Yang Mulia, jangan!" cegah Mulanie sambil menahan lengan Ratu yang sudah mengambil ancang-ancang untuk berlari seraya mengangkat sedikit gaunnya.

"Tidak apa, Lanie. Sekali-kali, tidak masalah, bukan? Lagipula, disini bukan istana. Dan, kabar baiknya lagi, tak ada yang mengenali aku ditempat ini," jawab Diana enteng sembari melepaskan tangan Mulanie.

"Tapi...," Perkataan Mulanie nyatanya kalah cepat dari lari Diana. Wanita itu sudah terlanjur berbaur bersama anak-anak sambil tertawa riang mengikuti permainan.

4 Ksatria yang turut menyaksikan juga tak bisa berbuat apa-apa. Mulanie sudah meminta mereka untuk tetap diam dan jangan mencolok agar identitas Diana tetap rahasia.

Saat Diana keasyikan bermain dan Mulanie yang juga ikut terhibur menyaksikan, tiba-tiba terjadi ledakan besar. Dalam sepersekian detik, tembok pertahanan yang tak jauh dari tempat Diana berdiri mendadak runtuh. Wanita itu mematung dalam keterkejutannya. Beruntung, seorang Ksatria bergerak tepat waktu dan berhasil menyelamatkan Diana meski dirinya sendirilah yang harus tertimpa reruntuhan tembok.

Riuh tawa bahagia dalam sekejap berganti menjadi tangis dan jerit kesakitan. Perayaan yang awalnya dipenuhi orang-orang yang berjingkrak senang kini berganti dengan orang-orang yang bergelimpangan tak berdaya dengan luka. Puluhan orang yang tertimpa reruntuhan tembok tampak pasrah akan nasib mereka. Suara anak-anak, orangtua, perempuan maupun laki-laki terdengar begitu pilu meneriakkan nama orang tersayang mereka yang menjadi korban.

Dengan tangan gemetar Diana memangku seorang anak lelaki yang beberapa saat lalu masih sangat sehat bahkan berlarian penuh tenaga bersamanya. Tapi, kini anak itu sedang dalam keadaan sekarat. Diana menangis putus asa. Permintaan Mulanie dan beberapa pengawal untuk membawanya pergi ke tempat yang lebih aman tidak diindahkan.

"Apa yang harus ku lakukan? Rey, sadarlah!" lirih Diana sembari menepuk-nepuk pipi bocah lelaki itu. Tak ada jawaban. Rey masih tetap bergeming dengan mata tertutup serta kepala yang terus mengucurkan darah.

"Arghhhh!!!" teriak Diana putus asa. Ia merasa sangat tak berguna untuk saat ini. Bayangan kala Ayah dan Ibunya yang meninggal beberapa tahun lalu kembali terlintas dalam benaknya. Dulu, ia gagal menyelamatkan dua orang paling ia sayang didunia itu. Dan, kini apakah ia juga harus kembali gagal menyelamatkan seseorang?

"Bantu aku... Tolong...," lirih Diana yang entah sedang berbicara dengan siapa. Entah pada dirinya sendiri, atau pada si pemilik tubuh yang asli. Diana Emerald.

Tiba-tiba, kalung yang ia kenakan bersinar terang. Permata hijau itu memancarkan sinar yang membuat mata semua orang menjadi silau. Rambut miliknya yang awalnya berwarna kecoklatan kini perlahan berubah menjadi warna perak yang indah.

Sinar berwarna hijau merambat ke permukaan tanah. Seperti akar pohon yang menjalar, kekuatan yang berpusat di diri Diana itu terus bergerak dan merasuki tubuh setiap orang yang menderita luka. Keajaiban pun terjadi. Semua korban yang masih bernyawa, akhirnya bisa sembuh meski dalam kondisi yang berbeda-beda. Tergantung dari seberapa parah luka awal orang tersebut sebelum diobati. Ada yang sembuh total dalam sekejap, ada pula yang masih kesakitan meski tak separah sebelumnya.

Semua yang melihat peristiwa itu langsung takjub. Tak terkecuali Kaisar Ashlan yang baru saja tiba di tempat kejadian.

"Ratu?" panggil Ashlan dengan tatapan tak percaya. Seorang Putri yang katanya tak memiliki kemampuan sihir apapun hari ini membuat sebuah keajaiban yang sama sekali tak pernah Ashlan lihat. Bahkan, penyihir agung yang juga baru tiba tampak mematung dengan binar penuh kebahagiaan. Ia seolah baru saja menemukan harta Karun yang langka ditengah lautan duka.

Tersadar dari apa yang baru saja dia lakukan, Diana menatap ke arah lelaki yang sedang berdiri tepat dihadapannya. Wanita bermata hijau itu mendongak. Lirih ia berucap, "Kaisar?"

Dan, akhirnya Diana jatuh pingsan dan rambut peraknya kembali lagi ke warna semula.

"Ratu?" Ashlan sigap menangkap tubuh Diana sebelum benar-benar rebah ke tanah. Sementara, anak yang tadi dipangku Diana kini telah berdiri dan menghambur memeluk sang Ibu yang baru saja datang.

"Ratu? Kau tidak apa-apa?" tanya Ashlan panik. Tubuh istrinya ia gendong sendiri. Tawaran Ksatria Bennett yang ingin membantu ia abaikan.

"Urusi saja kekacauan ini. Cari tahu siapa dalang dan pelakunya. Jangan beri ampun sedikitpun, Rick!" geram Ashlan dengan kobaran amarah yang berkilat-kilat. Siapapun dalang dibalik peristiwa ini, akan ia pastikan memperoleh hukuman setimpal.

1
£rvina
Luar biasa
£rvina
gimana mang wajahnya... pinisirin ih... /Facepalm/
£rvina
mereka mang gak tahu diri.. mang pantas di hajjaaarrr.. asu dahlah.... /Hammer/
Qpas Agustiyan
aq ko keinget Niah n Saga y, awl2 nikah... gagal move on aq nya... wkwkwkwk
Dede Mila
geregetan banget dah ma Diana.... katanya sabuk hitam....🫣🫣🫣🫣
dafa ramadhan
kereeen
Hikam Sairi
laper apa doyan.../Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Hikam Sairi
/Chuckle/
Nurul Pky
Luar biasa
Chauli Maulidiah
genre novelnya wanita kuat..

tp ceritanya bikin kecewa. kuat apanya..?
Anonymous
ok
Sri Tati
Luar biasa
mom rafka
bagus dan seru ceritanya
Rizky Anindiya
nenek aneth.terserah kamu lah sakarep mu..orang udah bahagia malah mau di campuri LG .kasian kaisar Ashlan .kalo sampe Ratu Di kembali ke dunia nya😔
Rizky Anindiya
Luar biasa
Rizky Anindiya
Lumayan
Rizky Anindiya
Diana kamu yg terlalu menjaga jarak .padahal seharus nya buka hati mu...dgn kamu menjaga jarak kamu memberikan kesempatan sama si Verona..
Rafalia Azen
blm nikah udh enak enak dulu ,,,,
Rafalia Azen
nikah dulu baru bikin bayi
Thr!b!
Terimakasih Othor, sudah membuat karya yang sampai end. Tidak ngegantung para pembaca.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!