This Is ME

Begitu terkejut sekaligus merasakan nyeri akan lukanya, lengannya di cekal dengan tiba-tiba hingga membuat Andin berteriak dan ter lonjak berusaha menahan.

"Jaga dirimu"

Satu kalimat yang membuat Andin bingung sesaat dan akhirnya mampu mencerna, tapi_, dari mana laki-laki ini tau kalau dia terluka, padahal jelas luka di tangannya tertutup dengan rapat di balik baju panjang yang di gunakan.

Hanya kurang lebih satu menit, dan tangan Andin di lepaskan begitu saja, hanya tatapan dalam dan sulit diartikan yang terlihat, dan kemudian pergi meninggalkan.

Andin seketika bisa bernafas dengan lega, tangannya mengelus dada yang berdebar hebat sesaat, tapi ada yang lebih aneh, rasa ngilu di lengannya tak lagi di rasakan, padahal sebelumnya jangankan untuk bergerak, diangkat sedikit saja rasa nyeri menyeruak.

"Apa ini?" Ucap Andin terkejut, dengan tergesa memeriksa luka di lengannya, masih nampak ada luka memang, tapi anehnya hanya tinggal luka jahitan luar yang hampir saja mengering, padahal baru saja diberikan kan tindakan.

Tak lama kemudian, terdengar suara langkah cepat yang menghampiri.

"Kenapa kau berpindah?, aku khawatir mencari mu" ucapan seseorang membuyarkan pikiran Andin.

"Ha, eh, iya, tidak ada_" Andin tak meneruskan, bingung harus berkata apa, dirinya sendiri saja belum bisa mengerti dengan pasti apa yang sudah terjadi.

"Sudahlah, ayo pulang, aku ingin istirahat" ucap Andin tak memperpanjang, cukup dirinya saja yang masih merasa heran.

Ella hanya menggelengkan kepala, lalu berjalan mendampingi menuju mobilnya yang ada di tempat parkir rumah sakit, keduanya masuk dan melaju pasti.

"Ke Apartemen ku?" Tanya Ella.

Andin menggeleng, dan tentu saja Ella mengerti, melanjutkan perjalanan ke Apartemen yang baru di tempati oleh Andin.

Hanya butuh istirahat, dari semua kelelahan yang ada, dan itulah yang kini di lakukan oleh Andin, merebahkan tubuh di kamar setelah Ella berpamitan pulang untuk melakukan aktifitasnya.

*

*

Langkah kaki tegap dan berwibawa memasuki sebuah kamar VVIP Khusus yang hanya untuk kalangan eksklusif utama saja, nampak seorang laki-laki yang sudah berambut putih walaupun belum terlalu rata, namun wajahnya tetap segar terjaga.

"Grandpa?" Ucapnya.

Senyuman pun menyambutnya dengan tangan yang siap memeluk cucu tercinta yang sudah datang menyambangi, mereka pun berpelukan, nampak sekali bagaimana kedua orang kuat dan hebat itu berinteraksi.

"Terimakasih sudah menyempatkan waktumu" ucap seorang kakek yang nampak senang.

"Tentu saja Grandpa adalah yang utama, tidak sebanding dengan pekerjaan ku, cepatlah sembuh dan jaga kesehatan" ucap laki-laki itu lalu duduk di samping kakeknya.

"Cepatlah menikah, mungkin dengan begitu aku akan sehat selalu"

"Oh come on, tak bisakah semua keluarga yang bertemu dengan ku tak membicarakan hal itu?" Aftan teras bosan setiap mendengar kalimat pernikahan.

Laki-laki itu terkekeh, lalu sekejap kemudian terdiam dan kembali serius, meminta Aftan untuk segera memikirkan hal itu, mengingat usianya yang tidak muda lagi.

Aftan mengangguk patuh, harus menelan pahit kenyataan yang ada, bahwa memang dirinya harus melanjutkan hidup dan berkeluarga walaupun hatinya masih terbatas di satu perempuan yang tak lain adalah sepupunya.

Siapa yang tidak kenal dengan perusahaan-perusahaan adikuasa yang di pegang olehnya, apalagi nama keluarga yang tersemat dan membuat dunia terguncang saat mendengarnya.

Namun semua itu dia sembunyikan dari dunia, begitulah cara keluarga NUGRAHA bekerja, menyembunyikan identitas serapat mungkin, dan tidak pernah di gunakan, hanya jika mendesak disaat genting saja.

Cucu pertama yang di sandang nya membuat tanggung jawab yang diemban juga cukup berat, memberikan contoh dedikasi yang baik untuk keturunan di bawahnya, namun Aftan selalu bersyukur karena keluarga besar selalu support dan saling melindungi.

Dua jam sudah Aftan menemani sang kakek berbincang, hingga kini melihatnya sudah tertidur dengan nyaman, lalu dirinya pun melangkah pergi.

"Tuan?" Terdengar seseorang tengah berjalan cepat menghampiri.

"Ada apa?" Aftan berhenti.

"Ini semua informasi yang anda minta" ucapnya sambil membawa beberapa dokumen yang membuat Aftan mengerutkan keningnya.

"Anak angkat?" Tanya Aftan.

"Iya, dari seorang dokter ternama yang sudah tiada"

"Hem" ucap Aftan lalu memasukkan kembali semua berkas dan melangkah pergi.

Tiba di perusahaan, sang penguasa itu berjalan masuk dan menutup pintu dengan rapat, sebuah pesan di perintahkan ke Sekretaris nya agar tidak ada yang menganggu selama setengah jam lamanya.

Dan kembali Aftan mempelajari semua informasi yang masih terbatas namun cukup baginya untuk membuat sebuah kesepakatan dengan perempuan yang tengah di awasi.

"Tidak disangka, anak angkat dari Dokter ternama dengan semua aset yang lumayan banyak, tapi sayang, dia mudah di tindas dan putus asa, sampai terkenal meraih sukses dengan menjajakan kecantikan dan tubuhnya.

Kabar yang di terima Aftan memang ada sisi negatif, Karen memang itulah yang kini menyelimuti kehidupan malang Andin hingga akhirnya kehilangan segalanya.

"Aku rasa ini cukup singkat, dan aku hanya perlu menikahinya, lalu membuangnya saat tau dia berselingkuh, urusan selesai" ucap Aftan dengan senyum miringnya.

Ada foto yang tercetak beberapa lembar, Aftan meraih dan melihatnya, menatap mata indah itu dan mencari sesuatu yang tidak ditemukan.

"Matanya seolah seperti seorang bidadari yang tak tersentuh sama sekali, tapi sayang image buruknya sangat mengerikan" ucapnya lirih yang tak disadari sudah mengagumi seorang wanita yang gambaran ada di tangannya.

Tak ingin berlama-lama lagi, Aftan segera menghubungi seseorang, satu perintah yang harus segera dilakukan.

"Kembali, dan bekerja bersamaku!" Perintah Aftan.

"Oh my God, siap!" Suara laki-laki segera menjawab walaupun terlihat nada yang kesal disana.

Aftan tersenyum, sebentar lagi asisten pribadi sekaligus sahabatnya akan segera kembali membantu pekerjaannya, sosok sahabatnya saat ini sangat di perlu, karena wanita yang ada di dalam target kadang membuatnya bingung sesaat.

*

*

Andin dengan berat hati harus datang ke perusahaan yang tak ingin di masukin ya sama sekali, membuat luka hatinya terasa tertoreh saat berada di sana, tapi apa boleh buat, demi urusan penting yang menyangkut harga dirinya.

"Kau tidak harus ikut" ucap Andin saat Ella sudah berada di sampingnya.

"Ck, memangnya kamu mau naik apa, taksi?, biar mereka semua semakin menertawakan mu saat ini?"

"Aku tidak perduli, setelah uangku kembali, aku juga pasti akan bisa beli mobil lagi" ucap Andin sambil memijat kepalanya beberapa kali.

"Memang mantan bos dan kekasihmu itu manusia lak-nat, tidak tau malu, sudah mengkhianati mu, masih juga berulah menyengsarakan mu, apa sih maunya laki-laki itu?" Ucap Ella makin geram mengingat sosok yang bernama Erga Dirgantara.

Andin masih terdiam, sejujurnya dia pun masih tak mengerti, bagaimana dengan tega perusahaannya menyedot uang yang ada di rekening Andin dengan alasan yang tidak masuk akal sama sekali.

"Kerugian, aku benar-benar tidak mengerti, kerugian perusahaan seperti apa yang aku timbulkan?" Ucap Andin lirih.

Niat hati ingin segera ke ruangan laki-laki yang saat ini benar-benar ingin di hajar oleh Andin, namun keadaan menjadi lain, sambutan justru di lakukan oleh banyaknya wartawan yang meliput dirinya.

"Apa ini?!" Ella di buat tercengang di buatnya.

Andin keluar dan sedikit berlari bersama dengan Ella yang menutupi, berbagai pertanyaan terlontar, dan Andin terpaksa tersenyum dan meminta maaf belum bisa klarifikasi saat ini.

"Shiit!, pekerjaan siapa ini?" Ucap Andin perlahan saat sudah memasuki perusahaan dengan aman.

"Siapa lagi, kalau bukan nenek sihir dan pangeran bodohnya itu" sahut Ella.

Pintu terbuka, kali ini Andin melangkah masuk dan menyuruh Ella menunggu di luar.

Brak

Dengan kasar Andin membuka pintu yang sebenarnya ingin dia tendang.

"Wow, begini kah sifat asli mu?"

"Lebih dari ini, jika kau keterlaluan lagi" jawab Andin yang kini sudah duduk di depan Erga.

"Kembalilah di sisiku dan semua akan ku kembalikan"

DEG

Bersambung.

Hai para pembaca tercinta.

Ikuti Author Sinho BERTABUR HADIAH, dalam Novel Terbaru "This is ME"

Sebagai ucapan terimakasih dan rasa syukur, akan di berikan Uang Tunai pada:

Tiga KOMENTAR TERPOPULER Teratas di

Bab ke 40, dengan cara banyak memberi

Komentar di setiap BAB nya di Novel

"This is ME"

TIGA Rangking TOP FANS Teratas di

Bab ke 80, dengan banyak memberi

Hadiah dan Vote, di Novel "This is ME"

Yuk mulai dari sekarang, dan belum terlambat untuk mendapatkan hadiahnya.

Hadiah Akan di berikan di BAB 40 dan 80 ya, Author akan menghubungi lewat Chat di Aplikasi Noveltoon dan mengumumkannya di sana secara Transparan.

Semangat dan Terimakasih.