Menantu Terhina ( Dokter Genius)

Disaat anak buah Haryo kelimpungan mencari dimana keberadaan nona muda mereka, Astuti yang masih penasaran dengan sikap mas dan mbak iparnya terhadap Yasmin mencoba mencari sesuatu.

Astuti pulang lebih awal dari perusahaan. Ia bertekad untuk mendapatkan surat wasiat dari romo nya. Itu adalah tujuan sebenarnya. Tapi siapa tahu kalau dia bisa menemukan hal lain mengenai Yasmin.

Dengan mengendap-endap sambil melihat ke sekeliling, Astuti masuk ke dalam ruang kerja dan mencoba membuka semua yang ia anggap sebagai tempat penyimpanan. Mulai dari laci meja hingga lemari yang ada di sana, tapi ia tidak menemukan apapun.

Sudah sekitar 30 menit berada di ruang tersebut dan mengulang pencariannya, ia tetap saja tidak membuahkan hasil. Astuti pun berdecak kesal, tampaknya apa yang ia lakukan hanya akan sia-sia belaka.

" Mungkin Mas Haryo menyimpannya di bank, jadi satu dengan surat-surat berharga."

Astuti memilih segera keluar dan memposisikan semua barang yang ia sentuh ke tempatnya kembali. Ia melihat di luar masih aman karena belum ada tanda-tanda akan kembalinya kakak dan kakak iparnya.

Namun, tiba-tiba dia teringat sesuatu. Astuti pun bergegas menuju ke belakang rumah dimana letak para ART tinggal. Astuti mencari seorang ART yang sudah lama kerja di sana.

" Mbok Jum, bisa bicara sebentar," panggil Astuti terhadap salah satu ART nya.

" Njih ndoro, ada apa njih?"

Astuti menggandeng Mbok Jum ke luar tempat itu dan membawanya ke kediamannya yang berada di sisi lain Lemah Joglo. Lemah Joglo sendiri memiliki beberapa bagian rumah lain selain kediaman utama. Ya diantaranya adalah yang sekarang ditempati oleh Astuti dan keluarganya.

Jadi meskipun mereka tinggal bersama tapi mereka tinggal di tempat yang berbeda. Dan sebenarnya tidak saling bersinggungan.

" Enten menopo ndoro putri ( ada apa nyonya)? Sepetinya sangat penting."

" Mbok, aku mau tanya sesuatu. Apakah Yasmin dari kecil memang diacuhkan begitu? Maksudku gini, sepertinya mas dan mbak tuh kayak kurang perhatian dengan Yasmin. Dia kan anak satu-satunya, anak tunggal. Tapi mas dan mbak seperti kurang sayang."

Astuti yang memang baru masuk ke rumah itu saat Rendra mulai bersekolah tentu saja tidak tahu bagaimana perlakuan Haryo dan Sonya kepada Yasmin saat kecil. Maka dari itu dia sangat penasaran.

Dan, ketika melihat ekspresi Mbok Jum bisa Astuti simpulkan bahwa mungkin memang benar Yasmin tidaklah mendapat kasih sayang layaknya seorang anak.

" Non Yasmin jarang sekali ditemani ndoro kakung dan ndoro putri. Keduanya sangat sibuk. Di rumah Non Yasmin hanya bersama kami. Saat Non Yasmin sakit pun, kami lah yang menjaga. Ndoro Haryo dan Ndoro Sonya hanya melihat tok tapi tidak pernah menemani. Sampai Non Yasmi nangis dan merengek baru Ndoro Sonya mau menemani."

" Apakah saat bayi Mbak Sonya tidak menyusui langsung?"

" Mboten, Ndoro Putri air susunya tidak keluar jadi terpaksa minum susu formula, eeh kalau tidak salah waktu itu ada seorang ibu susu yang di datangkan oleh Ndoro Sonya untuk Non Yasmin. Tapi cuma 6 bulan, setelah itu ibu susu itu tidak datang lagi."

Astuti semakin penasaran dnegan kisha tersebut. Ia yakin ada sebuah rahasia besar mengenai Yasmin. Tapi paling tidak dia tahu cerita ini. Sonya sendiri tidak dekat dengan dengan Yasmin ya karena tidak ada nya bonding, tapi bisa juga karena hal lain.

" Apa jangan-jangan, Yasmin bukan anak Mbak Sonya. Tapi jika iya, tidaklah mungkin Mbak Sonya mau merawat Yasmin, terlebih sifatnya yang seperti itu."

Di rumah sakit, Yasmin masih tertidur di brankar dijaga oleh Tian dan Han. Bukan hanya itu Han pun menempatkan beberapa penjaga di sekitar ruang itu. Tapi mereka tidak mencolok karena berpakaian biasa. Hal tersebut dilakukan karena Han tahu bahwa kedua orang tua Yasmin saat ini tengah mencari Yasmin.

Dan baru saja ia menemukan fakta mengenai apa yang terjadi di Lemah Joglo. Ya, Han ternyata tidak hanya meretas kamera pengawas Lemah Joglo. Ia juga memasang beberapa alat penyadap. Maka dari itu Haryo dan Sonya benar-benar kehilangan jejak saat berniat mencari Yasmin.

" Tian, aku keluar dulu. Jaga nyonya. Ada sebuah hal yang harus aku sampaikan kepada bos."

" Iya kang, monggo."

Tian tidak melepaskan pandangannya dari Yasmin. Hatinya ikut sakit saat mengetahui fakta bahwa Yasmin sakit dan harus menjalani operasi. Baru beberapa hari mengenal tapi Tian merasa begitu dekat. Terlebih dia memang terlahir tidka memiliki saudara.

" Aku harap Anda segera bisa sembuh nyonya. Anda dalah orang yang sangat baik dan lembut, sangat tidak adil jika harus menderita begini. Begitu pula dnegan tuan. Aku berdoa Anda dan tuan bisa hidup bahagia sampai kakek nenek nanti."

Tak terasa air mata Tian keluar. Rasanya begitu sedih. Tapi Tian yakin bahwa semuanya akan baik-baim saja. Terlebih tuannya adalah dokter yang genius dan hebat.

Tak tak tak

Sebuah suara langkah kaki mendekat menuju ruang rawat milik Yasmin. Seketika Tian bangun dan memasang kuda-kuda. Entahlah, semenjak berada di sana, Tian menjadi lebih waspada. Padahal penjagaan di luar juga sudah diperketat oleh Han.

Cekleek ... ngeeek

" Si~?"

" Ini aku Tian."

" Ma-maf tuan, saya pikir."

Erlan meminta Tian untuk keluar terlebih dulu. Dan Tian langsung saja pamit undur diri tanpa banyak pertanyaan.

Pria itu melepaskan jas dokternya lalu naik ke atas brankar milik Yasmin. Ia memeluk Yasmin dengan erat. Sebuah perasaan yang tidak bisa Erlan ungkapkan saat ini dan ia hanya ingin memeluk sang istri.

" Ternyata hidupmu pun tak mudah sayang. Aku akan membalas semua yang menyakitimu, tenang saja orang-orang itu akan mendapatkan yang pantas."

TBC