Nathan rela bekerja apapun untuk bertahan hidup,hingga akhirnya dia bekerja di sebuah toko bangunan milik koh jun seorang keturunan tionghoa.
Siapa sangka anak koh jun yang bernama Alicia malah jatuh hati pada Nathan yang notaben - nya buruhnya. Apakah koh jun setuju dengan hubungan mereka? Dan bagaimana usaha Nathan selanjutnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon fixs u, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
27
"Mau ngapain?! Cuci baju dan popok itu!" kata Dinda yang melihat suaminya sedang mengambil air minum di dapur.
"Buruan,malah bengong! Loe ingin anakmu kehabisan pakaian ganti?!" lanjutnya dengan nada meninggi.
"Iya Dek,iya." kata Dimas yang tak jadi minum,
"Dak dek, memangnya gue adikmu!" kata Dinda sambil melengos pergi, Dimas pun hanya bisa mengelus dada. Dia melangkah menuju tempat cuci, mulai membasahi dan mengucek popok bayi dan pakaian Dinda beserta pakaian dalamnya.
"Buruan! Klemar klemer jadi laki." kata Dinda yang datang kembali membawa sekeranjang popok dan pakaiannya yang kotor. Telapak tangan Dimas yang perih karena menipis terkena semen tak dihiraukan, Dimas terus mengucek dan membilas. Tak lama diapun selesai lalu segera pergi mandi.
"Sini biar aku gendong dek, ini sudah mau magrib. Kata orang dulu tak baik jika bayi diletakkan begitu." kata Dimas berdiri dari ambang luar pintu kamar, karena tak diperbolehkan masuk oleh istrinya. Bu ida yang juga berniat untuk memangku cucunya akhirnya mengambil bayi mungil itu dari ranjang untuk di pangku Ayahnya.
"Hati - hati, leher sama punggungnya dijaga Dim." pinta bu Ida setelah meletakkan bayi itu di pangkuan dimas. Perlahan bu Ida mulai bersikap lunak, memaafkan menantunya itu.
"iya ma." jawab Dimas sambil mengangguk.
"Siapa ini, cantik sekali putri ayah." sapa Dimas pada putrinya yang baru berumur 2 hari itu.
"Untuk nama nya siapa ya Dek?" tanya Dimas pada Dinda yang sedang asyik main hp. Dinda pun tak mau lagi membuang tenaga untuk protes dengan panggilan Dimas kepadanya.
"Loe kan bapaknya, suka - suka loe mau kasih nama siapa!" jawab Dinda ketus, hatinya masih sekeras batu pada suaminya itu.
"Ya sudah, nanti aku fikirkan nama yang paling baik untuk nya, Ya nak ya?" kata Dimas yang begitu bahagia mengajak bicara bayi yang tengah tidur pulas itu.
"Gue udah bicara sama mama, jika nanti acara pemberian nama dibarengi dengan Aqiqah penyembelihan 1 ekor kambing!". kata Dinda masih tanpa memandang Dimas.
"Jadi cariin gue duit 10 juta! Untuk beli kambing dan ngundang tetangga kiri kanan! Jangan alasan dapat duit darimana, itu udah jadi kewajiban loe!" lanjutnya. Dimas pun diam tak menjawab, 10 juta bukan uang yang sedikit. Apalagi dengan pekerjaanya kini yang hanya seorang kuli bangunan.
"10 juta? Ayah dapat duit segitu banyak darimana nak?" katanya dalam hati.
"Apa aku pinjam pada Mas Nathan aja?" kata Dimas lirih. Dan selepas shalat isya Dimas menuju rumah Nathan, disana sudah ada pak Yono dan Erik. Mereka bertiga sudah diundang Nathan untuk berkumpul di rumahnya.
"Jadi seminggu lagi rumah dua lantai milik dokter itu sudah selesai ya pak?" tanya Nathan pada pak yono.
"Sudah mas bos,semuanya sesuai dengan perkiraan mas Nathan." jawab pak Yono. Lalu Nathan pun memberi tahu tentang proyek mess karyawan perusahaan perusahaan ekspor impor dan juga merenovasi rumahnya.
"25 kamar pak bos?" tanya Erik dengan semangat, begitu juga pak Yono. Sedangkan Dimas tampak murung.
"Iya benar,Rik. Kamu kenapa Dim?" tanya Nathan.
"Apa nama CEO nya ibu Adelia mas?" tanya Dimas,membuat Nathan sedikit terkejut.
"Kamu kenal Dim?"
"Itu tempat kerja saya dulu mas,tapi memang saya pantas dipecat karena memang saya yang salah." jelas Dimas, Nathan tersenyum mendengarnya.
"Aku bangga dengan orang sepertimu Dim, yang dengan gentle mengakui kesalahan." kata Nathan yang salut dengan pria yang baru saja menjadi seorang bapak itu.
"Benar pak bos, tidak seperti kebanyakan orang yang sibuk mencari kadal hitam!" sela Erik,
Pletakk,
"Loe kadalnya!" kata Nathan menjitak kepala pemuda itu. Merekapun melanjutkan obrolan mengenai 2 rencana proyek terbaru Nathan,menyusun rencana dan lain sebagainya.
"Oke, untuk pak Yono seperti biasa mencari tenaga pekerja tambahan 10 orang lagi. Pekerja lama 10 orang untuk merenovasi rumah saya dan 50 orang lainya ditempatkan di perusahaan ibu Adelia." kata Nathan memutuskan tugas untuk pak Yono, dijawab dengan anggukan kepala dengan mantap.
"Untuk Dimas, kamu menghitung dan mencatat secara detail bahan material. Bisa?" tanya Nathan sambil menatap Dimas.
"Insyaallah mas, jika ada yang tidak kupahami nanti saya akan minta bantuan pak Yono." jawab Dimas.
"Siap Dim!" jawab pak Yono memberi kode jempol tangan pada Dimas.
"Lalu tugas untuk saya apa pak bos?" tanya Erik,karena Nathan tak kunjung berkata padanya.
"Untuk Loe, Erik anak rajin bekerja dan ngaji yang hobby healing dan sering bikin gue kesel kamu pimpin doa pertemuan malam ini. Sanggup?" kata Nathan memasang wajah serius.
"Sanggup pak bos! Baiklah kaum muslimin sekalian, mari kita semua berdoa agar pertemuan malam ini membawa berkah dan di ijabahi Allah Subhanahu Wata'alla. Al Fatihah..." kata Erik memulai doanya ketiganya mulai mengamini nya.
"....Rabbana atina fiddunya hasanah, wa fil akhirati hasanah wa qina 'adzabannar.,alhamdullilah hirabbillalamin!" kata Erik mengakhiri doa lalu mengusap wajahnya dengan kedua tangannya diikuti yang lain.
"Pinter kamu Rik,ini buat beli jajan adik loe!" kata Nathan memberi selembar uang biru pada Erik.
"Alhamdullilah,aku doakan..."
"Udah,iya terima kasih kan baru aja doa. Masak loe mau doa lagi!" jawab Nathan sambil geleng kepala, sementara pak Yono dan Dimas tertawa terpingkal pingkal melihat Erik yang sudah bersiap mengangkat kedua tanganya, mereka semua tahu jika Erik ini merupakan anak buah kesayangan bos nya itu. Tak lama Erik dan Pak Yono pamit pulang,sedangkan Dimas tetap disana.
"Mas Nathan,aku ingin ngomong tapi ini di luar pekerjaan!" kata Dimas memberanikan diri berkata.
"Iya ada apa? bicaralah."
"Begini mas,Dinda dan ibu ingin melakukan Aqiqah menyembelih kambing saat acara pemberian nama pada putri kami mas." kata Dimas menjeda sebentar,
"Dan tadi Dinda mengatakan perlu uang 10 juta untuk acara itu,jadi aku ingin meminjam uang pada mas Nathan jika ada. Untuk pengembaliannya saya bersedia potong gaji setengah dari gaji saya." lanjutnya dengan wajah menunduk. Apapun jawaban dari bosnya itu,dia akan terima.
"Sebentar ya?" kata Nathan berjalan menuju kamar nya. Tak lama dia kembali,
"Ini 12 juta, yang 2 juta anggap hadiah untuk keponakanku yang cantik itu. Dan mengenai utangmu 10 juta bayarlah jika sudah ada!" jelas Nathan,membuat Dimas terharu sekaligus bersyukur mendengarnya.
"Berjanjilah akan menjadi ayah dan suami yang baik untuk keluarga kecilmu!" lanjutnya sembari menyerahkan uang segepok itu pada Dimas,
"Terima kasih banyak mas,maaf jika aku selalu merepotkanmu. Dan ada satu lagi permintaanku?" kata Dimas seteah menerima uang itu.
" Apa?" tanya Nathan dengan tangan memegang ponsel setelah membalas pesan dari Juan.
"Tolong beri nama keponakanmu mas, aku mempercayakan padamu." kata Dimas dengan wajah penuh harap.
"Ha? Iya akan aku usahakan mencari nama yang baik. Jika ada yang tak cocok bisa kau ganti." jawab Nathan bijak, meskipun sempat terkejut sesaat mendengar permintaan pegawainya itu. Tak lama Dimas pun pamit pulang.
Hari pun berlalu,
Sudah 2 hari ini Adisty menghindar dari Roy ketika di rumah sakit dan menolak secara halus keinginan Roy untuk datang ke apartemen nya. Seperti biasa,setelah visit pasien Adisty kembali ke ruang prakteknya.
"Siang sayang," sapa Roy ketika memasuki ruangan Adisty.
"Siang juga sayang." jawab Adisty dengan perasaan tak nyaman.
"Kamu kemana malam minggu kemarin? Aku telfon gak bisa,aku datangi apart mu juga tak dibuka. Apa kamu keluar?" tanya Roy sambil memegang erat jemari tangan Adisty, dimana cincin tunangan mereka tersemat di jari manisnya.
"Ak- aku tidur sejak sore sayang, maaf ya? Badanku agak kurang fit." jawab Adisty terdengar sedikit gugup.
"Jaga kesehatan dong sayang, jangan terlalu capek." kata Roy sambil duduk di kursi depan meja Adisty.
"Apa sekarang kamu sudah baikan? gimana kalo nanti malam aku ke tempatmu, aku kangen." lanjutnya menatap wajah cantik tunangannya itu dengan wajah merah dan nafas memburu menahan hasrat. Adisty yang memiliki tubuh molek proporsional tentu membuat Roy seperti ketagihan, membuat pria itu ingin mengulang lagi dan lagi.
"Ak - aku sedang datang bulan sayang, mulainya pagi tadi." jawab Adisty terus mencari celah.
"Benarkah? kayaknya belum ada 3 minggu deh. Kok sudah datang bulan lagi." tanya Roy dengan nada kecewa.
"Mungkin aku lagi stres sayang,jadi siklusku jadi gak teratur." jawab Adisty mulai menguasai keadaan. Roy pun menatap wajah tunangan nya itu dengan lekat,tapi tak ada kebohongan di sana. Lalu matanya fokus ke satu titik,
"Itu lehermu kenapa?"
banyak pelajaran yg d dpt dr cerita ini
bukan utk tumbal tp sajen 😄😄