NovelToon NovelToon
Becoming A Poor Princess

Becoming A Poor Princess

Status: tamat
Genre:Tamat / Cinta Paksa / Kutukan
Popularitas:2M
Nilai: 4.7
Nama Author: Itha Sulfiana

Diana Steel yang baru saja menemukan sang tunangan bersama sahabat baiknya tengah berselingkuh, kembali pulang ke rumah dengan perasaan yang hancur. Diperjalanan, seorang Nenek tua menawarinya membeli sebuah novel tua bersampul hijau yang terlihat aneh di mata Diana.

Karena desakan sang Nenek dan rasa kemanusiaan yang tinggi, akhirnya Diana pun membeli novel yang menurut Nenek adalah novel yang mampu merubah kehidupan Diana. Apakah Diana percaya? Tentu tidak. Namun, kenyataan lain menampar Diana selepas menuntaskan cerita novel itu dalam satu malam. Dipagi hari berikutnya, dia terbangun di tempat lain dengan identitas sebagai Putri Diana Emerald. Sosok gadis malang, yang terasing sejak kecil dan malah akan berakhir mati ditangan suaminya sendiri, yaitu Kaisar Ashlan.

Menyadari hidupnya diambang bahaya, Diana memutuskan untuk menciptakan alur yang baru untuk kisahnya sendiri. Dia akan membuat Kaisar Ashlan jatuh cinta terhadapnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Itha Sulfiana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pengakuan

"Apa-apaan ini, Ash?" kata Duke Hendrick dengan penuh amarah.

"Maaf, Paman. Tapi, aku sungguh-sungguh mencintai Diana," balas Ashlan dengan tegas.

"Yang Mulia..," panggil Verona dengan mata berkaca-kaca. Gadis itu sakit hati mendengarkan pengakuan Ashlan yang selama ini ia kira telah menaruh hati padanya.

"Maaf, Verona!" kata Ashlan tanpa ada penyesalan sedikit pun mengenai keputusannya.

"Ini penghinaan besar untuk keluarga Hendrick, Ash!" geram Duke Hendrick yang merasa nama besar keluarganya tercoreng. "Kau tahu bahwa aku mengendalikan setidaknya 60 persen dari total populasi bangsawan di negara ini, kan?" ancamnya kepada Ashlan.

"Maksud Paman, Paman ingin mengkudeta saya?"

"Jika itu perlu, maka akan ku lakukan," sinis Duke Hendrick dengan senyuman miring.

Ashlan diam. Lelaki itu berpikir sesaat sebelum menatap Duke Hendrick kembali. "Kudeta hanya akan terjadi jika ada yang mampu mengalahkan dan menjatuhkan saya, Paman. Selama saya masih bisa berdiri tegak, maka tak seorang pun yang akan aku biarkan menduduki tahta yang diamanatkan oleh Ayahku."

"Kita lihat saja nanti, Ashlan!" geram Duke Hendrick yang semakin terbakar amarah. "Ingat! Aku memegang rahasia mengenai mengapa wajahmu di sembunyikan selama ini."

Kedua tangan Ashlan mengepal erat melepas kepergian keluarga Duke Hendrick. Ada amarah yang bergemuruh didalam dada mendengarkan ancaman yang dilayangkan lelaki itu. Ashlan telah membuat keputusan yang mungkin saja akan membuat dirinya semakin memiliki banyak musuh. Namun, meski begitu kali ini saja, ia ingin egois dengan memiliki hal yang memang sudah ia miliki.

*

"Kenapa Aku harus sesedih ini?" lirih Diana sembari mengusap air mata yang terus-menerus berjatuhan di pipinya yang putih bersih.

Saat ini, perempuan cantik itu sedang berada di tengah-tengah hutan. Duduk menyendiri di pinggir danau yang indah sambil menikmati angin sepoi-sepoi yang bertiup lembut. Ia sebenarnya tersesat. Emosi yang menggebu-gebu membuatnya tak berpikir panjang dan langsung melarikan diri tanpa persiapan. Namun, meski tahu dirinya tersesat, anehnya Diana tidak ketakutan. Sebaliknya, ia berharap tidak akan ada seorang pun yang akan menemukannya.Tak ada yang sempat mengikutinya. Ia kabur tanpa sepengetahuan para pengawal dan juga Mulanie.

"Harusnya, aku tidak perlu heran. Bukannya hal ini memang sudah bisa ditebak? Tapi kenapa? Kenapa rasanya sakit sekali saat mengetahuinya secara langsung?" Ia memegang dadanya yang terasa nyeri.

"Di? Apa kau pernah mencintai Ashlan?" tanyanya pada diri sendiri. Ia tak tahu sebenarnya perasaan kecewa itu milik siapa. Apakah murni miliknya atau justru malah milik Diana Emerald? Dia bahkan tidak tahu mengenai perasaan Diana Emerald yang sesungguhnya pada Ashlan. Apakah perempuan malang itu pernah mencintai sang suami atau memang murni menjalani pernikahan karena paksaan.

Setelah dipikir-pikir, banyak penggambaran yang tidak lengkap pada kisah ini. Tentang perasaan Diana Emerald dan Ashlan, tak satu pun halaman yang menjelaskannya secara gamblang. Dari awal cerita dimulai hingga berada di bagian akhir, penggambaran kedekatan keduanya tidak pernah melebihi batas berbicara lebih dari tiga kalimat. Mereka seolah jauh dan asing meski ikatan mereka begitu dekat. Dan, tugas Diana Steel saat ini adalah menebak tentang perasaan sebenarnya Ashlan kepada Diana dan perasaan Diana yang sebenarnya kepada Ashlan.

"Aih! Aku benci ini!" ucapnya sambil memukul-mukul kepalanya sendiri. "Kenapa harus aku?" rengeknya putus asa kepada sang takdir.

Senja mulai menghampiri hutan. Semburat jingga mulai terlihat dan memantul diatas permukaan air danau yang jernih dan tenang. Diana masih memeluk kedua lututnya sembari menyanyikan sebuah lagu favoritnya yang berjudul 'A Thousand Year' dengan merdu.

Ia bernyanyi dengan lepas. Menikmati kesendirian yang begitu tenang sambil memejamkan mata. Ia tak sadar bahwa saat ini diatas pohon yang saat ini ia sandari ada seseorang yang begitu terpesona dengan suara dan juga parasnya.

SREK!!

Suara ranting yang patah membuat Diana menghentikan nyanyiannya tepat di reff kedua. Ia mendongak dan langsung melotot kesal kala sosok yang tak ingin ia lihat malah duduk diatas sana dengan santainya. Saat menyadari bahwa dia sudah ketahuan, ia pun melompat dari atas pohon dan menghampiri Diana yang sudah berpindah ke bawah pohon yang satunya.

"Ratu!" panggil Ashlan.

"Apa?" ketus Diana.

"Maaf!" ucap Ashlan tertunduk seraya memilin-milin ibu jarinya.

Diana mendengkus. Tak ingin rasanya ia menatap wajah pria itu. Bahkan, untuk menghirup udara di planet yang sama pun, rasanya ia tak sudi.

"Kenapa Yang Mulia kemari?" tanya Diana saat Ashlan mengambil tempat duduk di sebelahnya tanpa permisi.

"Maaf!" Lagi, lelaki itu mengulang kata yang sama.

"Untuk?"

"Semuanya."

Diana berdecak. Tak adakah kalimat panjang yang bisa di ucapkan lelaki ini? Mulut itu rasanya ingin sekali ia remas karena dirasa terlalu pelit bicara.

"Kenapa lebih memilih menikah denganku dibanding Verona?" Diantara sekian banyak pertanyaan, entah kenapa hal itu yang terbersit di benak Diana untuk ditanyakan.

Ashlan menghirup nafas panjang. Kemudian, ia mengembuskannya perlahan dengan tatapan lurus ke depan.

"Aku melamarnya karena permintaan dari Ayahnya. Tapi, dia menolak karena mengira wajahku sejelek yang orang-orang katakan selama ini," kata lelaki itu.

"Memangnya, kenapa kalau kau jelek? Apa dia tidak menyukaimu?"

Ashlan mengendikkan bahunya. "Mungkin."

"Lalu, kenapa malah menikah denganku?" Gadis itu menatap Ashlan tepat dikedua bola mata lelaki itu.

Ashlan meneguk ludahnya kasar. Nafas seolah terhenti kala ia memandangi netra kehijauan Diana yang tampak begitu memesona. Ia bahkan tak mampu berkedip. Takut, jika ia berkedip maka Diana akan menghilang begitu saja.

"Jujur, awalnya aku berencana menikahimu hanya demi dijadikan tawanan. Tapi, saat melihatmu langsung hari itu, aku benar-benar jatuh cinta," akunya dengan jujur. Perasaan yang selama ini berusaha ia elakkan akhirnya tersampaikan juga.

"Jatuh cinta?" Entah kenapa, Diana menjadi gugup dan berdebar mendengar pengakuan itu.

"Diana!" Tiba-tiba saja Ashlan meraih tangan wanita itu. "Bersamaku mungkin tidak akan seindah romansa pemimpin negara lainnya. Tapi, aku akan berusaha memberikanmu yang terbaik meski aku tahu bahwa setelah ini mungkin saja yang akan mencelakai mu akan semakin banyak."

"Y-Yang Mulia...," Diana berusaha menarik tangannya namun Ashlan tak membiarkan hal itu terjadi.

"Tolong, Di...," pinta Ashlan dengan lirih. "Meskipun kau belum menyukaiku, tapi bisakah kau melakukannya pelan-pelan? Aku akan memberimu waktu agar perasaan itu muncul."

Diana memalingkan wajahnya. Enggan menatap manik abu-abu yang akan menyeretnya semakin dalam ke pusaran rasa yang tak seharusnya ada. 'Dia lelaki kejam. Mana pantas untuk dicintai. Dia pembunuh.' Kalimat-kalimat itu berusaha Diana doktrin ke dalam dirinya sendiri.

"Bagaimana mungkin aku bisa mencintai seseorang yang bahkan tentang dirinya saja aku tak tahu apapun," lirihnya sembari tertunduk.

"Kau ingin tahu apa tentangku, Di? Katakan!"

"Semuanya," sambar Diana dengan cepat. "Pertama, tentang topeng ini!" tukas Diana seraya melepaskan topeng yang menutupi wajah tampan sang suami.

1
Fhany Fhania
makanya jd orang hrus tau malu dan tahu Terima kasih 🤬🤬🤬
Fhany Fhania
Luar biasa
RieNda EvZie
/Good//Good//Good//Good//Good/
Putra Meja
Buruk
Nailott
terima kasih kkk, novelnya.bagus
Nailott
duhh ,,,keren banget novelnya, bikin hati pembacanya marah ,nangis deg deg an. bahagia ,ikut bahagia kala diana dn ashlan bagahia thorr
Nailott
ada hikmahnya juga buku novel yg diberi nenek anneth
Nailott
dari nenek anneth
kali ya,
Nailott
sah kan dulu pernikahan mu diana ,dn ashlan,
Nailott
apa..ashlan, meninggall?
Nailott
oh di,,kok mau2nya diajak ashlan tidur bersama, ,sebelum nikah beneran di dunia nyata.
Nailott
ayo jawab di,,gigit dibibir
Nailott
berjuang di, berjuang, terus,!
Nailott
semoga kesedihanmu ,berbalas dg bahagia ratu diana.
Nailott
ihh y""yg mulia ratu diana bukan wanita murahan,,.
Nailott
keren., dong ceritanya, vannya itu .mumgkin merulakan sepupu diana yg jahat,
Nailott
panggil sayang di, kangen ashlan, kan?
Nailott
pasti nenek anneth yg datang lagi,
Nailott
wow,,, ternyata diana dn ashlan saat sama2 koma ,bermimpi bertemu dn mungkin sempat menika
Nailott
tinggal di kolong jembatan ya pasti bahagia, dg kekasih nya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!