Han Xuan seorang Kultivator tak tertandingi yang menguasai Alam Mistik dengan bakat serta kekuatan yang mengguncang Surga.
Pembabtisan Surga untuk menuju keilahian membuatnya gagal dan mati. Setelah dua ribu tahun akhirnya dia bereinkarnasi kembali ketubuh seorang Bocah yang bernama Han Sen dengan akar spiritual yang tersegel.
Surga memberikannya kesempatan kedua untuk mencapai puncak. Iblis, Monster ataupun Dewa yang menghalanginya akan dia singkirkan.
Ini adalah kisah perjalanan Han Sen yang sekali lagi akan mencapai puncak kehidupan.
Kalau suka jangan lupa like, vote dan komen !
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dimas upss, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 14 - Takdir Yang Kejam
Liu Shuang tidak menyangka kalau Han Sen yang sangat hebat dimatanya akan diperlakukan dengan buruk sebagai sampah. Namun fakta berkata lain menurutnya Han Sen ini adalah seorang Jenius, abaikan sikapnya yang sombong dan blak-blakan.
Han Sen merupakan pribadi yang baik dimatanya dan kemungkinan dengan kepintaran Han Sen, dia sudah tahu kalau identitasnya mungkin berasal dari Keluarga yang berpengaruh. Namun dia sama sekali tidak menjaga sikap dan berbicara seperti seorang teman yang baik.
Liu Shuang lebih suka situasi yang seperti ini dari pada dia harus bertemu dengan Pria yang mencoba menarik perhatiannya ataupun seseorang yang berpura-pura.
"Jadi Kakak berasal dari Keluarga Han... aku tahu ceritanya dan aku sarankan agar Kakak berhenti saja. Walaupun Kakak mampu menghadapi Keluarga Fan yang memiliki Ahli di Tahap Akhir Alam Nascent Soul, pada akhirnya Keluarga Fan mendapatkan perlindungan langsung dari Keluarga Kerajaan dan jika Kakak menghancurkannya maka Kakak akan menjadi buronan !" Kata Liu Shuang dengan cemas.
Han Sen tersenyum dan berpikir kalau Liu Shuang terlalu sederhana. Dirinya terlalu hidup dengan nyaman didalam Keluarganya tanpa mengenal sebuah tragedi yang dapat membuatnya dipenuhi dengan kebencian.
"Jika iya bukan masalah besar untuk menjadi sebuah buronan. Jangankan sebuah Kerajaan... jika Keluarga Fan mendapatkan perlindungan dari Dewa sekalipun aku akan tetap menghancurkan mereka, aku tidak memiliki rasa takut terhadap kematian. Jika aku mati maka itu sudah menjadi bagian dari takdirku, aku akan hidup dengan bangga dan mengatakan bahwa setidaknya aku sudah berusaha membalaskan dendam Keluargaku." Kata Han Sen dengan tegas.
Sebagai Kultivator yang disebut sebagai Kesombongan Surgawi dan menantang Surga, baginya hidup dan kematian itu sudah menjadi kesehariannya. Setiap dia berjalan dan berpetualang sewaktu dulu, kejahatan dan kebaikan seperti apa yang belum pernah dia lihat.
Tangannya sudah dilumuri oleh darah banyak orang yang tak terhitung jumlahnya. Keluarga Fan ataupun Lei Hai sekalipun sebenarnya tidak akan mampu mengguncang kebenciannya, namun karena dia sudah bereinkarnasi dengan membawa ingatan kehidupan sebelumnya maka dia masih memiliki emosinya yaitu pembalasan dendam atas ketidakberdayaan.
Jika Han Sen tidak mengatasi ini dan menemukan ketenangan maka Kultivasinya mungkin akan terhambat dimasa depan. Munculnya Iblis Hati akan sulit untuk disingkirkan, menyelesaikan semuanya adalah pilihan yang benar dan dia sudah melangkah kejalan yang tepat.
"Butuh bantuan ?" Tanya Liu Shuang yang sedikit bersimpati.
"Tidak butuh... didunia ini tidak ada orang yang layak untuk menghentikan ambisiku." Kata Han Sen dengan penuh percaya diri.
"Ugh... terus saja bersikap sombong... karena Kakak Han sudah berbagi cerita maka aku tidak keberatan untuk menceritakan diriku..." Sebelum Liu Shuang ingin bercerita Han Sen memotongnya.
"Tidak usah... anggap saja aku seperti sebuah angin yang lewat dalam kehidupanmu. Intinya sesulit apapun kondisimu maka semuanya sudah berubah sejak Jiwa Burung Vermilion sudah berada di Bentuk sempurnanya, Kultivasimu mungkin akan terus melonjak dan menjadi Kultivator tinggi mungkin saja mudah kau capai. Karena kau berasal dari Keluarga yang kuat mungkin saja dimasa depan kau akan dimanfaatkan oleh beberapa pihak."
Han Sen tersenyum dan melanjutkan, "Ketika saat itu terjadi maka pilihlah apa yang hatimu inginkan, kau menginginkan kekuatan dan sekarang kau sudah mendapatkannya. Tapi takdir pemilik kekuatan yang besar pasti akan berada dijalan penuh musuh dan berjalan diatas mayat mereka, pada saat kau bingung memutuskan tindakan maka gunakan saja hatimu dan pilihlah apa yang benar-benar hatimu inginkan. Setidaknya ini adalah saran dari orang yang memiliki pengalaman."
Han Sen mengingat kembali kehidupannya sebagai Han Xuan. Banyak pengalaman hidup yang sudah dia emban dijalan menuju yang terkuat. Entah itu pertarungan, cinta, kebencian penyesalan, keluarga dan kehilangan yang menyakitkan sudah pernah dia rasakan.
Tidak masalah jika Liu Shuang tidak memahami apa yang dikatakannya. Pada waktunya dia akan tahu potensi sesungguhnya yang dia miliki dan Jiwa Burung Vermilion memiliki kekuatan yang besar dan bahkan sekalipun itu di Alam Mistik Liu Shuang akan direkrut oleh banyak kekuatan besar.
Sifat manusia itu tidak akan bisa dirubah apalagi orang-orang Dunia Fana yang memiliki otak yang dangkal. Mereka hanya berpikir keuntungan dan ketergantungan mereka kepada yang kuat.
Liu Shuang menatap Han Sen dengan penuh kekaguman, dari sekian banyak orang bahkan Orang Bijak di Kerajaan Xianjiang sekalipun tidak sehebat pola pikir Han Sen.
(Setelah apa yang sudah kau lakukan untukku bagaimana mungkin aku menganggap dirimu seperti angin.) Liu Shuang meremas tangannya dan kembali berkultivasi.
Pagi harinya Han Sen sudah mulai pulih dan dapat bergerak dengan bebas. Sekarang dia sudah mendapatkan Atribut Api yang cukup kuat dan ini mungkin akan menutup celah yang besar untuk Kultivasinya dimasa depan.
Sekarang dia hanya perlu mencari harta elemen kayu, logam, petir dan air untuk melengkapi Akar Spiritual lima elemen miliknya. Untuk membangun fondasi tubuh yang sempurna jalannya masih panjang.
Han Sen mengulurkan tangannya dan membantu Liu Shuang berdiri, "Ayo kita pergi !"
Liu Shuang mengangguk dan mereka segera pergi dan kembali ke Kota Kayu. Hanya butuh waktu satu hari untuk sampai di Kota Kayu dan mereka berlari tanpa istirahat.
Setelah sampai Han Sen menerima bayarannya dari Liu Shuang. Tanpa ragu dia menerimanya dan bergegas kembali ke Kediaman, Liu Shuang berniat untuk menginap selama dua hari ditempatnya dan Han Sen tidak keberatan dalam hal itu.
Sampainya mereka didepan pintu Keluarga Shi para Penjaga didepan pintu meminta Han Sen pergi ke Aula para Tetua. Han Sen mengantar Liu Shuang ketempatnya terlebih dahulu dan memintanya untuk menunggu disana, segera dia pergi ke Aula dan disana sudah banyak orang yang hadir dengan tatapan penuh kebencian.
Seorang Tetua bernama Shi Yao mengerutkan kening dan berteriak, "Iblis kecil... katakan kepada kami semua, apakah kau orang yang sudah membunuh Lie Hai ?"
"Jaga bicaramu Tetua Shi Yao." Teriak Shi Feng dengan marah.
"Tapi Kepala... kita harus mengkonfirmasi masalah ini atau amarah dari Keluarga Lei akan datang kepada kita. Koneksi mereka jauh lebih kuat dari kita, jika Kepala Keluarga membela orang luar ini maka pertarungan antara kedua Keluarga akan terjadi dan kita tidak bisa menang. Orang luar ini harus diusir segera dan diserahkan kepada Lei Yong !" Kata Shi Yao dengan tegas.
Semua Tetua yang berada disana setuju dengan perkataan Shi Yong. Mereka memang sama-sama Keluarga kelas dua, namun perbedaan kekuatan dan koneksi terlihat sangat jelas. Jika pertarungan pecah hanya karena membela orang luar seperti Han Sen maka semuanya tidaklah layak, mereka hanya akan menderita kerugian yang jauh lebih besar.
Sama halnya dalam mengejar kekuatan dalam berkultivasi butuh perjuangan dan peruntungan, yg mana dalam perjalanannya ada bumbu penyedap rasa seperti petualangan cinta, kisah asmara, tragedi cinta dlsj. karena disetiap petualangan baru dimunculkan figuran cantik manis nan jenius namun bagiku atau juga pembaca lainnya itu cuma menjadi hiasan sampul justru menonjolkan rutinitas hubungan harmonis suami istri yg lama² terasa monoton dan membisankan.......!/CoolGuy//Doubt//Tongue/