"Kamu harus!" Perintah Mama Angel.
"Dengar, itu!" bentak Clara.
Plak!
Suara tamparan terdengar di kamar itu.
Ya, Papa Jordan menampar anak pertamanya, Sandra.
"Setuju atau tidak bukan pilihanmu, aku yang menentukan!" Suara keras Papa Jordan disana.
"Ganti bajumu, malam ini harus berjalan lancar," lanjutnya dengan suara yang masih tinggi.
Setelah kepergian semuanya dari kamarnya. Langsung mengunci dan tangis air matanya mengalir deras, sakit di wajahnya bukan seberapa. Tapi paksaan yang selalu di berikan oleh kedua orang tuanya. Inilah batasannya.
Apakah Sandra mampu bertahan? Kehidupannya akankan berakhir bahagia???
Simak kisahnya, jangan lupa tanda jempol kalian guys.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mommy JF, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 24
"Sadar, Sa," ucap Ken lagi.
Tapi tetap saja Sandra sudah tidak bisa normal, kembali memasukan wajahnya. Dicium kembali bibir Ken oleh Sandra, terasa manis bagi Sandra.
"Jangan salahkan aku, Sa. Kamu yang memulai," gumam dalam hati Ken.
Akhirnya Ken menahan kepala Sandra tangannya, ciuman itu akhirnya Ken membalasnya dan semakin dalam permainannya. Hingga nafas Sandra yang sudah akan habis baru Ken melepaskannya.
"Apa kamu nyesal sekarang? Tapi itu sudah terlambat, Sa. Kamu sudah membangunkan sesuatu di bawah ku ini. Kamu harus tanggung jawab," ucap Ken yang keningnya saling menempel.
Sandra sudah mulai hilang kesadarannya akibat minuman yang masuk sedikit dari paksaan William sebelumnya. Memang efeknya tidak langsung tapi berjalan lambat, yang di rasakan oleh tubuh Sandra.
"Manis, Ken," ucap Sandra yang memegang bibirnya sendiri.
Tanpa perlu menunggu lama Ken kembali melumat bibir merah muda Sandra dan tangannya menahan kepala istrinya. Suara lenguhan Sandra keluar saat leher jenjang miliknya sudah di hisap dan di beri tanda kepemilikan oleh Ken. Melepaskan satu persatu pakaian yang di kenakan Sandra hingga tersisa kacamata dan sehelai kain yang menutup bagian bawah, begitupun dengan Ken tinggal boxer saja.
Menikmati sensasi yang selama ini sudah berusaha Ken tahan bila berdekatan dengan Sandra, akhirnya bisa tersalurkan. Menikati dua gunung di balik kacamata yang sudah di lepaskannya, kaki yang sudah di buka dan di tahan oleh kaki Ken. Ken memberikan servis terbaiknya di bagian bawah milik Sandra, suara percintaan Sandra yang terus keluar dari bibirnya, menikmati desiran desiran yang bergerak dalam dirinya.
Sementara Ken dengan bibirnya terus menyesap bagian bawah Sandra, yang akhirnya suara Sandra keluar menyebutkan namanya.
"Kenneth!" suara Sandra saat mencapai puncaknya, cairan bening keluar dari sana, di hisap oleh Ken.
"Jangan menahannya, Sayang. Aku akan masuk sekarang," ucap Ken yang serak akan ketegangan yang meminta untuk mencapai ujung hasratnya tersalurkan.
Jleb!!!!
Telah masuk ujung tombaknya itu walau terasa sempit dan harus bekerja keras hingga sampai masuk semuanya hingga ujung dinding milik Sandra.
"Akh!!! Sakit, Kenneth," lirih Sandra yang meremas punggung Ken.
"Ini akan enak," ucap Ken serak.
Bergoyang perlahan untuk menikmati sensasi enak dan sempit di dalam sana, suara terus tertahan oleh Sandra karena menggigit bibir bawahnya, namun setelah itu mulai terbiasa dengan aksi Ken.
Goyangan itu terus bertambah cepat, tempo yang di mainkan Ken sudah terus menjadi gerakan yang seperti orang di kejar maling, sangat cepat.
"Nikmat!" ucap Ken.
Keduanya bermain sudah sangat lama satu jam lebih tapi Ken sangat perkasa melakukannya, terus menerus.
"Aku akan keluar," ucap Sandra.
"Panggil namaku, Sayang," pinta Ken yang sudah akan mencapai puncaknya.
"Ken, Kenneth!" teriak Sandra bersamaan dengan Ken menyebut nama Sandra.
Keduanya telah mencapai puncak bersama sama, ambruk dan Ken membaringkan tubuhnya di sebelah Sandra, langsing menariknya dalam dekapannya.
Di ciumnya Sandra dan memeluknya erat.
"Kau selamanya istriku dan milikku, Sayang," ucap Ken.
"Apa Tuan bisa melihat?" Tanya Sandra.
Karena banyak keganjalan yang sudah Sandra ingat, ditambah dengan keadaan yang telah terjadi barusan. Percintaannya itu, seperti Ken tidak buta.
"Panggil namaku, mulai saat ini," pinta Ken yang mengalihkan.
"Baiklah, tapi aku ingin mengetahui itu langsung dari mu, bukan orang lain. Itupun jika boleh, tapi aku tidak bodoh untuk di tipu untuk seperti ini," ucap Sandra.
Ken langsung mengangkat wajah Sandra langsung bisa memandang wajah Ken.
"Ya, apa kau puas? Aku kalah padamu juga," jujur Ken.
Orang kedua yang mengetahui bahwa dirinya tidak buta, bahkan Carli belum menyadari hal itu walau orang terdekat untuk Ken. Tapi Sandra yang belum lama dengannya tapi bisa mengetahuinya.
"Pantas kau menjadi istriku, sangat teliti dan cerdik," gumam dalam hati Ken.
"Kalah!" Heran Sandra yang menatap Ken dengan lekat.
"Ternyata aku mudah jatuh dalam pesonamu, Sa. Maka jangan harap setelah ini bisa kabur dariku," ucap Ken yang mencium bibir Sandra.
"Tergantung," ucap Sandra.
"Itu perintah, Sa." ucap Ken.
"Tapi aku belum mempunyai perasaan padamu, Ken. Kau sangat menyebalkan dan juga bertindak sesukamu," ucap Sandra sebal.
Memang Sandra belum ada cinta pada Ken saat ini. Tapi tidak akan tahu nantinya.
"Aku bisa jamin kelak kau akan mencintaiku," ucap Ken.
"Tapi aku harap jangan tutup hatimu, terimalah mulai saat ini semua perhatian dariku," lanjut Ken.
Sandra diam saja tidak menjawab, Ken yang gemas melihat wajah Sandra yang siap untuk memakannya.
"Mau apa?" Tanya Sandra.
"Makanmu lagi, bersiaplah." ucap Ken yang langsung mencium Sandra.
Ciuman yang ternyata di sambut oleh Sandra, keduanya melakukan hal yang telah terjadi sebelumnya. Bedanya dalam keadaan sadar dan Sandra yang sudah mengetahui bahwa Ken tidak buta.
Apakah bisa di katakan cinta atau tidak seseorang, tapi menikmati setiap sentuhan dalam percintaannya?
Itulah Sandra, sifat keras dan pertahanan hatinya yang tidak pernah disadari oleh dirinya sendiri bahwa telah kalah juga.
Setelah melakukan olah raga kembali keduanya dengan percintaan yang panas, dan ganas tentunya dalam keadaan Ken yang melihat telah di ketahui Sandra. Tidak akan sia sia kan hal itu oleh Ken.
Puas di ronde kedua ternyata di garap kembali Sandra saat di dalam kamar mandi, seakan menjadi candu Sandra untuk Ken. Tidak melepaskan sedikitpun oleh Ken,
"Aku tidak bisa berjalan, Ken," ucap Sandra saat di dalam bathtub.
"Aku gendong," ucap Ken.
Menggendongnya untuk ke shower, membilas tubuh istrinya itu sangat putih dan mulus. Tapi banyak bintik bintik merah di seluruh tubuh bagian atas Sandra, akibat bibir Ken.
Kedua keluar dari kamar mandi dan Sandra dalam gendongannya. Dengan memakai kimono Sandra, di duduk kan di depan meja riasnya. Ken yang menyisir dan mengeringkan rambut Sandra dan dirinya hanya menikmati saja.
"Lapar," ucap Sandra.
"Tunggu aku pesan dulu," ucap Ken.
"Lima belas menit, bisa menunggu? Atau kita makan ke bawah?" lanjut Ken.
Sandra hanya menggeleng.
"Sudah aku pesan, dan tunggu disini saja," ucap Ken.
Sandra tidak tahu apa telah dipesan Ken, karena perbuatan Ken sampai siang hari baru selesai dan berakhir sangat cape, lelah dan tidak bertenaga.
Jika latihan fisik saja tidak pernah sehabis ini tenaganya, kenapa di gempur Ken 3 x sudah ambruk?
"Sepertinya aku harus lebih banyak berlatih kedepannya," ucap Sandra.
Ken yang menunggu di depan sampai datang pesanan makannya tiba.
Ken meminta semuanya meletakkan di atas meja di ruang depan apartementnya karena ternyata pintunya itu ada otomatis untuk membukanya tanpa harus membukanya langsung.
Setelah semuanya tersaji baru Ken menggendong Sandra dan mendudukannya di sofa.
"Hah! Sebanyak ini, Ken?" Kaget Sandra di buatnya.
...****************...
Tinggalkan jejak kalian di sini ya