NovelToon NovelToon
I Love Tentara

I Love Tentara

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta Murni / Pengawal
Popularitas:6.5k
Nilai: 5
Nama Author: Clavi Ra

Gadis yang baru saja lulus SMK langsung di kirim orang tuanya ke asrama militer yang sangat jauh dari perkotaan.

Dari situlah kesya bertemu dengan kapten
yang terkenal dingin dan tegas.

"Ih kenapa lo ngikutin gue mulu sih, suka lo sama gue heh"

"Kalo iya kenapa"

"Dasar kapten gila"

"Apa kamu bilang hah"


Mau tau kelanjutan kisahnya burun baca!!!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Clavi Ra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

10

Sudah satu bulan aku di sini dan aku pun sudah mulai nyaman berada di asrama ini. tidak terasa secepat itu waktu.

saat ini aku tengah berolahraga bersama para tentara, saat ini ku sedang berebut botol air dengan Bayu yang tidak mau mengalah "bay sinii botolnya gue mau minum" "eh enak aja lo ini kan botol punya gue dan gue juga belum minum" "ya makanya sini in biar gue aja yang minum" Aku yang akan meraih botol minum itu dari tangan Bayu, tapi Bayu menjauhkan botol itu dan aku yang tidak mudah menyerang pun langsung menjijikkan kakiku agar bisa meraih botol itu.

Tapi sayang sudah banyak usaha yang aku lakukan agar bisa mendapatkan botol minum itu tapi tidak ada satu pun usaha yang membuahkan hasil. Aku pun menyerang dan duduk di sebelah Abi.

"nih minum punya saya aja" Abi menyodorkan botol minum yang berwarna hijau army itu. kalo di pikir-pikir botol minum Abi dan Bayu sama apakah, sudah lah jangan di pikiran lagi aku pun menerima botol itu dan langsung meneguknya hingga tandas tak tersisa.

"ah.... segernya" aku pun mengembalikan botol itu milik Abi "eh tunggu kalo kesya minum di botol Abi otomatis mereka ciuman secara tidak langsung dong" Aku yang mendengar ucapan Agung pun kaget hingga aku tersedak oleh air liurku sendiri uhuk... uhuk.

"key lo kenapa, kok tiba-tiba lo batuk sih terus muka lo jadi merah gitu lo sakit ya" Aku semakin malu ketika mendengar perkataan Rio barusan.

"iya bener yang di bilang Rio kamu sakit mau saya anterin ke tempat dokter Fitri" apalagi ini kenapa Abi malah menambah-nambahkan, aku pun seperti ingin menghilang dari sini sekarang.

"bang-bang lo pada kaya gak tau kalo orang lagi salting, yang kan gung" Bayu menyenggol lengan Agung "oh" setelah mendengar respon dari Abi merekapun tertawa terbahak-bahak bahkan Kevin yang sedari tadi hanya diam pun menampakan senyumnya dan ikut tertawa bersama-sama.

Aku yang sudah malau langsung berlari meninggal kelima orang itu yang masih tertawa terbahak-bahak "woy key mau kemana"

***

Aku yang sudah bersih-bersih pun pergi ke ruang tengah di mana di situ ada Abi yang tengah membaca buku.

"DOR.... yah gak asik lo bi" Aku yang mencoba mengagetkan Abi pun gagal kerena Abi tidak kaget sama sekali "lalu saya harus gimana"

"ya gimana kek misal teriak atau jingkrak karena kaget gitu ini malah cuma diem sambil baca buku" Aku pun pergi duduk di sebelah Abi sesekali aku melihat Abi yang sedang fokus membaca.

"itu yang lo baca buku apa?" emang dasarnya tukang kepo ya kaya gini kan ges."oh ini saya baca bukunya pak prabowo tentang KEPEMIMPINAN MILITER"

Aku hanya beroh ria saja sambil melihat ponsel ku yang tidak ada apapun karena di sini tidak ada sinyal sama sekali "bosen banget udah gak ada sinyal gak ada temen".

"terus kamu anggap saya apa" "ya nganggep lo temen gue lah masak pacar" "emang kamu mau jadi pacar saya" saat aku akan menjawab perkataan Abi tapi.

"woy bi jadi ikut ke pasar enggak?" tiba-tiba Rio datang dari arah depan rumah yang sudah rapi dengan baju santainya. "iya jadi ayok" melihat Abi yang sudah bangun dari duduk nya membuat ku ikut bangun juga.

"emang kalian mau ngapain ke pasar?" tanyaku sambil mengekori Abi dari belakang. "ya ngapain lagi kalo gak belajar" Abi menjawab tanpa menoleh ke arah ku.

Aku langsung menghadang jalan Abi "gue boleh ikut gak bi" aku tersenyum sambil menunjukkan deretan gigiku. Abi langsung mengangguk pertanda bahwa aku boleh ikut, aku pun langsung melompat kesenangan.

"loh kesya mau ikut, kalo gitu lo sama bang Abi aja soalnya yang lain udah punya pasangan" aku yang mendengar Bayu bilang pasangan langsung mengernyitkan wajahku."pasangan emang kalian udah punya pacar?"

"bukan maksudnya Bayu itu gue sama Bayu terus bang Kevin sama bang Rio" mendengar penjelasan dari Agung aku hanya menganggukkan kepala ku sebagai tanda mengerti.

Lalu kami pun berangkat menggunakan sepeda yang sudah ada boncengannya masing-masing dan aku di bonceng oleh Abi. "gimana kalo kita balapan siapa yang sampai duluan di pasar itu harus di teraktif oleh yang kalah gimana" aku yang mendengar tantangan dari Bayu pun langsung menjadi semangat.

"GAS..." setelah itu kami berhenti dan membuat barisan di garis Setar yang kasat mata itu lalu Agung yang berada di bonceng Bayu pun menghitung satu sampai tiga ketika di hitungan ke tiga kami pun mulai berlomba menuju ke pasar.

"Abi ayo bi di gayuh yang kenceng bi cepet nanti di salip sama Kevin sama Rio bi cepet" aku terus saja menyemangati Abi hingga kami sampai di garis finis yang juga kasat mata "yey kita menang" aku melompat kegirangan setelah turun dari boncengan.

Lalu di susul oleh Kevin dan Rio setelah itu yang terakhir dan yang kalah dalam perlombaan ini adalah Bayu dan Agung. aku yang melihat wajah kesal Bayu pun hanya tertawa karena menurut ku mereka sangat lucu kwtika sedang kesal.

"ini gara-gara lo tau gak" "lah kok gue sih Bay kan yang bawa sepeda kan e lo, seharusnya gue yang marah kenapa lo bawa sepedanya lama amat" "ya gue dong yang harus marah karena lo itu berat banget dan lo itu cuma beban" melihat perkelahian itu aku semakin terhibur karena di antara Bayu dan Agung tidak ada yang mau mengalah.

"sudah-sudah ayo kita masuk ke pasar dan soal teraktiranya nanti saat kita mau pulang aja dan nanti kita kumpul di warung bakso itu" mendengar Abi berbicara mereka pun menghentikan perkelahian itu dan kami semua mengangguk.

Setelah itu semuanya berpencar aku yang tak tau daerah sini hanya mengikuti Abi seperti anak itik yang mengikuti induknya "bi kita sebenarnya mau kemana sih dan lo mau beli apa" aku yang sudah merasa lelah karena sedari tadi tadi Abi hanya melihat-lihat saja.

"saya mau beli baju" setelah mengatakan itu kami pun memasuki toko baju di pasar itu, tidak terlalu mewah tapi kurasa hanya toko ini yang menjual pakaian di sini.

Kami memilih baju yang akan kami beli, maksudku Abi yang akan membeli baju kalo aku sebenernya ingin membeli baju tapi sayang aku tidak punya uang "bi ini bagus deh buat lo" aku menunjukan sebuah kemeja berwarna navy itu ke Abi yang juga sedang memilih baju.

"iya bagus, em key kamu suka nggak sama dress ini? " Abi menunjukkan sebuah dress yang senada dengan kemeja yang aku pegang saat ini. "suka itu juga bagus, tapi lo mau beli buat siapa pacar lo ya" aku yang sambil masih fokus untuk memilih baju.

"sini" Abi menarik ku ke sebuah ruangan untuk mencoba baju "buat apa lo bawa gue ke seni?"

"kamu coba pakai baju ini" Abi memberikan dress itu dan mendorongku ke ruangan itu. aku pun langsung mencoba bisa saja kan kalo Abi ingin membelikan ini untuk ku, aku pun yang melihat diriku di pantulan cermin pun senyum-senyum sendiri "wih ternyata gue cantik juga ya kalo pakai dress"

Aku mengambil ponsel ku lalu memfoto diri ku sendiri di pantulan cermin itu.

                            (gambara dari kesya)

Setelah itu aku pun keluar dari ruangan itu "gimana bi" Abi yang tengah memilih baju pun mengarah ke arahku dan memandangi ku tanpa berkedip bahkan saat aku menghampiri nya kurasa Abi tidak menyadari nya.

"Abi lo gak papa kan" aku melambaikan tangan ku di depan wajah Abi "eh iya saya gak papa kok" aku pun memutarkan tubuh ku "gimana pendapat lo bi"

"cantik" Abi yang menyebut ku cantik pun membuat ku tersipu malu. "ih lo bisa aja sih bi gue jadi malu tau" aku memukul dada Abi ringan.

"siapa yang bilang kamu cantik maksud saya itu dress yang kamu pakai" Aku pun langsung menghentikan tawaku dan pukul di dada Abi. aku yang sudah tersulut emosi pun langsung meninju dada Abi dengan sekuat tenaga buk...

"aw.... kenapa kamu malah meninju saya" Abi memegangi dadanya yang tadi aku pukul. "makanya jangan main-main sama gue" "maaf saya kan cuma bercanda"

kami pun pergi dari toko itu setelah membeli satu kemeja dan satu dress yang tadi kami pilih. "bi emang dree itu buat siapa?" Aku melihat paperbag yang berisi baju itu.

"oh ini buat orang yang sepesial bagi saya" "pacar lo ya" "ya bisa di bilang begitu" Aku hanya tersenyum getir kenapa dengan ku setelah Abi bilang itu untuk pacar membuat hatiku menjadi menjadi panas. apakah aku cemburu?

"kesya sini" Aku membuyarkan lamunan ku dan melihat Abi yang sudah di penjual aksesoris "ngapain lo ke sini emang mau beli apa?" setelah di samping Abi yang tengah melihat-lihat sebuah gelang.

"kalo ini bagus gak kesya" Abi menunjukkan sebuah gelang berwarna hitam dan berbandul sebuah bulu "iya itu bagus bi"

"pak ini ada satu lagi gak ya?" Abi bertanya ke pada penjual yang hanya tersenyum ramah "oh itu ada pasangannya, ini mas" penjual itu memberi gelang yang sama hanya warna tali gelang itu yang berbeda, warna gelang itu berwarna putih.

                            (gambaran gelang)

Lalu Abi memakaikan gelang yang berwarna putih itu ke salah satu pergelangan tangan ku "itu untuk kamu di simpen ya" Abi mengeluh puncak kepala dengan lembut.

Abi pun memasang gelang yang satunya lagi yang berwarna hitam di pergelangan tangannya. "ini pak saya beli gelang nya" "oh ya mas jadi semua nya sepuluh ribu" Abi pun mengeluarkan uang berwarna ungu dan di berikan ke penjual gelang itu.

Cukup lama kita mengelilingi pasar ini. tak sengaja pandangan ku tertuju di penjual permen gulali yang manis itu "Abi mau itu" aku memegang kaos Abi agar Abi memberhentikan langkahnya.

"kamu mau permen gulali" Abi menunjuk penjual permen gulali, aku pun mengangguk senang "iya bi itu" Abi pun menggandeng tangan ku dan kami pun berhenti di depan penjual gulali itu.

"pak gulali nya satu" Abi berbicara dengan penjual itu yang sedang membuat permen gulali "oh ya mas mau yang bentuk apa" Aku pun melihat beberapa bentuk permen gulali yang berjejer rapi di gerobak itu.

"Abi mau yang itu" aku menunjuk permen yang berbentuk bunga itu. Abi yang melihat ku menunjuk ke sebuah permen berbentuk bunga itu langsung mengambilnya dan di berikan ke padaku.

"itu berapa bang" Abi menunjuk permen yang aku genggam "oh itu lima ribu aja mas" Abi pun mengeluarkan uang senilai lima ribu itu dan di berikan ke penjual permen itu "makasih mas, semoga hubungan kalian lenggang hingga tua ya".

"iya pak terimakasih, kalo begitu saya pamit pergi dulu ya pak" Abi membawa ku pergi "bi lo kok iya in aja sih kan kita gak ada hubungannya yang spesial"

Kami berhenti dan Abi memegang kedua pundak ku dan Abi menatap ku dengan tatapan yang mengintimidasi "kanapa kamu mau kita punya hubungan yang sepesial?"

***

1
Anrai Dela Cruz
Suka sejak awal
Dálvaca
Mantap!
vera: makasih kak 🙏
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!