NovelToon NovelToon
Mantanku Seleb

Mantanku Seleb

Status: sedang berlangsung
Genre:Cerai / Wanita Karir
Popularitas:4.8k
Nilai: 5
Nama Author: Van Theglang Town

Lanjutan Novel Mendadak Menjadi Mama Muda.

Setelah bercerai dengan Raka, Ajeng mengubah nasibnya menjadi seorang selebritas. Meskipun butuh waktu yang cukup lama, karir Ajeng cukup sukses dan mempertemukan dia dengan Kim Beomsik, seorang pengusaha sukses keturunan Korea-Amerika.
Sementara Raka yang belum move on dari Ajeng, berusaha menata kehidupannya menjadi lebih baik. Ketika bertemu kembali dengan Ajeng, Raka menagakui masih belum bisa melupakan Ajeng.
Lantas bagaimana kisah Ajeng dan Raka. Akankah cinta mereka bersemi kembali, atau Beomsik berhasil meluluhkan Ajeng dan menikahinya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Van Theglang Town, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Usaha Raka

POV Raka.

Melihat reaksi Ajeng yang terkejut melihatnya sungguh membuat Raka senang. Dia pasti tidak mengira kalau dia akan terlibat dalam proyek filmnya.

Sengaja Raka memang ingin mengejutkan di pertemuan semua kru itu. Dia memang tidak bisa menahan rasa rindunya untuk bertemu dan melihatnya langsung.

Kyle adalah orang yang berjasa di balik ini semua. Dialah yang merekomendasikannya sebagai sutradara di film ini. Awalnya dia sangat menentang jika Raka bergabung hanya karena ingin mendekati Ajeng. 

Hubungannya dengan Kyle memang sedikit berbeda setelah mereka memutuskan untuk menjadi sahabat. Kyle memang orangnya tidak bisa menghilangkan kebiasaannya saat pernah menjadi kekasihnya. Sampai sekarang pun Kyle masih memanggilnya sayang dan tak segan mengatakan kalau dia merindukannya. Tapi yang jelas hubungan mereka memang sekarang bukan sepasang kekasih lagi. Kyle juga sudah memiliki tunangan dan akan menikah dalam waktu dekat.

Ajeng sepertinya tidak berani menatap wajahnya. Dia selalu menghindari tatapannya. Wajar jika dia seperti itu. Dia pasti merasa tidak nyaman dan perasaan benci masih ada dalam hati wanita itu.

“Karena film ini harus sukses semua pemain dan kru harus bisa bekerja sama dan kompak. Maka dari itu aku akan mengajak kalian kemping. Bagaimana? Kalian setuju?” tanya Eric.

“Setuju saja.”

“Baiklah.”

“Semuanya harus ikut tanpa terkecuali!” tambah Eric. Dia melirik ke arah Ajeng yang tampaknya tidak setuju.

“Bagaimana AJ, kamu harus ikut!” paksa Eric.

Ajeng terlihat tegang dan tidak bisa mengatakan sepatah kata pun. Raka harap dia bisa ikut, karenanya dia bisa dengan mudah mendekatinya lagi.

“Kalau sampai menginap, rasanya aku tidak bisa,” jawab Ajeng.

“Ah tidak seru! Yang namanya kemping tentu saja harus menginap!” seru yang lain.

“Ada kondisi yang memang aku tidak bisa ikut kemping,” jawab Ajeng mencari alasan.

“Kondisi apa? Apa kamu memiliki riwayat penyakit atau alergi udara terbuka?” tanya yang lain.

“Bukan — bukan seperti itu. Aku –”

“Tidak bisa! Sebagai salah satu pemeran utama, kamu harus ikut. Kalau tidak ikut semuanya akan sia-sia!” ujar Eric.

“Aku tidak bisa menjamin aku bisa ikut. Nanti aku putuskan setelah aku memeriksa segala sesuatunya dengan manajerku,” jawab Ajeng sambil mengelap keringat dinginnya dengan tisu.

Raka harus menahan kesabarannya. Saat ini Ajeng pasti masih shock dan kebingungan.  Apakah dirinya terlalu awal untuk menunjukkan dirinya.

“Baiklah, waktu kita masih minggu depan. Jadi untuk AJ aku harap kamu segera putuskan untuk ikut. Ini bukan menyangkut dirimu saja tapi semua kru!”

Ajeng mengangguk tanpa tersenyum. Lagi-lagi dia menghindar tatapan Raka. Sebenci itukah dia.

Pertemuan selesai. Ajeng terlihat sangat buru-buru untuk meninggalkan ruangan. Tadinya Raka ingin mengejar dan ingin berbicara padanya. Sayangnya dia seperti dikejar hantu saja, dia langsung pergi bersama manajernya.

“Dia pasti terkejut  melihatmu!” Kyle sudah berada di belakangnya.

“Akan aneh kalau dia tidak tidak terkejut melihatku,” jawab Raka dengan wajah yang sedih.

“Kenapa kamu masih ingin mendekatinya. Bukankah jelas dia juga sudah mau menikah dengan orang lain?” bisik Kyle.

“Aku juga tidak tahu. Kenapa aku belum bisa melepaskannya,” jawab Raka mendesis.

“Kamu sengaja meninggalkan hotelmu dan kesini. Nenekmu pasti marah besar,” ucap Kyle dengan sedikit tertawa.

“Nenekku tahunya aku berobat ke sini!” jawab Raka dengan santai.

“Oh ya, aku lupa. Bagaimana kondisi kakimu sekarang?” tanya Kyle teringat kalau kondisi Raka saat ini memang belum sepenuhnya pulih.

“Untuk sekedar berjalan bisa lah. Tapi belum bisa berlari saja!”

“Kalau begitu pantas saja tadi kau biarkan dia pergi tanpa mengejar!” ejek Kyle.

“Sialan kau! Kau mengejekku!” ketus Raka.

“Sudahlah, bagaimana kalau kita ke bar. Sudah lama kita tidak minum-minum!” ajak Kyle.

“Maaf Kyle, aku sudah lama berhenti minum,” jawab Raka.

“Benar kah? Wah!” puji Kyle tidak percaya.

“Sejak menikah dengan Ajeng aku sudah tidak menyentuh alkohol lagi.”

Kyle menghela napas panjang karena kecewa. Dia tidak mengira kalau Raka sudah banyak berubah sejak bertemu dengan wanita itu.

“Aku jadi penasaran seperti apa wanita itu. Kenapa seorang Raka Mahesa bisa jatuh cinta dan menjadi bucin tolol seperti ini?” gumam Kyle.

“Dia wanita yang spesial. Dia bisa membuatku tergila-gila karenanya cuma dengan satu senyuman saja.”

“Benarkah? Kau memang sudah gila!” celetuk Kyle sambil geleng-geleng kepala.

“Raka, apa dulu senyumanku tidak seindah wanita itu sampai kau bilang seperti itu?” tanya Kyle mengorek penilaian Raka lebih dalam lagi.

“Kau? Apa dulu kau sering senyum padaku?” tanya Raka sambil cemberut.

“Kau ini? Tidak mungkin aku tidak pernah sekalipun memberimu senyuman. Bukankah dulu kau pernah menangis gara-gara tidak bisa bertemu denganku?” tanya Kyle mencoba mengingatkan Raka dengan kejadian masa lalu mereka. Dia tidak terima jika Raka melupakan kenangan mereka.

“Hah? Aku tidak ingat,” jawab Raka mencoba mengelak.

“Ckckckck. Kau ini sudah lupa!”

“Benarkah? Rasanya aku tidak pernah menangis gara-gara itu. Eh tapi bukankah aku ini sedang amnesia. Kau jangan merusak memori otakku!” celoteh Raka protes.

“Haha.”

Kyle hanya tertawa keras sambil menatap wajah Raka yang kebingungan. Dia memang berusaha mengingat-ingat kalau dia pernah menangis gara-gara dia. 

Setelah puas tertawa dia kemudian menepuk punggung Raka pelan. “Masa lalu kita memang tidak banyak yang indah. Sudah lupakan saja! Kita pergi!”

Kyle kemudian berjalan mendahului Raka yang masih berdiri di dalam ruangan pertemuan.

Sudah lama ia tidak merasakan debaran ketika akan membuat sebuah film. Dia akan berusaha keras untuk film ini. Bukan untuk mendekati Ajeng saja. Dia juga akan berusaha untuk menunjukkan pada neneknya kalau pekerjaan yang membuatnya paling bersemangat karena sesuai dengan passionnya.

Ponselnya tiba-tiba berdering. Ternyata Daniel yang menelponnya.

“Halo Dan!”

“Raka, bagaimana pertemuannya? Apa kamu sudah bertemu dengan Ajeng?” tanya Daniel sangat penasaran.

“Hmm.”

“Bagaimana reaksinya? Apa dia terkejut?”

“Hmm, entahlah.”

“Jadi apa jadinya kalau dia akting di depan kamu?” tanya Daniel yang super ingin tahu.

“Daniel, apa di hotel tidak ada pekerjaan?” tanya Raka yang agak kesal karena Daniel membuatnya seperti seseorang yang harus melaporkan semuanya padanya.

“Tentu saja, banyak pekerjaan di sini. Kamu pikir dengan tidak ada Presdirnya di sini, pekerjaannya makin berkurang?” protes Daniel.

“Kalau begitu, harusnya kamu sibuk menyelesaikan pekerjaanmu di hotel!” seru Raka.

“Kamu tenang saja. Pekerjaan semua sudah terhandle semua oleh Daniel Chan!” ucap Daniel memuji dirinya sendiri.

“Baguslah! Aku sibuk! Nanti aku telepon lagi kalau aku sudah senggang!” 

Raka langsung menutup sambungan teleponnya sebelum anak itu akan kembali mencecarnya dengan pertanyaan lain.

Beruntung juga Raka punya seseorang yang bisa diandalkan seperti Daniel. Dia tidak akan khawatir jika Daniel yang mengurus hotel selama dia berada di LA.

“Tuan Eric, bisakah aku meminta nomor ponsel AJ!” Raka menghampiri Eric yang sedang duduk bersama asistennya di meja.

“Oh tentu saja. Aku harap kau juga bisa membujuk agar dia mau ikut acara kemping itu!” sahut Eric kemudian memberikan nomor ponsel Ajeng.

Raka tersenyum dan mengiyakan. Dia sudah sangat senang sekali mendapatkan nomor Ajeng. 

1
Rose Yura🌹
masihan Raka 🥲
Rose Yura🌹
yeeee... author ke kesayangan ķembali🥰
Van Theglang Town
Sebelumnya author minta maaf karena butuh 4 tahun kurang lebih melanjutkan kisah Ajeng dan Raka, btw meskipun pembaca sudah lupa alur cerita Ajeng dan Raka semoga baca lagi ini bisa flashback lagi. happy reading.
Rose Yura🌹: makasih thor . semangat lagi ya nulisnya..
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!