NovelToon NovelToon
Ketos Itu Suamiku

Ketos Itu Suamiku

Status: tamat
Genre:Tamat / ketos / Cinta Seiring Waktu / Romansa / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:3.1M
Nilai: 4.7
Nama Author: lee_yuta

Sekuel Touch Me, Hubby

🍁🍁

Perjodohan karena hutang budi, membuat Sherinda Agastya, gadis cantik dan sedikit ceroboh itu terpaksa menerima pernikahan yang tidak dia inginkan sama sekali. Parahnya lagi orang yang dijodohkan dengannya merupakan kakak kelasnya sendiri.

Lantas, bagaimana kehidupan mereka setelah menikah? Sedangkan Arghani Natakara Bagaskara yang merupakan ketua Osis di sekolahnya tersebut sudah memiliki kekasih.

Bagaimana lanjutan kisah mereka? Baca yuk!
Fb : Lee Yuta
IG : lee_yuta9

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lee_yuta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Mendapat Rejeki

Bab. 19

Pagi harinya, Ghani bangun lebih dulu. Sebelum benar-benar beranjak dari ranjang milik Rinda, Ghani mendudukkan tubuhnya di pinggiran ranjang. Menatap ke arah sofa, di mana gadis itu masih terlelap dengan posisi yang memeluk gulingnya.

Helaan napas secara kasar terdengar dari mulut Ghani. Pria itu termenung, memikirkan bagaimana hidup mereka ke depan.

Banyak pertimbangan yang harus dibicarakan berdua dengan Rinda. Namun sayangnya gadis itu tidak bisa diajak bicara serius mengenai hubungan mereka.

Ghani memejamkan mata sembari menyugar rambutnya ke belakang. Ingin mengabaikan, tetapi tidak bisa.

"Apa ini pilihan yang salah?" tanya Ghani pada dirinya sendiri.

Hatinya sangat berat, berat pada kekasihnya dan semua mimpi yang sudah mereka rencanakan. Namun, ia juga tidak mungkin menceraikan gadis yang sedang terlelap di sofa depannya. Ini mengenai dua keluarga besar dan hutang budi orang tuanya. Nama besar keluarga yang akan menjadi taruhannya. Lebih lagi gadis itu juga tidak salah apapun dalam hal ini.

"Udahlah. Jalani aja dulu, Gha. Nanti lo juga bakalan nemu solusinya," gumamnya lagi yang kemudian beranjak dari sana.

Ghani mengedarkan pandangannya. Seolah sedang mencari sesuatu hingga akhirnya ia menemukan yang ia cari. Saat akan masuk, Ghani mengurungkan niatnya karena beri teringat tidak membawa baju ganti dan seragamnya. Oleh karena itu ia menghubungi orang rumah untuk mengirimkan keperluannya ke sini. Sekaligus dengan motor sportnya.

"Ya. Bawakan ke sini segera," ucap Ghani dengan seseorang di seberang telepon.

Sembari menunggu, akan lebih cepat jika ia membangunkan Rinda dulu. Ia juga teringat jika adik kelas sekaligus istrinya itu akan ada ulangan harian.

"Bangun," Ghani menowel punggung Rinda dengan jari telunjuknya.

Namun, tidak ada pergerakan sama sekali dari Rinda. Lalu Ghani melihat jam yang ada di atas nanas. Jarum jam sudah menunjuk ke angka enam. Itu artinya sebentar lagi mereka harus cepat turun dan bergegas berangkat sekolah.

"Bangun, Rind," ulang Ghani sembari memanggil nama sang istri.

Kali ini Ghani sedikit lebih keras menusuk punggung Rinda dengan jemarinya. Dan tentu saja hal itu membuahkan hasil.

Gadis itu menggeliat lalu menyingkirkan tangan Ghani dari punggungnya.

"Apa sih, Bu. Rinda masih ngantuk banget, loh!" rengek Rinda dengan mata yang masih terpejam.

Rinda tidak bangun. Dia hanya berganti posisi menjadi telentang. Karena lebar sifa yang hanya lima puluh centimeter, membuat kaki Rinda terjuntai ke samping. Refleks, Ghani menahannya agar tidak membuat gadis itu sakit dan terbangun mendadak. Sebab kepalanya akan terasa pusing kalau itu dia langsung berdiri.

"Sudah jam enam. Buruan mandi," ujar Ghani.

Dalam tidurnya, samar-samar Rinda mendengar suara seorang pria. Suara itu sangat asing. Bukan suara ayahnya. Sontak, membuat Rinda teringat kaget. Takut kalau saja ada penyusup yang masuk ke kamarnya. Atau parahnya itu seorang maling yang tidak hanya ingin mengambil harta benda di kamarnya, walaupun tidak ada yang berharga sebenarnya. Namun takutnya orang itu akan memperkosanya. Aarkkhh ... tidaaakk! Jerit Rinda dalam hati.

Saat membuka mata, ia dikejutkan dengan posisi wajah Ghani yang berada di dekatnya. Sangat dekat sekali. Refleks Rinda pun memajukan wajahnya hingga terjadilah benturan di kening mereka. Sangat keras sekali.

"Akhh!" pekik Ghani terpental mundur. Pria itu memegang keningnya yang terasa sakit.

Sedangkan Rinda semakin nyolot.

"Mau apa lo? Mau ambil kesempatan di saat gue tidur, ya?" tanya Rinda dengan kadar emosi penuh. Tatapannya begitu tajam.

Ghani yang masih merasa sakit di bagian kening, lantas pria itu menegapkan tubuhnya lalu mendekat ke arah gadis yang kini menghilangkan kedua tangannya di depan dada.

"Ini kepala apa batu, sih!" kesal Ghani mendorong kening Rinda dengan jemarinya. Membuat gadis itu terjerembab di sandaran sofa. "Mana sakit banget," keluh Ghani yang mengusap keningnya.

Rinda menatap sinis. Seolah tidak merasa bersalah sedikit pun.

"Salah sendiri mau cium-cium saat gue tidur!" tuduhnya. "Rasain, kena karma kan lo!" ketusnya lagi.

"Siapa juga yang mau nyium. Orang gue mau bangunin kebo mati. Udah jam enam, tuh!"

Ghani pun juga ikut tersulut emosinya menghadapi gadis ini.

Rinda menatap ke arah nakasnya. Benar apa yang dikatakan oleh Ghani. Sekarang pukul enam, dan dirinya ....

"Huuaaa ... kenapa nggak bangunin gue dari tadi! Gue belum persiapan!"

Gadis itu pun langsung terbirit lari ke arah kamar mandi tanpa membawa handuk yang masih tersampir di dekatnya pintu kamar mandi. Lalu menutup pintunya dengan sangat keras.

Ghani yang melihat Rinda dengan sikap cerobohnya tersebut hanya menghela napas panjang. Apa boleh buat, ia harus menunggu bajunya dan lebih baik memilih keluar dari kamar istrinya itu dan akan mandi di kamar mandi yang lain.

"Loh, Rindanya belum bangun, Nak?" tanya ibu Mela kepada Ghani, di kala Ghani menginjak lantai dasar.

"Sudah, Bu. Dia sedang mandi," jawab Ghani.

"Terus kamu ngapain keluar?" tanya ibu penasaran seraya menengok ke belakang Ghani.

"Mau nunggu seragam Ghani yang akan diantar ke sini, Bu. Sekalian nanti Ghani pinjam kamar mandinya yang lain, boleh?" ijin Ghani.

Bu Mela sedikit bingung dengan permintaan menantunya ini. Pasalnya, kamar mandi yang ada di bawah sedang diperbaiki saluran airnya.

"Aduh ... kamu mandi di kamarnya Rinda saja ya, Nak. Soalnya kamar mandi yang ada di bawah masih dibenerin," ucap bu Mela tak enak hati.

Ghani pun mengangguk, tidak mempermasalahkan hal tersebut.

"Iya, Bu," jawab Ghani.

"Ya sudah, nanti kalau sudah selesai buru turun lagi ya. Kita sarapan bareng," ucap bu Mela lagi dan mendapat anggukan dari Ghani.

Tidak berselang lama, orang suruhan Ghani datang mengantarkan keperluan pria itu.

Akhirnya Ghani kembali naik ke lantai atas dan masuk ke dalam kamar Rinda.

Ketika berhasil membuka kamar sang istri, betapa terkejutnya Ghani melihat pemandangan yang ada di depannya saat ini. Bahkan sampai membuat tubuh pria muda itu mematung di ambang pintu dengan tangan membawa paper bag serta tas ransel.

"Menakjubkan," ucap Ghani tanpa sadar. Tidak sedikit pun mengedipkan matanya.

Sedangkan Rinda yang mendengar suara seseorang membuka pintu kamarnya, dan mendapati sosok yang begitu menyebalkan di sana, sontak gadis itu langsung berteriak. Tidak sampai di situ, Rinda juga melempar bedak dan hand body lotion ke arah Ghani yang masih terbengong melihat ke arahnya.

"Ketos sialaaaann ... ngapain lo masih natap gue kayak gitu!" teriak Rinda seraya melempar apa saja yang ada di dekatnya. Bukan malah segera mengancingkan seragamnya.

1
Denok Dari
Luar biasa
Denok Dari
Lumayan
Lulu Chan
Luar biasa
Anonymous
keren
cleo ngy
Luar biasa
Fikria Nur Assyfa
Kecewa
Fikria Nur Assyfa
Buruk
Nadiatul Liennitasari
Luar biasa
Arwet Bach
Wah...wah...untung byk nih ya...
Arwet Bach
Cie...cie...ada yg mulai sayang nih
Arwet Bach
/Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Arwet Bach
Nah lho...mikir kan skrg,pusing...pusing deh 😁
gempi
lalu
Ida. Rusmawati.
/Smile/
Desak Jegeg
Luar biasa
Siti Nina
oke
Beauty JK
😍
My atee
Luar biasa
Nadia
274 jt klo aku tak beliin kebon sawit 🤭🤭🤭😁😁🤣
Kurnia Wati
bucin dahh pak ketos
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!