Possessive Brothers

"ngapain lagi dia di sini dek?" tanya Marvin kepada Kania.

"emang abang tidak sadar sejak awal kita masuk restoran yang punya abang, tuh cewek gila sudah ngikutin Abang."

"Abang memang merasa sih Ada yang ngikutin Abang. Dari Abang ditempat proyek kantor pusatnya Daddy sampai Abang nyusul kalian ke mall itu. Asisten Abang kasih tahu abang kalau memang ada yang mengikuti mobilnya Abang saat itu.Cuma Abang tidak menyangka saja kalau itu dia dek. Soalnya dia waktu ngikutin Abang, dia pakai masker gitu buat menutupi mulut sama hidungnya yang kelihatan hanya matanya aja Abang kan tidak terlalu merhatiin tuh cewek."

"Abang ingat tidak waktu karyawannya Abang ngomong kalau ruang VIP khusus yang buat keluarga kita itu dipakai sama tiga keluarga konglomerat yang dimana itu adalah Renaldi ,Wijaya sama, Sanjaya itu loh bang."

"Ya ya Abang ingat.yang dimana mereka minta Abang untuk bertemu dengan mereka itu kan. Terus pada akhirnya Abang nolak itu kan ya."

"Nah iya itu bang. itu tuh ternyata si Bella sama teman-temannya yang nyewa ruangan itu karena dia tahu kalau abang lagi kumpul sama kita-kita, mana berani dia mendekat ke kita apalagi ada kak Ken di sini."

"NJir sumpah dek Abang tidak sadar itu kalau ternyata tuh cewek gila yang pengen ketemu sama abang di restoran. Untungnya Abang nolak dia karena tidak ada urusan apapun sama tiga keluarga itu."

"Untung saja Abang nolak waktu itu,coba kalau abang temuin mereka tadi, yang ada bisa heboh itu salah satu dari mereka di sosial media, ngehalu tinggi nanti bilangnya Abang yang nyariin dia. Terus ngaku-ngaku jadi pacarnya Abang lagi karena bisa masuk di ruangan VIP khusus di restoran Abang itu."

"Dih bener juga ya dek semua pelanggannya Abang kan tidak tahu kalau di restoran abang itu ada satu ruangan VIP khusus untuk keluarga Pratama dan Alberto yang tidak disewakan ke siapapun. Sepertinya abang harus mengurus tuntas masalah di restoran tadi deh dek karena kayaknya tuh cewek gila bakal koar-koar di sosial media karena dia sudah berhasil masuk di ruang VIP itu. Abang kayaknya perlu dekorasi ulang dah tuh ruang VIP  karena tuh ruangan bekas dipakai sama cewek-cewek gila."

"Dipindah aja sih bang ditukar dengan ruangan yang tadi kita pakai itu untuk jadi ruangan VIP kita yang baru, nah terus ruangan yang dipakai si cewek gila dijadiin ruang VIP biasa aja."Kania memberi saran kepada Marvin.

Marvin mengangguk-ngangguk kepala menyetujui ucapan adiknya itu,di saat yang bersamaan Queen baru saja keluar dari ruang terapi bersama mama Zailine dan Mami Priscillia karena memang untuk terapi pertama kali ini Queen ingin ditemani oleh Mama Zailine dan Mami Priscillia.

Marvin tersenyum dan berjalan mendekat ke arah Queen.

"Gimana terapi hari pertamanya?? Capek pasti ya?? mau aku beliin minum??"tanya Marvin kepada Queen seraya mendorong kursi roda Queen menuju parkiran di mana mobil mereka berada.

"Iya capek banget kak. Lumayan menguras tenaga aku terapi tadi .aku tadi harus belajar jalan pelan-pelan lagi untuk menstabilkan keseimbanganku ,terus untuk masalah penglihatan sih kata dokternya udah banyak kemajuan karena waktu dites tadi aku udah bisa melihat beberapa huruf secara jelas sih, cuma kalau lihat jarak pandang jauh masih buram gitu."Queen bercerita pada Marvin tentang terapinya tadi.

"Apa dokter bilang kalo Queen harus pakai kacamata Mam??"tanya Marvin kepada Mama Zailine yang berjalan di belakang mengikuti Marvin dan Queen.

"Kata dokter sih mau dites lagi untuk memastikan apakah Queen benar bisa sembuh total penglihatannya atau memang harus dibantu kacamata karena tadi sewaktu dites seperti yang diceritakan oleh Queen ada beberapa huruf yang bisa dibaca jelas oleh Queen namun ada beberapa yang tidak bisa dibaca."

Marvin mengangguk mengerti. Mereka berlima telah sampai di lobby rumah sakit di mana sopir mereka telah menjemput.

Marvin menggendong Queen untuk membantu masuk ke dalam mobil sedangkan kursi roda Queen sudah dilipat oleh sang sopir dan sudah masuk dalam mobil.

Marvin tidak ikut serta masuk ke dalam mobil tersebut karena sang asisten telah membawakan mobilnya ke rumah sakit.

...****************...

Sementara itu Pratama boys Baru saja sampai di mansion di mana mereka telah ditunggu oleh William di teras Mansion.

"Astaga itu bang William sudah siap saja di teras. Mana sudah ganti pakaian khusus sparing lagi. Fix sudah ini muka bakal babak belur banyak deh."Kenzie mendumel pelan ketika melihat William duduk santai di teras Mansion seakan sedang menunggu mereka datang.

"Terima nasib saja kita Zie. Yang bonyok bukan cuma kamu saja melainkan kita berempat nih tapi mungkin yang paling parah kalian berdua tuh. Kan yang paling sering bolos latihan boxing kalian berdua."Al ngeledek Kenzie.

Kenzie dan Kennard menelan ludah kasar karena apa yang diucapkan oleh Al itu benar. Diantara Pratama boys ,Kenzie dan Kennard sangat tidak menyukai olahraga boxing tersebut sehingga mereka lebih sering kabur ketika Abang mereka mengajak latihan. Kenzie dan Kennard mengira abang kandung mereka berdua melupakan hal itu. Justru karena masalah mereka membolos ini bisa dijadikan alasan tambahan sang Abang untuk menghukum mereka berdua.

Pratama boys pun keluar dari dalam mobil sebelum berjalan menghampiri Abang tertua mereka. Ken menepuk bahu Kenzie dan Kennard seraya memberikan semangat untuk mereka berdua ketika akan berhadapan dengan William.

"Kami pulang bang."ujar keempatnya serempak menyapa William yang duduk di teras Mansion.

"Sekarang kalian masuk kamar bersih-bersih, Abang tunggu di tempat gym dalam waktu 10 menit. Jika melebihi waktu yang Abang tentukan hukuman akan Abang tambah. Go ahead!!"perintah William kepada keempat adiknya tersebut.

Ken, Al, Kenzie dan Kennard buru-buru masuk ke dalam mansion dan berlari menuju kamar mereka untuk segera mengganti pakaian dengan pakaian olahraga untuk boxing.

Kenzie dan Kennard misuh-misuh dalam hati karena waktu yang diberikan oleh sang Abang sangat sedikit untuk bersiap-siap.

Ken, Al dan Kenzie sudah berada di arena gym sejak 5 menit yang lalu sedangkan Kennard hingga saat ini belum juga muncul.

Sudah dapat dipastikan jika Kennard yang akan mendapat tambahan hukuman dari Abangnya tersebut.

"Kita mulai saja sparing kita sore ini karena kennard belum datang juga. Kita sepakati saja yang dapat hukuman tambahan yang paling akhir datang ke sini."tepat setelah William selesai mengatakan hal itu, Kennard masuk ke dalam gym dengan terburu-buru serta ngos-ngosan seperti habis berlari kencang.

Letak tempat gym untuk boxing yang berada di mansion Pratama memang berada di luar Mansion lebih tepatnya dekat dengan arena golf mini pribadi milik keluarga Pratama yang di mana masih berada satu lahan dengan mansion Pratama sendiri.