Kebangkitan Istri Tersakiti [Mengejar Cinta Janda]

Tepat di jam istirahat, Leona beranjak dari duduknya, dan ingin menuju ke basemen, tapi suara Bu Tantri membuatnya berhenti.

"Leona, kau mau kemana?"tanya Bu Tantri yang heran melihat Leona terburu-buru.

Namun tiba-tiba ada suara di belakang Bu Tantri.

"Nona Nana sedang ada janji dengan pak Tian, jadi jangan halangi"ucap Assisten Li seakan berbisik di telinga Bu Tantri, membuat bulu kuduk bu Tantri berdiri.

Mendengar ada janji dengan pak Tian, bu Tantri malah seperti orang ketakutan.

"Leona...pergilah,ja..jangan sampai Tuan menunggu lama"ucap Bu Tantri dengan tangan yang masih gemetar, sedikit ia melirik keberadaan Asisten Li yang tersenyum padanya, namun senyum itu seperti sebilah pisau yang akan kapan saja bisa membelah tubuhnya, senyum itu lebih seram dari pada film horor yang selama ini ia lihat di ponsel nya.

Leona yang melihat expresi wajah Bu Tantri menjadi faham, kalau kini bu Tantri sedang takut dan mencemaskan nya.

"Bu... jangan cemas, aku akan baik-baik saja"ucap Leona seraya berjalan beriringan dengan Bu Tantri, tapi di belakang mereka masih ada asisten Li.

"Kau...apa kau punya masalah dengan presdir? Na... kau anak buah terbaikku, jangan sampai kau membuat Kesalahan"ucap Bu Tantri.

"Aku tidak akan membuat masalah Bu, apalagi buat Ibu"ucap Leona.

"Kalau begitu, Leona pamit ya bu da..."ucap Leona seraya melambaikan tangannya pada Bu Tantri, Bu Tantri membalas lambaian tangan Leona, termasuk juga Asisten Li, senyum itu terus terlihat di bibir Asisten Li dan itu semakin terlihat horor buat Bu Tantri.

Lebih baik ia melihat Asisten Li marah dari pada senyumnya.

"Bu Tantri, anda akan mendapatkan bonus besar dari Tuan, karena sudah memperlakukan nona Leona dengan sangat baik"ucap Asisten Li tiba-tiba dan segera berlalu, sebelum Bu Tantri mengumpulkan kesadaran nya.

"Tuan... maksud nya Tuan...."ucap Bu Tantri seraya mengejar langkah Asisten Li.

"Tuan tidak akan memecat atau menurunkan jabatan saya kan?"tanya Bu Tantri dengan cemas.

Sejenak Asisten Li berhenti.

"Apakah saya berkata seperti itu bu? saya berkata kalau anda akan mendapatkan bonus dari Tuan Tian, sebagai imbalan anda telah menjadi atasan yang baik untuk nona Leona"ucap Asisten Li seraya melanjutkan langkah kakinya, dan itu berhasil membuat Bu Tantri terdiam dan mematung di tempat.

*****

Saat Leona sampai di basemen, tempat itu sepi,apa memang selalu sepi entahlah, Leona tidak pernah melewati basemen selama ini.

"Masuklah"ucap Tian dari jendela mobil mewahnya.

Tanpa berkata Leona masuk ke dalam mobil, yang mana pintu sudah terbuka sendiri.

Ya kini Leona duduk di depan, tepat di samping Tian.

"Kau belum makan siang bukan? sebelum bertemu dengan ibu, sebaiknya kau isi perut mu dulu"ucap Tian tanpa melihat kearah Leona.

"Tuan, maaf anda tidak perlu repot-repot, saya hanya ingin tahu dimana ibu ku berada saat ini"ucap Leona.

Terlihat senyum di bibir Tian.

"Kau punya penyakit asam lambung, tidak baik bagi kesehatan mu untuk menunda makan siang mu"ucap Tuan Tian yang mana kini Leona hanya membalasnya dengan diam.

Dari mana coba Presdir iblis ini tahu kalau dirinya punya riwayat penyakit asam lambung.

Kini Tian membawa Leona ke sebuah restoran, namun saat Leona dan Tian masuk, langkah kaki Leona terhenti saat melihat dua pasangan yang mana membuat Leona kehilangan nafsu untuk makan siang.

"Tuan bisakah kita langsung ke tempat Ibu ku berada?"ucap Leona Seraya masih menatap kedua manusia yang duduk dengan senda gurau.

Tian mengikuti arah pandangan Leona, ia sangat tahu betapa terlukanya dan sakitnya hatinya Leona saat ini.

Arsa dengan tegas tidak ingin berpisah dengan Leona namun ia masih ingin bermain dengan Arita, itulah yang membuat Tian merasa marah sebagai lelaki.

Bagi Tian lelaki tidak dilihat dari tampan dan kekayaan tapi dilihat dengan ucapan dan perbuatannya, beda dengan sudut pandang Arsa yang hanya ingin memiliki apa yang ingin dia miliki,

"Kita pindah tempat saja" ucap Tian pada Leona.

sejenak Leona terdiam, saat ini pandangan Leona bertatapan dengan pandangan Arita, gadis kecil itu seakan menunjukkan bahwa ia lebih bisa menguasai Arsa daripada dirinya.

tangan Leona mengepal karena menahan amarah dan itu disadari oleh Tian.

"Tuan kita akan makan siang di sini" ucap Leona Seraya melangkahkan kakinya.

Melihat Leona yang melangkahkan kakinya Tian hanya bisa mengikuti Ini baru pertama kali dalam sejarah kehidupan seorang Tian.

Melihat kedatangan Leona,Arita sengaja bergelayut manja pada Arsa.

"Mas janji kan? akan memberikan aku sebuah Villa "ucap Arita saat Leona sudah duduk di kursi bersebelahan dengannya,

Kebetulan tempat ini sudah penuh, hanya tersisa tempat itu saja.

Namun Tian dengan segera mengambil tangan Leona dan membawanya keruangan yang hanya ada Leona dan dirinya.

"Jangan sok kuat jika tidak bisa melawan?"ucap Tian seraya mendudukkan Leona di kursinya.

"Tuan, ini?"ucap Leona bingung.

"Ini tempat khusus untuk kita, kita tidak harus berbagi nafas di tempat yang sama dengan orang yang bahkan kepalanya lebih rendah dari kakinya"ucap Tian menahan emosi.

Bagaimana bisa Tian menerima kalau ia harus melihat wanita yang bersama nya harus menahan sakit saat melihat pasangan nya dengan selingkuhannya.

"Terimakasih Tuan"ucap Akhirnya Leona.

Leona tidak habis pikir dengan jalan pikiran Arsa, dia asyik bersama Arita, kenapa masih enggan untuk melepaskan nya.

Besok adalah ulang tahun mama nya, Leona akan menggunakan acara itu agar ia bisa bebas dari Arsa. meski ia tahu, ia akan menanggung malu, karena kisah rumah tangganya akan terpublikasi.

Sedangkan di luar ruangan, Arsa menyadari keberadaan Leona.

"Kau tidak salah lihat sayang, itu istri tuamu,kau lihat, ia saja bisa jalan dengan pria lain, pantas saja ia ingin segera bebas darimu"ucap Arita memprovokasi Arsa, yang mana itu berhasil membuat amarah Arsa terlihat.

"Sialan kau Leona, pantas saja kau ingin segera bercerai dariku, rupanya kau juga punya selingkuhan, dasar wanita Mur*h*n"

Tangan Arsa mengepal dengan sangat kuat, dan Arita menikmati itu. Ia sangat yakin, sebentar lagi, Arsa akan sepenuhnya menjadi miliknya.

Senyum kemenangan terlihat jelas di bibir Arita.

Setelah menghabiskan makan siangnya, Leona dan Tian keluar dari ruangan khusus yang sudah di siapkan oleh pelayan yang sudah tahu siapa Tian, namun... Tian memberi interuksi agar mereka tidak mempublikasikan siapa Tian sebenarnya.

Saat Leona mengabaikan keberadaan Arita dan Arsa, Arsa yang sudah tersulut emosi mencekal pergelangan tangan Leona, dan dengan cepat, Leona menepis tangan itu.

"Hebat kau ya, apakah gara-gara ini kau minta cerai dariku?"ucap Arsa dengan begitu keras.

Leona melihat ke sekeliling, banyak mata yang terfokus kearah mereka, Leona menarik nafas dalam-dalam dan melihat kearah Tian.

Leona memberi kode pada Tian, agar Tian pergi meninggalkan nya sendiri, ia ingin melawan suaminya sendiri tanpa ikut campur tangan orang lain.

"Tuan,maafkan saya"ucap Leona menunduk pada Tian.

Tian hanya diam menatap Leona, namun ia menuruti kemauan Leona untuk meninggalkan nya, meski ia tahu ada gemuruh besar di dadanya.