NovelToon NovelToon
Love Of The Gonzalu Beach

Love Of The Gonzalu Beach

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis
Popularitas:2.8k
Nilai: 5
Nama Author: Filychia Lala

Liburan yang Gina nanti-nantikan untuk mengunjungi salah satu kota indah di ujung Timur Indonesia yakni Larantuka NTT membuat dia bertemu dengan dua orang pria yang sama-sama baru saja dia kenal, Randy yang di atur oleh calon kakak iparnya (Rully) untuk menggantikan Rully dan Gina untuk pergi liburan bersama Gina. Sedangkan Ega yang karena keisengan Randy pada Gina, dia mendahului Gina berjalan dan akhirnya wanita itu tertinggal lumayan jauh di belakangnya, kejadian naas tiba-tiba menimpanya, secara tidak sengaja Ega menabrak Gina saat pertama kalinya menginjakkan kaki di kota budaya Larantuka.
Cerita tentang mereka pun akhirnya dimulai.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Filychia Lala, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Curiga

“Baik!” Gina melangkah ke lapangan, dan mengambil peralatan latihannya.

“Hei, Stenly! Ada apa marah-marah?” seseorang datang menghampiri Stenly di lapangan saat Gina melangkah akan memulai latihan, mungkin saja orang itu sempat mendengar dan menyaksikan ketika sang pelatih memarahi Gina.

“Randy, kamu jangan ikut campur karena ini bukan urusan kamu!” Bentak Stenly sang pelatih.

“Randy? Siapa sih? Tapi kok suaranya kayak tidak asing di telingaku deh.” Kata Gina dalam hati, dia tidak berani berbalik untuk melihat siapa orang yang menyapah Stenly, perasaannya agak lain kali ini tapi dia berusaha untuk berlaku seperti biasanya.

“Kamu harus dapat membedakan sesuatu kawan!” Orang yang menghampiri Stenly itu merangkul pundaknya dengan akrab.

“Apa? Seharusnya dia yang tahu diri sedikit dan bisa membedakan kalau aku ini pelatihnya dan dia itu siapa.” Bentak Stenly melepaskan rangkulan di pundaknya.

“Bukan itu maksudku, maksudku kamu harus dapat membedakan bahwa dia itu perempuan dan kamu itu laki-laki, marah sih boleh saja tapi jangan kasar-kasar kayak tadi itu.” Tegur Randy pada Stenly. “Gina, Gin!” Panggil Randy dengan suara lembut yang membuat wanita itu berbalik dan menatap siapa yang memanggilnya.

Pikiran dan perasaan Gina jadi tidak menentu, rasa gugup menerpanya, kakinya gemetar sampai raket yang di genggamnya jatuh ke lantai setelah melihat siapa yang ada di hadapannya kini.

“Jangan di ambil hati yah perbuatan Stenly tadi, dia itu memang sering banget kayak gitu tapi sebenarnya hatinya baik kok.” Kata Randy lembut.

Gina terdiam beberapa saat yang pada akhirnya Randy dan Stenly menuntunnya untuk duduk karena nampak wajahnya memucat seperti melihat setan.

“Kamu tahu dari mana namaku? Rasanya aku tidak mengenalmu tapi kok kamu tahu namaku?” Tanya Gina pada Randy.

Gina memang mulai curiga dengan sosok Randy yang ada bersamanya itu namun dia tidak berani menyimpulkan kalau Randy itu adalah orang yang pernah bersamanya di Larantuka karena wajah orang itu nampak ada sedikit perubahan walaupun cara berbicara, caranya berjalan serta beberapa gerak geriknya sangat dikenal Gina dan suaranya juga sama persis dengan orang yang sering menelponnya tanpa memberi tahu nama.

“Oh itu, aku juga tidak mengenalmu, hanya aku tahu namamu dari Stenly, dia kemarin bilang bahwa akan melatih atlit dengan nama Gina jadi aku yakin kalau itu adalah kamu karena selama ini dia tidak pernah menjadi pelatih seorang cewek seperti kamu.” Kilah Randy.

“Apa benar kamu tidak mengenalku? Tapi suara kamu sangat mirip dengan orang yang aku kenal dengan baik.” Jelas Gina yang mulai curiga dan berani menyampaikan apa yang ada di pikirannya.

“Mungkin hanya mirip saja.” Bantah Randy. “Kalau kamu sudah merasa baikan, sebaiknya kalian lanjutkan latihannya. Jangan buang-buang waktu!” Kata Randy lagi mengalihkan pembicaraan.

“Ini minum, Setelah itu langsung ke lapangan!” Stenly menyerahkan satu botol air mineral ke Gina sambil menunjukkan raketnya ke arah lapangan.

“Makasi!” Gina mengambil minuman yang di sodorkan oleh Stenly.

“Aku pergi dulu yah Sten, sebentar habis latihan aku pingin bicara sama kamu.” Randy berdiri dari duduknya dan langsung melangkah keluar tanpa menunggu tanggapan dari Stenly.

“Dia itu siapa sih? Kok mirip banget dengan Randy yang aku kenal? Sikapnya sama banget, dia juga sangat menghargai cewek walaupun sebelumnya dia usil hanya untuk mencari perhatian, suaranya itu pun sama dengan orang yang sering menelpon ku. Apa benar dia adalah Randy Lucas yang pernah aku kenal dan aku cintai itu? Jangan-jangan dia sengaja ingin mencari tahu keberadaanku dengan menjadi penelpon misterius?” Bisik Gina dalam hati yang mulai mencurigai orang yang tadi datang menghampiri Gina dan Stenly.

“Apa benar itu dia?” Gina mulai gugup. “Apa sekarang dia sengaja menemuiku? Untuk apa? Dia sudah pergi dariku dan kini mau kembali lagi padaku?” Gina masih dengan pemikiran yang melintasi di kepala nya. “Kalau benar dia mau kembali denganku, gimana dengan ku? Arrrgggghhh! Aku tidak dapat bersamanya karena aku telah bersama Ega, aku tidak mungkin meninggalkan Ega yang telah banyak berkorban untukku.” Kata Gina pada dirinya sendiri.

“Gina? Kamu kenapa? Ngelamun atau apa sih?” Teriak Stenly menuju ke arah Gina yang sedari tadi latihan tapi tidak fokus dengan latihannya.

“Eh, kak pelatih, maaf!” Gina kaget setelah jarak antara dirinya dan stenly semakin dekat.

“Kamu kenapa? Kamu sakit? Kalau kamu sakit, kita lanjutkan latihannya besok saja.” Kata Stenly.

“Aku tidak apa-apa kok, aku minta maaf! Ayo, aku akan serius lagi latihan.” Gina mengambil kock dari tangan Stenly.

“Gina?” Panggil Stenly keberatan karena memang kelihatan Gina seperti sedang sakit, wajahnya pucat dan tidak fokus.

“Maaf, aku minta maaf, aku tidak akan mengulanginya.” Kata Gina takut, dia berpikir Stenly akan memarahinya lagi.

“Kamu tidak perlu minta maaf, aku yang seharusnya minta maaf padamu.” Kata Stenly merasa bersalah karena telah memarahi Gina tadi, dia pikir bahwa kondisi Gina seperti itu karena dia yang telah memarahinya.

“Hah? Minta maaf untuk apa?” Gina bingung.

“Aku minta maaf atas perkataan kasarku padamu tadi, aku tidak punya maksud untuk menyakitimu.” Jelas Stenly.

“Aku sudah maafin kamu sejak tadi kok lagian itu memang salahku yang datang terlambat apalagi ini baru awal awal latihan.” Kata Gina.

“Makasi Gin.” Kata Stenly.

“Aku juga memang tidak suka menyimpan dendam sama orang lain, jadi biasa aja kali.” Kata Gina lagi.

“Thank’s banget yah Gina. Kamu memang orang baik deh, kamu mau nggak jadi temanku?” Tanya Stenly yang membuat Gina tambah gugup, dia kira pria itu akan mengajaknya pacaran.

“Emmmm, nggak.” Jawab Gina spontan.

“Kamu tidak mau jadi temanku?” Stenly perjelas pertanyaannya.

“Nggak bisa nolak maksudnya.” Jawab Gina setelah loading sesaat, pada akhirnya mereka berdua tersenyum mendengar perkataan Gina.

“Jadi sekarang kita temenan yah Gin!” Kata Stenly.

“Iya, aku mau jadi temanmu mulai sekarang, tapi aku minta kamu jangan suka marah-marah yah?! Kalau ada sesuatu yang tidak kamu suka, bisa kita bicarakan baik-baik. Oke?” Kata Gina.

“Aku janji tidak akan marah-marah sembarangan lagi, sekali lagi aku mohon maaf karena tadi telah marah padamu. Oh ya, mulai sekarang kamu jangan panggil aku dengan sebutan pelatih lagi yah?!” kata Stenly.

“Terus aku harus panggil apa dong?” Kata Gina spontan.

“Kamu bisa panggil aku nama aja kok, panggil Stenly aja seperti yang lainnya biar tidak berasa ada jarak di antara kita, kan sekarang kita teman.” Stenly tersenyum kikuk ke arah Gina.

“Baik, Stenly.” Kata Gina kaku.

“Ayo latihan lagi!” Ajak Gina penuh semangat.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!