NovelToon NovelToon
Nggak Dapat Ibunya, Anaknya Pun Jadi

Nggak Dapat Ibunya, Anaknya Pun Jadi

Status: sedang berlangsung
Genre:cintamanis / Beda Usia / Romansa
Popularitas:1M
Nilai: 4.9
Nama Author: Cahyaning fitri

Lingkaran takdir memang penuh misteri. Menyukai ibunya, malah dapat anaknya. Tapi Ken bersyukur mendapatkan putri dari sahabatnya sendiri.

"Apa? Nikah sama Om Ken? Bapak, please dong jangan ngadi-ngadi? Masa iya aku menikah sama om-om?"

"Bapak mohon, Num. Hanya dia yang bapak percaya untuk menjaga kamu? Waktu bapak tidak banyak lagi."

"Maksud bapak apa sih?"

"Bapak divonis mengidap kanker hati. Sudah stadium 4. Jantung bapak juga bermasalah. Bapak mohon penuhi permintaan bapak!"

"Tapi, Pak____!" Hanum menggigit bibirnya sendiri.

"Ken, aku mohon nikahi putriku. Dia masih polos. Masih perawan. Tidak tersentuh lelaki manapun. Aku percaya kamu bisa menjaganya. Waktuku sudah tidak banyak lagi. Aku mohon jagakan dia untukku!"

"Man, kamu akan sembuh. Percayalah!"

"Tidak, Ken. Kanker hati yang aku derita sudah stadium 4. Aku tidak akan pernah bisa sembuh. Tolong penuhi permintaan sahabatmu yang terakhir ini!"

"Tapi_____!"

"Aku mohon _____!"

"Baiklah."

Pengen tahu kelanjutannya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cahyaning fitri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 27 : Apakah Kedua Putrimu Bisa Diandalkan?

Setelah pengacara menyelesaikan pembacaan isi surat wasiat, wajah Mama Ambar seketika berubah drastis. Seolah-olah ia mengekspresikan seribu rasa yang menyelubungi hatinya—jengkel, marah, dongkol, hingga ketidakpercayaan. Hingga ia tidak bisa menahan emosinya, dan tanpa sadar mengepal tangannya erat-erat, kemudian dengan ganas menggebrak meja di hadapannya. Suara dentuman keras seketika menggema di ruangan itu, sambil meluapkan rasa ketidakterimaan yang menggelegak di dalam dadanya.

BRAKK.....

"Tidak mungkin saham yang dimiliki suami ku hanya 45 persen. Itu tidak mungkin!" seru Ambar terlihat marah, dengan wajah merah padam.

"Tapi itu kenyataannya, Mah. Selebihnya milik uncle Err!" sambung Ken menjelaskan.

"Mamah Ambar menatap Kenzo tajam, lalu dengan geramnya ia berkata, "Aku tahu, ini pasti akal-akalanmu! Mana mungkin suamiku hanya memiliki saham 45 persen di perusahaan ini. Apakah kau dan Err telah memanipulasi surat wasiat itu?"

Mendengar tuduhan itu, Kenzo terkesiap. Sejenak ia terdiam, kemudian memincingkan matanya sambil menghembuskan nafas panjang.

"Mamah, ini sama sekali bukan ulahku. Janganlah menuduh tanpa bukti yang jelas," ujarnya seraya merasakan jantung berdebar kencang.

"Surat itu asli, Mah. Papa memang hanya memiliki saham sebesar 45 di perusahaan ini," sambungnya lagi.

"Aku tetap tidak percaya!" Ucap Ambar dengan lantang. Dia masih belum menerima pernyataan itu.

"Asal kau tahu saja Ambar. Suamimu sudah menjual semuanya padaku untuk memenuhi kebutuhan hidupmu dan anak-anakmu yang glamour. Beruntung kau masih memiliki Ken, dialah yang menyelamatkan semuanya. Berkat kerja kerasnya selama ini, kalian masih memiliki sisa saham di sini. Kalau tidak berkat kerja kerasnya, mungkin kalian bertiga sudah hidup di jalanan!" seloroh Uncle Err menyadarkan Ambar yang angkuh.

"Harusnya kau berterima kasih kepada Kenzo!" ujarnya lagi.

"Diam kau, Err! Aku tau, kau dan keponakanmu sudah bersekongkol untuk merekayasa surat wasiat itu. Memanipulasi surat wasiat itu. Aku tahu, kau sejak dulu memang tidak pernah menyukaiku dan kedua putriku. Licik sekali kau!"

"Tutup omong kosongmu, Ambar. Jika aku tidak peduli denganmu dan kedua keponakanku, mungkin aku sudah membuatmu menjadi gelandangan!"

"Aku tidak terima pokoknya! Aku tidak mau!" teriak Ambar terlihat histeris.

"Mama!" pekik Sofia dan monika berusaha untuk menenangkan mamanya.

"Tenang, Mah!" ujar Sofia.

"Mama tidak akan menerima ini Sofia. Mama yakin, surat wasiat itu sudah direkayasa oleh mereka. Mereka benar-benar ingin menghancurkan kita!" teriak Ambar menggila.

"Boleh aku lihat!" Sofia meminta surat wasiat itu dari tangan pengacara.

Pak Edi menoleh sejenak, memandangi Err yang berdiri di sebelahnya, mencari persetujuan. Err mengangguk pelan, seakan memahami apa yang ada di pikiran pengacara itu. Pak Edi pun menyerahkan surat wasiat tersebut kepada Sofia dengan perlahan. Tangannya sedikit dingin saat memberikan kertas itu.

Sofia mengambil surat wasiat itu dan membacanya dengan teliti. Matanya memindai setiap kata yang tertulis di atas kertas tersebut, mencari kebenaran di balik tulisan itu. Ketika matanya menemukan tanda tangan di sudut kanan bawah, dia terkesima sejenak, kemudian yakin bahwa tanda tangan itu memang asli.

"Mah... tanda tangan ini benar-benar milik papa," bisik Sofia pada mamanya, sambil memandang Err yang masih mencermati reaksinya.

"Apa kau yakin?" tanya Ambar. Monika yang penasaran juga ikut mendekat, turut memastikan.

"Iya, Mah. Ini asli tanda tangan papa!" ucap Sofia lagi.

"Coba Pak Hartanto periksa! Bukankah ini asli, Pak?" tanya Sofia pada pengacara mamahnya.

Pria berkacamata itu memeriksanya dengan seksama, lalu beberapa menit kemudian ia mengiyakan kalau tanda tangan itu memang benar-benar asli.

Err tersenyum sinis melihat kelakuan Ambar yang konyol di depan banyak orang, namun entah bagaimana pria itu tetap bisa menemukan sudut pandang untuk bisa tersenyum melihat penderitaan orang lain. Sisi lain darinya, Err masih bisa menghormati dan menyayangi kedua keponakannya dengan tulus.

"Sekarang kau percaya?" tanya Err pada Ambar.

"Pokoknya kedua anakku harus turut andil mengurus perusahaan ini!" Ambar mengucap ultimatum itu. Menegaskan pada semua orang di sana, bahwa kedua putrinya juga berhak atas perusahaan itu.

"Boleh. Tapi aku ingin Ken tetap mengurus perusahaan ini!" tandas Uncle Err.

"Err, kau ini sangat tidak adil sebagai paman. Selama ini kau selalu mendukung Kenzo untuk memimpin perusahaan ini. Cobalah berikan kesempatan untuk Sofia dan Monica bersama-sama memajukan perusahaan ini. Mereka juga keponakanmu, Err!"

Pria lansia itu tersenyum sinis, "Apakah kedua putrimu bisa diandalkan untuk memimpin perusahaan?" ujarnya dengan nada merendahkan.

Ambar mengeratkan rahangnya, kesal akan sindiran yang tajam itu. Tangannya tak sadar meremas ujung roknya, sementara matanya menyiratkan kemarahan yang kini membara dalam dirinya.

"Aku harus menahan diri," gumam Ambar dalam hati, menelan ludah kasar dan mengendalikan emosinya yang ingin meluapkan kekesalan pada pria lansia itu.

"Aku yakin mereka bisa. Apalagi suami-suami mereka juga seorang pengusaha. Apalagi Harun. Kenzo kenal dengan Harun. Mereka pernah menjalin kerjasama. Kenzo pasti tahu sepak terjang Harun di dunia bisnis!" Ambar meyakinkan Err agar memberikan kesempatan pada kedua putrinya.

"Bagaimana menurutmu, Ken?"

Ken menghela nafasnya panjang. Berdebat dengan Mama Ambar pun percuma. Wanita itu sangat keras kepala, ia tidak akan menyerah begitu saja, walaupun bukti memang sudah di depan mata. Tapi wanita paruh baya itu bersikukuh dirinya yang paling benar.

"Berikan mereka kesempatan, Uncle!" ucap Ken.

"Kau yakin?"

"Hemmm!" Ken menganggukkan kepalanya.

"Baiklah. Aku akan memberikan kedua putrimu kesempatan untuk menjalankan perusahaan ini. Tapi bukan sebagai CEO!" tukas Err.

"Lalu, apa?" tanya Ambar sedikit kesal mendengar ucapan adik iparnya.

"Yang jelas mereka akan mengisi bagian posisi yang kosong!"

Tua Bangka ini benar-benar sangat pintar! Tapi sementara aku akan menuruti keinginannya dulu. Yang terpenting, Sofia dan Monica bisa bergabung dengan Alvaro Group!

"Baiklah, Err! Aku setuju!" tukas Ambar dengan senyum mengembang.

"Ma, harusnya mama tanya posisi seperti apa yang ditawarkan Uncel Err! Bukan asal setuju saja!" bisik Sofia ditelinga mamanya.

"Yang terpenting kau dan Monika memiliki posisi di perusahaan ini. Sudah, kau menurut saja!" pungkas wanita paruh baya itu.

Bersambung....

Hallo Readers kesayangan, Ayo dong kasih author semangat dengan memberikan komentar kalian. Satu atau dua patah kata nggak masalah, yang penting kalian kasih komen.

Dan untuk readers yang sudah kasih bunga dan kopi, Author ucapkan banyak terimakasih. Tak lupa juga author ingatkan untuk kasih ulasan dan kasih rate bintang 5, favorit, dan vote juga. Biar authornya terus semangat ngelanjutin cerita ini.

Terimakasih banyak-banyak yang sudah tap like, semoga rezeki kalian bertambah terus. Aminn..

Yuk kasih komentar kalian biar kita akrab....

Terimakasih.....

1
Soraya
mau komen bingung jempol aja ya👍
niken babyzie
why
niken babyzie
babang dave lagi kasmaran akut😂
Rodiah Rodiah
kereeeen dan lanjuuut🥰🥰😃😃😃😃😃😃😃💪
🍌 ᷢ ͩ༄༅⃟𝐐 ᵗⓂ🍁Henny❣️𝐀⃝🥀
Han liat sapa tuh thor
🍁BILA❣️
Hahahaha Hanum kasian dong Tarzan suami mu😁
neng ade
siapa yg Hanum lihat ya ..
Yany Zain
waduh siapa lagi nih yg ada di kampung hanum dan susan, apa tante hanum yg pulang ke kampung dan menetap di rumah hanum...🤔
Aditya HP/bunda lia
siapaaaaaa ..... bikin pinisirin ini mah ... ayo lanjut ... 💪
Selin Tari
kira2 siapa ya Thor yg di lihat Hanum 🤔💪💪💪
Ajusani Dei Yanti
beuuuuuuh yg uda kena virus bucin🤣🤭🤭🤭
Dewi Anggya
spa num.. kepooo nichhh🤭
neng ade
wah .. ni bule udh buvon akut ya sm Susan .. 😁
Marifatul Marifatul
🤣🤣🤣
🍌 ᷢ ͩ༄༅⃟𝐐 ᵗⓂ🍁Henny❣️𝐀⃝🥀
Dave jungkir walik
🍁BILA❣️
semuanya masalah sudah selesai dengan keterbukaan ini akan memper erat hubungan kalian berdua
🍁BILA❣️
Mau sambat lagi kah kamu Bu Ambar
🍁BILA❣️
Betul banget, kalau tidak bisa berubah benar benar orang yang sangat merugikan diri sendiri
🍁BILA❣️
Sudah sesuai judul karyanya, tidak dapat ibunya malah dapat anaknya, benar benar rejeki nomplok ini😁
🍁BILA❣️
Iyaaa Hanum 😁😁
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!