Pernikahan tanpa cinta yang didasari sebuah pengorbanan dan misi balas dendam nyatanya membuat Fahreza Narendra putra terjebak di posisi yang sulit.
Pertemuannya kembali dengan cinta pertamanya, membuat Pria itu kembali harus memilih antara cinta sejatinya atau tetap bertahan dengan pernikahan tanpa cinta yang harus dijalaninya.
Akankah ia lebih memilih cinta sejatinya atau tetap bertahan mengarungi bahtera rumah tangga bersama wanita yang tidak ia cintai.
cerita ini merupakan sekuel dari Cerita "Story of my life"
Yuk simak cerita lengkapnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon teteh lia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 21
Reza membuka pintu unit Apartemennya. Dan seperti biasanya, Nayara sudah berada di depan pintu untuk menyambut kedatangan suaminya dengan wajah cerah dan senyum manisnya. Nayara memang selalu menunggu kepulangan Reza dengan duduk sembari membaca atau menulis novel di ruang tamu, agar ketika Reza pulang dan membuka pintu, Nayara bisa langsung siap menyambut kedatangan Reza.
"Belum tidur?" Tanya Reza ketika Nayara meminta jas dan dasi yang tersampir di lengan Reza.
"Belum mengantuk, kak." Bohong Nayara. Padahal, sejak tadi wanita yang masih gadis itu tidak berhenti menguap karena mengantuk, apalagi saat ini waktu sudah masuk tengah malam.
"Tidur lah lebih dulu, tidak perlu menunggu ku pulang seperti tadi!" Reza berkata sembari berjalan menuju kamar tentunya dengan Nayara yang masih mengekor di belakang Reza.
Inilah alasan Reza tidak membawa Hana pulang ke unit Apartemen miliknya. Ada Nayara yang tinggal bersamanya. Reza khawatir Nayara akan mengadu yang tidak-tidak pada Daddy Rayyan jika Reza nekad membawa pulang Hana ke unit Apartemen miliknya. Apalagi Reza tahu persis, jika Hana dan Nayara tidak lagi bersahabat sejak ia menikahi Nayara. Karena itu, Reza memilih membawa Hana ke unit Apartemen milik Lee. Reza sangat yakin, sahabatnya itu tidak akan berani berbuat macam-macam pada Hana. Kalau pun berani. Reza hanya tinggal meminta pertanggung jawaban Lee dengan keluarga besar Mahardika yang pasti tidak akan tinggal diam.
"Naya akan tetap menunggu Kaka." Jawab Nayara sembari menutup kembali pintu kamar setelah mereka berdua masuk kedalam kamar.
Reza langsung masuk kedalam kamar mandi untuk membersihkan diri, sementara Nayara berjalan menuju keranjang kotor untuk menyimpan jas serta dasi yang sudah Reza pakai tadi. Namun, saat Nayara hendak meletakkan jas Reza. Nayara baru mencium bau parfum wanita melekat di jas Reza.
"Kenapa jas kak Reza seperti bau parfum wanita?" Gumam Nayara.
Sebuah pemikiran negatif tentunya hinggap di benak Nayara, namun segera Nayara tepis karena Nayara yakin, suaminya tidak akan pernah mengkhianati pernikahan mereka.
******
Sementara di Unit Apartemen milik Lee. pria itu tengah uring-uringan, apalagi jika melihat kearah ranjang besarnya yang kini tengah di tiduri Hana. Beruntung, Hana memakai pakaian yang cukup tertutup hingga Lee tidak terlalu tergoda melihat tubuh Hana yang tengah tidur terlentang diatas ranjangnya.
"Kenapa jadi malah aq yang harus menjaga gadis gila ini!" ucap Lee sembari mengacak rambutnya frustasi.
Namun, beberapa kalimat gumaman yang keluar dari mulut Hana yang sedang tidak sadar, menarik perhatian Lee. Pria itu pun segera mendekati Hana agar mendengar bisa lebih jelas lagi.
Keesokan harinya.
Hana mulai membuka matanya, kepala Hana terasa pening dengan perut yang terasa seperti diaduk. Terasa Mual dan ingin segera memuntahkan isi perutnya.
Hana yang sudah tidak tahan dengan semua itu, segera bangun dan berlari menuju kamar mandi. Dari situ lah, Hana mulai tersadar, jika dirinya tidak sedang berada di kamar Apartemen pribadinya ataupun berada di kamar mansion Mahardika.
"Dimana aku.....? Perut ku.... Mual sekali... Huek...." Rasa mual yang semakin menjadi jadi membuat Hana kembali fokus segera mencari kamar mandi untuk memuntahkan isi perutnya.
Hana sama sekali tidak perduli dimana ia berada saat ini, karena yang terpenting saat ini adalah memuntahkan isi perutnya.
Hana menatap ke sekeliling kamar itu, hingga sebuah pintu yang baru saja terbuka membuat Hana segera berlari, berharap di balik pintu itu ia bisa menemukan toiletnya.
Lee yang baru selesai membersihkan diri dan membuka pintu kamar mandi dibuat terkejut dengan kegilaan Hana yang tiba-tiba berlari kencang kerahnya, hingga menabrak tubuh Lee yang hanya mengenakan selembar handuk untuk menutupi tubuh bagian bawahnya saja.
"Hei apa yang kau lakukan!" Teriak Lee karena Hana tidak sengaja menarik handuk Lee saat menabraknya tadi.
Lee buru-buru memungut handuknya yang terjatuh begitu saja keatas lantai. Pria itu segera memakai kembali handuknya untuk menutupi aset berharganya itu. Jangan sampai aset yang dibanggakannya itu terlihat oleh gadis gila yang sudah berani menabraknya namun sama sekali tidak segera kembali untuk meminta maaf.
Hana sendiri tidak menyadari ulahnya yang tidak sengaja menabrak dan menarik lepas handuk Lee. Hana hanya fokus untuk segera pergi ke kamar mandi. Bahkan Hana saja tidak menyadari jika pria yang ditabraknya tadi adalah Lee.
Di depan wastafel, Hana memuntahkan isi perutnya, meski yang Hana muntahkan hanya air yang kemudian membuat mulut Hana terasa pahit dan getir.
Setelah beberapa kali muntah dan perutnya terasa lebih baik. Hana pun mencuci wajahnya yang terlihat pucat dan kusut.
"Segelas minuman saja sudah membuatku kepayahan seperti ini." Gumam Hana setelah merasa lebih segar setelah membasuh wajahnya.
"Aku harus berterima kasih pada pemilik apartemen ini, setidaknya.... pemiliknya bukan orang jahat dan mesum." Tambah Hana.
Hana sedikit lega. Karena Hana terbangun dengan pakaian yang masih terlihat komplit, daerah intinya pun tidak terasa sakit. bukankah itu artinya, tidak ada yang terjadi saat dirinya sedang tidak sadarkan diri semalam.
Hana bukan gadis polos, sedikit banyak Hana tahu sesuatu seperti itu dari cerita teman-temannya.
Setelah selesai dengan urusannya di kamar mandi. Hana segera keluar dari dalam sana. Hana hendak meminta maaf sekaligus berterima kasih dengan pemilik unit Apartemen ini, yang sudah menolongnya semalam tanpa berbuat macam-macam padanya.
Hana membuka pintu kamar mandi kemudian berjalan menatap ke sekeliling kamar mewah tersebut.
Tak ada sebuah informasi apapun yang menempel di dinding kamar tersebut tentang pemilik kamar itu, hingga Hana pun berniat untuk segera keluar dari dalam kamar untuk mencari pemiliknya.
Hana berjalan mengendap endap menuruni anak tangga, hingga saat Hana sampai di lantai bawah. Sebuah suara yang Hana kenal, membuat Hana terkejut.
"Apa yang sedang kamu lakukan?" Tanya Lee saat melihat Hana turun dari tangga dengan langkah yang mengendap endap.
Hana yang terkejut sampai membulatkan kedua matanya saat melihat Lee berjalan santai menuju kearahnya.
"Oppa..... Kenapa bisa berada disini?" Tanya Hana yang masih tidak mengerti dengan keberadaan Lee yang tiba-tiba berada dihadapannya.
Lee tersenyum tipis sambil berjalan mendekati Hana yang masih berdiri di depan tangga.
"Tentu saja aku berada disini. Karena ini adalah Apartemen milikku." Jawab Lee dengan berbisik di telinga Hana.
Hana kembali terkejut setelah Lee membisikan sesuatu yang tidak terpikirkan sebelumnya oleh Hana.
Sementara Lee, pria itu malah semakin melebarkan senyumnya. Merasa puas melihat gadis gila nya itu terkejut dengan wajah yang terlihat panik.
"Oppa... Maksudku, Kak Lee..." Hana berusaha mengendalikan dirinya dari kegugupannya.
Hana merasa sangat malu karena bisa berada di Apartemen milik Lee, tanpa tahu apa yang telah terjadi pada nya semalam. Karena yang Hana ingat hanya sebatas minum satu gelas minuman beralkohol kemudian Hana tak mengingat apapun lagi.
Lee sendiri mengerutkan dahinya saat Hana meralat panggilan "Oppa" padanya dan malah menggantinya dengan memanggilnya "Kak Lee".
"Terimakasih sudah menolong Hana semalam...! Dan maaf,,,, karena Hana sudah merepotkan Kaka." Ucap Hana yang kemudian tertunduk malu.
Lee kembali dibuat terkejut dengan ucapan sopan dari Hana. Gadis itu berkata tanpa ada unsur manja nan menyebalkan seperti yang biasanya Hana lakukan pada Lee.
"Hana pamit pergi, kak.... sekali lagi. Terimakasih sudah menolong Hana semalam." Ucap Hana yang kemudian berjalan pergi meninggalkan Lee yang masih berdiri terbengong dengan perubahan sikap Hana padanya.
****
jangan lupa untuk tinggalkan jejak like dan komentarnya.
Terimakasih sudah berkenan membaca ceritaku ini. 🙏❤️
🌹buat kakak author 🤗