NovelToon NovelToon
Dunia Dalam Mimpi

Dunia Dalam Mimpi

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Time Travel / Mengubah Takdir
Popularitas:2.7k
Nilai: 5
Nama Author: Lekyusi Dj

Mimpi dan dunia nyata adalah hal yang berbeda. Tetapi bagaimana jika ada dunia di dalam mimpi? Seperti yang dialami oleh Devalina, takdir hidupnya seperti sebuah lelucon. Wanita yang terlahir dengan penuh kesempurnaan, kini harus menemukan letak ketidaksempurnaan dalam hidupnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lekyusi Dj, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAGIAN 27 BUKAN SIAPA-SIAPA

“Iya Mba, tadi aku udah minta izin sama Mas Delon untuk manggil dia dengan sebutan Mas kok.” Kata Rani

Aku hanya mengangguk paham dengan yang dikatakannya.

“Sedekat apa sih hubungan mereka sampai Rani udah panggil dia Mas aja.” Kataku dalam hati

Aku ingin marah dengan Rani tapi itu tidak mungkin aku lakukan, lagian siapa aku bisa mengatur-ngatur Rani.

“Ayo Mas, foto kita sekarang.” Kata Rani

Delon mengarahkan kamera ke arah kami, aku berusaha tersenyum saat Delon mulai memotret kami.

“Sekarang gantian, Mas sama Mba yang aku fotoin.” Kata Rani

Aku ingin menolak tetapi Rani memaksa agar aku dan Delon foto bersama.

Aku menghindari kontak fisik dengan Delon.

“Mba rapat dikit sama Mas Delon, biar fotonya lebih bagus.” Kata Rani

“Udah Ran, gini aja.” Kataku menolak

“Tapi nanti enggak bagus loh Mba fotonya.” Kata Rani

Aku tidak memperdulikan perkataan Rani, aku memilih tetap pada posisiku. Tapi tangan Delon merangkul lenganku dan menarikku dengan lembut. Tepat saat itu Rani mengambil foto kami berdua.

“Okk, pertahankan posisi kalian.” Kata Rani

Aku hanya bisa mendengus dengan tingkah impulsif Delon.

“Ngapain sih ni orang, suka banget bikin aku bingung.” Kesalku

Tadi pagi dia tidak ingin memboncengiku, sekarang dia dengan seenaknya merangkul lenganku.

“Okk, sekarang ayo kita foto rame-rame.” Kata Rani

Dia lalu memanggil Kak Rahma dan Endro untuk foto bersama.

“Udah tangannya enggak usah rangkul lengan saya lagi.”

“Maaf” Katanya singkat

Aku tidak melihat dia sama sekali, aku memalingkan wajah darinya menunggu Rani dan lainnya menghampiri kami.

“Ayo Mba kita cari tempat lain untuk foto bersama.” Ajak Rani

Aku mengikuti Rani dan sampai di tempat yang sangat bagus. Tempat ini berada di bagian paling atas perkebunan, jadi kami bisa melihat dengan jelas bentuk perkebunan teh dan pemandangan desa.

Aku melihat Kak Rahma memanggil seorang pekerja yang muda, sepertinya Kak Rahma meminta tolong kepadanya untuk memotret kami.

Setelah puas menikmati pemandangan di kebun teh, kami memutuskan melanjutkan perjalanan kami, kali ini kak Rahma mengajak kami semua ke kebun milik keluarga kak Rahma.

Aku takjub melihat banyaknya buah dan juga sayur-mayur yang subur di sana.

“Kak ini yang tanam siapa?” Tanyaku

“Ini Bapak yang tanam semua Va, kalau misalnya aku sama Rani enggak sibuk atau libur kita juga ikut bantu kok.” Jelas kak Rahma

“Ini bisa kita petik nggak kak?” Tanyaku lagi

“Bisa, nanti juga kita bawa pulang sekalian.” Kata kak Rahma

Aku mengambil kantong yang diberikan kak Rahma lalu berjalan menyusuri setiap buah yang ada disana, aku memetik buah yang kujumpai dan memakannya, tepat saat aku ingin memetik buah anggur tanpa

sadar aku memegang sesuatu yang licin.

“AAAAAAA” Teriaku saat aku sadar menyentuh tubuh ular.

“Kenapa Va? Apa yang terjadi?” Tanya Kak Rahma panik

“Itu, itu ada ular disitu.” Kataku masi syok

“Ular? Dimana? Kamu enggak apa-apa kan?” Tanya Delon tiba-tiba  memgang bahuku sambil melihat kondisi tubuhku

“Iya saya tidak apa-apa.”Jawabku bingung.

Kenapa reaksi dia berlebihan sekali, dia seperti takut terjadi sesuatu kepadaku.

“Disini banyak ular-ular hijau, jadi kalian harus hati-hati ya. Va, mending kamu sama Endro tunggu disana aja. Biar sisanya kita yang petik.” Kata Kak Rahma

Aku hanya mengangguk setuju lalu mengajak Endro menjauh dari sana.

“Kak, kamu beneran enggak apa-apa kan? Muka kamu pucat gitu.” Tanya Endro

“Iya dek, kakak enggak apa-apa. Ini kakak masih syok aja, syukur tadi kakak enggak megang mulutnya.” Kataku

“Tapi kok bisa kakak enggak sadar ada ular disitu?” Tanya Endro

“Gimana kakak bisa tau, warna kulit dia aja sama kayak tu daun. Jadi ya wajar kalau kakak enggak tau.” Jelasku

Aku mencoba menetralkan jantungku dari rasa takut saat melihat ular dan juga perasaan saat Delon menyentuh bahuku.

“Duhh, lemah banget sih aku. Digituin aja udah lemah.” Kataku dalam hati

Aku memperhatikan Delon dan yang lainnya, mereka sedang memetik semua buah yang ada disitu. Rani selalu menempel di dekat Delon, aku ingin sekali memisahkan mereka tapi sekali lagi aku harus sadar diri.

“Kak, aku kok kayak ngerasa ada sesuatu sama kak Delon sama kak Rani ya?” Kata Endro

“kok kamu bisa ngerasa kayak gitu?” Tanyaku penasaran

“Ya dari kemarin kak Rani nempel sama kak Delon, bahkan tadi juga kak Rani boncengan sama kak Delon, terus sekarang lihat mereka dekat banget.” Jelas Endro

“Ya bagus kalau gitu, jadi paling tidak kakak tidak perlu merasa kesal karena manusia kutub itu tidak mengganggu kakak lagi.” Kataku berbohong

“Heleh-heleh, kakak tu gengsi banget sih. Padahal dari tadi aku merhatiin muka kakak kayak enggak suka lihat mereka berduaan. Udah sih kak jujur aja sama hati kakak. Nanti kalau kak Rani sama kak Delon betulan jadian, kakak nyesel lagi.” Katanya sok bijak

“Ya bagus dong kalau mereka jadian, lagian mereka juga cocok kok.” Kataku

“Dasar kakak keras kepala, aku sih bagian ketawa aja kalau nanti betulan kak Delon sama kak Rani jadian.” Katanya membuatku kesal.

“Lagian kalau emang mereka berdua saling suka terus aku harus ngapain? Enggak mungkin kan aku misahin dua orang yang saling suka.” Kataku dalam hati

Aku memasuki rumah sambil menenteng kantong berisi sayuran.

“Kami pulang.” Salamku

“Wahh anak-anak Bunda udah pulang, ini kalian bawa apa?” Tanya Bunda

“Tadi kita ke kebun Bu Sumi, di sana buah sama sayuran banyak banget Bun. Jadi kita petik deh buat dibawa pulang.” Jelas Endro

“Kerja bagus sayang, ayo buah sama sayurannya di bawa ke belakang. Kebetulan Bu Sumi sama Bunda tadi lagi masak, jadi bisa sekalian dimasakin sayur yang kalian bawa.” Jelas Bunda

“Ohh iya Bun, tadi kakak hampir digigit sama ular.” Kata Endro ember

“Ha? Terus sekarang kakak gimana? Apa yang terluka?” Tanya Bunda panik.

“Tenang Bunda, aku enggak apa-apa. Tadi aku hanya sentuh badannya, enggak sampai buat dia serang aku. Jadi aku masih aman kok, enggak ada yang lecet.” Kataku menenangkan Bunda

“Maafin saya Nyonya, tadi saya lupa memberi tahu Evalin soal ular yang biasa tinggal di kebun.” Kata Kak Rahma menyesal

“Tidak apa-apa Nak, lagian Evalinnya enggak apa-apa. Lain kali kalian harus hati-hati ya, jangan sampai kalian melukai diri kalian sendiri." Nasehat Bunda

Aku memutuskan ke kamar dan membersihkan diri, setelah selesai aku menuju ke dapur untuk membantu yang lain.

Aku melewati ruang tamu dan kebetulan aku melihat  ada seseorang yang menelpon.

"Lohh ini hp kak Rahma kan? Ini Siapa yang telepon?" Gumamku

Aku ingin memanggil kak Rama tapi tidak jadi saat aku melihat nama kontak yang menelpon kak Rahma.

“Ha? Kak Rahma kok bisa kenal sama dia?”

Saat aku ingin mengangkat teleponnya, tiba-tiba kak Rahma datang.

“Ngapain Va?”

1
Ayang
Luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!