NovelToon NovelToon
Menjadi Istri Duda Anak Kembar

Menjadi Istri Duda Anak Kembar

Status: tamat
Genre:Tamat / nikahmuda / Ibu Tiri
Popularitas:5k
Nilai: 5
Nama Author: editta

Hanna yang dijodohkan oleh orang tuanya dengan CEO tempat dia bekerja, CEO tersebut mempunyai sikap yang baik dan menuntun Hanna dalam pernikahan,tapi yang membuat Hanna terkejut, CEO tersebut sudah memiliki anak kembar!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon editta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

21

Walaupun mereka masih sedih atas meninggalnya Jayren, anaknya, Hanna meyakinkan bahwa Jayren tidak akan suka melihat mereka bersedih. Suaminya, Daren, juga mencoba menghiburnya. Anak-anak mereka yang lain, Jayson dan Aurora, juga berusaha menerima kematian Jayren.

Hanna duduk di sofa, memeluk bantal dengan erat. Matanya masih berkaca-kaca setelah menangis sepanjang malam. Daren duduk di sebelahnya, mencoba memberikan dukungan.

Daren: "Sayang, aku tahu ini sangat sulit bagimu. Tapi kita harus tetap kuat untuk Jayson dan Aurora. Mereka juga butuh kita."

Hanna mengangguk perlahan, mencoba mengendalikan emosinya. Meski hatinya hancur, dia tahu bahwa Daren benar. Mereka harus tetap tegar untuk anak-anak mereka yang masih hidup.

Hanna: "Aku tahu, Daren. Tapi rasanya begitu berat. Jayren adalah anak kita, dia tidak seharusnya pergi begitu cepat."

Daren: "Aku tahu, sayang. Tapi kita harus percaya bahwa Jayren sekarang berada di tempat yang lebih baik. Dia tidak akan pernah merasakan kesakitan lagi."

Hanna tersenyum lemah, mengingat wajah ceria Jayren. Dia tahu bahwa Jayren tidak akan senang melihat mereka terus-menerus bersedih.

Hanna: "Kamu benar, Daren. Jayren pasti ingin kita bahagia. Kita harus mengingat kenangan indah bersamanya dan terus melangkah."

Daren mengelus punggung Hanna dengan lembut, mencoba memberikan sedikit kenyamanan.

Daren: "Ayo, kita ajak Jayson dan Aurora untuk makan malam bersama. Kita bisa berbagi cerita tentang Jayren dan mengenangnya dengan bahagia."

Hanna setuju dengan usulan Daren. Mereka berdua berjalan ke dapur dan mempersiapkan makan malam. Beberapa saat kemudian, Jayson dan Aurora bergabung dengan mereka di meja makan.

Jayson: "Mama, Papa, aku merindukan Jayren. Kenapa dia harus pergi?"

Hanna menatap Jayson dengan penuh kasih sayang. Dia tahu bahwa Jayson juga sedang berjuang untuk menerima kenyataan ini.

Hanna: "Sayang, Jayren pergi karena dia sudah selesai dengan tugasnya di dunia ini. Sekarang dia ada di tempat yang aman dan bahagia."

Aurora: "Apa kita bisa mengirim surat ke Jayren, Mama?"

Hanna tersenyum pada Aurora, menganggap pertanyaan itu sebagai cara Aurora untuk mengungkapkan rasa rindunya.

Hanna: "Tentu, Nak. Kita bisa menulis surat untuk Jayren dan mengirimkannya ke langit. Dia pasti akan mendengarnya."

Setelah makan malam, mereka semua duduk di ruang keluarga. Hanna mengeluarkan kertas dan pensil, dan mereka mulai menulis surat untuk Jayren. Setiap anggota keluarga berbagi kenangan mereka dengan Jayren dan mengungkapkan perasaan mereka.

Jayson: "Jayren, aku merindukanmu. Aku berharap bisa bermain sepak bola bersamamu lagi."

Aurora: "Jayren, aku mencintaimu. Aku akan mengingat senyummu selamanya."

Hanna: "Jayren, kamu adalah cahaya dalam hidupku. Aku berjanji akan terus menjaga kenangan indah bersamamu."

Daren: "Jayren, kamu adalah anak yang luar biasa. Aku bangga menjadi ayahmu. Aku akan selalu mengingatmu."

Setelah menyelesaikan surat-surat mereka, mereka pergi ke taman dekat rumah. Mereka membawa balon kecil dan mengikat surat-surat mereka pada balon tersebut. Satu per satu, mereka melepaskan balon ke angkasa.

Hanna: "Jayren, surat-surat kita akan sampai padamu. Kami akan selalu mengingatmu dan mencintaimu."

Mereka berdiri di taman, menyaksikan balon-balon itu menghilang di langit biru. Meskipun hati mereka masih sedih, mereka merasa sedikit lega. Mereka tahu bahwa Jayren akan selalu bersama mereka dalam kenangan dan cinta.

Hanna: "Kita akan baik-baik saja, Jayren. Kita akan menjaga satu sama lain dan terus melangkah. Kamu akan selalu ada di hati kita."

Daren, Jayson, dan Aurora mengangguk setuju. Mereka berjalan pulang dengan perasaan sedikit lebih ringan, mengetahui bahwa mereka memiliki satu sama lain untuk saling mendukung dalam masa sulit ini.

Maya, ibu kandung Jayren dan Jayson, baru saja mengetahui bahwa anaknya, Jayren, telah meninggal. Hal ini membuat Maya marah kepada Hanna dan Daren karena tidak memberitahunya.

Maya duduk di ruang tamu, air mata mengalir di pipinya. Hatinya hancur saat dia mendengar kabar tentang kematian Jayren. Dia tidak bisa memahami mengapa Hanna dan Daren tidak memberitahunya sebelumnya.

Maya: "Bagaimana mungkin kalian berdua tidak memberi tahu aku tentang kematian Jayren? Dia adalah anakku juga!"

Hanna dan Daren saling pandang, mereka tahu bahwa Maya marah dan sedang dalam keadaan emosional yang sulit.

Hanna: "Maaf, Maya. Kami tidak bermaksud menyembunyikan ini darimu. Kami hanya ingin memberimu waktu untuk mempersiapkan diri sebelum memberitahumu."

Daren: "Kami tahu betapa besar cintamu pada Jayren, dan kami tidak ingin membuatmu terlalu terkejut. Kami ingin melindungimu."

Maya mengusap air mata dengan punggung tangannya, tetapi kemarahannya belum mereda.

Maya: "Tapi itu bukan alasan untuk tidak memberitahuku! Aku adalah ibu kandung Jayren, aku berhak tahu apa yang terjadi pada anakku!"

Hanna mencoba mendekati Maya dengan lembut, mencoba meredakan kemarahannya.

Hanna: "Kami benar-benar minta maaf, Maya. Kami tidak bermaksud menyakiti perasaanmu. Kami hanya ingin melindungimu dari rasa sakit yang begitu mendalam."

Maya menatap Hanna dengan tatapan tajam, tetapi kemudian ekspresinya mulai melunak.

Maya: "Aku tahu kalian mencintai Jayren juga. Tapi aku merasa terluka karena tidak bisa mengucapkan selamat tinggal padanya."

Daren mendekati Maya, mencoba memberikan dukungan.

Daren: "Maafkan kami, Maya. Kami tahu bahwa ini sulit bagimu. Jayren adalah anakmu, dan kamu punya hak untuk mengucapkan selamat tinggal padanya."

Maya mengangguk perlahan, air mata masih mengalir di pipinya.

Maya: "Aku hanya ingin Jayren tahu betapa aku mencintainya. Aku tidak bisa memaafkan kalian sekarang, tapi aku berharap suatu hari nanti aku bisa melakukannya."

Hanna dan Daren mengerti perasaan Maya. Mereka tahu bahwa proses penyembuhan akan membutuhkan waktu.

Hanna: "Kami mengerti, Maya. Kami akan tetap di sini untukmu jika kamu butuh dukungan. Jayson dan Aurora juga membutuhkan kita semua dalam masa sulit ini."

Maya mengambil napas dalam-dalam, mencoba mengendalikan emosinya.

Maya: "Terima kasih, Hanna. Aku tahu bahwa kalian mencintai Jayren juga. Kita harus bersatu dan mendukung satu sama lain dalam menghadapi kehilangan ini."

Hanna dan Daren mengangguk, merasa lega bahwa Maya setidaknya mulai memahami situasi mereka.

Hanna: "Kita akan menjaga kenangan Jayren tetap hidup, Maya. Dia akan selalu ada di hati kita semua."

Maya mengangguk, menghapus air mata yang tersisa di wajahnya.

Maya: "Aku berharap kita bisa mengatasi ini bersama-sama. Jayren akan selalu menjadi bagian dari keluarga kita, meskipun dia tidak lagi berada di sini."

Hanna, Daren, dan Maya duduk bersama, saling berpegangan tangan. Mereka tahu bahwa perjalanan mereka menuju penyembuhan akan sulit, tetapi mereka siap untuk menghadapinya bersama-sama.

"Jayren,mama akan selalu mencintaimu,mama akan selalu menyayangi mu.maafkan mama baru tahu mengenai mu sekarang.mama akan selalu mendoakan mu dari sini.tolong datanglah ke mimpi mama,katakan bahwa kamu baik-baik saja disana"ujar Maya dalam hati

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!