Novel bertema Percintaan Manis
Rina Arumi Yasmin berstatus mahasiswa semester akhir telah menyabet sabuk hitam dalam seni bela diri. Berjumpa dengan laki-laki misterius yang ternyata menurut Rina adalah malaikat pelindungnya. Akankah ia berjodoh dengan malaikat pelindungnya?
Semoga reader senang dan termotivasi setelah membaca novel ini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yuk_Rini, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
27. Wanita Serba Minim
Usai menjalankan ibadah sholat, Rina dan Tuti bersiap melanjutkan perjalanan
Mbak habis ini kita jadi ke makam kan?” tanya Tuti
“Mas Yuda dan Mas Rendi bukan orang sini, jadi ingin jalan-jalan. Boleh juga kalau ziarah makam seperti idemu" jawab Rina
“Nanti tunggu aku sebentar ya setelah ziarah" pinta Tuti
“Sebenarnya ada janji apa? Dengan siapa?” Rina tertarik untuk tahu
“Dengan salah satu pengurus di sana, nanti mbak akan tahu" Jawab Tuti
Mereka kembali berkendara bersama. Yuda tampak lebih segar karena usai berwudhu. Saat ia baru menutup pintu mobil, Rina berbisik
"Kakanda tambah ganteng" Rina berucap dengan cepat, sehingga yang mendengar dan tahu Rina mengucapkan sesuatu hanya Yuda.
Mendengar Rina memujinya seketika semburat senyum indah terpancar dari Yuda seperti percikan kembang api di malam hari.
Rina jadi salah tingkah juga selesai berucap, ia malu sendiri. Untung ada Rendi yang bertanya pada Rina sehingga teralihkan pembicaraan yang menurutnya absurd itu.
“Apa jauh Rin jarak Masjid Baitul Mukminin dengan Makam?" tanya Rendi
"Jaraknya 17km kemungkinan perjalanan butuh kurang lebih 15 menit!" jelas Rina
15 menit berlalu dengan cepat, tidak ada kemacetan berarti saat perjalanan sebab Kota J tergolong kota kecil sehingga tidak banyak kendaraan
Ketika masuk di area makam, mereka disambut lorong panjang yang disamping kanan-kirinya ada puluhan pedagang oleh-oleh. Dahulu, lorong itu merupakan kamar-kamar para santri namun kini berubah menjadi lorong yang dilewati peziarah untuk menuju makam.
Di kompleks makam, ada sekitar 45 orang yang dimakamkan. Mulai dari pendiri Pesantren, pengasuh pondok, keluarga hingga dzuriah. Makam mantan presiden sendiri terletak di sebelah pojok utara. Terdapat tanda batu maesan unik bertuliskan: "Di sini berbaring seorang pejuang kemanusiaan’’ dalam empat bahasa. Yakni bahasa Indonesia, Arab, Inggris dan China. Itulah makam mantan presiden Indonesia.
Keempat orang itu menempatkan diri mengelilingi makam. Dengan mengunjungi makam orang saleh, diharapkan akan mendapat keberkahan. Ini seperti yang sering dilakukan oleh masyarakat Muslim di Indonesia
Mereka mengunjungi makam para wali atau kiai pada waktu tertentu. Tujuannya untuk mendapat keberkahan karena orang-orang tersebut dinilai memiliki kedekatan dengan Allah.
Usai ziarah Tuti berpamitan pada ketiganya,
"Sebentar ya Mas Yuda, Mas Rendi dan Mbak Rina saya menemui seseorang" pamit Tuti
Tuti bergegas menemui penjaga makam
“Permisi bisa bertemu sebentar dengan ustadz Iqbal, dari keponakannya Tuti" ucap Tuti pada pengawas
Tidak lama muncul laki-laki memakai sarung corak batik, koko putih dan peci putih.
“Ustadz mana janjinya belum di tepati?” ucap Tuti saat orang itu mendekatinya.
“Salam dulu atau salim dulu, adab nya di pake Tuti” Tegur laki laki yang disebut ustadz
“Hehehe..maaf assalamualaikum ustadz" Tuti mengucap salam lalu mencium tangan ustadz
“Wa'alaikumussalam, kamu sama siapa ke sini?”
“Tetangga dan teman nya kebetulan ada kegiatan di kota J” jawab Tuti
“Sebentar aku ambil Handphone dulu” ustadz beranjak dari tempatnya
“Ini bukumu dan mana nomor rekeningmu? Aku transfer honormu!" ucap ustadz setelah kembali
Tuti pun mengirimkan no rekening “Sudah aku kirim ustadz nomornya”
“Sebentar….Sudah masuk transferannya bisa kamu cek! ucap Ustadz berikutnya
“Alhamdulillah, terimakasih ustadz, sudah ya Tuti pulang.” Tuti salim kembali untuk berpamitan
“Aku tunggu karya berikutnya, salam untuk Mbak Hartini.”
“Nggih ustadz, maturnuwun assalamualaikum”
“Waalaikumsalam”
Tuti berjalan mendekat pada Yuda, Rendi dan Rina yang menunggu di sebuah kedai minuman.
“Alhamdulilllah sudah mbak Rina urusannya” ucap Tuti
“Kamu kenal ustadz itu?” tanya Rina
“Dia pamanku, adekknya ibu. Aku baru dapat rezeki, ayukk mampir Resto Tivoly kita ngeskrim” ucap Tuti dengan senang
“Kamu baru kenal kami tapi sudah traktir?” tanya Rina
“Kenapa tidak, rezeki itu kebahagiaan. Jadi harus dibagi kebahagiaan dengan orang lain. Atau kalian tidak mau es krim?”
“Siapa bilang kami tidak mau, mau kan kakanda?" Rina meminta persetujuan Yuda. Yuda pun mengangguk.
Rendi mendengarkan pernyataan Tuti, ia kagum dengan sifat Tuti. "Ayo kita berangkat ke resto" Rendi mempersilahkan. Mereka pun perjalanan menuju resto yang ada di pusat kota.
Kembali dalam mobil Rina mengorek informasi tentang Tuti "itu buku apa yang kamu bawa?”
“Buku ini yang menghasilkan rezeki, alhamdulillah aku nulis novel nuansa islami mbak. Mbak mau lihat?” jawab Tuti
“Boleh. Wah ini Bahasa arab semua? Aku gak ngerti. Semua karyamu Bahasa Arab?
“Ada yang Indonesia kog mbak, Inggris juga”
“Sebenarnya berapa Bahasa yang kamu kuasai?”
“Selain bahasa Jawa dan Indonesia aku bisa arab dan inggris”
“Mau kerja untuk kami?” Yuda akhirnya bersuara
“Kerja apa dan di mana Mas Yuda?" cerca Tuti
“Jadi translatter di PT.Bonjaya di kota M”
“Wah yo mau Mas Yuda, gaji gedhe kan?" Tuti antusias
“Nanti kamu di hubungi Rendi dan diurus semua” jawab Yuda
“Wih ini namanya berkah, baru kenal dah dapat kerjaan aja, Alhamdulillah."
“Trus bagaimana dengan cateringmu?” tanya Rina berikutnya
“Yang di sini biar di handle adekku mbak, dia sudah bisa di masak juga” jawab Tuti
“Kalau perlu aku buka catering di sana” Tuti melanjutkan angannya
“Ide bagus kamu bisa urus juga kantin, tapi lihat dulu hasil masakanmu!” kata Yuda
“Siap mas.. siapa takut!”
“Semangat sekali!” Rendi akhirnya ikut bersuara
“Hal baik perlu disemangati agar semua yang kita kerjakan hasilnya memuaskan” jawab Tuti menanggapi suara Rendi
“Betul begitu” Rina menyahut
“Betul juga berkat ada kamu sepertinya si driver juga semangat, semangatmu menular Tuti!” Rina setengah meledek Rendi
“Alhamdulillah, semoga jodohku terbaik” ucap Tuti melirik Rendi
“Amiin” tiba-tiba Yuda yang sedari tadi hanya diam mengamini, sehingga membuat Rina menoleh dan Rendi melihat dari kaca spion “Apa....apa aku salah mengaminkan doanya Tuti? Doa bagus perlu di aamiinkan kan?
“Benar benar semangatkan nular!” Rina mengiyakan
……….
Setiba di resto Yuda berbisik pada Rina
“Kita cari tempat duduk sendiri saja”
“Baik sebentar. Tuti, Mas Rendi maaf kami mau membicarakan persiapan pinangan, mohon ijin kami mencari tempat duduk sendiri boleh?” Ucap Rina
"Oh iya nanti biar saya yang bayar tagihannya. Tuti simpan saja uang mu untuk kebutuhan mu. Jangan khawatir niatmu sudah d catat Malaikat! " ucap Yuda
“Silahkan dan terimakasih Mas Yuda" jawab Tuti
Batin Tuti (Asyikk..berdua sama Mas Rendi, ah aku jadi grogi)
Yuda dan Rina memilih sebuah gazebo yang dikelilingi banyak bambu hias dan pohon mangga.
“Alhamdulillah akhirnya bisa berduaan saja dengan kamu dinda” ucap Yuda begitu duduk
“Kenapa memangnya?”
“Ya sebab semua perhatianmu ke Tuti, aku diabaikan”
“Cie..cie..kakanda….!”
“Apa…aku kenapa?”
“Bucin… tanda nya sayang sama Rina”
"Kamu bisa menilai bagaimana karakter ku. Kamu jadi mau apa untuk pinangan nanti?”
“Aku tidak meminta yang aneh-aneh, yang pada umumnya saja dan sewajarnya”
“Hemmm sepertinya kamu akan membuatku banyak ujian sebab kekayaan.”
“Maksudnya?”
“Kamu sederhana sekali, terus buat apa harta yang Allah kasih untukku?”
“Kalau itu tidak usah khawatir, diminta menghabiskan aku jagonya!”
“hehehe iya semua untukmu”
“Lalu ada kah konsep pinangan yang kamu impikan?”
“Tidak ada, ibarat nya cukup gelar tikar, kedua belak pihak saling sepakat. Sudah! Tapi kalau di izinkan nanti saat ijab qobul aku minta di masjid”
“Siap aku catat, lalu resepsi?"
"Aku tidak tahu mak dan pak inginkan, tapi aku yakin mereka berdua hanya ingin kesederhanaan"
“Tema pernikahan?”
“Terserah kakanda”
“Kamu ini pasrah banget, nanti aku apa apain juga pasrah juga?"
“Kakanda mau ngapain?”
“Mau mejebol benteng”
“Di mana ada benteng?”
“Di dirimu”
“ishhh…jangan bikin malu. Bukankah dari banyak rangkaian acara pernikahan yang terpenting itu hanya ijab qobulnya? Jadi selain ijab qobul itu kan hanya tradisi. Kalau ada yang mudah kenapa harus dipersulit. Jika ada anggaran lebih pakai saja untuk kebutuhan untuk berumah tangga."
“Beruntungnya aku mendapat Rina Arumi Yasmin"
"Alhamdulillah aku juga beruntung bertemu Malaikat pelindung seperti mas Yuda"
Dari arah belakang Yuda ada wanita berpakaian serba minim dan ia berucap
"Permisi mohon maaf, saya tadi melihat sekilas dari arah pojok, seperti Yuda teman masa SMA dulu, apa saya benar melihat Yuda Taufik Rahman?"
🥰🥰🥰
apakah readers pnya besti juga? outhor ingatkan yg saling ya
malaikat kah?
yg jelas malaikat yg bs dilihat dg mata, hnya saja bulannya blm dbantu matahari shingga wajahnya tampak samar
smoga d novel ke dua bisa tuntas.
semangatttttt!
readers yg baik, semoga sukaaa😘