Seorang wanita yang suka berganti-ganti pasangan. Dia penggila pria. Dan pria tergila-gila padanya. Takdir baik apa yang akan terjadi padanya. Apakah dia akan berhenti menjadi penggila pria? Atau dia selamanya akan mempermainkan cinta?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hwany, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
episode 14
Kami sudah berada di cafe menunggu pesanan tiba.
"Mohon perhatiannya....!!!" seru Alex
"Karena aku Disini sebagai ketua penyelenggaranya maka Setelah ini kita menuju pantai, kita akan bermain voli pantai berpasangan. Tentu saja akan ada hadiah dari ku untuk pemenangnya." seru Alex
Teman-temannya bertepuk tangan bersorak riang.
Aku merasa Alex sedang menyombongkan dirinya saja.
Setelah hidangan tertata rapi di meja kami
Dengan lahap kami menyantapnya hidangan itu.
Setelah selesai perwakilan masing-masing pasangan mengambil kertas yang berada di dalam wadah bulat terbuat dari kaca. Mengambil no urut. Aku dan Vincent mendapat nomor paling terakhir.
Dan ternyata Alex berpasangan dengan Hana. Mereka sangat cocok sama-sama maniak. Mereka mendapat nomor urut pertama. Itu artinya mereka pemain pertama melawan nomor urut kedua. yang menang akan melawan nomor urut selanjutnya.
Kami bergegas ke pinggir pantai
Alex dan Hana mulai melawan nomor urut kedua.
Aku dan yang lainya duduk menonton mereka
"Bukankah ini terlihat seperti mereka sedang bertanding bukan bermain?" kata ku pada Vincent
"Mereka berdua pasangan yang tidak bisa menerima kekalahan. Lihat saja mereka habis-habis memukul bolanya." kata Vincent
"mengerikan sekali."
"Apa kamu takut?" tanya Vincent
"yang benar saja, sebaliknya aku tidak sabar ingin mengalahkan mereka." kataku penuh tekad.
*Apa kamu yakin?" tanya Vincent meragukan ku
"yah... Aku begini begini juga pernah bermain voli. Awas saja kalau kamu tidak fokus. Kita harus memberi pelajaran pada dua orang itu. Aku sangat muak melihat kesombongan mereka." kata ku lagi penuh semangat ingin menghajar mereka habis-habisan.
"Apa pakaian itu nyaman?" tanya nya
"kenapa dengan pakaianku?" tanyaku
Aku hanya mengenakan celana yang terlihat seperti rok kain longgar sepaha dan kaos berkerah.
"ini celana bukan rok. Lagian mana ku tahu kita akan bermain begini." kata ku
"Ah.. Ya mau bagaimana mana lagi." kata Vincent
"Lihat itu mereka sepertinya tidak sabar ingin bertanding melawan kita..." kataku saat melihat Alex dan Hana begitu gesit melawan pasangan lain. Mereka unggul menang berturut-turut.
Tak terasa kini giliran kami.
Aku dan Vincent bersiap.
Pertama-tama kami melakukan pemanasan dulu meregangkan otot kami agar tidak kaku.
"Kalian serius sekali, apa ingin mengalahkan kami?" ucap Alex sinis
"Kita lihat saja siapa pemenangnya nanti." kataku dengan senyuman meremehkannya.
"tunggu sebentar...!" teriak Alex
Aku dan Vincent saling bertatapan bingung dengan tingkahnya.
"Aku rasa ini akan menjadi pertandingan yang paling berat jadi kita bisa meminta apapun sebagai hadiahnya, bagaimana? Apa boleh seperti itu?" tanya nya
"Apa maksudmu?" bingung ku
"jika kalian menang kalian bisa minta apapun pada tim yang kalah? Kalau aku memang, aku ingin kita bertukar pasangan ." kata Alex lantang
"Apa kau gila...!" kaget ku
Dia malah tertawa mendengar nya.
"bagaimana Vincent? Jika kamu buka pecundang kamu akan lakukan taruhan ini." kata Alex
"yah....!!!" bentak Vincent
"Dimana akal sehat mu bisa-bisanya kamu begitu terang-terangan ingin mengambil milik ku." marah Vincent
"Kalau begitu jangan sampai kalah. Dan tentunya jika kau keluar tanpa bertanding sama saja artinya dengan menyerahkan pacar mu itu.." kata Alex
"yah...! berani sekali kau mengancam ku." kesal Vincent sebelum Vincent menghajar Alex dengan cepat aku mencegahnya.
"Ini hanya permainan biasa saja kenapa begitu serius. Bukankah hanya melakukan kencan sehari saja disini, begitu maksud mu?" kata ku
"kamu bisa mencerna kata-kata ku. Tentu saja begitu, kau pikir apa?" tanya nya sambil menatap Vincent.
"jika kau kalah kita bertukar pasangan dan berkencan selama kita Disini."
"Baiklah aku terima, jika aku yang menang apapun mau ku kamu harus mengabulkannya." kata ku menatap nya tajam, rasa ingin menghunuskan pedang tepat ke arah jantungnya
"iya...tentu silahkan saja." kata nya sambil tersenyum sinis
"yah... Apa kau serius?" tanya Vincent
"tentu saja.. Ini membuat semangat ku menggebu-gebu ingin menghajarnya." kesal ku
" terserah kau saja... Kita harus fokus jangan lengah." kata Vincent
Aku mengangguk