Keyla terkejut ketika melihat Agam, suaminya selingkuh dengan wanita lain. Rasa sakit hati karena merasa dikhianati membuat Keyla memilih pergi dan meninggalkan suaminya begitu saja.
Tiga tahun kemudian, Keyla yang telah berkuliah dan mendapatkan pekerjaan baru di sebuah perusahaan tiba-tiba bertemu Agam kembali, suaminya itu ternyata adalah CEO dari tempat perusahaannya bekerja.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon secrednaomi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Eps. 27 — Pakaian Keyla
Keyla beringsut bangkit dari ranjangnya sekaligus melepaskan diri dari pelukan Agam, Keyla ingin membersihkan diri.
"Eh, apa disini ada kamar mandi?" Tanya Keyla menatap Agam.
"Ada, di sana." Agam menunjuk dengan dagunya.
Kamar mandi berada di sudut ruangan, Keyla melangkah ragu, akan seperti apa kamar mandi di pesawat seperti ini. Ketika Keyla membuka pintu itu, matanya melebar, kamar mandi itu ternyata cukup lega bahkan memiliki fasilitas yang lengkap seperti shower dan lainnya.
'Berapa uang yang dibutuhkan keluarga Agam untuk membeli kapal ini?' batin Keyla setengah takjub.
Keyla tidak menunggu lagi dan langsung membersihkan dirinya, setelah satu jam mandi ia kemudian menyadari tidak mempunyai pakaian ganti.
"Apa Agam membawakan pakaianku kesini?" Keyla melilitkan handuk di tubuhnya.
Keyla menggeser pintu kamar mandi secara perlahan lalu melongokan sedikit kepalanya, ia melihat Agam masih di ranjangnya dengan kaos oblong dan celana pendek, pria itu sedang bersandar di kepala ranjang dengan tangan memainkan ponsel.
"Agam, dimana bajuku?" Seru Keyla dibalik pintu kamar mandi.
Mata Agam segera teralihkan pada Keyla yang terlihat kepalanya saja. "Ada, di ruang sebelah."
"Ambilkan, aku tidak punya baju ganti..."
Agam menaikan alisnya lalu bangkit dari ranjangnya, dari gerakkan pria itu sepertinya Agam ingin lebih lama berbaring di kasurnya.
Agam pergi ke ruang sebelah sebelum balik dan membawakan sebuah koper milik Keyla, Agam tidak langsung memberikannya pada gadis tersebut melainkan ditaruh disisi ranjang.
"Bawa kesini, Agam." Keyla melotot.
"Tinggal ambil, aku tidak akan berbuat apa-apa." Agam tersenyum penuh makna.
"Aku tidak punya waktu bermain-main, Agam, segera bawa kesini!" Keyla semakin kesal.
Agam tidak menanggapi, kali ini ia menyembunyikan koper itu dibalik punggungnya. "Pilih dua, tetap disitu dan kedinginan atau ambil pakaian ini."
Keyla berdecak pelan, tidak punya pilihan ia akhirnya keluar dari kamar mandi dengan penampilan lilitan handuk saja. Agam sontak menatap dirinya, lebih tepatnya ke arah paha Keyla.
"Kau sangat seksi..." Agam tampak menikmati memandang Keyla.
Keyla melangkah dengan buru-buru, saat tangannya hampir meraih gagang kopernya, Agam segera menggeser koper itu lebih jauh.
"Agam, kesinikan koperku!"
"Aku ingin melihat pemandangan seperti ini lebih lama, kau membuat milikku jadi bangkit?"
Wajah Keyla merona, ia ingin mengambil kopernya tapi Agam selalu menjauhkannya.
"Ayolah, Agam, aku kedinginan..." Keyla memohon.
Agam terkekeh, alih-alih menurut ia langsung melingkarkan tangan di pinggang gadis itu. "Kau sangat menggoda, Key, bolehkah aku menciummu?"
Keyla melotot, sebelum ia menyemprot Agam dengan cacian pria itu sudah lebih dulu nyosor lalu mencium bibirnya.
Mata Keyla terbelalak, ia refleks memegang handuknya khawatir akan melorot, ciuman Agam tampak berbeda dari biasanya, lebih panas, lebih liar, lebih... Apakah Agam sedang bernafsu?
"Agam, hentikan!" Keyla mendorong dada pria itu dengan sekuat tenaga dan cara tersebut berhasil, Agam menghentikan ciumannya.
"Kenapa?" Agam menatap Keyla bingung, biasanya Keyla selalu membalas ciumannya.
"A-aku sedang kedinginan, kalau tidak memakai baju sekarang, aku bisa sakit atau demam." Keyla berbohong, sebenarnya ia khawatir Agam meminta yang lebih dari sekedar ciuman jika situasi ini terus berlanjut.
Agam merasa frustasi tetapi toh pada akhirnya ia melepaskan pelukannya, Keyla segera memanfaatkan kesempatan itu untuk mengambil kopernya sebelum buru-buru ke kamar mandi.
"Jika kau berpenampilan seperti itu lagi didepanku, aku tidak segan-segan akan menerkam dirimu, Key..." Ucap Agam di saat Keyla berlalu menjauhinya.
Wajah Keyla seketika merona, tapi ia terus melangkahkan kakinya ke kamar mandi, takut Agam mengubah pikiran dan berbuat sesuatu yang tidak-tidak kepadanya.
Beberapa menit kemudian, Keyla keluar dari kamar mandi tetapi kali ini dengan pakaian yang formal sebagai pekerja kantor. Keyla memakai kemeja putih berbalut blazer hitam, dengan bawahannya rok pendek sampai selutut.
"Kenapa pakai setelan kantor?" Agam melihat Keyla dengan raut kebingungan.
"Katamu ada rapat, bukankah aku akan bekerja sebentar lagi." Jawab Keyla.
"Itu besok, sekarang pake pakaian biasa dulu..."
Mulut Keyla membentuk huruf 'O', ia kemudian kembali ke kamar mandi untuk mengganti pakaiannya lagi.
Keyla memakai pakaian santainya berupa kaos oversized berwarna putih polos dengan rok midi bercorak kotak-kotak, meski pakaian santai namun ia masih terlihat modis ketika memakainya.
"Kau sangat cantik memakai setelan itu..." Agam tersenyum sambil berjalan mendekati Keyla lagi.
"Biasa saja, ini hanya baju murah yang aku beli secara online." Keyla tampak tidak terlalu menanggapi.
"Tapi kau sangat cocok memakainya, Key..." Agam sudah berdiri di hadapan Keyla dan melingkarkan tangan di pinggangnya. "Dulu kau tidak pernah memakai ini ketika kita sudah berumah tangga."
"Karena aku banyak menghabiskan waktuku di rumah, Agam, untuk apa aku memakai pakaian modis." Keyla memutar matanya malas.
Ketika awal-awal keduanya baru menikah, Keyla memang jarang keluar, saat itu ia hanya fokus mengurusi rumahnya, bersih-bersih, mencuci, memasak dan sebagainya yang biasa dilakukan sebagai istri.
Keyla jarang berdandan meski masih terlihat cantik, sementara untuk memakai pakaian yang modis, waktu itu ia dan Agam hidup pas-pasan, setiap bulan gajih Agam akan habis untuk kebutuhan dan bisa menabung jika ada sisanya.
Saat itu Keyla juga belum bekerja, ia hanya mengandalkan pendapatan suaminya sebagai office boy.
"Kalau begitu mulai sekarang kau harus seperti ini, Key, aku senang melihatmu berpenampilan cantik seperti sekarang..." Agam mengecup kening Keyla dengan penuh kelembutan.
"Jangan terlalu berharap, aku tidak yakin pakaian-pakaian murahku bisa membuatmu senang, kau seharusnya mengetahuiku, Agam, kalau aku selalu memilih barang murah untuk berhemat." Keyla melipat tangannya di dada.
"Tidak perlu khawatir, setelah ini kau bisa berbelanja tanpa peduli dengan nominal harganya..." Agam melepaskan pelukannya sebentar untuk mengambil dompet di saku, Agam mengeluarkan sebuah kartu. "Ini adalah salah satu dari kartu rekeningku, kau tidak perlu khawatir uangnya akan habis."
Mata Keyla terbelalak, ia jelas tidak sanggup menerimanya. "Aku menolak, lagi pula pakaianku saja sudah cukup."
"Kau tidak boleh menolaknya, ada saatnya menjadi asistenku kau harus memakai pakaian yang sedikit mahal, kau bisa gunakan ini sebagai keperluan."
"Jadi pakaianku saat ini terlihat murahan, ya?" Keyla meringis dalam hatinya.
"Bukan seperti itu..." Agam mengecup bibir Keyla. "Apapun yang dipakai Keyla Arselia, ia akan tetap terlihat sebagai wanita yang manis."
Pipi Keyla merona, apalagi Agam membisikkan itu dengan nada yang lembut. Keyla akhirnya menerima kartu kredit itu, ia tidak akan menggunakannya jika situasinya tidak terpaksa.
Saat diposisi berpelukan seperti itu, tiba-tiba perut Keya berbunyi, ia teringat belum sarapan pagi ini.
"Kau lapar?" Agam bertanya sambil tersenyum.
Wajah Keyla memerah karena malu, tidak bisakah perutnya itu berbunyi di lain waktu. Dengan malu, Keyla akhirnya mengangguk.
5 like mendarat buatmu ya. semangat.