Luna Kharisma putri seorang Desainer yang terkenal karena kejadian masalalunya, mengakibatkan dia melahirkan anak kembar.
dia sudah lama meninggalkan negaranya setelah kejadian itu.
sudah bertahun lamanya baru dia kembali ke negara asalnya.
apakah yang akan terjadi jika dia bertemu dengan CEO yang kejam?.
ini adalah karyaku kedua setelah Dr Annisa dan CEO Tampan silahkan like and comment
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mutia al khairat, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode16
"kau, apa yang telah kau lakukan, Ha"teriak dion. menunjuk cinta dengan marah."cinta ada apa denganmu, mengapa kau menamparnya"kata Ayu. menarik cinta dari dion. orangtua edar terkejut melihat putranya ditampar tapi dia hanya dia diam.
"Ayu kau ingin tahu kenapa luna menghilang ketika kelulusan kita"kata cinta. menatap edar penuh kebencian. Ayu menangguk kepalanya karena dia juga ingin mengetahuinya.
"semua ini karena pria banjingan itu, luna dan aku aku harus menunggu negara asal kami, sebab pria itu berbuat tak pantas kepada luna hingga dia seperti sekarang"kata cinta. dengan amarah menunjuk edar.
mereka yang mendengarnya hanya diam membeku melihat cinta sudah menangis."aunty" teriak Al fatih. dia menangis karena mimpi buruk mengenai luna dan Aidyen terus memegang tangannya.
"aunty mommy dimana tadi Al mimpi mommy di pukuli orang jahat" kata Al dengan lirihnya. membuat siapa pun pasti akan terenguh melihat anak kecil menangis.
"Al Ai, sayang mommy kalian sedang sakit sekarang diobati oleh dokter" kata cinta mencoba untuk tenang.
terdengar pintu terbuka keluarlah dokter paruh baya yang merawat luna. Aidyen langsung bertanya tanpa menghiraukan edar juga ingin bertanya.
"dokter bagaimana keadaan mommy kami" kata Aidyen dengan coolnya. Al masih berada dalam pelukan cinta.
Dokter tersenyum karena dia juga mengetahui mereka. " mommy kalian tidak apa-apa hanya mengalami kecil juga kelelahan" kata dokter. " sekarang Dr Luna kharisma putri sudah dipindahkan ke ruang rawat " sambungnya.
"terima kasih dokter" kata Aidyen. baiklah saya permisi dulu "kata dokter. Edar dan kedua orangtuanya juga Dion hanya menyaksikan tingkah putra kembar luna.
sekarang mereka berada di ruang rawat edar dan lainnya masih berada di rumah sakit. "aunty mommy kapan bangunnya "kata Aidyen dengan datarnya. " kita tunggu sampai mommy bangun ya sayang, kalian ingin ke ruangan aunty untuk istirahat" kata cinta.
" kami ingin menunggu mommy aunty"kata Alfatih. yang sudah tenang. "om siapa,apa om yang membuat mommy kami terluka" kata Aidyen pada Edar dengan tatapan yang tajam.
"sayang ayo kesini "kata Ayu yang merasakan suasana tegang. "tidak aunty Aidyen harus tahu siapa yang melukai mommy, jika om melukai mommy om akan menerima pukulan kami"kata Aidyen. menunjukan tangan mungilnya yang ingin memukul edar.
Edar yang mendapati perasaan aneh ketika Aidyen marah padanya, tapi dia tidak merasa marah malah dia tersenyum. orangtua edar merasakan hal aneh melihat Aidyen dan Alfatih mereka seperti melihat putranya sewaktu kecil.
cinta hanya diam melihat Aidyen bicara pada edar dia tidak tahu harus bagaimana. "Ai, Al ingin mommy"kata Alfatih dengan lirihnya. " kita akan melihat mommy sebentar lagi ketika mommy sudah bangun"kata Aidyen dengan dewasanya. membelai rambut Alfatih dengan kasih sayang.
"Dr cinta, Dr luna sudah sadar dia mencari putranya" kata Suster yang mengawasi luna."ayo aunty, mommy sudah bangun dan mencari kita"kata Alfatih dengan cepatnya menarik Aidyen dan cinta.
" mommy"teriak Al dan Ai. pada luna yang tersenyum melihat putra kembarnya. "mommy sudah sembuh, mommy jangan sakit lagi" kata Alfatih dengan segukan. "AL jangan bicara dulu mommy butuh istirahat "kata Aidyen. " maaf mom"kata Alfatih. luna hanya tersenyum dan mengelus rambut putra kembarnya.
luna menjadi tegang karena edar masuk ke ruangan rawatnya itu terlihat oleh cinta. " luna kamu baik-baik saja tidak ada luka yang lain" kata cinta, mencoba mengalihkan obrolan.
luna tersenyum dan menanggukan kepalanya. edar mencoba mendekati luna tapi seketika cinta menghalanginya.
Aunty