Kehidupan Su Wanwan yang semula dipuja-puja seperti bintang di langit, berubah menjadi batu di dalam lumpur begitu Gu—Linchao yang merupakan keponakannya kembali ke Sky Hill.
Tidak hanya dilecehkan lagi dan lagi sampai tubuhnya remuk, hati Su Wanwan juga hancur hingga berkeping saat mendapati Li Yunhan—calon suaminya berselingkuh. Bahkan, dia juga dijual olehnya ke Barbara Club sehingga terpaksa menjadi budak nafsu pria bertopeng.
Ketika bisa melarikan diri, Su Wanwan malah masuk perangkap Xu Yingwei—tunangan Gu Linchao—dan dia dibakar hidup-hidup!
Pada saat semua orang menyangka Su Wanwan sudah mati, wanita itu kembali dengan wajah dan misi baru, yaitu memikat semua musuh dengan pesonanya ....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Itsme AnH, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Apa Kau Ingin Membunuhku?
Tidak peduli dengan tubuhnya yang tidak tertutup sehelai benang pun, Mr. X mendekati Su Wanwan dan ketika dia hendak menyambar bibir ranum itu, Su Wanwan malah membuang muka. Mr. X menjepit dagu Su Wanwan, memaksa wanita itu menatapnya dan meski wajah mereka sudah sejajar, Su Wanwan masih saja tidak sudi memandang Mr. X.
Su Wanwan memang paling tahu caranya mengundang amarah pria misterius itu.
Mr. X yang sudah tidak bisa membendung amarahnya pada Su Wanwan, langsung merenggut selimut dari tubuh Su Wanwan hingga mereka sama-sama polos seperti bayi baru lahir. Setelah membuang selimut ke sembarang arah, Mr. X tidak memberikan kesempatan pada Su Wanwan untuk beringsut ke mana pun lagi.
Pria misterius itu menarik tubuh Su Wanwan naik ke atas pangkuannya dan langsung menghujamkan benda pusakanya ke dalam diri Su Wanwan dengan sekali hentakan.
“Aaaahh” Su Wanwan menjerit kesakitan dan tatapannya pun seketika tertuju pada Mr. X yang menyatukan tubuh mereka tanpa adanya pemanasan, tetapi tidak bisa dipungkiri Su Wanwan juga merasakan kenikmatan pada saat bersamaan.
Mr. X tersenyum puas karena berhasil membuat Su Wanwan menatapnya dan sebelum wanita itu berpaling, dia sudah merenggut bibir Su Wanwan dan memagutnya dengan kasar. Bahkan, Mr. X juga tidak memberikan kesempatan pada Su Wanwan untuk bernapas seolah-olah ingin membuat wanita itu kehilangan nyawanya dalam sekejap.
Su Wanwan yang hampir kehabisan napas memukul-mukul dada bidang Mr. X, meminta pria itu berhenti.
“Apa kau ingin membunuhku?!” pekik Su Wanwan begitu bibirnya terlepas dari bibir Mr. X, bahkan wanita itu juga langsung menghirup oksigen serakus-rakusnya.
“Kalau kau tidak mau mati, maka jangan membuatku marah!” peringat Mr. X dengan sorot tajam.
Detik berikutnya, pria misterius itu menutup matanya sambil menggerakkan pinggul Su Wanwan dengan kedua tangannya, mencari titik nikmat yang membuatnya seakan melayang sampai ke langit ke tujuh.
Su Wanwan juga ikut merasakan kenikmatan yang sama, tetapi akal sehatnya yang masih tersisa memaksanya untuk melawan dan mendorong dada bidang Mr. X, memaksa pria misterius itu menghentikan tindakan gilanya.
Mr. X yang merasa kesenangannya diganggu langsung membuka mata dan mencekal kedua pergelangan Su Wanwan dengan satu tangan ke atas kepala, membuat tubuh Su Wanwan melengkung indah sekaligus memberikan sensasi nikmat yang bertubi-tubi pada Mr. X karena merasa benda pusakanya sudah masuk sepenuhnya ke inti tubuh Su Wanwan.
"Jangan membuatku marah atau kau akan menyesal nanti!" ancam Mr. X semakin menekan pinggul Su Wanwan hingga membuat hujaman yang semakin dalam.
Bukannya kesakitan, Su Wanwan tanpa sadar malah merintih nikmat.
Namun, lagi-lagi akal sehatnya memaksa Su Wanwan tetap waras dan menjaga serpihan harga dirinya yang tersisa.
Su Wanwan terengah dengan gerakan Mr. X yang semakin liar, dia menggelengkan kepalanya. . "Jangan ... jangan diteruskan ... berhenti." Su Wanwan sendiri tidak tahu apa sebutan yang tepat untuk tindakan yang Mr. X lakukan padanya saat ini.
Pemerkosaankah? Akan tetapi, dia juga menikmatinya.
Bukannya berhenti, Mr. X malah semakin kasar menggoyang pinggul Su Wanwan, sementara bibirnya bermain-main di dada Su Wanwan yang kencang dan menantang.
Bibir Su Wanwan jelas-jelas meminta berhenti, tetapi pada saat bersamaan bibir itu juga yang mengeluarkan desahan laknat. Bahkan, gerakan tubuh Su Wanwan yang semakin melengkung seolah-olah menuntut Mr. X mengunyah habis gunung kembarnya dan meminta pria itu bergerak lebih liar dan kasar lagi.
Memenuhi keinginan Su Wanwan, Mr. X benar-benar bergerak dengan lebih kasar daripada sebelumnya hingga mereka sama-sama berhasil mendaki puncak kenikmatan dengan mengerang dan mendesah lega seolah-olah beban berat yang mereka pikul seketika sirna.
Detik berikutnya, Su Wanwan terkulai lemas di dalam pelukan pria misterius itu.
Setelah beberapa saat masih dengan posisi yang sama, Mr. X mengguncang tubuh Su Wanwan karena tidak biasanya wanita itu betah dengan posisi intim seperti itu.
Namun, tidak ada tanggapan dari Su Wanwan dan Mr. X segera merengkuh kedua bahu wanita itu. Kepala Su Wanwan seketika terkulai ke depan dengan mata yang tertutup rapat.
Melihat itu, untuk pertama kali dalam hidup Mr. X, dia merasa ketakutan. “Hei, wanita! Jangan main-main, bangunlah!”
