Uranus dan sang Hakim saja tidak serta Merta di katakan takdir abadi. Tapi mereka tetap berharap di kala melihat bintang jatuh. Demikian pula aku berjuang tanpa lelah mencintaimu.
-Bisik Naga Api mitologi -
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ARSY AL FAZZA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tempat tinggal di antara gurun dan tebing lautan
Kaki sang putri perbatasan langit di amputasi. Dia terbangun menatap ke arah sang utusan, tidak terkira amarahnya bertambah buruk. Dia melemparkan benda-benda yang ada di dekatnya. Sang utusan hanya menunduk tanpa berpindah.
“Semua ini salah mu dan kaisar perbatasan langit! Kaki ku! Aku tidak punya kaki lagi! Aargghh!”
Sang putri histeris berteriak kesakitan. Dia merangkak membiarkan lukanya menggesek lantai. Jahitan terkoyak, darah segar tergenang. Sang putri menyuruh semua penjaga pergi, dia menangis meratapi nasibnya, memendam kebencian kepada Rumi dan sang naga.
Mansion sepi, sang utusan tidak memberikan kabar pengganti tempat tersebut. Panglima perbatasan langit yang masih kebingungan mencari obat mujarab agar bisa mengembalikan kaki sang putri. Sementara di tempat persembunyian, Donggo memulai ritual kekuatan spiritual ilmu hitamnya. Dia menyesali kecelakaan sang putri.
“Donggo, seharusnya kau membiarkan ku masuk saja ke dalam tubuh sang putri. Dengan begitu, aku bisa mendapatkan tubuh dan kekuatan yang tiada tara. Aku akan abadi selamanya!”
“Jangan gegabah, ada banyak pasukan penjaga. Utusan kaisar berilmu sangat tinggi, aku tidak mau kau di lenyapkannya.”
Sang rasi Bintang memang telah Bersama, terkadang jika teringat akan sikap sang Hakim. Uranus sering uring-uringan, dia lebih sering menjauh. Meskipun memulai suasana baru di wilayah hutan, Eukar sering menghabiskan waktu berdua dengan sang Hakim. Mereka memanah Bersama, mengasah ilmu spiritual, memancing, berpetualang mencari jejak batu spiritual dan memperluas wilayah hutan.
“memangnya hutan ini selebar apa? Tengah malam begini dia meninggalkan ku sendirian di Tengah hutan. Dasar pria tidak bertanggung jawab!” keluh Uranus mencari dedaunan yang berukuran lebar.
Dia Menyusun dan menegakkan dahan dan ranting, menutupi bagian atas menumpuk dedaunan. Menggunakan kekuatannya mengubah bentuk gubuk menjadi sebuah rumah yang indah. Dia menambahkan sentuhan gaya klasik. Sinar Cahaya penerangan dari percikan api kecil di atas kayu-kayu yang di tegakkan.
“Uranus sayang..” panggil sang Hakim.
Di sampingnya ada Eukar, auranya masih tetap sama. Tatapan mengerikan dan wajahnya yang tidak pernah sedap di pandang. Uranus memegangi batang pintu sembari sang Hakim tersenyum keliling manik matanya memandangi bangunan dan suasana yang indah. Hidup kedua kali di bantu sokongan tujuh jiwa siluman terkuat, kekuatan sang Hakim belum bisa di stabil kan.
“Uranus, bolehkah Eukar ikut masuk ke rumah kita?”
“Apa? Rumah kita? Jangan pikir kau bebas keluar dari kesalahanmu di padang dedaunan. Tidak kah kau melupakan sifat dingin mu yang acuh tak acuh. Ini rumah ku, kau dan Eukar tidur di luar. Seenaknya meninggalkan ku sendirian di hutan mencekam ini dan sekarang kau merasa tidak terjadi masalah!”
“Uhukkk-ehem!” batuk kecil Eukar sedikit melotot memalingkan wajahnya.
“Putar saja sekalian kepala mu. Tiga ratus enam puluh derajat sewaktu pertama kali menakut-nakutiku.”
Uranus masuk membanting pintu, sang Hakim tersenyum kecut mengusap punggung Eukar. Petualangan hari ini hanya cukup waktu satu minggu. Eukar menegaskan, tugas sang Hakim tetap menjaga keseimbangan Rasi Bintang. Sang Hakim masih belum bisa melepaskan Uranus, perpisahan kedua kali hanya akan membunuh dirinya.
“Bagaimana kalau setiap pergantian hari melakukan tugas ku. Jadi tidak seutuhnya aku tanpa jeda menjalani kehidupan ku yang lain…” ucap sang Hakim.
......................
Di sebuah tempat yang sangat indah telah di persiapkan sang naga api. Dia mengiasi langit berubah-ubah sesuai musim kesukaan Impian Rumi yang di inginkan. Panorama penumbra, Pelangi di saat rintik hujan, senja berhias burung-burung yang berterbangan dan salju membungkus bunga Sakura yang bermekaran.
Rumi sendirian di dalam tempat itu, dia membuka jendela menikmati air terjun berlapis kilauan Cahaya Pelangi.
Krekk__ suara pintu terbuka.
Seorang wanita berpakaian hitam berwujud manusia. Rumi melihat dengan kekuatan spiritualnya, sosok jelmaan siluman yang membawa sebuah keranjang hitam.
“Kakak, ini tempat apa?” tanya Rumi sesekali memandangi luasnya ruangan bercorak merah muda.
“Ini adalah penjara. Kau cepat tutup jendela itu, jangan mengacau dan memperbudak ku yang harus mengurus tempat ini.”
“Penjara? Ini lebih mirip tempat wisata Impian. Sang naga api sangat baik memperlakukan ku. Dia masih ingat semua hal yang aku suka” gumam Rumi tersenyum kecil menggelengkan kepala.
Syaattt___
Bisa ular sedikit lagi mengenai kulitnya, Rumi mempelajari semua jurus penakhluk siluman dan hewan sebagai penjaga negeri dedaunan. “Kakak, aku sendiri yang akan menutup pintu. Jangan terlalu kasar pada ku. Oh ya, bisakah aku bertemu dengan Beijing? Ada yang mau aku bicarakan.”
“Hahahah! Kau mau mimpi jadi ratu penguasa negeri ini ya? Tuan naga api sangat sibuk dengan urusannya. Kami berharap putri Kala segera menikah dengan nya. Dia tidak mungkin menemui tahanan rendahan seperti mu! huuhh!”
Gerak-gerik sombong sang utusan sangat mengusik Rumi. Dia meletakkan beberapa wadah yang isinya setengah tumpah. Rumi menanggapi dengan tenang, walau dia tau ada beberapa bisa racun di dalam wadah. Dia mengangkat wadah dan segera meneguknya.
“Rumi, jangan minum dan makan semua isi keranjang itu. Maaf aku datang terlambat.
Mulai besok aku akan memastikan mereka memeriksa isinya Kembali” sang Naga api meletakkan sebuah nampan besar. Di atasnya ada semangkuk ramuan herbal, sepiring berisi lauk-pauk, teh herbal, manisan sejenis buah mangga dan strawberry.
Rumi menikmati hidangan sambil menatap sang naga. Dia semakin berpikir sang naga mengurusnya dengan sangat baik. Dia semakin yakin menghabiskan hari tanpa penyesalan walau terakhir kali menatap wajahnya.
“Sudah habis? Langsung istirahat. Aku yang akan menutup jendela. Tempat ini telah tersambung dengan energi ku. Batu tanda naga itu tidak akan berpindah sebagai pengantin naga api.”
“Bodoh, memangnya kau bisa terlepas begitu saja dari kejaran penjaga utama dan putri perbatasan langit? Aku bersusah payah menghabiskan waktu menahan mereka dan kau malah mencari ku.”
“Aku tidak perduli. Apapun yang kau katakan mulai saat ini adalah kebohongan. Kau tidak akan bisa pergi lagi dari ku Rumi. Mereka, para iblis yang memisahkan kita. Tidak akan bisa memisahkan kita lagi!”
Beijing berdiri menutup semua jendela, dia keluar meninggalkan Rumi menahan hatinya yang kacau. Seribu pertanyaan yang terbesit tanpa memikirkan gangguan perbatasan langit. “Yang terpenting adalah mencari cara menyembuhkan mu” batinnya.
Rumi membuka mata, dia menoleh di tempat sang naga api tadi duduk menemaninya.
“Kenapa dia cepat sekali pergi? Aku mau bercengkrama dan menjelaskan bahwa aku bukan tahanannya. Memangnya dia siapa sehingga bisa menahan ku seperti ini. Padahal aku hanya ingin bebas sendirian, menjalani sisa hari dengan memandang lautan” gumam Rumi.
Penyakit yang menggerogoti tubuhnya terasa sangat menyakitkan. Di dalam lelap, Rumi di serang demam tinggi. Dia menahan semua rasa sakit penderitaan sampai pagi menjelang. Di dalam tidur melihat sosok lain yang mengejarnya. Rumi terbangun melihat sekeliling, rasa takutnya terhenti saat dia menyentuh tanda tangan kanan yang tertancap dari sang naga.
Naga api sangat lembut dan baik memperlakukannya. Dia memberikan semangkuk madu segar dan memijat telapak kaki Rumi. Terdiam tanpa kata, perasaan yang tidak akan pernah menghilang. Naga api merasakan dirinya mendapatkan hadiah dan anugerah terbesar. Kembalinya sang kekasih yang sangat dia cintai.
Banyu sangat Bahagia berhasil melakukan uji coba dari panduan buku kuno para makhluk spiritual. Di menggendong singa sambil mengusap tubuhnya. Di dedaunan hijau tempat tinggal Rumi dahulu, banyu mengubahnya menjadi bentuk dedaunan raksasa dan di kelilingi berbagai macam bunga yang indah. Dia menyegel tempat itu, sehingga dari pandangan luar hanya tampak berbentuk batu usang.
Meskipun ada banyak adegan aksi yang seru, saya juga berharap ada lebih banyak momen kecil antara karakter untuk mengembangkan kepribadian mereka secara lebih mendalam. Itu akan membuat saya lebih terhubung dengan mereka.
. nggak cocok dia hidup di negeri perbatasan langit dan menjabat kedudukan tinggi.
perjalanan karakter utama, terutama Uranus dan sang Hakim. Bagaimana mereka akan mengatasi semua rintangan dan konflik yang dihadapi? Saya harap ada pembahasan lebih lanjut tentang perasaan dan hubungan mereka.
perjalanan yang liar dan tak terduga melalui labirin pikiran manusia. Meskipun sulit untuk dipahami sepenuhnya, saya menemukan diri saya terpesona dan terdorong untuk terus membaca, mencoba memecahkan misteri yang ada di balik semua halusinasi ini.
Ini adalah cerita yang benar-benar membuat saya terlibat! Saya merasa seperti saya adalah bagian dari petualangan yang sedang berlangsung, dan saya tidak bisa menunggu untuk melihat bagaimana semua konflik akan dipecahkan.
ngeriii
Tepat di persembunyian Donggo, dia merasakan energi gumpalan hitam mulai membentuk sosok lain meminta keinginannya supaya cepat Bersatu menguasai dunia. Namun Donggo tetap menolak, memberikan berjuta alasan agar makhluk hitam menantinya.
jadi dia nggak di jahatin di sakiti di tindas putri iblis dan Donggo lagi.
Rumi bersenang-senang memulai perjalanan, dia memasuki pasar dan mencoba berbagai macam makanan. Ada banyak nilai jual beli yang bisa mengenyangkannya dalam waktu satu tahun. Pertumbuhan rumi yang sangat pesat membentuk utuh dirinya saat pergi menghembuskan nafas terakhir di negeri gurun pasir.