Perfect Sweet Marriage

Lanjutt..

**

"Danira dan laura terlelap hingga pagi menjelang, danira membuka matanya dan mendapati hari sudah subuh dengan rasa malas ia bangkit dari rebahnya dengan rasa iba ia menatap wajah putri nya yang masih tidur dengan lelap danira memulai aktivitasnya layaknya seorang ibu mulai dari membersihkan rumah memasak dan mempersiapkan diri bekerja seperti biasa danira akan mengantarkan laura terlebih dahulu untuk ke sekolahnya namun sebelum putrinya memasuki sekolah danira membungkuk dan meraih tangan mungilnya lalu mengecupnya mesra

"Nak jangan biarkan teman-teman mu membuatmu sedih.. Ingat laura punya mami dan mami lebih hebat dari siapapun..." Bisik danira

"Yaa mi mami adalah superhero adee" Balasnya berteriak penuh semangat membuat danira pun tersenyum sumringah dan berangkat kerja tanpa rasa kuatir jika laura akan sedih lagi

Danira sampai ditempat kerjanya dengan tepat waktu azura rekan kerjanya sudah tiba terlebih dahulu melihat danira tiba wanita bule itu buru-buru menghampiri danira dan memeluknya

"Kenapa?" tanya Danira yang dibuat kebingungan dengan tingkah wanita itu dipagi itu

"Aku minta maaf semalam mendengar percakapanmu dan laura.." Jawab zura pelan

"Emm santai saja.." Bisik danira ia membalas pelukan wanita itu

"Bagaimana kau bisa sekuat ini" tanya zura kagum dengan sosok danira

"Itu rahasia" Goda wanita cantik itu sembari berlalu meninggalkan zura

"raa ingat pak kepala" Ingat zura kepada danira, baikk boss jawab danira sembari melangkahkan kakinya memasuki lift sebelum pintu lift benar-benar tertutup danira melihat siluet seseorang yang berjalan menghampiri lift itu juga namun pintu keburu tertutup

"astagaa.." Sesalnya sembari mencoba menekan kembali tombol buka namun liftnya sudah naik ke lantai yang seharusnya danira melupakan hal itu dan memasuki ruang kerjanya dan beberapa saat pintu lift terdengar terbuka kembali itu yang menandakan jika orang itu juga baru saja tiba danira hendak keluar dan meminta maaf namun suara langkah kaki itu menuju ke ruangan disebelahnya dimana danira tahu jika ruangan itu adalah ruang kepala cabang

"Mati deh apa orang itu tadi pak kepala yang baru" danira mengurungkan kembali niatnya ia kembali duduk dan merasa tak tenang baru bertemu saja sudah ada kejadian tak mengenakan

"Raa ke ruangan pak kepala sekarang" Terlihat pesan dari zura diponselnya danira menarik nafasnya dalam-dalam lalu menghelanya pelan ia merapikan kemejanya lalu merapikan riasan wajahnya dan memoleskan lipstik nude dibibir sensualnya

"A-apa yang ku lakukan" Cicitnya setelah sadar melakukan itu

"Tapi bukankah ini baik untuk bertemu orang baru" bisiknya kepada diri dari sebelah lelaki itu mengangkat wajahnya saat mendengar suara pintu terbuka dan ketukan dari heals yang digunakan danira membuat lelaki di dalam ruang kerjanya itu kehilangan fokusnya terlebih suara langkah kaki itu mendekati pintu kerjanya dan benar saja pintu diketuk

Danira berdiri didepan pintu dengan perasaan gugup padahal ia sudah banyak bertemu orang baru namun kali ini ia merasa cukup nervous danira mengangkat tangannya dan mulai mengetuk pintu tiga kali hening namun beberapa saat terdengar suara seseorang memintanya untuk masuk danira meraih gagang pintu itu dan mendorongnya

"Selamat pagi pak" Ucap danira dengan bahasa inggris selayaknya ditempat kerjanya danira melihat seorang lelaki duduk menghadap laptopnya yang danira lihat lelaki itu mengenakan kacamata dan penampilannya klimis serta wangi

"Perkenalkan saya Aira asisten kepala cabang mohon maaf kemarin saya tidak sempat menemui bapak karena...."

Danira belum menyelesaikannya ucapannya lelaki itu mengangkat pandangannya dan menatap danira pandangan keduanya bertemu bibir danira yang tadinya tersenyum memarkan deretan gigi ratanya tiba-tiba mengatup kembali saat lelaki itu menatap nya dan pandangan mereka bertemu mengunci sesaat

"Lanjutkan perkenalan diri mu" Ujar lelaki itu berbahasa inggris juga setelah lama danira terdiam hal itu membuatnya tersentak dan salah tingkah ia bahkan harus berdehem berkali-kali untuk menetralkan isi hatinya

"Apa masih sakit? Saya dengar kemarin dari zura anda sakit" Tanya lelaki itu danira menatapnya heran dan ia baru ingat jika semalam ia menitipkan pesan kepada zura

"Aa itu, eehemm.. Hemm sedikit lebih baik" jawab danira gagap lalu melanjutkan memperkenalkan dirinya kepada lelaki itu dimejanya bertuliskan nama Mr.To

"Baik, semoga kita bisa bekerja sama dengan baik" Jawabnya acuh setelah danira panjang lebar memperkenalkan dirinya jawaban itu membuat danira merasa kikuk sendiri dan setelah memperhatikan lagi lelaki itu kembali asik dengan laptop dihadapannya

"Permisi" Ucap danira berlalu pergi dari ruangan itu dan kembali ke ruangannya

"Dia.. Apa dia?" Danira memijit keningnya yang terasa pening ia lupa belum makan dan meminum obatnya lambungnya danira menekan perutnya yang juga terasa sakit ia berjalan keluar dari ruangannya dan belum jauh melangkah langkah kakinya terasa goyah kepalanya semakin sakit disusul dengan rasa perih diperutnya langkah danira mulai amburadul ia berjalan sempoyongan dan saat menekan tombol lift akhirnya ia benar-benar kehilangan kesadarannya danira tumbang didepan pintu lift yang terbuka dan kebetulan zura juga sedang berada didalamnya

"DANIRA..." Teriak zura segera berlari menghampiri danira yang ambruk jatuh ke lantai suara teriakan zura membuat beberapa staf keluar dari ruangannya termasuk mr.To ia menghampiri zura yang memangku danira

"Bantu diaa" Mohon zura kepada rekan kerja prianya untuk menggendong danira

"Biar saya saja" Mr.To menawarkan diri tanpa menunggu persetujuan dari siapapun ia meraup tubuh mungil danira dan membawanya turun disusul oleh zura juga

Danira dibawa kerumah sakit untuk mendapatkan perawatan Mr.To atau biasa kita kenal dengan nama Toni berdiri mondar mandir bak setrika kepanasan untuk menunggu hasil pemeriksaan medis danira

"Apa dia benar-benar tidak mengingatku, namun melihat tingkah nya pertama kali sepertinya dia tahu siapa aku.. Tapi bagaimana bisa dia ada ditempat ini tempat yang bahkan tak pernah terpikirkan oleh siapapun apa tujuannya kemari, dan apa menghilangnya dia selama ini karena ini.. Ia pergi lalu kenapa apa alasannya?, bisik batin toni

Okey kita melihat dari POV toni dulu yukk..

Sebulan sebelumnya..

Disamping restoran tempat danira bekerja ada sebuah restoran klasik bergaya itali dengan menu makanan khas negara itali toni lelaki dewasa mapan dan tampan itu duduk disana seorang diri

Saat itu hujan gerimis dan cuaca cukup dingin restoran disebelah tampak cukup ramai bagaimana tidak restoran itu adalah restoran paling famous disana

"Aku duluan yaa" Toni menoleh saat mendengar suara seorang wanita dari seberang ia melihat sosok seseorang yang cukup familiar baginya

"Danira? Ujar Toni saat melihat danira berdiri didepan restoran itu untuk menunggu taxi yang menjemputnya

"Dia danira? Toni berdiri hendak menghampiri namun pesanan makanan sudah sampai dan ia tidak mungkin meninggalkan makanannya karena itu akan dianggap tidak sopan jadi hari itu ia dihantui rasa penasaran tentang siapa wanita itu apakah dia benar-benar danira.