Shea dianggap sebagai istri tidak berguna, bahkan pembawa sial, hingga ditinggalkan oleh Delon demi wanita lain. Tanpa perceraian, Shea disingkirkan karena dianggap jelek dan memalukan keluarga. Namun, setelah dua tahun, Shea kembali sebagai model ternama dengan kekayaan melimpah.
Kehadiran Luis, paman angkatnya, membantu menyembuhkan luka masa lalunya. Luis begitu perhatian dan menjadikan Shea sebagai prioritas utamanya. Namun, perasaan rumit tumbuh di antara mereka.
Kini, Shea harus memilih antara masa lalunya yang pahit dan masa depan yang cerah dengan Luis. Di tengah pertarungan batin antara cinta dan keterikatan, Shea harus menemukan keberanian untuk menghadapi konsekuensi dari keputusannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lusica Jung 2, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kau Juga Akan Ditinggalkan (REVISI)
Langkah cepat Vera memenuhi koridor apartemen Shea, diiringi suara ketukan keras di pintu apartemen. "Victoria Jessica, keluar kau!!" teriak Vera dengan marah, menciptakan keributan yang menarik perhatian tetangga.
Dengan gesit, Vera menggedor pintu apartemen Shea, mencoba menembus keheningan yang menyelimuti ruangan. Setiap ketukan terdengar seperti serangan terhadap keheningan malam yang tenang.
Vera kembali memanggil nama 'Victoria Jessica' dengan suara yang penuh kemarahan. "Victoria Jessica, keluar kau!!" teriak Vera, suaranya menciptakan keributan yang mencolok di lingkungan apartemen mewah tersebut.
CKLEKKK...
PLAKKK...
Sebelum Shea bisa bereaksi, Vera sudah melemparkan tamparan keras ke pipinya. "Dasar wanita tak tahu malu! Berani-beraninya kau menggoda suamiku!!" teriak Vera, kekesalannya meluap dengan jelas.
Shea hanya merespon dengan senyum sinis. "Bukan aku yang menggodanya terlebih dulu, tapi dia yang gencar mendekatiku. Bahkan suamimu seperti cacing kepanasan ketika bertemu denganku," ucapnya dengan santai, mencoba menunjukkan ketenangannya di tengah-tengah situasi yang tegang.
"BOHONG!! DASAR KAU WANITA JALANG, APA KAU TAU DENGAN SIAPA BERHADAPAN?!" teriak Vera lagi, suaranya gemetar oleh kemarahan yang memuncak.
"Tentu saja aku tahu, karena yang ada di hadapanku adalah wanita gila yang telah menghancurkan rumah tangga orang lain serta menghancurkan hati seorang wanita hanya demi ambisinya. Upss, sepertinya aku sudah banyak bicara," ucap Shea dengan senyum sinis yang menyengat.
Wajah Vera memerah seketika, terpancing oleh kata-kata pedas yang keluar dari mulut Shea. Orang-orang yang tadi bersimpati padanya, kini justru membicarakannya setelah mendengar apa yang Shea katakan.
"Bi...Bicara apa kau ini? Ja..Jangan mengada-ngada," ucap Vera terbata-bata, mencoba meredam kemarahannya.
"Aku tidak mengada-ada. Yang aku katakan adalah fakta. Harusnya kau sadar. Dia meninggalkan istrinya demi wanita lain yang lebih cantik. Dan tidak menutup kemungkinan dia juga akan meninggalkanmu demi wanita yang lain yang juga lebih cantik darimu. Percaya tidak percaya, hukum karma itu ada," tukas Shea dengan nada tajam yang menusuk hati.
Wajah Vera semakin memerah, dipenuhi oleh campuran kemarahan dan rasa malu. Dia merasa seperti sedang terjebak dalam pusaran rasa marah dan kecewa yang tak terbendung.
"Kau tidak tahu apa-apa!" pekik Vera, mencoba menenangkan dirinya sendiri namun suaranya masih terdengar gemetar.
Shea hanya menatapnya dengan dingin, dengan seringai tipis dibibirnya. "Aku tahu lebih dari yang kau kira, Nyonya Muda Lee. Aku telah melihat kalian berdua dari dekat. Kalian berdua hanya memanfaatkan satu sama lain. Bukannya begitu?" Shea menyeringai.
"Apa kau pikir aku tidak melihat perlakuan dia padamu? Dia tidak mencintaimu. Dia hanya menggunakan mu untuk kepentingannya sendiri," tambah Shea dengan suara yang tajam.
Vera terdiam, matanya berkaca-kaca karena perasaan campur aduk yang melanda dirinya. Dia merasa seperti berada di persimpangan antara kemarahan dan keputusasaan.
"ITU TIDAK BENAR!!" pekik Vera dengan marah.
Shea melangkah mendekati Vera, tatapan tajamnya menusuk hati wanita itu. "Dengar baik-baik, Nyonya Lee. Aku tidak akan membiarkanmu mengganggu hidupku lagi. Dan kau, pasti akan mendapatkan apa yang kalian layak dapatkan." ucap Shea dan pergi begitu saja.
"BERHENTI VICTORIA JESSICA!!" teriak Vera, menghentikan langkah Shea. "Apa kau tidak tau kau sedang menyinggung siapa? Aku adalah Nona besar dari keluarga Qin, kau benar-benar sedang dalam masalah besar!!" teriak Vera menambahkan.
Shea menyeringai mendengar bulan wanita itu. Kemudian dia berbalik badan dan menatap Vera dengan pandangan sinis.
"Oh, jadi kau adalah Nona Besar keluarga Qin ya? Itu sungguh informasi yang sangat menggemparkan." ucap Shea sambil bertepuk tangan. Shea tau jika Vera sedang berbohong, karena Nona besar yang asli adalah Shea sendiri. dan Shea akan mengikuti permainan Vera.
"Ya, aku adalah Nona Besar keluarga Qin, dan kau telah menyinggung keluarga bangsawan. Kau harus menerima konsekuensinya." tukas Vera.
Shea tersenyum sinis. "Oh, begitu ya? Nona besar keluarga Qin? Sungguh mengejutkan. Tapi maaf ya, Nyonya Lee, aku tidak tahu bahwa keluarga Qin memiliki Nona besar yang hobinya menghancurkan rumah tangga orang lain dan merebut suami orang."
Ucapan Shea membuat Vera terdiam, wajahnya memucat mendengar sindiran pedas yang dilontarkan. Tiba-tiba, seolah tersadar akan situasinya, Vera berusaha memperbaiki ekspresinya yang terlihat kaku.
"Sungguh tidak sopan, Victoria Jessica. Kau tidak tahu apa-apa tentang kebenaran," kata Vera dengan suara bergetar.
Shea hanya menatapnya dengan tatapan dingin. "Aku tahu lebih dari yang kau kira, Nyonya Lee. Jadi jangan pernah bermain-main denganku!!"
Dengan itu, Shea berbalik dan meninggalkan Vera yang masih terdiam, terpaku dalam kebimbangan dan keputusasaan yang mendalam. Sesak napasnya terasa semakin berat, dan dia merasa seperti hancur oleh kata-kata tajam yang baru saja terlontar dari mulut Shea.
.
.
Shea kembali ke dalam apartemennya dan menemui Luis yang baru keluar dari kamarnya. "Aku dengar ada suara ribut-ribut, apa yang terjadi?" tanya Luis penasaran.
Shea menggeleng, mencoba meredakan ketegangan. "Tidak ada apa-apa, Paman. Hanya orang gila yang nyasar dan tiba-tiba membuat keributan," jawabnya sambil tersenyum lebar.
Luis mendengarkan penjelasan Shea dengan ekspresi yang agak ragu. Dia yakin itu bukan sekedar orang gila. "Baiklah, jika begitu," kata Luis akhirnya, meskipun masih terlihat sedikit curiga.
Tiba-tiba Shea berhambur kepelukan Luis dan mencium bibirnya. "Paman, aku belum mendapatkan jatahku. Kau harus menantikannya double." Ucap Shea.
Shea tiba-tiba merangkul Luis dengan hangat, mengekspresikan kebersamaan tanpa kata-kata. Bibir mereka bertemu dalam ciuman lembut yang penuh kasih, menyirami momen itu dengan kehangatan tulus.
Luis tersenyum lembut, merespons dengan penuh kelembutan. Tangan mereka saling berpelukan, menyatu dalam keintiman yang alami. Bibir mereka bergerak perlahan, mengungkapkan cinta yang dalam tanpa kata-kata.
Dalam keheningan, ekspresi wajah mereka menyampaikan segalanya. Ketika Luis memberikan ciuman yang lebih dalam, itu adalah pernyataan kasih sayang yang tulus. Meski pendek, momen itu penuh dengan kebahagiaan dan kedamaian yang tak ternilai. Mereka merasa bahagia dalam kebersamaan yang dipenuhi dengan cinta yang mendalam.
"Paman, aku mencintaimu," ucap Shea dengan tulus.
"Dasar bodoh. Aku juga mencintaimu," kata Luis dengan lembut, terselip kehangatan dalam suaranya. Sorot mata mereka bertemu, memancarkan rasa kasih sayang yang tak terucapkan.
Dalam keheningan yang tercipta, mereka merasakan kebersamaan yang mendalam. Tak ada kata-kata yang cukup untuk mengungkapkan perasaan yang mereka miliki. Hanya dengan tatapan, mereka mengerti bahwa cinta mereka begitu tulus. Dalam keheningan yang penuh makna, mereka merangkul kebahagiaan yang bersama-sama mereka cari.
"Ini sudah larut malam, sebaiknya cepat tidur." pinta Luis dan dibalas anggukan oleh Shea.
"Baiklah, kalau begitu aku tidur dulu." Ucapnya dan pergi begitu saja.
...🌺🌺🌺...
...BERSAMBUNG...