PERHATIAN!!!
USAHAKAN SELALU BACA SETIAP KALI AKU UPDATE, DAN USAHAKAN JANGAN NUMPUK ATAU NAMBUNG BAB.
Tidak pernah terpikirkan oleh Gus Hamzah ia harus menikahi seorang gadis yang lebih muda darinya.
Bahkan usia mereka terpaut enam belas tahun.
Bagaimana kisahnya? Ikuti terus kisahnya hanya di "Cinta Terakhir Gus Hamzah."
Mentahan cover from : Canva.
Nb : Kisah ini hanya fiksi belaka, jika ada kesamaan dlm alur, nama, tempat, dll, itu tidak di sengaja🙏🙏
Follow ig: Pri_vasyjigeum.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anowmuri3__, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Lari Pagi.
Adzan subuh pun berkumandang, Gus Hamzah pun bangun dari tidurnya.
Gus Hamzah pun merenggangkan otot tubuhnya, kemudian ia pun membangunkan istrinya itu.
"Fatimah, bangun," ucap Gus Hamzah, seraya mengelus lengan istrinya itu.
"Fatimah," ucapnya lagi.
Tak lama Fatimah pun bangun dari tidurnya. "Eunghhh," lenguhnya, seraya membuka matanya.
"Sudah adzan subuh, ayo kita sholat," ucap Gus Hamzah ketika istrinya itu sudah membuka matanya.
Fatimah pun mengubah posisinya menjadi duduk bersandar di kepala ranjang.
"Mau Gus yang duluan mandi atau aku dulu?" tanya Fatimah, dengan suara serak khas bangun tidur.
"Kamu duluan," jawab Gus Hamzah.
"Yaudah kalau gitu aku mandi dulu," ujar Fatimah.
"Iya."
Fatimah pun turun dari ranjangnya dan pergi ke kamar mandi, sementara Gus Hamzah, setelah istrinya itu pergi ke kamar mandi, ia pun mulai menyiapkan, sajadah, mukena untuk istrinya, serta baju koko, peci, dan sarung untuk dirinya.
Tak lama pintu kamar mandi pun dibuka, dan muncullah Fatimah dengan hanya memakai jubah mandi.
Melihat istrinya itu sudah keluar dari kamar mandi, Gus Hamzah pun masuk kedalam kamar mandi.
Sementara Fatimah ia pun memakai mukenanya dan membaca Al-Qur'an seraya menunggu suaminya itu.
Setelah beberapa menit, Gus Hamzah pun keluar dengan hanya memakai kaos oblong, sementara area bawahnya ia tutup dengan handuk.
Gus Hamzah pun mulai memakai sarung, baju koko, dan peci nya.
Fatimah yang melihat suaminya itu sudah rapi, ia pun mengakhiri bacaannya.
"Shadaqallahul adzim," ucap Fatimah.
Ia pun menutup Al-Qur'an nya dan menaruhnya kembali ke tempatnya.
Setelah itu ia pun sholat subuh dengan suaminya yang menjadi imam.
"Assalamu'alaikum warahmatullaah."
"Assalamu'alaikum warahmatullaah."
Selesai sholat, Fatimah pun menyalami punggung tangan suaminya, Gus Hamzah pun mengucapkan do'a dengan menyentuh ubun-ubun istrinya.
Setelah itu Gus Hamzah pun mencium kening istrinya itu.
Kemudian keduanya pun mulai membaca Al-Qur'an mereka masing-masing.
"Mau setor hafalan gak?" tanya Gus Hamzah pada sang istri, setelah mereka selesai membaca Al-Qur'an.
"Boleh nanti aja, Gus?" jawab Fatimah seraya memperlihatkan gigi nya yang putih dan rapi itu.
"Kenapa kalau sekarang?" tanya Gus Hamzah, seraya mengangkat sebelah alisnya.
"Karena hari ini aku ingin lari pagi di taman kota, Gus mau gak temani aku lari pagi?" jawabnya sekaligus bertanya.
Lantaran memang hari ini adalah hari Minggu.
"Lari pagi ya?" tanya Gus Hamzah, dan diangguki oleh Fatimah.
"Boleh, kalau gitu ayo kita siap-siap. Tapi nanti kamu harus setor hafalan kamu ya," ujar Gus Hamzah.
"Siap captain!" ucap Fatimah seraya mengangkat tangannya dengan bentuk hormat.
Sementara Gus Hamzah, ia pun hanya geleng-geleng kepalanya, melihat tingkah istrinya itu.
"Kamu ini. Udah sana, kamu buruan siap-siap," ujarnya.
"Oke."
Fatimah pun segera mengganti pakaiannya dengan pakaian olahraga syar'i nya.
Gus Hamzah pun mengganti pakaiannya dengan hanya memakai kaos berlengan pendek berwarna hitam, dan juga celana training panjang berwarna hitam pula.
Lantaran pakaian yang Gus Hamzah pakai sangat simpel, ia pun lebih cepat dari istrinya itu.
"Fatimah, saya tunggu di basement ya. Sekalian mau panas-in mobil," ucap Gus Hamzah dengan pada istrinya itu.
"Iyaaa!" ujar Fatimah pula dari dalam kamar mandi.
Gus Hamzah pun keluar lebih dulu, guna pergi ke basement untuk memanaskan mesin mobilnya.
Tak lama Fatimah pun menyusul suaminya itu ke bawah, saat sudah dibawah, keduanya pun langsung masuk kedalam mobil, dan mereka pun langsung pergi ke taman kota.
Tak butuh waktu lama, mereka pun sampai di taman kota, lantaran jalanan pagi ini cukup renggang, tidak banyak kendaraan yang berlalu lalang, ditambah lagi cuaca yang masih pagi itu.
Keduanya pun turun dari mobil, setelah Gus Hamzah memarkirkan mobilnya di tempat parkir.
Begitu banyak orang-orang yang juga datang ke sana, bukan hanya itu saja, banyak pula pedagang kaki lima yang berjualan di sana.
Gus Hamzah dan Fatimah pun mulai berlari kecil, bergabung dengan orang-orang.
Setelah puas berlari pagi, ditambah matahari sudah terlihat, dan jam pun sudah menunjukkan pukul tujuh pagi.
Gus Hamzah dan Fatimah pun duduk sebentar di atas kursi yang ada di sana.
Keduanya pun beristirahat seraya meminum air putih.
"Fatimah, kamu mau sarapan apa?" tanya Gus Hamzah.
"Bubur ayam," jawab Fatimah.
"Yasudah ayo kita beli," ucap Gus Hamzah.
Keduanya pun memutuskan untuk membeli bubur ayam yang memang ada yang menjual di sana.
"Pak, bubur ayamnya dua ya," ucap Gus Hamzah pada penjual bubur itu, saat ini keduanya sudah berada di sana.
"Iya, mau dibungkus atau dimakan disini?" tanya penjual itu.
"Disini aja."
"Kalau begitu tunggu dulu sebentar, silahkan duduk dulu."
"Iya."
Gus Hamzah pun duduk dibangku plastik dekat dengan istrinya yang mana sudah lebih dulu duduk.
Keduanya pun menunggu pesanan mereka dibuat, pasalnya banyak sekali orang yang beli.
Tak lama pesanan mereka pun sampai, mereka berdua pun langsung menyantap bubur ayam itu.
Hingga bubur ayam mereka pun habis, keduanya pun memutuskan untuk kembali ke apartemen mereka, setelah membayar bubur itu pastinya.
"Gus, bisa berhenti dulu. Aku ingin beli dimsum," ucap Fatimah pada sang suami.
Saat ini mereka sudah berada di perjalanan menuju apartemen mereka. Tapi, saat di tengah perjalanan, Fatimah melihat penjual dimsum, dan ia pun ingin memakan dimsum.
"Baiklah." Gus Hamzah pun menepikan mobilnya, setelah itu ia pun menghentikan mobilnya disisi jalan.
"Kamu tunggu dulu, biar saya yang beli," ujar Gus Hamzah.
"Iya."
Gus Hamzah pun keluar dari mobil guna membelikan pesanan sang istri.
Sementara Fatimah, ia pun hanya menunggu didalam mobil.
Tak butuh waktu lama, Gus Hamzah pun kembali dengan menenteng satu kantong plastik yang berisi dimsum pesanan istrinya itu.
"Ini." Gus Hamzah pun memberikan kantong plastik itu pada istrinya, dan Fatimah pun menerimanya.
Gus Hamzah pun kembali menyalakan mesin mobilnya, dan kembali melajukan mobilnya menuju apartemennya.
Sementara Fatimah ia lebih memilih untuk makan dimsum didalam mobil.
"Eumm, enak," ucapnya saat ia menyuapi satu dimsum kedalam mulutnya.
"Gus mau?" tanyanya pada sang suami.
"Tidak, terima kasih," jawab Gus Hamzah dengan lembut.
"Coba aja dulu, ya." Fatimah pun memaksa suaminya untuk memakan dimsum itu.
"Mau ya, hanya satu suap kok," ucap Fatimah lagi.
"Yasudah." Gus Hamzah pun akhirnya mau memakan dimsum itu.
"Yeyy, ayo buka mulutnya, biar aku suapi," ujar Fatimah, seraya memberikan satu potensi dimsum untuk disuapi ke suaminya itu.
Gus Hamzah pun membuka mulutnya dan mulai menerima suapan dari istrinya itu.
"Bagaimana? Enak kan?" tanya Fatimah setelah ia menyuapi satu potong dimsum ke suaminya.
"Iya, enak," jawab Gus Hamzah setelah mengunyah habis dimsum yang diberikan oleh istrinya itu.
"Mau lagi?"
"Tidak, terima kasih."
"Yaudah, kalau gitu aku habisi dimsumnya."
Fatimah pun kembali memakan dimsum itu, sementara Gus Hamzah ia pun fokus pada kemudinya.
...***...
Maaf baru bisa update sekarang 🙏
Jangan lupa like, komen, vote, subscribe, beri hadiah🙏🌹
Terima kasih❤️