Menikahi Pria Koma

Setelah basa-basi dengan pengurus panti, Randy pun pergi meninggalkan panti asuhan tersebut, ia berniat kembali ke villa milik keluarga nya yang sekarang menjadi tempat tinggal nya selama dia bekerja di Jakarta.

"Semoga aku segera menemukan mu, dan membawa mu kembali ke rumah," kata Randy yang selalu meletakkan foto bayi tersebut di mobil nya.

Sementara itu di sisi lain.

"Tuan muda Elgara, kami akhirnya menemukan dokter yang cocok untuk menangani stroke mama anda," kata seorang dokter yang saat ini berjalan beriringan dengan Elgara yang barusaja keluar dari ruangan cek up sang mama.

Ia mendorong kursi roda sang mama untuk kembali ke mansion.

"Dokter sudah menemukan dokter spesialis fisioterapis untuk mama saya?" kata Elgara berhenti melangkah dan menatap sang dokter penuh kebahagiaan.

"Ya, dan dia akan masuk beberapa hari lagi, jangan lupa untuk membawa nyonya mulia kontrol tepat waktu," jelas sang dokter.

"Terima kasih banyak dokter, saya akan membayar berapapun biayanya agar mama saya segera pulih kembali," kata Elgara bersemangat.

Sang dokter pun mengangguk paham, mereka berbincang sebentar dan setelah itu Elgara memutuskan untuk membawa sang mama pulang.

"Ma, mama sudah mendengar nya kan? Dokter yang aku inginkan sudah tiba di Indonesia dan dia akan secara khusus merawat mama di rumah sakit," kata Elgara sambil mengemudi mobil.

Namun sang mama hanya diam, dia tidak memberikan respon apapun kepada Elgara yang saat ini tengah gembira.

Yang ada di pikiran nya saat ini adalah di mana sang menantu nya ya itu Maudy.

Meskipun tak mendapat respon apa-apa dari mama nya, Elgara tatap merasa bahagia.

Tak butuh waktu lama mereka pun akhirnya tiba di mansion.

Elgara segera mengabari berita baik ini kepada Mona, namun bodohnya Elgara dia berfikir kalau Mona lebih baik dari Maudy, Mona yang mendengar kabar itu sontak sangat khawatir karena tidak menginginkan kesembuhan mama Mulia ia khawatir mama Mulia akan menghambat rencana nya dan membongkar kebusukan nya.

"Gawat, sial! Bagaimana bisa dia secepat ini mendapatkan dokter ahli, aku tidak boleh membiarkan dia sehat, atau dia akan menggagalkan rencana ku," kata Mona gelisah.

Ia berjalan mondar-mandir di dalam kamar nya sambil memikirkan bagaimana caranya agar mama Mulia tidak secepat sembuh sebelum ia menikah dengan Elgara.

"Aku harus segera membantu menemukan Maudy dan membuat mereka resmi berpisah setelah itu aku akan menikah dengan Elgara sebelum mama nya sembuh," kata Mona bergegas keluar dari kamar nya dan meningalkan rumah tanpa memberitahu sang mama.

Sementara itu di sisi lain.

Sudah hampir dua Minggu Maudy menjadi karyawan di toko bunga milik wanita paruh baya itu, ia merasa sangat nyaman di sana meskipun masih mengingat sakit nya di campakkan begitu saja oleh sang suami.

"Sudah dua Minggu, dan tidak ada sama sekali mas Elgara mencari ku, dia mungkin sudah benar-benar melupakan aku," kata Maudy yang saat itu sedang merangkai bunga-bunga seperti biasanya.

Kring ...

Terdengar lonceng yang ada di depan toko berbunyi, pertanda kalau ada seseorang yang masuk ke dalam toko bunga tersebut.

Maudy pun melihat dan bersiap-siap melayani pembeli pertama di pagi hari ini.

"Aku mau setangkai mawar hitam," kata wanita itu tudepoin dan langsung membuka kacamata nya.

Maudy pun terdiam dan menatap wajah orang tersebut, suara yang tidak asing baginya membuat ia berhenti melakukan pekerjaan nya.

"Kak Mona," ucap Maudy sambil menatap wajah Mona yang menatap sinis ke arah nya.

"Akhirnya aku menemukan mu, untung saja aku punya banyak anak buah yang bisa segera menemukan keberadaan mu," kata Mona sambil tersenyum miring.

"Apa lagi yang ingin kau lakukan? Apa yang ingin kau lakukan sekarang?" kata Maudy sampai mengulang pertanyaan nya.

"Tidak ada, aku hanya membantu Elgara mencari keberadaan mu untuk memberikan surat pengadilan agama," kata Mona lagi dengan wajah sinis.

"Hah, ya aku tau itu akan terjadi, aku tunggu surat pengadilan itu datang," kata Maudy tersenyum paska dia tidak ingin lagi terlihat lemah di hadapan Mona.

"Kau sudah bisa menerima kenyataan ini rupanya, dan aku ada dia kabar bagus untuk mu, yang pertama soal mama nya Elgara, Mulia, dia sekarang sedang struk dan tidak bisa bicara. Dan yang kedua soal aku dan Elgara akan menikah setelah kalian resmi berpisah," ungkap Mona dengan tawa nya.

Seketika Maudy teridam, dia tidak menyangka kalau keadaan mama Mulia akan separah itu dan tidak tau apa penyebab nya.

"Kak kau bercanda kan? Bagaimana bisa mama jadi seperti itu? Dia sangat sehat," kata Maudy tak percaya.

"Aku tidak peduli dan tidak mau tau soal itu," kata Mona.

"Jangan-jangan ini ulah mu?" ungkap Maudy menujuk Mona.

"Singkirkan tangan mu, jangan banyak bicara aku tidak punya waktu untuk itu, dan ini jelas bukan karena aku melainkan karena kau, oh ya tunggu saja surat undangan dari ku," Mona kembali tersenyum sinis dan kemudian berjalan pergi dari toko bunga tersebut sambil melambaikan tangan nya.

Maudy seketika terduduk dan menangis, dia tidak bisa berpura-pura lagi, hati nya benar-benar sakit setelah mendengar kabar dari Mona kalau mama Mulia sedang sakit dan mereka malah akan menikah setelah penceraian.

Sementara itu di sisi lain.

Terlihat papa Anan yang sedang duduk di kursi meja makan di rumah nya.

"Mas ada telpon dari orang ya g tidak di kenal," kata mama Lolita sambil memberikan ponsel sang suami.

Papa Anan yang mengira kalau itu adalah rekan bisnis nya pun segera mengangkat panggilan tersebut.

Call on.

"Hallo apa ini benar dengan pak Anan?" tanya seseorang di seberang sana.

"Ya benar, siapa anda dan ada perlu apa?" tanya papa Anan penasaran.

"Saya adalah pengurus panti asuhan tempat anda mengadopsi seorang anak yang kami beri nama Maudy," kata orang tersebut.

"Oh ya, ada apa?" tanya papa Anan lagi.

"Bisakah saya bicara dengan anak itu sekarang? Ada hal penting yang ingin saya sampaikan," ungkap pengurus panti tersebut.

"Maaf pak tapi dia sudah tidak tinggal di sini lagi, dia sudah menikah dan pergi dari rumah kami," kata Anan jujur.

"Kalau begitu apakah saya bisa mendapatkan kontak nya secara langsung?" ujar pengurus panti lagi.

"Baik lah aku akan kirimkan," kata papa Anan lagi.

"Baik pak, kami tunggu, terima kasih," kata pengurus panti yang kemudian mematikan telepon tersebut secara sepihak.

Call off.

"Ada apa mas?" Tanya Lolita lagi.

"Aku tidak tau tapi ini aneh, orang dari panti asuhan tiba-tiba menghubungi ku dan meminta ku untuk memberikan nomer Maudy, mereka ingin menghubungi nya." Jelas Anan.

Mama Lolita pun terdiam mendengar ucapan papa Anan barusan dia mulai berfikir keras tentang apa yang terjadi.

Bersambung ....