NovelToon NovelToon
Jodoh Setelah Hijrah

Jodoh Setelah Hijrah

Status: sedang berlangsung
Genre:nikahmuda / Cinta pada Pandangan Pertama
Popularitas:10.9k
Nilai: 5
Nama Author: As Cempreng

Ana Arista, gadis berusia 22 tahun yang hijrah dengan mulai memakai hijab. Namun, dia harus menerima kenyataan pahit saat pernikahannya dibatalkan dua minggu sebelum pernikahannya, karena alasan hijabnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon As Cempreng, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 3

Gerimis dari sore belum mereda, Azzam yang datang ke Masjid untuk menuaikan sholat magrib, dia tidak menemukan sepasang sandal jepit swallow berukuran kecil di sepanjang tangga. Begitu juga saat sholat isya, dia menjadi sedih hanya karena tak bisa melihatnya.

Pulang dari masjid, Azzam dan Ustadz Malik berjalan beriringan. Azzam menarih payungnya di serambi rumah saat ustad mengucapkan salam.

"Mashallah Pak Hamdan sudah di sini! Sudah lama?" Tanya Ustad Malik sambil bersalaman. Dia menunggu Azzam masuk.

"Baru saja kok, Ustad?" Hamdan menyalami laki-laki yang tampak asing.

"Pak Hamdan, ini Azzam Hanafie pengusaha Perancis yang kemarin bagi-bagi sembako," kata Ustad Malik. Pak Hamdan mengangguk lalu tersenyum dengan mata penuh banyak pertanyaan.

"Azzam, perkenalkan beliau Pak Hamdan! Abinya Nak Anna."

Hamdan mengerutkan kening saat mendengar ucapan ustad. Kenapa Ustad menyebut nama Anna?

"Ayo, duduk! Duduk!" Ustad Malik masuk ke dalam rumah. Kemudian saat kembali sudah tidak ada sajadah di bahunya.

Ayahnya Ana terdiam setelah mendengar penuturan Ustadz Malik soal pemuda di depannya yang masih single dan berniat meminang putrinya.

Azzam berharap dengan cemas karena tatapan pria kurus pendek itu yang kini mengamatinya.

Ketukan pintu terdengar dari seorang pemuda yang baru melepas helm berwarna hijau dan memberikan helm itu ke seorang supir ojek online. Supir ojek online itu pun langsung pergi.

"Assalamualaikum! Ayah Malik!"

"Walaikumus salam, Damar!" Ustad Malik dengan mata berbinar langsung bangkit dari duduk. Dia lewat belakang kursi, berjalan tergopoh-gopoh seraya mengulurkan tangannya yang langsung dicium, dia mengelus kepala putranya.

Dengan kerinduan ustad memeluk putranya dengan penuh emosi bahkan sampai mengelap kelembaban di matanya. "Kamu pulang tak mengabari, Mar! Bagaimana kabarmu?"

"Aku! Alhamdulillah sehat! Bisa beri kejutan untuk Ayah!" Damar melepaskan pelukannya setelah terus melirik ke arah sang tamu.

"Ini .... Damar? Damar! Yang dulu naik sepeda dan nubruk bapak di depan rumahku itu ya?"

"Iya!" Damar tertawa dengan wajah mendadak terasa panas, diikuti tawa Ustad Malik.

"Benar, Pak Hamdan." Damar menunduk salah tingkah tetapi langsung menoleh pada pria di sampingnya dan kemudian dia salami. "Ada tamu ya? Maaf!"

"Masuklah! Ibu lagi masak."

Damar mengangguk, langsung menatap Pak Hamdan. "Apa kabar Arista? Apa dia masih suka menjahit?"

Hamdan tertawa sambil menangguk. "Masih."

"Kok nggak diajak ke sini Ristanya, Pak!"

Azzam melirik putra pak ustad yang berhasil membuat Pak Hamdan kini tertawa. Siapa ini Damar? Kenapa sampai memanggil Anna dengan sebutan Arista atau Rista-?

"Sudah, kamu masuk dulu, Nak!" Ustad Malik mengayunkan kepala ke dalam rumah, tak enak pada tamu jauhnya.

"Hehehe, kayaknya serius banged! Ayah?"

"Ini, Anna mau dipinang Nak Azzam!" Pancaran kegembiraan itu jelas terpancar dari wajah Ustadz Malik.

Tatapan manik hitam jelaga Azzam bertemu dengan manik mata coklat Damar yang mendadak berubah redup. Damar mengangkat satu alisnya, dan sedikit menyipit.

Hamdan terus memandangi Damar sampai kepergiannya ke dalam rumah. Anak kecil yang adalah murid ngajinya kini makin terpancar keimanannya, membuat Hamdan melihatnya saja langsung merasa tenang.

"Bagaimana Pak Hamdan dengan niat suci saya untuk melamar Anna?" Tanya Azzam hingga mengalihkan pandangan pria paruh baya yang kemudian beralih kepadanya.

"Kamu beneran, Nak Azzam? Kamu seriusan dengan apa yang kamu niatkan? Saya hanya seorang pemulung dan merasa tak pantas. Untuk bermimpi menikahkan putriku dengan orang yang status ekonominya jauh di atas kehidupan ekonomi kami."

"Pak Hamdan saya juga bukan orang hebat, Alhamdulillah Allah dengan kebaikanNya menitipkan harta yang cukup untuk saya dan keluarga. Jika Anda dan Anna mau menerima saya, kita bisa kedepannya bersama-sama mencari keridhoan Allah."

Damar menjatuhkan piring dengan tak sengaja saat mendengarkan kalimat itu hingga pisang goreng itu bertebaran di lantai.

"Damar, kenapa Ya Allah, itu dijatuhin piringnya!" suara Ibu Damar terdengar dari dalam.

1
Widi Widurai
kaya tau kisah inii.. tp dicritain siapa y 🤔
S. M yanie
semangat kak..
S. M yanie: sama sama kak, saling mendukung yah, karna aku baru belajar.
As Cempreng tikttok @adeas50: terimakasih kak yanie🙏 kakak juga semangat
total 2 replies
LatifahEr
Nyesek, Thor 😥
As Cempreng tikttok @adeas50: igh igk/Sob/
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!