Aulya

Aulya terus bersama dengan Tania sampai Fotografer puas dengan pekerjaan Tania dan meminta maaf karna terlalu kasar sebab Ia sangat suka hasil yang sempurna.

"tidak apa-apa Tuan." ucap Tania dengan senyuman ramah menerima uluran tangan Pria itu.

Pria paruh baya itu tersenyum, "kamu akan menjadi bintang Superstar jika terus mempertahankan sikap sabarmu dan pekerja keras, tiang menjadi bintang papan atas hanya butuh mental juga pekerja keras." kata Pria itu dengan serius.

Aulya memberi hormat dengan cara nya yang sopan pada Orangtua pada Pria itu sebagai ucapan terimakasihnya lalu menyelimuti Tania yang memakai baju memperlihatkan bahunya.

"anda sangat hebat mendapatkan Artis sepertinya Nona, saya harap kedepannya kita akan bertemu lagi." kata Pria itu dengan senyuman lalu pergi sambil bersiul memperhatikan foto Tania yang sangat sempurna baginya.

Tania menoleh ke Aulya dengan pandangan bak anak anj*ng kecil yang butuh pujian dan elusan lembut, Aulya terkekeh lalu mengelus kepala Tania dengan lembut.

"kamu hebat Artisku." puji Aulya dengan senyum cerahnya dan bangga.

Lindy melihat dari jauh tertawa lebar seolah tau mengapa Aulya sangat mempercayai Tania, hubungan mereka lebih erat dari yang Lindy kira.

beberapa hari kemudian, Foto Tania mengenakan gaun buatan Bunda Lindy tersebar di seluruh penjuru dunia langsung menjadi Trending topik dan mulai mencari-cari identitas Tania yang didapatkan dari Akun Pribadi Aulya, gaun yang Aulya jual lewat Online langsung kehabisan stock walau hanya sebuah pita Gaun saja.

Aulya bersorak gembira seperti Orang tidak waras berbeda dengan Tania yang tertawa bahagia karna Aulya senang dengan jeri payahnya, mereka berpesta bersama dengan cara makan enak namun malah bertemu dengan Aneta.

"kenapa Wanita ini seperti jelangkung?" batin Aulya mulai kesal.

Aulya meminta Tania masuk ke Mobil karna Tania baru saja jadi pusat perhatian tentu tidak ingin karir Tania hancur hanya karna meladeni Aneta, Tania terpaksa menurut sebab disekitarnya mulai banyak Orang.

"apa lagi maumu?" tanya Aulya dengan datar.

"Aulya? apa yang sudah kau lakukan pada Tuan Rinaldy? bagaimana Tuan Rinaldy mau menyebut kalian punya hubungan? kau menggodanya dengan cara apa? menjual tubuhmu?" cecar Aneta.

Aulya menampar Aneta membuat Aneta tersungkur, anggap saja itu bagian dari dendam tersembunyinya pada Wanita itu dan Orang-orang disekitarnya hanya menonton saja pertunjukan gratis itu.

"jaga mulutmu..! jangan urusi hidupku lebih baik kau pikirkan hidupmu yang sudah hancur karna Robby, kau menyalahkanku kenapa Tuan Rinaldy mengatakan hal itu? apa menurutmu kita sama? aku tidak bisa menjadi perempuan munafik sepertimu, kau hanya ingin harta Robby lalu mencampakkannya saat dia bangkrut?" sinis Aulya dengan mulut pedasnya mirip seperti pemeran Antagonis.

Aneta terbelalak seketika lalu melihat sebuah alat tes kehamilan yang terjatuh di kaki Aulya buru-buru Ia hendak mengambil benda itu tapi diinjak oleh Aulya dan didorong tubuh Aneta yang berusaha mengambil benda kecil itu oleh Aulya.

Aneta membelalak panik, "ja--jangan..?!" pinta Aneta dengan suara bergetar.

Aulya mengambil alat itu dan melihat garis dua, Ia tertawa pelan.

"kau hamil anaknya Robby ya? hebat juga anak itu bisa membuatmu hamil hanya dalam waktu singkat saja, atau dia melakukannya kebetulan kau sedang masa subur?" tanya Aulya dengan nada lembut namun penuh makna ejekan.

semua Orang mulai berbisik-bisik mengatai Aneta hanya seorang jal*ng, tidak butuh waktu lama Aneta langsung melarikan diri seperti seorang pengecut sambil berteriak tidak terima.

Aulya tersenyum sinis lalu melihat tak jauh darinya ternyata ada Robby yang tampak mengepalkan tangannya tidak terima Aneta hamil.

"keberuntungan berpihak padaku, menghadapi wanita sok polos ini memang harus di tampar harga dirinya yang sok suci." batin Aulya.

.

kini Aulya berada di Mansion,

Aulya tersentak kaget saat Satria ingin pergi ke Amerika untuk menghadiri acara reunian kuliah, '"ahhh...! disana penggerebakan-nya terjadi." batin Aulya dengan mata melebar.

Satria dan Levon saling melihat satu sama lain lalu menyapa Aulya yang tersadar menatap kedua abangnya bergantian.

"ke--kenapa wajah kami dek?" tanya Satria dan Levon serentak memegang kedua pipi masing-masing yang dipandang oleh Aulya.

"abang sayang Aulya kan?" tanya Aulya dengan serius.

Levon dan Satria tentu saja menjawab bahwa mereka sangat menyayangi Aulya, Aulya memaksa keduanya untuk tidak pergi ke acara itu sebab diantara anak Reunian mereka ada menggunakan obat terlarang dan pembuli lalu saat tau akan ada penggeledahan menjadikan Levon sebagai kambing hitam karna dendam namun malah melibatkan Satria.

"tapi kami...??"

"jangan pergiii...!! atau kalian akan melihat aku mati." teriak Aulya dengan mata memerah menyala.

Satria semakin kebingungan begitu juga Levon yang langsung memeluk Aulya dan berjanji tidak akan pergi, alhasil kedua abangnya Aulya tidak pergi ke acara itu dan dalam waktu 2 hari sejak itu, kabar penggerebekan di Negara Amerika bahwa mahasiswa/i kampus disana menggunakan obat terlarang serta kasus lainnya yang membuat semua Mahasiswa/i yang hadir ke acara itu menghadapi situasi yang sangat sulit.

"apa ini?" tunjuk Levon ke Satria dengan mata terbelalak melihat berita yang sedang Viral itu.

Satria memperbesar Artikel itu dan kedua Pria tampan yang menyayangi Aulya itu membaca Artikel itu dengan serius bahkan ada yang bunuh diri, bangkrut dan kejadian mengerikan lainnya. seketika mereka merasa merinding jika hadir ke acara itu, lalu Satria dan Levon saling melihat satu sama lain.

"Aulya?" gumam mereka kompak menyebut nama Aulya yang mengancam mereka untuk tidak datang ke acara itu, jikalau Levon dan Satria datang maka nasib mereka akan tragis.

"apa hanya aku yang berpikiran begitu?" tanya Levon dan Satria menggeleng pelan.

"aku juga memikirkan hal yang sama." jawab Satria lalu mereka berdiri dan berlari melompati sofa mencari sang adik namun malah melihat Tya dan Boy datang menahan keduanya.

Tya dan Boy yakin kalau kedua Pria tampan itu izin akan ke Luar Negeri menghadiri acara yang menjadi nasib tragis setiap Orang disana, Satria dan Levon malah berlarian meninggalkan kedua Orangtuanya mencari Aulya.

"kenapa mereka Pi?" tanya Tya ke Boy.

"tidak tau Mi." jawab Boy garuk-garuk kepala.

Levon dan Satria menemui Aulya yang sedang sibuk membuat gaunnya, saat ingin mengintrogasi Aulya justru mereka berdua malah dijadikan babunya Aulya.

"hei? kami ini....?"

"diamlah..! cepat bantu Aulya bersih-bersih bang." potong Aulya dengan mata melotot tegas.

Tania menahan tawanya melihat raut wajah masam Levon dan wajah datar Satria, mereka seperti bocah kecil ketika bersama Aulya. terkadang Tania lupa siapa adik dan siapa Bos diantara mereka, mengapa adik bisa jadi Bos?

Aulya melempar Levon dengan kain perca nya (sisa bahan kain baju) ke arah Levon dengan tatapan tajam.

"berhenti menggerutu bang.! kerja aja yang benar.!" pelototan horor Aulya.

Levon mencibir sementara Satria yang awalnya penasaran malah menahan tawa saja, ada baiknya Levon menjadi saudaranya dengan begitu adiknya tidak membuli Satria lagi melainkan membuli Levon yang senang dibuli oleh mereka.